Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lia Churniawati
"Prehipertensi banyak terjadi pada penderita obesitas abdominal. Prevalensi obesitas abdominal di Kabupaten Gresik sebesar 21,5%. Kepatuhan diet penderita prehipertensi dengan obesitas abdominal diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Prehipertensi dan hipertensi berhubungan dengan pelbagai komplikasi pada hampir seluruh organ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan prehipertensi pada obesitas abdominal di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gresik pada November 2013 - November 2014 dengan rancangan penelitian potong lintang. Responden adalah pasien yang datang ke unit rawat jalan puskesmas yang diambil secara konsekutif sejumlah 74 orang. Responden berusia antara 25 - 64 tahun, mengalami obesitas abdominal, tidak hamil, tidak hipertensi, dan tidak syok. Responden diwawancarai usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan kebiasaan makan serta diperiksa tekanan darah, kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, dan gula darah puasa. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat serta multivariat dengan regresi logistik ganda. Prevalensi prehipertensi pada obesitas abdominal sebesar 62,2%. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, laki-laki banyak mengalami prehipertensi. Kadar trigliserida berhubungan secara signifikan dengan prehipertensi (PR = 4,620; 95% CI = 1,439 - 14,831; nilai p = 0,010). Intervensi untuk mencegah prehipertensi perlu dilakukan sejak dini dengan memodifikasi gaya hidup orang dengan obesitas abdominal.

Prehypertension commonly happened to people suffering abdominal obesity. The abdominal obesity prevalence in Gresik District was 21.5%. Dietary compliance of patients with prehypertension and abdominal obesity was needed to decrease hypertension risk. Prehypertension and hypertension correlate with various complications in almost organs. This study aimed to Prehipertensi pada Obesitas Abdominal Prehypertention among Abdominal Obesity Lia Churniawati, Santi Martini, Chatarina Umbul Wahyuni analyze prehypertension determinants among abdominal obesity as conducted on November 2013 - November 2014 using cross sectional design. Respondents were patients coming to primary health care?s outpatient unit as 74 people taken consecutively. They were 25 - 64 years old, suffering abdominal obesity, not getting pregnant, non-hypertensive and not in a shock. Respondents were interviewed regarding age, sex, education, physical activities, smoking habits, family records and eating habits as blood pressure and levels of total cholesterol, LDL, HDL, triglyceride and fasting blood glucose measured. Data analysis applied univariate, bivariate with chi square test and multivariate with multiple logistic regressions. The prehypertension prevalence among abdominal obesity was 62.2%. If compared based on sex, males have more prehypertension experience. Triglyceride levels significantly related to prehypertension (PR = 4.620; 95% CI = 1.439 - 14.831; p value = 0.010). Intervention to prevent prehypertension should be implemented since early by modifying lifestyle of people suffering abdominal obesity."
Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Churniawati
"Prehipertensi banyak terjadi pada penderita obesitas abdominal. Prevalensi obesitas abdominal di Kabupaten Gresik sebesar 21,5%. Kepatuhan diet penderita prehipertensi dengan obesitas abdominal diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Prehipertensi dan hipertensi berhubungan dengan pelbagai komplikasi pada hampir seluruh organ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan prehipertensi pada obesitas abdominal di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gresik pada November 2013 - November 2014 dengan rancangan penelitian potong lintang. Responden adalah pasien yang datang ke unit rawat jalan puskesmas yang diambil secara konsekutif sejumlah 74 orang. Responden berusia antara 25 - 64 tahun, mengalami obesitas abdominal, tidak hamil, tidak hipertensi, dan tidak syok. Responden diwawancarai usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan kebiasaan makan serta diperiksa tekanan darah, kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, dan gula darah puasa. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat serta multivariat dengan regresi logistik ganda. Prevalensi prehipertensi pada obesitas abdominal sebesar 62,2%. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, laki-laki banyak mengalami prehipertensi. Kadar trigliserida berhubungan secara signifikan dengan prehipertensi (PR = 4,620; 95% CI = 1,439 - 14,831; nilai p = 0,010). Intervensi untuk mencegah prehipertensi perlu dilakukan sejak dini dengan memodifikasi gaya hidup orang dengan obesitas abdominal.

Prehypertension commonly happened to people suffering abdominal obesity. The abdominal obesity prevalence in Gresik District was 21.5%. Dietary compliance of patients with prehypertension and abdominal obesity was needed to decrease hypertension risk. Prehypertension and hypertension correlate with various complications in almost organs. This study aimed to Prehipertensi pada Obesitas Abdominal Prehypertention among Abdominal Obesity Lia Churniawati, Santi Martini, Chatarina Umbul Wahyuni analyze prehypertension determinants among abdominal obesity as conducted on November 2013 - November 2014 using cross sectional design. Respondents were patients coming to primary health care?s outpatient unit as 74 people taken consecutively. They were 25 - 64 years old, suffering abdominal obesity, not getting pregnant, non-hypertensive and not in a shock. Respondents were interviewed regarding age, sex, education, physical activities, smoking habits, family records and eating habits as blood pressure and levels of total cholesterol, LDL, HDL, triglyceride and fasting blood glucose measured. Data analysis applied univariate, bivariate with chi square test and multivariate with multiple logistic regressions. The prehypertension prevalence among abdominal obesity was 62.2%. If compared based on sex, males have more prehypertension experience. Triglyceride levels significantly related to prehypertension (PR = 4.620; 95% CI = 1.439 - 14.831; p value = 0.010). Intervention to prevent prehypertension should be implemented since early by modifying lifestyle of people suffering abdominal obesity."
Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Winne Widiantini
"Pada tahun 2008, sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal akibat obesitas, sekitar 300 juta orang yang secara klinis tergolong obesitas yang merupakan penyokong utama penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi obesitas pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan pengaruh aktivitas fisik dan stres terhadap obesitas. Penelitian potong lintang ini dilakukan pada bulan Mei - Juni 2013 di Jakarta pada 230 responden yang dipilih secara acak sistematik dari 1.119 PNS. Obesitas diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) berupa rasio berat badan (kilogram) dibagi tinggi badan kuadrat (meter2), responden dinyatakan obesitas jika IMT ≥ 25 kg/m2. Prevalensi obesitas pada PNS Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013 adalah 48%. Setelah dikontrol oleh konsumsi makanan dan usia didapatkan hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan stres dengan obesitas. Kelompok yang melakukan aktivitas fisik sedang atau berat berisiko 0,4 atau 0,6 kali lebih rendah untuk mengalami obesitas dan kelompok yang mengalami stres sedang atau berat berisiko 4,6 atau 2,4 kali lebih besar untuk mengalami obesitas. Disarankan Kementerian Kesehatan melakukan pemeriksaan obesitas pada semua pegawai secara rutin dan menyelenggarakan olahraga rutin setiap hari serta memanfaatkan fasilitas olahraga (fitness center) untuk menjaga kebugaran.

In 2008, about 2,8 milion adult people were dead caused by obesity, about 300 milions people who clinically obese who is main support of degenerative diseases such as diabetes mellitus, heart desease, and cancer. This study aimed to know the prevalence of obesity among civil servant Secretariat General of the Ministry of Health of Republic of Indonesia and the effect of physical activity and stress. The cross sectional studies was performed on 230 respondents who selected by systematic random sampling. Obesity is measured using Body Mass Index (BMI) i.e. the ratio between the weight (in kilograms) divided by height (in meters squares), obesity exist if BMI ≥ 25 kg/m2. Data analysis was done using multivariate logistic regression. Results of the study showed that the prevalence of obesity is 48%. After controlled by nutrient intake and age there is a significant relationship between physical activity and stress with obesity. Moderate and heavy physical activity have a risk of 0.4 or 0.6 times less likely to be obese and groups who experience moderate or severe stress has a risk of 4.6 or 2.4 times more likely to be obese. Advised on the Ministry of Health to conduct regular monitoring of the occurrence of obesity in all its employees and create aschedule and applying the best workouts together and makeuse of the sports facilities (fitness center)."
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurzakia
"Obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif di negara berkembang. Hal ini terjadi akibat perubahan gaya hidup masyarakat antara lain aktifitas fisik dan pola makan akibat perkembangan status sosial ekonomi masyarakat perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui cut-off point status gizi obese berdasatkan indikator IMT (indeks massa Tubuh). Hasil penelitian menemukan bahwa prevalensi obese berdasarkan indikator PLT (proporsi lemak Tubuh) (35%), indikator IMT depkes (22,7%) dan Indikator IMT (40,8%)."
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati Bantas
"Sindrom metabolik (SM) adalah suatu kombinasi gangguan medis
yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler.
Salah satu kriteria sindrom metabolik adalah obesitas sentralis. Beberapa
sumber mendefinisikan sindrom metabolik menggunakan ukuran lingkar
pinggang yang berbeda yang belum tentu sesuai apabila diterapkan untuk
populasi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat nilai titik po-
tong lingkar pinggang yang optimal sebagai salah satu kriteria SM yang
sesuai dengan antropometri populasi Indonesia. Penelitian ini bersifat
deskriptif menggunakan data sekunder yang berasal Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Indonesia 2007. Sampel terdiri dari 13.262 orang beru-
sia diatas 15 tahun pria dan wanita tidak hamil. Sebagai variabel dependen
adalah S, dan variabel independen adalah ukuran lingkar pinggang.
Analisis statistik yang digunakan adalah Receiver operating characteristic
(ROC) curve dengan software analisis data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai titik potong optimal dari ukuran lingkar pinggang untuk mengi-
dentifikasi subjek-subjek dengan faktor risiko multiple (ganda) dari SM di
Indonesia adalah 85 cm untuk pria dan 83,5 cm untuk wanita. Disimpulkan
bahwa penentuan kriteria ukuran lingkar pinggang sebagai salah satu kom-
ponen penentu SM harus disesuaikan untuk setiap komunitas.
Metabolic syndrome (MS) is a combination of several medical condi-
tions which increase the risk of type 2 diabetes and cardiovascular disease.
One of the criteria of MS is central obesity. There are some resources which
provide the definition of MS that used difference waist circumference, which
was not always necessarelly in accordance with the Indonesian population.
The aimed of this study was to determine the optimal cut-off point of waist
circumference as a component of MS which appropiate to the anthopo-
metric of Indonesia population. This was a descriptive study, and used a
secondary data from Riskesdas 2007. Sample was consisted of 13.262
men and non pregnant women, age over 15 years-old. MS was as depend-
ent variable, and waist circumference was as independent variable.
Statitical analysis was done by using software data analyzes with ROC
curve methode. The result of study showed that optimal cut-off point of waist
circumference to identify subjects with multiple risk of MS was 85 cm for
Indonesian men and 83,5 for Indonesian women. It was concluded that the
determination of the criteria of waist circumference as one of the criteria of
SM should be adjusted for every community."
Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Christina
"Beberapa tahun terakhir angka obesitas di Indonesia cenderung meningkat. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan dan output energi dalam jangka waktu cukup lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian obesitas pada pekerja on shore di perusahaan minyak dan gas.
Desain penelitian ini adalah studi cross sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh pekerja on shore (laki-laki maupun perempuan) berusia 35 ? 55 tahun yang sesuai dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan (n = 378).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas (IMT ³ 25 kg/m2) pada pekerja on-shore sebesar 49,5%. Variabel umur, tingkat pendidikan, status pegawai, asupan energi, karbohidrat, dan serat memiliki hubungan signifikan dengan kejadian obesitas (nilai p < 0,05). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian obesitas adalah tingkat pendidikan (OR = 2,85; 95%CI = 1,240 ? 6,502). Tingginya prevalensi obesitas pada pekerja memerlukan perhatian yang lebih serius dari pihak perusahaan dalam menanggulangi masalah obesitas melalui upaya peningkatan program komunikasi, informasi, dan edukasi gizi yang lebih terarah dan terprogram serta perlu dilakukan sosialisasi untuk memantau berat badan dan lingkar pinggang-panggul secara rutin untuk mencegah timbulnya penyakit jantung koroner.

In the last few years the incidence of obesity in Indonesia tends to increase. Obesity is caused by an imbalance between energy intake and output in a long term. The purpose of this study was to identify risk factors in the incidence of obesity of the workers on-shore oil and gas companies.
This research designed by cross sectional study.The subject of this research was on shore workers of oil and gas company (male and female) aged 35 ? 55 years old in East Kalimantan and were eligible for inclusion and exclusion criteria (n = 378).
The results showed that the prevalence of obesity of on shore workers was as high as 49.5% (BMI ³ 25 kg/m2). Age, level of education, employement status, energy, carbohydrate, and fiber intake were associated with obesity (p value < 0,05). The most dominant factor associated with obesity was level of education (OR = 2,85; 95%CI = 1,240 - 6,502). The high prevalence of obesity in the workers need more serious attention from the company in overcoming the problem of obesity, by enhancing the EIC program with more focused and sustainable, and need to socialize monitoring of body weight and waist-hip circumference regularly to prevent coronary heart disease."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Besral
"Kejadian stres pada pelbagai kelompok di Indonesia cukup tinggi dan belum banyak diketahui determinannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan stres pada pegawai Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Penelitian potong lintang ini dilakukan pada tahun 2013 terhadap 230 pegawai sekretariat jenderal yang dipilih secara acak. Analisis statistik menggunakan regresi logistik ganda. Responden dikatakan stres jika memiliki skor 28 atau lebih dengan menggunakan 17 pertanyaan terkait personal stress inventory.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stres sebesar 79% dan determinan stres adalah obesitas, usia, jabatan, suku, pendidikan, dan aktivitas fisik. Risiko stres lebih tinggi pada pegawai yang obesitas (ORadj = 1,9), pegawai berusia di bawah 40 tahun (ORadj = 2,1), suku Sunda (ORadj = 3,1), menduduki jabatan struktural (ORadj = 2,3), pegawai yang berpendidikan SMA atau D3 (ORadj = 2,8), dan pegawai perempuan yang kurang aktivitas fisik (ORadj = 8,2).
Disimpulkan bahwa determinan stres sangat bergantung pada beban kerja dan karakteristik individu, risiko stres sangat tinggi terdapat pada pegawai perempuan yang kurang aktivitas fisik. Disarankan agar Kemenkes melakukan promosi kesehatan tentang hidup sehat dan pencegahan stres kepada seluruh pegawai, melakukan rekreasi bersama secara berkala, melaksanakan olahraga rutin setiap hari Jumat pagi di pusat kebugaran Kemenkes untuk menurunkan obesitas dan stres.

The prevalence of stress on various groups in Indonesia is quite high and has not been known their determinants. This study aimed to find out determinants of stress among civil servants at the Health Ministry of Republic of Indonesia. This cross sectional study was conducted in 2013 toward 230 secretariat general civil servants selected randomly. Analysis of statistic used multiple logistic regression. Respondents were considered stress if they got score 28 or more by using 17 questions personal stress inventory.
Results showed that prevalence of stress related to and determinants of stress were obesity, age, position, tribe, education and physical activity was worth 79%. The risk of stress was higher among obese civil servants (ORadj = 1.9), age under 40 years old (ORadj = 2.1), tribe Sundanese (ORadj = 3.1), structural positions (ORadj = 2.0), senior high school or vocation level (ORadj = 2.8), women with lack of physical activity (ORadj = 8.2).
To sum up, determinants of stress very depended on work loads and individual characteristics, the highest risk of stress among women who lack of physical activity. The Health Ministry should promote health public concerning healthy lifestyle and prevention of stress to all civil servants, periodically holding recreation together, conducting regular exercise on Friday morning in order to reduce obesity and stress.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mivtahurrahimah
"

Penelitian melaporkan terdapat efek jangka panjang dari berhenti merokok terhadap penambahan berat badan dan memperparah prehipertensi, tetapi efeknya belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi pada dewasa muda di Indonesia. Studi analitik cross-sectional ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 dengan sampel berjumlah 17.698 orang dan dianalisis secara regres cox. Hasil penelitian menjelaskan prevalensi prehipertensi dewasa muda di Indonesia sebesar 52,61%. Dewasa muda yang tidak merokok dan mengalami obesitas memiliki risiko terbesar terkena prehipertensi yaitu sebesar 1,33 kali. Namun, ditemukan efek yang menurun pada kelompok merokok dan obesitas yaitu sebesar 1,17 kali, dan efek protektif pada mereka yang merokok dan tidak obesitas (PR=0,88)  terhadap prehipertensi karena adanya interaksi antagonis sebesar 3,42%. Perlunya pengecekan tekanan darah  menggunakan aplikasi pada smart watch dan smart phone pada kelompok dewasa muda yang merokok dan berfokus kepada mereka yang obesitas ditambah peningkatan pelaksanaan Posbindu PTM di tempat umum dan promosi kesehatan melalui media sosial.

 


Research reports that there are long-term effects of quitting smoking on weight gain and exacerbating prehypertension, but the effect is unclear. This study aims to determine the relationship between smoking and obesity on the incidence of prehypertension in young adults in Indonesia. This cross-sectional analytic study used secondary data from the 2018 Riskesdas with a sample of 17,698 people and was analyzed using cox regression. The results of this study explain that the prevalence of prehypertension in young adults in Indonesia is 52.61%. Young adults who do not smoke and are obese have the greatest risk of developing prehypertension, which is 1.33 times. However, a decreasing effect was found in the smoking and obese group, which was 1.17 times, and a protective effect in those who smoked and were not obese (PR=0.88) against prehypertension due to an antagonistic interaction of 3.42%. The need to check blood pressure using applications on smart watches and smart phones in groups of young adults who smoke and focus on those who are obese plus an increase in the implementation of Posbindu PTM in public places and health promotion through social media.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Rahman Hakim
"Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara fisik dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Di Indonesia hipertensi dengan komplikasi 5,3 merupakan penyebab kematian nomor 5 lima pada semua umur, prevalensi hipertensi pada jemaah haji risti di Kabupaten Cirebon Pada tahun 2016 sebesar 31,6 . Berdasarkan data Riskesdas 2013 prevalensi obesitas sentral di Kabupaten Cirebon sebesar 15,2 . Dalam penelitian ini menggunakan Standar hipertensi menurut AHA/ACC tahun 2017, sedangkan obesitas sentral menggunakan ukuran lingkar pinggang menurut WHO tahun 2006. Obesitas sentral sangat berhubungan dengan resistensi insulin, intoleransi glukosa, hipertensi, dan dislipidemia.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017. Desain penelitian menggunakan crossectional dengan menggunakan data Siskohatkes Kabupaten Cirebon tahun 2017, analisis multivariat dengan menggunakan cox regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi hipertensi pada jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017 sebesar 68,64 , sedangkan proporsi obesitas sentral sebesar 57,50. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017 yang mengalami obesitas sentral berisiko 1,736 kali PR:1,736;95 CI:1,560 ndash; 1,932 untuk terjadi hipertensi bila dibandingkan dengan jemaah haji tanpa obesitas sentral setelah dikontrol oleh variabel umur. Rekomendasi untuk jemaah haji agar dapat berolahraga secara teratur untuk menjaga lingkar pinggang tetap normal, mengatur asupan gizi yang seimbang, berperilaku hidup bersih dan sehat.

Hajj is a physical worship, so that pilgrims of hajj are required able to physically and spiritually in order to perform the series of hajj that is good. In Indonesia, hypertension with complication 5.3 is the cause of death number 5 five at all ages, prevalence of hypertension in prospective high risk pilgrims in Cirebon district In 2016 that is 31.6 . Based on data The basic health research in 2013, prevalence of central obesity in Cirebon district amounted to 15.2 . In this study using the standard hypertension from AHA ACC in 2017, while abdominal obesity using standard waist circumference measurement from WHO in 2006. Abdominal obesity is strongly associated with insulin resistance, glucose intolerance, hypertension, and dyslipidemia.
This study aims to determine the relationship of abdominal obesity with the incidence of hypertension in pilgrims of hajj in Cirebon District 2017. The research design is cross sectional using Siskohatkes data of Cirebon district in 2017, multivariate analysis using cox regression.
The results showed that the proportion of hypertension in pilgrims of hajj in Cirebon District in 2017 amounted to 68.64 , the proportion of abdominal obesity amounted to 57.50. The results of multivariate analysis showed that Hajj pilgrims in 2017 with abdominal obesity at risk 1,736 PR 1,736 95 CI 1,560 1,932 for hypertension when compared with pilgrims without abdominal obesity after controlled by age variables. The Recommendation for pilgrims of hajj in order to exercise regularly to maintain waist circumference, regulate balanced nutrition, live clean and healthy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa
"Salah satu penyebab tingginya tekanan darah pada anak-anak dan remaja adalah kegemukan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi pada siswa di SMP Islam Al Azhar 2 Jakarta Selatan. Disain penelitian ini adalah Cross Secsional.
Dari hasil penelitian diketahui sebanyak 36,0 siswa mengalami tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi dan 40,7 siswa mempunyai status gizi gemuk dan obesitas IMT/ U > 1 SD. Hasil Uji Chi Square menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kegemukan dan obesitas p value = 0,000 , aktivitas fisik p value = 0,019 , durasi tidur p value = 0,031 dan asupan energi p value =0,003 dengan tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi.
Dari uji regresi logistik multivariabel diperoleh hasil bahwa kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi p value = 0,000, OR = 4,048 dan faktor konfoundingnya adalah durasi tidur dan asupan energi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yamg memiliki berat badan gemuk dan obesitas mempunyai risiko mengalami tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi 4,048 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa yang memiliki berat badan normal dan kurus setelah dikontrol variabel durasi tidur dan asupan energi.

One of the causes of high blood pressure in children and adolescents is overweight and obesity. The purpose of this study is to determine whether overweight and obesity is a risk factor of blood pressure above normal prehypertension and hypertension among students in Al Azhar 2 Islamic Junior High School South Jakarta. The design of this study is Cross Secsional.
The result showed that 36.0 of students had blood pressure above normal prehypertension and hypertension and 40,7 had overweight and obesity IMT U 1 SD. Chi Square test showed that there were significant difference between overweight and obesity p value 0.000 , physical activity p value 0,019 , sleep duration p value 0,031 and energy intake p value 0,003 with blood pressure above normal prehypertension and hypertension.
Multivariable logistic regression test showed that overweight and obesity were risk factors of blood pressure above normal prehypertension and hypertension p value 0,000, OR 4,048 and confounding factors are sleep duration and energy intake
So it can be concluded that students who have overweight and obesity have a risk of blood pressure above normal prehypertension and hypertension 4.048 times greater than students who have normal weight and lean after controlled variable sleep duration and energy intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>