Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Triwurjani
"Austronesian diaspora shows that around 60% of Austronesian-speaking people live in Indonesia. Among the locations with traces of Austronesian cultural remains is the information about the diaspora of Research reveals that the continuing megalithic tradition. The problem is: if megalithic culture was brought by migrants in which Austronesian period did the menhirs should be placed, the proto-historic or recent Austronesian; how is the dispersal pattern of the menhirs; and who were the bearers of the culture. Therefore we have to reveal the form and dispersal of the megalithic culture and Austronesian migration in Lima Puluh Koto Area. The aim of this research is revealing cultural history through the migrant's adaptation within the perspective of Austronesian diaspora. Thus information about the diaspora of the Austronesians and the ethnogenesis of Indoneisan nation can be recognized. Research reveals that the continuing megalithic tradition which is used the qualitative method and assumed base on archaeological remains at Lima Puluh Koto area is a distribution of menhirs, that forms clusters in accordance with nagari (state) at certain area, and they are dispersed up to the hilly area. Some of these menhirs have sacred function but there are also those with profane functions like marks of village, house yard, or street boundaries, as well as the marker of village or hamlet roads."
Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 2016
930 ARKEO 36:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Husnison Nizar
"Menhir berhias merupakan salah satu bentuk peninggalan tradisi megalitik yang masih terdapat di daerah Limapuluhkoto, Sumatera Barat. Bentuk menhir berhias yang terdapat di situs-situs Megalitik Limapuluhkoto tampak memperlihatkan keanekaragam bentuk, hiasan, ukuran. Adanya keanekarageman itu merupakan masalah utama yang dibahas didalam penelitian ini. Masalah lain yang menjadi perhatian adalah mengenai fungsi menhir berhias yang terdapat di situs-situs megalitik Limapuluhkoto. Apakah menhir berhias itu mempunyai fungsi yang berbeda dari menhir-menhir yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Untuk itu harus diketahui fungsi-fungsi menhir yang terdapat di daerah Indonesia. Dalam penelitian ini yang dipergunakan sebagai data utama adalah menhir berhias yang terdapat di setiap situs yang ada di daerah Limapuluhkoto, dengan jumlah temuan menhir berhias 38, sedangkan temuan lain yang ada pada se_tiap situs merupakan data pembantu yang dapat dianggap se_bagai memperkuat interpretasi nantinya. Analisa menhir berhias dilakukan dengan menggunakan klasifikasi taksonomi yaitu klasifikasi yang memusatkan perhatian pada sejumlah atribut-atribut, dan atribut ter_sebut digunakan sebagai indikator di dalam menentukan tipe sehingga dari hasil analisa di dapat beberapa tipe menhir berhias. Untuk dapat menentukan fungsi menhir berhias, ma_ka terlebih dulu harus dicari atau harus ditentukan arti setiap hiasan yang dapat diamati pada masing-masing menhir berhias. Setelah anti setiap hiasan dapat diketahui, maka dihubungkan dengan fungsi menhir yang sudah diketahui dari hasil penelitian para ahli terdahulu, make, diambil suatu kesimpulan tentang fungsi menhir'berhias yang terdapat di setiap situs-situs megalitik Limapuluhkoto. Hasil analisa menhir berhias menunjukkan adanya 3 tipe dan 4 sub tipe. Hasil analisa tentang fungsi menhir memperlihatkan adanya fungsi khusus, yaitu sebagai tanda kubur masyarakat tradisi megalitik di daerah Limapuluhkoto yang masih memuja dan menghormati arwah nenek moyang mereka dengan jalan memberikan hiasan-hiasan pada setiap media yang berfungsi sebagai tanda kubur."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Yondri
"Sebagai obyek penulisan skripsi, pemilihan judul di atas didasarkan berbagai hal. Pokok pembahasan adalah menhir yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan megalitik di Indonesia. Benda yang dijadikan obyek penelitian adalah menhir yang ada di situs Bawahparit, Desa Kototinggi, Kecamatan Suliki Gunung Emas, Kabupaten Dimaruluhkoto , Propinsi Sumatra Barat. Pada menhir tersebut dilakukan deskripsi untuk mengetahui bentuk, ukuran, hiasan, bahan serta hasil penggaliannya dan juga klasifikasi serta tipologi. Selain itu juga dibahas mengenai teknologi pembuatan, sumber bahan serta fungsi menhir itu sendiri di situs Bawahparit. Pada bagian akhir diadakan tinjauan mengenai latar belakang religi dan sistim kemasyarakatan yang berkembang sejak masa megalitik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S11779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulisa Fringka
"Penelitian ini membahas resistensi masyarakat lokal terhadap rencana tambang oleh perusahaan ekstraktif yang difokuskan pada studi konflik, kemudian akan dilihat apakah konflik ini berkembang menjadi sebuah gerakan sosial atau tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan stratergi studi kasus di Nagari III Koto, Sumatera Barat. Terdapat 12 informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive dan snow ball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh variabel yang menjadi sebab resistensi. Norma dan aturan adat menjadi variabel yang sangat penting sebagai sebab resistensi sekaligus sebagai penentu bentuk resistensi yang dilakukan. Sedikitnya ada tujuh bentuk resistensi yang dilakukan t hingga tujuan gerakan itu dapat tercapai. Selain menjadi sebab dan menentukan bentuk, adat dengan legalitas yang tinggi ternyata juga digunakan sebagai alat dalam melakukan mencapai tujuan resistensi oleh masyarakat. Kemudian berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diidentifikasi bahwa resistensi pada masyarakat Nagari III Koto termasuk kedalam bentuk gerakan sosial.

This research discuss about the resistance in local societies against mining corporation by extractive corporate. This study focus in conflict approach which is seen if it can be a social movement or not. This study uses qualitative approach with case study held in Nagari III Koto, West Sumatera. There are twelve informants selected by purposive and snow ball technique. The result of this research shows us that there are seven variables which being the cause of resistance. Norms and customs? tradition are the most important in determining the forms of resistance. At least there is seven forms of resistance which did by actors in the region until it achieved. Highly legal tradition can be used as a tool to reach the goals of resistance in society. Finally, based on this research, resistance in Nagari III Koto's society included as social movement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdul Karib
"ABSTRAK
Penduduk Koto Gadang banyak yang melakukan migrasi ke luar. Hal ini ditandai dengan adanya kenyataan bahwa jumlah penduduk asli lebih sedikit daripada jumlah penduduk pendatang. Jumlah penduduk asli hanya 538 orang. Sedangkan jumlah penduduk pendatang sebanyak 749 orang. Bukti lainnya adalah 161 buah rumah tidak dihuni lagi oleh pemiliknya. Dengan kata lain anggota keluarga dari rumah-rumah yang kosong tersebut telah bermigrasi seluruhnya. Dengan banyaknya penduduk Koto Gadang yang bermigrasi ke luar tersebut, merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Penelitian ini akan menyelidiki, apakah yang menjadi penyebab penduduk bermigrasi dari Kato Gadang ?
1. Apakah lahan pertanian sebagai penyebab penduduk bermigrasi ?
2. Apakah umur seseorang menentukan keputusannya untuk bermigrasi ?
3. Apakah tingkat pendidikan mempengarulii jumlah migrasi ?
4. Apakah sempitnya lapangan pekerjaan penyebab bermigrasinya penduduk ?.
Penelitian ini diawali dengan membahas penggunaan tanah di daerah terpencil yang berdasarkan teori dari Von Thunen (dalam Sandy, 1989: 61). Von Thunen mengatakan bahwa di daerah terpencil pola penggunaan tanah berbentuk sebuah lingkaran konsentrik. Di mana intensitas penggunaan tanah yang paling tinggi terdapat di sekitar pemukiman atau kampung. Makin menjauh dari tempat pemukiman itu, intensitas penggunaan tanah secara bertahap berkurang.
Akan tetapi, gambaran penggunaan tanah Von Thunen itu tidak memperlihatkan dinamika atau perkembangan yang terjadi sesuai dengan waktu dan pertambahan penduduk.
Untuk melihat dinamika penggunaan tanah di suatu lokasi terutama tanah di desa Koto Gadang, maka dipakai teori tahapan-tahapan penggunaan tanah konsepsi wilayah tanah usaha yang dikemukakan oleh Sandy (dalam Sajogyo, 1980: 161).
Berdasarkan teori tahapan-tahapan penggunaan tanah konsepsi wilayah tanah usaha, maka penggunaan tanah di Koto Gadang baru pada tahap G. Tahap penggunaan tanah tersebut dimulai dari tanah masih berupa hutan lebat dan belum ada manusia di situ. Kemudian tanah tersebut digunakan manusia untuk berbagai keperluannya.
Akhirnya penggunaan tanah itu mencapai tingkat penggunaan yang merusak lingkungan (tahap H dan I).
Apabila perjalanan penggunaan tanah di Koto Gadang terus berlanjut, maka kerusakan lingkungan akan terjadi sebagai akibat dari kurangnya tanah usaha bagi petani yang hidup di desa Koto Gadang ini.
Untuk menghindarkan kerusakan lingkungan, penduduk Koto Gadang dihadapkan pada 2 pilihan yaitu: pindah profesi selain petani atau pindah tempat dengan kata lain bermigrasi.
Penduduk Koto Gadang telah melaksanakan kedua hal tersebut. Dalam pindah profesi penduduk ada sebagai pengrajin, pedagang, tukang atau buruh dan pegawai. Akan tetapi penduduk yang telah berubah profesi tersebut tidak dapat menjamin suatu kehidupan yang layak.
Penduduk yang bermigrasi telah diteliti dengan agak rinci. Hasil penelitian itu menuniukkan bahwa:
1. Penduduk yang bermigrasi yang paling banyak berasal dari anggota keluarga yang memiliki lahan sempit (di bawah 0,5 ha).
2. Penduduk yang berpendidikan lebih tinggi lebih banyak bermigrasi darinada penduduk yang berpendidikan rendah. Penduduk Koto Gadang yang bermigrasi yang terbanyak berpendidikan SLTA ke atas.
3. Penduduk Koto Gadang yang bermigrasi kebanyakan mereka belum bekerja atau menganggur.
4. Penduduk yang bermigrasi umumnya yang berusia produktif (15 sampai 39 tahun).
Makna migrasi di sini berbeda dengan transmigrasi. Penduduk yang bermigrasi tidak dibantu oleh pemerintah. Tidak pula migrasi 'bedol deso' dan tidak ada pula pindah satu keluarga sekaligus. Melainkan bentuk migrasi penduduk Koto Gadang ini adalah migrasi swakarsa.
Sebagai akibat penduduk Koto Gadang bermigrasi, tidak kurang dari 161 buah rumah tidak lagi dihuni oleh pemiliknya. Karena penduduk yang tua-tua mungkin sudah meninggal. Sedangkan penduduk yang berumur relatif muda terpaut dengan usahanya di tempat baru.
Akan menjadi penelitian yang baik bagaimana kelanjutan dari kehidupan warga desa Koto Gadang di kemudian hari. Apakah desa itu akan kosong ataukah masih tetap dihuni oleh banyak penduduk asli?
Kasus Koto Gadang mungkin tidak akan merupakan satu-satunya kasus untuk desa-desa yang terpencil di Indonesia. Tidak mustahil kasus seperti di Koto Gadang ini akan terdapat pula pada desa-desa lain, apabila industrialisasi di Indonesia telah mencapai taraf perkembangan yang tinggi.

ABSTRACT
Out-Migration Of West Sumatra Population: Koto Gadang Case StudyA large number of the population of Koto Gadang, a remote village in West Sumatera, had migrated to other places. This can clearly be seen from the ratio between the number of indigenous inhabitants of Kato Gadang used the relatively new arrivals in the village. The number of new arrivals is 749, whereas that of the indigenous people is only 538. There is also the fact that no less than 161 homes have been left empty by their original owners, who moved out. One might wonder why those people left the village which is no less prosperous then other villages around.
This research addressed the following issues:
1. Is agricultural land the cause of this migration ?
2. Does one's age affect one's decision to migrate ?
3. Do educational levels affect the number of migrants ?
4. Does lack of job opportunities lead to migration ?.
This thesis opens with a discussion of land use in remote areas, based on Von Thunen's theory (in Sandy, 1989: 61). Von Thunen argued that the patern of land use in remote areas take the form of a concentric circle in which the highest intensity of land use is found in areas closest to the village. The farther away the areas are from the village, the intensity of land use gradually decreases. Von Thunen's thesis, however, does not take into account the dynamic aspect of settlement based on time and population growth.
The static nature of Von Thunen's model, however has been corrected by Sandy (Saiogyo, 1980: 161) by introducing the time factor and the development of land use due to population growth. According to this theory, land use proceed at several stages of development depending on population growth but in a community consisting of small scale farmers.
In view of this theory, land use in Koto Gadang has now reached stage G. If agriculture continues to expand environment damage is inevitable. To avoid environmental damage, people in the village are faced with the options by either switch trade or migrate. People in Kato Gadang have chosen both which is either switch trade or migrate.
A detailed study has been made of the migrants from Kato Gadang. The results of this study show that:
1. The largest number of migrants came from families having a small area of agricultural land (i.e. less than 0,5a ha.)
2. The higher the level of education of the people of Kota Gadang the more they migrate
3. They also migrate in order to escape unemployment in the village
4. Migrants were mostly of the productive age range (i.e. from 15 to 39 years old).
Migration in this sense is not similar to transmigration in its official meaning of the word. The migration of the people of Koto Gadang is entirely a personal affair. It is not organized nor subsidized by the government, no common plan and no common goal. It is mainly an individual initiative and quite voluntary.
As a consequence of the migration of a substantial part of the population of Koto Gadang, their owners leave no less than 161 homes empty at present.
The question now is: What will happen next ?. Will these homes remain empty forever or what kind of development are going to happen further?
I believe that Kato Gadang will not be alone in its predicament. Industrialization will bring about urbanization. This means that other "Kato Gadangs" will be found elsewhere, which makes the case the more interesting to investigate.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Adriyanti
"Kartu Sehat merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pelayanan cuma-cuma bagi keluarga miskin, dalam memperoleh pelayanan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan. Pemanfaatan kartu sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan mengetahui faktor- faktor apakah yang berhubungan dengan pemanfaatan kartu sehat, akan dapat memberikan masukan penting untuk pelaksanaan program dimasa mendatang.
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan pemanfaatan kartu sehat di Kabupaten Limapuluh Kota dan Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat. Desain dan penelitian ini adalah cross-sectional studi. Populasi adalah keluarga yang telah mendapatkan kartu sehat. Sampel diambil secara purposif sebanyak 40 responden dari setiap desa, yang meliputi 10 desa dari 4 wilayah kerja puskesmas dan dua kabupaten dengan jumlah seluruhnya 400 responden.
Penelitian ini menggambarkan bahwa 58,5 % responden yang pernah memanfaatkan kartu sehat. Dengan analisa bivariat sebanyak 7 variabel independen tiga variabel menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p <0,05) Pertama adalah pengetahuan tentang kartu sehat, dengan Odds ratio 3,53 (95 % CI ; 2,25 - 5,53 p = 0,0000). Artinya bahwa responden yang berpengetahuan baik 3,53 kali memanfaatkan kartu sehat dibandingkan dengan responden yang kurang pengetahuannya. Kedua adalah pendapatan , dengan Odds ratio 1,64 (95 % CI : 1,01 - 2,68 p = 0,032) artinya responden miskin, memanfaatkan kartu sehat 1,64 kali dibandingkan dengan responden tidak miskin. Ketiga adalah kesakitan yang dialami dalam 2 bulan terakhir, dengan Odds ratio 13,89 ( 95 % CI : 8,10 - 23,92 p = 0,0000 ) artinya responden yang sakit memanfaatkan kartu sehat 13,89 kali dibandingkan dengan responden yang tidak sakit.
Hasil uji multivariat dengan regresi logistik terhadap tujuh variabel diatas, memperlihatkan dua variabel yang signifikan, yaitu pengetahuan tentang kartu sehat dengan Odds ratio 2,69 p = 0,0001 dan kesakitan yang dialami dalam dua bulan terakhir dengan Odds ratio 12,29 , p = 0,0000. Model ini menunjukkan 78,75 % variasi yang ada dapat diterima yaitu pemanfaatan kartu sehat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kartu sehat dan kesakitan yang dialami responden dalam dua bulan terakhir.
Penelitian ini merekomendasikan bahwa, meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan perlu peningkatan pemahaman tentang hidup sehat. Penekanan terhadap pengetahuan kartu sehat secara mendasar, akan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan tentang kartu sehat, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan manfaat program kartu sehat.

Some factors related to the Use of Health Card Program for Poor Families in the Limapuluh Kota and Pesisir Selatan districts, West Sumatera Province, 1999Health card is one of the instruments for Indonesian poor family to get free medical services in all public medical facilities. The use of the health card is assumed to be affected by many factors. To know what factors related with the use of health card may be a very important input for program implementation in the future.
Purpose of this research is to know about the use of and to analyze what factors related to the use of health card in Limapuluh Kota and Pesisir Selatan districts, West Sumatera Province. This research is non-experimental. The population observed was the families who possessed health card Sample were taken purposively giving 40 respondents from each village . By involving ten villages of four Health Center covered areas and two districts, the overall respondents studied are 400.
This study showed that 234 people ( 58,5 %) used their health card. By doing bivariate analysis , of seven independent variables with the dependent variable shown that three variables, showed their significant relationship (p<0,05). The first, is knowledge about health card , the use of health card, the Odds Ratio of this variable 3.53 (95 % CI : 2.25 - 5.53, p = 0.0000). Meaning those respondents who know better about health card , would use 3.53 times compare to those respondent who have not .
The second is between the income with the use of health card . The Odds Ratio is 1.64 (95 % CL : 1.01 - 2.68, p = 0,032), means that the respondents of lower income cathegory use the card 1.64 times compare to those who have higher income cathegory The third is between suffering from illnesses with the use of the health card. The Odds ratio is 13.89 ( 95 % CL : 8.10 - 23,92, p = 0.0000) explaining that respondents who have been sick within two months, used it 13,89 times compare to the health respondents or to those who have not.
This study concluded that recent illness suffered, and knowledge about the card are the important factors influencing the use of the health card
This study recommended that in order to increase the quality of healthy card's use, it is necessary to increase the people understanding about the healthy life. Strengthen the knowledge about health, health behavior and health programs, will contribute with the increase knowledge about health card, and therefore will enhance the benefit of health card program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Azmar
"PEMBERDAYAAN PETANI GAMBIR (Studi Tentang Upaya Peningkatan
Keberdayaan Petani Gambir Di Desa Muaro Paiti Kecamatan Kapur IX
Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat)
Ix+5 BAB, 107 Hal, 41 Kepustakaan, 2 Lampiran
ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang upaya pemberdayaan petani gambir di desa Muaro Paiti Kecamatan kapur IX kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Pemberdayaan petani gambir dirasa penting karena gambir merupakan komoditi ekspor dari propinsi Sumatera Barat khususnya bagi Kabupaten Lima Puluh Kota. Desa.Muaro Paiti mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan tanaman ini karena sebagian besar dari penduduk bermata pencaharian sebagai petani ganibir dan masih banyak lahan yang dapat diolah untuk pengembangan usaha.. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, memahami kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemberdayaan petani gambir. Kedua, mempelajari penerapan kebijakan peraberdayaan petani gambir. Dan ketiga, mempelajari kendala-kendala yang ditemui di lapangan dan upaya-upaya untuk menanganinya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan, dan studi lapangan dengan menggunakan wawancara mendalam serta observasi di lapangan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam program pemberdayaan ini telah melibatkan warga masyarakat khususnya petani gambir, dengan mengikutsertakan mereka dalam menentukan apa yang dibutuhkan, misalnya dalam menentukan apakah mereka membutuhkan peningkatan kesuburan tanah atau perluasan kebun gambir. Kemudian dalam
proses pemberdayaan terlihat bahwa petugas belum memahami kebijakan serta fungsinya sebagai enabler dengan baik. Frekwensi petugas dalam proses pemberdayaan petani gambir terutama dalam kunjungan lapangan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang program peningkatan hasil perkebunan gambir, manfaat dan bagaimana penerapan dana bergulir, mendorong masyarakat untuk memahami dan mengatasi masalah dalam kelompoknya secara bersama, masih kurang. Dia secara berkala hanya mendatangi kebun-kebun gambir yang dekat dengan perkampungan, sedangkan kebun-kebun yang jauh dari perkampungan lepas dari pantauannya, sehingga hanya petani yang mempunyai kebun dekat dengan perkampungan saja yang mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampifan untuk mengelola perkebunan gambir. Pada pelaksanaan program pemberdayaan petani gambir khususnya bantuan dana bergulir kepada petani, untuk rehab.ilitasi kebun gambir melalui Program Pengembangan Wilayah Terpadu (PPWT)'sub sektor perkebunan, belum dapat terlaksana. Pengguliran dana belum terjadi, sehingga petani yang lain belum menikmati bantuan dana bergulir.
Perbaikan yang perlu dilaksanakan untuk program pemberdayaan petani gambir dimasa mendatang adalah dengan meningkatkan iungsi petugas yang diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok petani gambir, memberikan fasilitas yang memadai kepada petugas agar dapat menjangkau wilayah tugasnya dengan frekwensi sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain itu dalam melaksanakan tugas diperlukan supervisi terhadap petugas dan pemantauan penerapan program oleh Dinas Perkebunan. Ke depan perlu dikembangkan teknik-teknik baru yang lebih efektif dalam pemasaran sosial program atau dalam penyampaian informasi dan penguasaan keterampilan kepada kelompok petani gambir.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Mufita
"Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Ikur Koto kota Padang tahun 2019. Tujuan yang ingin didapatkan adalah mengetahui gambaran dan hubungan antara variabel dependen (hipertensi) dengan variabel independen (usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, obesitas, merokok, pola makan, dan aktivitas fisik). Sampel pada penelitian ini sebanyak 558 orang yang merupakan peserta skrining Posbindu PTM Puskesmas Ikur Koto tahun 2019. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan uji chi-square, dimana didapatkan hasil bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan kejadian hipertensi diantaranya adalah variabel usia, variabel riwayat keluarga, variabel jenis kelamin, dan variabel obesitas. Saran yang dapat diberikan terkait kasus ini diantaranya agar instansi kesehatan setempat dapat meningkatkan kualitas skrining Posbindu PTM dengan sistem pencatatan dan pelaporan yang lebih baik dan terintegrasi sehingga hasilnya dapat didiseminasi dengan baik. Selain itu, petugas kesehatan dapat lebih menggencarkan promosi kesehatan agar faktor risiko penyakit hipertensi dapat dicegah dan dideteksi lebih dini, sehingga angka kejadian hipertensi dapat turun dan tidak menimbulkan komplikasi yang fatal.

This study examines within factors that are associated with the incidence of hypertension cases at Puskesmas Ikur Koto in year 2019. The objective to be obtained are to discover the idea and relationship between the dependent variable (hypertension) and the independent variable (age, family history, gender, obesity, smoking, diet patterns, and physical activity). The sample taken in this study was 558 people who were screening participants at the Posbindu PTM Puskesmas Ikur Koto in 2019. This study uses bivariate analysis with the chi-square test, where the results show that the variables associated to the occurence of hypertension cases including age variables, family history variables, gender variable, and obesity variable. Suggestions that can be offered regarding this case are that the local health agencies should improve the quality of Integrated Assistance Post for Posbindu PTM screening with a better and integrated recording and reporting system in order to generate results that can go through a proper dissemination. Furthermore, health workers can intensify health promotions so that the risk factors for hypertension cases can be prevented and detected early with there result that the occurence of hypertension will be pressed and not cause any fatal complications"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Muhamad Nur
"ABSTRAK
This thesis discusses the project performance Local Area Network in Local
Government of Lima Puluh Kota Regency with qualitative and descriptive
methods, the project built in 2002 with the aim of increasing efficiency of datacommunication
of information between the regional work units (SKPD) failed to
provide the expected benefits. The study was conducted to find the causes of
project failure and not repeated in the future.
Theoretical basis used is Planning Project (1). Cycle Analysis Project
Identification phase, Project Preparation, Monitoring and Post Project Evaluation
(ex-ante, on-going and ex-post evaluation) (2) Performance Evaluation
Development Project uses a matrix table equipment Logical Framework
The study found that the cause of the failure of Local Area Network project is the
lack of planning and planning documents that led to this project can not be run
continuously
The results suggest that any public investment decisions made through the project
planning process of thecorrect order not to cause waste of resources.

ABSTRAK
Thesis ini membahas kinerja proyek Local Area Network Pemerintah Daerah
Lima Puluh Kota dengan metode deskirptif kualitatif, proyek yang dibangun pada
tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan efisiensi komunikasi data-informasi
antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) gagal memberikan manfaat yang
diharapkan. Penelitian dilakukan untuk mencari sebab-sebab kegagalan proyek
dan agar tidak terulang lagi di masa mendatang.
Landasan teori yang digunakan adalah Perencanaan Proyek (1). Analisis Siklus
Proyek tahap Identifikasi, Persiapan Proyek, Monitoring dan Evaluasi Pasca
Proyek (ex-ante, on-going dan ex-post evaluation) (2) EKPP (Evaluasi Kinerja
Proyek Pembangunan) menggunakan peralatan tabel matriks Kerangka Kerja
Logis (KKL)
Penelitian ini menemukan bahwa penyebab kegagalan Proyek Local Area
Network ini adalah tidak adanya perencanaan dan dokumen perencanaan yang
menyebabkan proyek ini tidak dapat berjalan secara berkesinambungan.
Hasil penelitian menyarankan agar setiap keputusan investasi publik dilakukan
melalui proses perencanaan proyek yang benar; agar tidak menimbulkan
pemborosan sumber daya pembangunan yang sudah semakin terbatas ."
2009
T 28792
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>