Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanna Debora Imelda
"Despite the growing number of new cases of HIV and AIDS in Indonesia, the progress ofprevention programs has been slow. Low prevalence is always stated as a reason for delayingHIV prevention programs and to justify slow progress in implementation. Prevention programsare moreover based on a high-risk group paradigm. They focus on female sex workers asresponsible for the spread of HIV, leading to its stigmatization as a hooker?s disease. This articledescribes how seropositive mothers interpret and respond to HIV and AIDS as women, in lightof the fact that most of them have not experienced full-blown AIDS. Some women had alreadyexperienced severe illnesses caused by HIV but defined their ill health by the symptoms theyexperienced, revealing that they did not really feel as if they were living with HIV and AIDS.Despite the fact that some members had died due to AIDS, many still could not believe thatthey were suffering from HIV and AIDS or that their illnesses were caused by it; rather, theirsymptoms were of other diseases such as diarrhoea, tuberculosis, or hepatitis. And thoughthey realized that their past (or present) behaviours put them at risk, they maintained thatthey were victims who had contracted the disease from their promiscuous or drug-injectinghusbands. Even when they did admit that their own behaviour had something to do with it,they did not consider HIV and AIDS as a disease but a curse from God, a punishment fortheir immoral behaviour.
Keywords: Women, Infectious Disease, Interpretation, HIV and AIDS, Support Group,Indonesia"
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ilmi Idrus
"Tulisan ini mengkaji mengenai seks, gender, dan siri' dalam budaya Bugis. Tulisan memerikan bagaimana gender dan seksualitas dipengaruhi oleh norma-norma adat yang berasal daritradisi tulisan, pepatah dan nasihat, serta menunjukkan beberapa studi kasus hasil penelitian etnografi di Sulawesi Selatan. Siri' (kehormatan/rasa malu) merupakan sebuah konsep mendasar dalam kehidupan masyarakat Bugis. Bagi orang Bugis, perempuan dipandang sebagai simbol dari siri' keluarga dan berkaitan dengan konsep laki-laki yaitu ' bi' (perilaku yang tepat). Akibatnya, perempuan harus dipantau secara ketat dan perilaku mereka tidak hanya diawasi oleh orangtua, tetapi juga oleh anggota keluarga dekat dan jauh atau bahkan oleh anggota-anggota masyarakat sekitar, yang lebih tepat disebut sebagai tomasiri' (orang yang bertanggung jawab menjaga siri' keluarga). Kenyataan ini didukung oleh adat Bugis yaitu seorang perempuan harus selalu di bawah perlindungan seseorang. Jika ia lajang,berapa pun usianya, ia berada dalam pengasuhan dan perlindungan orangtuanya, saudara laki-laki (bila ada), dan/atau kerabat laki-laki lainnya; ketika ia menikah, ia berada dibawah perlindungan suaminya. Kekuasaan parental ditransformasikan menjadi kekuasaan konjugal dan dialihkan kepada suaminya. Tulisan ini menggali bagaimana siri' berinteraksi dengan dan memperkuat identitas-identitas gender dan hubungan kekuasaan yang membentuk seksualitas perempuan dan laki-laki Bugis."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
"Dalam tulisan ini, penulis menunjukkan bahwa transformasi anggota-anggota suatu kelompok yang terisolasi ke dalam masyarakat majemuk yang lebih besar, dikondisikan oleh hubungan saling mempengaruhi antara sifat majemuk masyarakat tersebut dan posisi dari kelompok yang terisolasi itu dalam struktur kekuasaan masyarakat majemuk itu. Kesukubangsaan dari Orang Sakai yang dilukiskan dalam tulisan ini, diwujudkan sebagai tanggapan terhadap struktur kekuasaan yang berlaku dalam setting lokal. Ekspresi kesukubangsaan itu beragam. Keragaman itu menunjukkan potensi dan kemampuan Orang Sakai dalam memanipulasi simbol-simbol kebudayaan serta atribut-atribut etnis untuk identifikasi diri, perolehan posisi dan kompetisi dalam perolehan sumberdaya alam dalam hubungan-hubungan sosial dan antaretnis. Melalui kesukubangsaan inilah mereka tertransformasikan ke dalam masyarakat Indonesia.Dua kasus program pemukiman kembali bagi Orang Sakai, yakni di Muara Basung danSialang Rimbun menunjukkan dua lingkungan struktur kekuasaan yang berbeda bagi OrangSakai. Kedua program pemukiman itu mengalami kegagalan. Tetapi, melalui pengalaman dikedua pemukiman tersebut, Orang Sakai mendefinisi ulang kesukubangsaan dan kebangsaannya."
2000
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ilmi Idrus
"okus dalam artikel ini adalah pada isu gender, seksualitas dan identitas diantara lesbian di Makassar (Sulawesi Selatan). Diskusi dalam artikel ini menyangkut bagaimana perempuan 'menjadi lesbian', bagaimana mereka mengkonseptualisasikan diri hunter dan lines, bagaimana lesbian menegosiasikan identitas gender mereka dalam konteks norma heteroseksual yang dominan, dan bagaimana seks dan seksualitas ditampilkan. Ini diillustrasikan dengan sejumlah studi kasus dari interaksi dengan hunter dan lines. Argumentasi dalam artikel ini adalah bahwa posisi subjektivitas lesbian telah secara relatif dipengaruhi oleh diskursus global. Akan tetapi, hunter dan lines menciptakan norma-norma unik berdasarkan norma-norma orang-orang di sekitar mereka (seperti 'budaya pop, agama, keluarga, media massa dll.)."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Alatas
"
Tulisan ini mengkaji rihlah (catatan perjalanan) dalam tradisi Thariqah Alawiyyah dalam kaitannya dengan kisah migrasi kaum Hadrami di Indonesia. Bagian pertama tulisan ini mengenai ajaran-ajaran Thariqah tentang migrasi. Bagian kedua membahas pembentukan identitas dan konseptualisasi tentang "kampung halaman" di kalangan pengikut Thariqah pada masa kolonial. Bagian terakhir menyoroti rihlah sebagai sebuah sumber bagi penelusuran konseptualisasi "kampung halaman" setelah kemerdekaan Indonesia. Dengan membaca rihlah secara khusus tentang kisah migrasi, kita dapat mengetahui peralihan gagasan "kampong halaman" diantara pengikut-pengikut Thariqah di Indonesia. Oleh karena itu, konseptualisasi "kampung halaman" tidak dapat dipisahkan dari ajaran Thariqah dan konteks sosio-politik."
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adlin Sila
"Desa Cikoang di pantai selatan Sulawesi Selatan adalah tempat bermukimnya komuniti Sayyid yang anggota-anggotanya menelusuri asal-usulnya melalui golongan Hadhramauthingga Nabi Muhammad. Tulisan ini merupakan sebuah kajian tentang identitas mereka direpresentasikan melalui kekerabatan dan perkawinan. Ciri khas Sayyid Cikoang yang menonjol tidak hanya di desa-desa asal mereka, tetapi juga di tempat-tempat mereka bermigrasi. Dibicarakan perihal bertahannya identitas semacam itu di Indonesia masa kini.Kekerabatan dan perkawinan melanggengkan keyakinan adanya garis keturunan yang membedakan orang Sayyid dari penduduk lainnya. Meskipun perkawinan terjadi antara orang Sayyid dan non-Sayyid, selalu antara seorang laki-laki Sayyid dan perempuan non-Sayyid, atas dasar bahwa anak-anak akan mengikuti status ayah mereka. Oleh karena itu,perempuan Sayyid hanya akan menikah di dalam kelompok Sayyid atau memilih tetap tidak menikah. Sistem gelar dan kategori status yang kompleks menandai hubungan perkawinan yang berbeda."
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Nugroho
"Komunikasi interpersonal, seperti percakapan, mempunyai banyak pengandaian. Misalnya, partisipan perlu mengatur proses pertukaran informasi sesuai kemampuan mereka dan memahami kemampuan pihak lain berkomunikasi. Proses semacam ini dapat dipengaruhi oleh teknologi komputer yang didesain untuk mendukung komunikasi interpersonal. Satu aspek yang dapat dipengaruhi misalnya identitas partisipan yang bisa dibuat anonim dengan membuang indikator sosialnya. Hasilnya, individu menjadi ter-deindividuasi selama proses komunikasi. Lebih lanjut, deindividuasi macam ini justru meningkatkan efektivitas komunikasi ketika melibatkan ketidaksepakatan antarorang atau kelompok. Tulisan ini membahas hasil penelitian eksperimental pengujian efek deindividuasi dari komunikasi anonim. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menciptakan dan menguji sebuah desain sistem komunikasi termediasi-komputer (CMC, computer-mediated communication).Eksperimen ini menggunakan dua konfigurasi GNU Mailman 2.0.6 sebagai milis manager untuk mengelola pertukaran pesan. Konteks eksperimen ini adalah komunikasi antaraktivis LSM di Indonesia yang sudah terbiasa menggunakan email. Dua kelompok partisipan yang berbeda menggunakan dua konfigurasi CMC selama dua minggu untuk mendiskusikan beberapa isu. Konfigurasi eksperimental menyembunyikan identitas seluruh partisipan (versi anonim), sementara konfigurasi kontrol menampilkan alamat email secara normal (versi teridentifikasi). Perilaku politik dan kesadaran akan identitas diri dari kedua kelompok ini diamati sebelum dan sesudah periode diskusi. Seusai eksperimen didapati bahwa perubahan perilaku politik terjadi lebih besar pada kelompok anonim, sedangkan kesadaran akan identitas-diri, meski dalam konteks berbeda, tetap kuat pada kedua kelompok. Analisis pembicaraan (conversation analysis) digunakan untuk menguji formalitas dan struktur pesan, termasuk aturan dalam pembicaraan, koherensi,dan argumen. Teori-teori komunikasi dimanfaatkan untuk mengambil kesimpulan tentang desain CMC yang mendukung pencapaian konsensus."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Barnes, J.A.
New York: Cambridge University Press, 1990
301.01 BAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barnes, J.A.
New York: Cambridge University Press, 1990
301.01 BAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barnes, J.A.
New York: Cambridge University Press, 1990
301.01 BAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>