Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Asniati Djaali
"Salah satu penyebab utama angka kematian bayi yang tinggi adalah masalah berat badan lahir di bawah 2500 gram (berat badan lahir rendah). Berdasarkan data dari Statistik Rumah Sakit Indonesia tahun 2005, sekitar 40,7% kematian bayi disebabkan oleh berat lahir rendah, pertumbuhan janin yang lambat, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubungan dengan kecukupan masa kehamilan. Angka BBLR di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007 mencapai 8,7%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi berat lahir menggunakan data rekam medis RSUD Pasar Rebo. Studi ini menggunakan desain krosseksional dan data retrospektif rekam medis rumah sakit. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Pasar Rebo, Sampel diperoleh dengan teknik simple random sampling, dan jumlah sampel dihitung menggunakan rumus sample size uji hipotesis koefisien korelasi dengan variabel kontinyu/ numerik. Hasil analisis dan pengolahan data menunjukkan berat lahir berdistribusi normal dengan rata-rata sebesar 3126,6 gram dan standar deviasi sebesar 453,65 gram. Tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan signifikan dengan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, didapatkan bahwa ketiga variabel tersebut berkontribusi pada berat lahir dan tingkat pendidikan berkontribusi paling besar.

Of the main causes of high infant mortality rate is birth weight under 2500 gram (low birth weight/LBW). Base on data from Indonesian Hospital Statistic in 2005 =, as much as 40,7% baby?s death was caused by low birth weight, intrauterine growth restriction, fetal malnutrition, and problem related with term of pregnancy. Base on data from sample, LBW in RSUD Pasar Rebo in 2007 reached 8,7%.This study is aimed to know the factors that influence infant birth weight as observed from medical record in Pasar Rebo Public General Hospital, Jakarta, and to identify what factor influence most in predicting infant birth weight. A cross-sectional study was designed using retrospective data of hospital medical record. The population of this study was all mothers who gave birth in this hospital, had complete registration and data containing variables observed, such as infant birth weight, and at least performed antenatal care visit in the first trimester. Simple random sampling was administered. The amount of samples were obtained using correlation coefficient hypothesis testing sample size formula with continuous variable. Data processing and analysis showed that infant birth weight are distributed normally with mean 3126.6 grams and 453.655 grams standard deviation. Further analysis showed that educational level, term of pregnancy, and weight-gained during pregnancy were significantly related with infant birth weight. Using double linear regression analysis, those three variables contributed in predicting infant birth weight, where the educational level contributed most."
Jakarta: Kopertis Wilayah III Jakarta Akademi Kebidanan Suluh Bangsa, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Ciptaningtyas
"Program Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) berupa bubur untuk 6 _ 11 bulan dan biskuit untuk 12 - 24 bulan dan bertujuan untuk meningkatkan status gizi pada anak, terutama pada keluarga miskin.
Tujuan penelitian ini mengevaluasi berbagai faktor yang memengaruhi berat badan tidak naik pada baduta keluarga miskin setelah pemberian program MP-ASI kementerian kesehatan. Penelitian ini dilakukan pada 82 ibu baduta yang menerima MP-ASI dengan desain studi kasus kontrol menggunakan data primer dan sekunder. Analisis dilakukan dengan regresi multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara berat badan tidak naik dengan ASI eksklusif (OR = 3,48; IK 95% = 1,38 - 8,80), pemberian MP-ASI kementerian kesehatan (OR = 0,30; IK 95% = 0,10 - 0,94), riwayat penyakit infeksi (OR = 3,07; IK 95% = 1,17 _ 8,03), dan pola konsumsi susu (OR = 0,23; IK 95% = 0,07 _ 0,79). Faktor yang paling dominan berpengaruh adalah ASI eksklusif (B = 6,152). Sebaiknya, program MP-ASI disosialisasikan secara menyeluruh dan jelas.

The Complementary Feeding Program is conducted through the distribution puree for 6-11 month old and biscuits for those who were 12 to 24months old infant and aimed to improve the nutritional status of malnourished toddlers from poor families.
The aim of this study was to evaluate the factors influencing failure weight gain among toddlers of low economy families after the program. This study was conducted on 82 mothers who received Complementary Feeding Program biscuit using case-control design study. Analysis conducted through the multivariate regression.
The result showed that the state of failure weight gain is significantly affected by exclusive breastfeeding (OR = 3.48; CI 95% = 1.38 _ 8.80), the duration of provision for the Complementary Feeding Program (OR = 0.30; CI 95% = 0.10 - 0.94), the history of infectious diseases (OR = 3.07; CI 95% = 1.17 - 8.03), and the pattern of milk consumption (OR = 0.23; CI 95% = 0.07 - 0.79). The most dominant factor affecting failure weight gain was exclusive breastfeeding (B = 6.15). A through socialization of the Complementary Feeding Program is recommended."
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Irina Darmawan
"Secara nasional, konsumsi garam beryodium cukup adalah 62,3% dan di
Provinsi Jawa Barat adalah 58,3%. Cakupan konsumsi garam beryodium
tingkat rumah tangga di Kota Bekasi hanya sekitar 62,14%. Pemantauan
garam beryodium di tingkat rumah tangga oleh Dinas Kesehatan Kota
Bekasi tahun 2004 menunjukkan bahwa garam yang mengandung yodium
cukup adalah 51%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui analisis fak-
tor demand dan supply terhadap konsumsi garam beryodium tingkat rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bekasi Barat Kota Bekasi
dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi yang diteliti yaitu
110 orang ibu dengan menggunakan uji chi square. Pada faktor demand di-
dapatkan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan dengan konsumsi ga-
ram beryodium tingkat rumah tangga. Namun, tidak ada hubungan antara
pendapatan dengan konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga.
Pada faktor supply didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara ke-
tersediaan di pasar dan harga dengan konsumsi garam beryodium tingkat
rumah tangga. Untuk meningkatkan cakupan konsumsi garam beryodium
tingkat rumah tangga diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Nasionaly, the consumption of iodized salt is 62,3% and in Province of West
Jawa is 58,3%. The coverage consumption of iodezed in household level
in Bekasi city only about 62,14%. The monitoring iodezed salt in household
level by district health departemen in 2004 showed that the enough iodezed
salt is 51%.This research was conducted to determine the factor analysis of
demand and supply of iodized salt consumption at household level in the
District of West Bekasi. This iodesed salt udy used cross sectional design.
The population that was studied was 110 mothers using chi square test. On
the demand factor, the result shows that there is a relationship between
knowledge and the consumption of iodized salt at household level. How-
ever, there is no relationship between the revenue and the consumption of iodized salt at household level. While in the supply factor, shows that there
is no relationship between availability and price in the market and the con-
sumption of iodized salt at household level. To improve the coverage of
iodized salt consumption at household level, it is required cooperation from
various parties."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devinita Ayu Nurcahyani
"Berat badan lahir dianggap faktor penentu yang paling penting dari ke-
sehatan dan kelangsungan hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk mem-
pelajari besar risiko kehamilan tidak diinginkan terhadap berat bayi
berdasarkan persepsi ibu di Indonesia tahun 2010 beserta faktor-faktor pe-
rancunya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan meng-
gunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2010. Namun,
studi ini memiliki variabel dari hasil kehamilan sehingga memungkinkan
menggunakan desain penelitian kohort retrospektif. Berdasarkan hasil
analisis multivariat ditemukan bahwa ibu yang mengalami kehamilan tidak
diinginkan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) yang didasarkan pada persepsi ibu sekitar 1,27 kali lebih besar dari-
pada ibu yang mengalami kehamilan diinginkan setelah dikontrol oleh usia
ibu, usia kehamilan, frekuensi periksa kehamilan di pelayanan antenatal
dan jumlah pil zat besi. Pada model probabilitas, risiko ibu dalam
melahirkan BBLR pada kelompok kehamilan tidak diinginkan (4,42%),
kelompok kehamilan diinginkan (3,52%) dengan kondisi usia ibu yang tidak
berisiko (20 _ 34 tahun), usia kehamilan cukup bulan, frekuensi pelayanan
antenatal adekuat minimal 4 kali dan pil zat besi minimal 90 hari.
Birth weight is considered to be one of the most important determinants of
health and child survival. Therefore, this study aimed to study to explore the
risk of unintended pregnancy on infant weight based on the perception of
the mother in Indonesia in 2010 along with the risk of the counfonders. This
study is analytical research and used data from Indonesia Basic Health
Survey. This study had a variable pregnancy outcomes, therefore a retro-
spective cohort study design was performed in this study. Based on the
multivariable analysis was found the risk ratio gave low birth weight on
mothers who experiences unintended pregnancy 1,27 times compared
mothers who have experienced desired pregnancy after adjustment by age
of mother, age of pregnancy, antenatal care and the amount of iron tablets.
The probability derived giving birth to LBW babies in mothers during her in-
tended pregnancy is 4.42% compared 3.52% among mothers with desired
pregnancy with certain conditions, such as age group (20 _ 34 years), ade-
quate of pregnancy age, four times antenatal care frequency, and adequate
of the amount of zinc tablets minimum in 90 days."
Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Setyowati
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudijanto Kamso
"Data tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif di Indonesia yang diperlukan untuk upaya pencegahan penyakit kardiovaskular sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif. Penelitian dilakukan di Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan rancangan cross sectional. Jumlah responden yaitu 220 orang eksekutif laki-laki dan 68 orang eksekutif wanita. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, analisis biokimia darah, analisis asupan makanan, pengukuran angka stres, dan pengukuran indeks aktivitas. Analisis regresi logistik ganda dilakukan untuk mengetahui hubungan beberapa independen variabel dengan dependen variabel. Analisis ini menghasilkan indeks massa tubuh (overweight, odds ratio (OR) = 5,54; obesitas, OR = 7,44) dan rasio total kolesterol/high density lipoprotein (HDL)-kolesterol (OR = 8,83) sebagai determinan sindrom metabolik pada kelompok eksekutif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan profil lipid dan pengukuran antropometri sederhana yang teratur pada kelompok eksekutif penting dilakukan untuk mendeteksi risiko sindrom metabolik.

Available datas on metabolic syndrome among Indonesian executives are limited, despite the fact of the importance of these data for cardiovaskular prevention. The objective of this study was to assess prevalence of metabolic syndrome and its associations between anthropometric measures, lipid profiles, blood pressure, nutrient intakes, and life style in executive group. A cross sectional study was undertaken in some factories in Jakarta, using multistage random sampling. The respondents were 287 executives, 219 male and 68 female. Data were collected through anthropometric measurements, biochemical blood analysis, nutrient intake, stress score, and activity index assessment. Multiple logistic regression analysis used to assess associations between independent variables and metabolic syndrome. This study showed that body mass index (overweight, odds ratio (OR) = 5,54; obesity, OR = 7,44) and ratio serum total cholesterol to high density lipoprotein (HDL)-cholesterol (OR = 8,83) were potential determinants of metabolic syndrome. This study shows the importance of routine check of lipid profile, blood pressure, and simple anthropometric assessment to detect the risk of metabolic syndrome in the elderly."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Tias Endarti
"Program Jaminan Persalinan (Jampersal) dirancang untuk meningkatkan akses ibu hamil pada fasilitas pelayanan kesehatan yang pada gilirannya berkontribusi terhadap penurunan kematian ibu. Artikel ini bertujuan menilai cakupan Jampersal di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan sumber data sekunder yaitu profil kesehatan dan laporan kesehatan ibu dan anak (KIA) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2011. Cakupan Program Jaminan Persalinan yang meliputi pelayanan antenatal care (ANC), persalinan, dan pascapersalinan berada pada kisaran 2,67% - 12,56%, dengan cakupan tertinggi pelayanan persalinan (12,56%). Berdasarkan uji analysis of variance (ANOVA) ditemukan perbedaan yang bermakna antara cakupan di wilayah pembangunan barat (25,05%), tengah (9,43%), dan timur (11,08%) (nilai p = 0,012). Uji multiple comparison menunjukkan perbedaan rata-rata cakupan Jaminan Persalinan di wilayah barat dan wilayah tengah yang bermakna (p = 0,011; IK 95% = 3,12 ? 29,60). Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan intensitas sosialisasi program oleh petugas kesehatan dan elemen masyarakat. Sosialisasi meningkatkan pengenalan sasaran terhadap program tersebut, khususnya kelompok miskin. Perbedaan cakupan Jampersal dapat juga disebabkan oleh perbedaan cakupan jaminan kesehatan yang lain. Masyarakat yang sudah mempunyai jaminan kesehatan menjadi tidak berhak untuk mengikuti program Jampersal. Direkomendasikan untuk melakukan sosialisasi Jampersal yang difokuskan pada kelompok sasaran kategori miskin yang belum mempunyai jaminan kesehatan.

Delivery insurance (Jampersal) was designed to increase pregnant woman to access health care fasility that contributed to reduce maternal death. The study aimed to describe Jampersal coverage for delivery. It utilized Bogor District health profile and maternal and child health report 2011. Coverage of Jampersal was about 2,67 - 12,56%, for antenatal care, delivery care, and postnatal care, the highest coverage was for delivery (12,56%). Analysis of variance test showed the significance among the coverage in west (25,05%), central (9,43%), and east (11,08%) area (p = 0,012). Multiple comparison analysis then showed that difference coverage was significance between west and central area (p = 0,011; 95% CI = 3,12 - 29,60). Different coverage might be associated with the intensity of Jampersal promotion done by both health workers and communities. Promotion will be essential for the success of program due to its abili ty to increase the community recognition, particularly for lower socioeconomic group, to Jampersal. It also might be influenced by discrepancy of other health insurances coverage. Those who already had health insurance would not be eligible for Jampersal. It is recommended to increase the Jampersal promotion focused to the poor groups that have not been covered by any other health insurance."
Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MH Thamrin Jakarta Timur, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"Keberhasilan metode amenore laktasi yang merupakan metode kontrasepsi efektif wanita menyusui tergantung pada pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif. Konseling postpartum diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang metode kontrasepsi postpartum.
Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan konseling postpartum dan penerapan metode kontrasepsi amenore laktasi setelah mengendalikan pengaruh variabel paritas, status pekerjaan, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Penelitian observasional ini menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 7 ? 12 bulan dan memberikan ASI eksklusif. Hubungan antara variabel penelitian dianalisis dengan regresi logistik multivariat dengan chi square, kekuatan hubungan dihitung dengan rasio prevalens dan 95% convidence interval odds ratio.
Ditemukan hubungan yang bermakna antara konseling postpartum dengan penerapan kontrasepsi metode amenore laktasi setelah mengontrol variabel paritas, status pekerjaan, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Konseling tersebut berkontribusi sekitar 24% pada penerapan kontrasepsi metode amenore laktasi. Responden mendapatkan konseling dan dukungan petugas kesehatan tentang ASI eksklusif, tetapi kontrasepsi dengan metode amenore laktasi belum disampaikan.

Lactation amenorrheal method (LAM) is an effective contraception method for women that give exclusive breastfeeding. Postpartum counseling is important in order to improve knowledge about LAM as postpartum contraception method.
The objective of this research is to measure the relationship between postpartum counseling and lactation amenorrheal method after being controlled parity, work status, health care staff support, and family support. This observational research using cross sectional design with quantitative and qualitative approach. Subject of the study were mother who has 7 ? 12 months infant breasfeeded exclusively. Association among variables were analyzed using chi square, strength association was measured using prevalence ratio of 95% convidence interval odds ratio. Multivariate analysis used logistic regression technique.
The result of logistic regression analysis showed there was significant association between postpartum counseling and LAM contraception with the control of variables of parity, occupational status, health staff support and the family that contributed 24% in the implementation of LAM contraception. The result of indepth interview showed that postpartum mother got counseling and support from health staff about exsclusive breastfeeding and is not knowledge about LAM as postpartum contraception method.
"
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Kedokteran, Program Studi Diploma IV Kebidanan, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Muhamad Ramdan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah efikasi diri, pusat kendali,
dan persepsi tenaga kerja dapat dijadikan prediktor yang akurat untuk
memprediksi pencapaian prestasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
serta untuk menguji apakah model pencapaian prestasi K3 yang disusun
dengan melibatkan interaksi tenaga kerja dengan lingkungannya cukup
tepat. Dengan pendekatan cross sectional, penelitian dilakukan terhadap
200 orang responden pada perusahaan kayu di Kalimantan Timur. Variabel
bebas terdiri dari efikasi diri, pusat kendali, dan persepsi tenaga kerja.
Variabel tergantung yaitu prestasi K3, sedangkan variabel moderator
adalah lingkungan fisik dan kimia kerja. Analisis data menggunakan struc-
tural equation model (SEM). Hasil penelitian menunjukan efikasi diri dan
persepsi tenaga kerja berhubungan positif signifikan dengan prestasi K3,
merupakan prediktor yang paling akurat untuk memprediksi pencapaian
prestasi K3 (p=0,007 dan p=0,012). Kedua variabel ini memberi sumbangan
efektif terhadap prestasi K3 yaitu sebesar 20,2 % dan 17,3 %.
This research was focused on the relationship between worker?s behavior
with Occupational Health Safety (OHS) achievement.The purposes of the
research is to identify whether worker?s self-efficacy, locus of control and
perception can predict OHS achievement, and to examine whether the OHS
model engaging workers and work environment interaction are fit. This re-
search was cross sectionally conducted towards 200 respondents in one of
plywood plant in West Kalimantan. The independent variable were the work-
er?s self efficacy, locus of control and perception, while the dependent vari-
able was OHS performance. The moderator variables were physical and
chemical work environment. Data analysis used structural equation model.
Research findings showed that self efficacy and worker perception have sig-
nificantly positive relationship with worker?s OHS performance, and could be an accurate predictor to predict OHS performance achievement (p=0.007
and p=0.012), and provided effective contribution to OHS performance as
big as 20,2 % and 17,3 % as well."
Universitas Mulawarman, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Hendra
"Pencahayaan di perpustakaan merupakan aspek penting dalam me-
nunjang aktivitas mahasiswa dan pegawai. Kondisi pencahayaan yang
tidak memenuhi standar dapat mengganggu aktivitas dan menyebabkan
keluhan kesehatan khususnya kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kesesuaian tingkat pencahayaan di ruang perpustakaan yang
ada di lingkungan UI. Penelitian ini menggunakan desain evaluasi dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan standar serta melakukan anali-
sis terhadap kondisi lingkungan, respons subjektif pengguna, dan keluhan
kelelahan mata. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesesuaian penca-
hayaan di perpustakaan berkisar antara 0% sampai 100%. Sebagian besar
pencahayaan mempunyai tingkat kesesuaian antara 30% sampai 60%.
Kondisi ini disebabkan oleh distribusi pencahayaan yang kurang baik kare-
na banyak lampu yang mati, intensitas yang rendah, tata letak peralatan
yang kurang baik, serta warna ruangan yang agak gelap. Di samping itu,
terdapat perpustakaan yang mempunyai pencahayaan yang sangat tinggi
sehingga menyebabkan silau, mengganggu aktivitas, dan menyebabkan
keluhan kelelahan mata. Kelelahan mata yang umum dirasakan oleh ma-
hasiswa dan pegawai adalah mata selalu terasa mengantuk dan tegang pa-
da daerah leher dan bahu. Umumnya keluhan yang dirasakan selama
melakukan aktivitas tersebut mengindikasikan tingkat pencahayaan di per-
pustakaan harus segera dibenahi agar sesuai dengan standar dan mem-
perkecil risiko kelelahan mata.
employees activity. Lighting conditions that do not meet the standard
can disrupt activity and cause eye fatigue. This study aimed to determine
the suitability level of lighting in library of UI. This study performed evalua-
tion design by comparing results with standard and an analysis of environ-
mental conditions, subjective response, and eye fatigue. Results showed
the level of suitability of lighting in the library ranged from 0% to 100%. Most
of the illumination has a level of suitability from 30% to 60%. This condition
is caused by poor lighting distribution because some lamps are not lit, low
intensity, poor layout of equipment, and slightly darker color of the room.
Besides, there are libraries that have a very high lighting causing glare, dis-
turbing activity, and cause eye fatigue. Common eye fatigue felt by stu-
dents and employees is sleepy eyes and pain in the neck and shoulders.
Complaints generally felt during activity. This indicates that the level of
lighting in the library must be immediately corrected to meet standard and
minimize the risk of eye fatigue."
Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>