Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sujarno
Yogyakarta: BPNB DI Yogyakarta, 2916
791.53 SUJ w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jogjakarta: Antareja Search, 1928
899.222 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Analundy Rafika Naura Yunardy
"Pertunjukan wayang orang mengadaptasi cerita-cerita epik Mahabharata dan Ramayana yang mengandung pesan-pesan moral, sembari memasukkan unsur-unsur sendratari. Meskipun dulunya pertunjukan ini dilakukan di ruang semi- terbuka, namun kini telah bergeser menjadi pertunjukan di ruang tertutup. Gedung Pertunjukan Wayang Orang termasuk ke dalam jenis ruangan teater, sehingga penting untuk menganalisis performa akustik dalam teater pertunjukan agar ruang teater dapat mendukung narasi dari pertunjukan wayang orang dan jenis pertunjukan lain yang sejenis. Analisis meliputi material yang digunakan dalam gedung teater, variabel performa akustik ruang berupa pengukuran reverberation time, sound pressure level, dan D50 dengan menggunakan software rhinoceros dengan plug-in pachyderm. Studi kasus dilakukan di Teater Wayang Orang Bharata untuk menganalisis performa akustiknya dan wawancara dengan penonton di teater. Hasil pengukuran menunjukan bahwa secara keseluruhan performa akustik Teater Wayang Orang Bharata cukup baik dan hanya memerlukan perbaikan di beberapa area untuk mencapai kualitas akustik yang lebih optimal. Teater dapat menambahkan material penyerap suara, melakukan penyesuaian sistem akusitk, dan melakukan pengawasan secara berkala untuk menjaga kondisi akustik supaya tetap optimal.

Wayang Orang performances adapt epic stories from the Mahabharata and Ramayana, which contain moral messages, while incorporating elements of traditional dance drama. Although these performances were originally conducted in semi-open spaces, they have now shifted to enclosed theater spaces. The Wayang Orang Performance Hall falls into the category of theater spaces, making it important to analyze the acoustic performance of the theater to ensure that it supports the narrative of Wayang Orang performances and similar types of performances. The analysis includes the materials used in the theater building and the acoustic performance variables, such as measurements of reverberation time, sound pressure level, and D50, using Rhinoceros software with the Pachyderm plug-in. A case study is conducted at the Wayang Orang Bharata Theater to analyze its acoustic performance and includes interviews with the theater audience. The measurement results show that overall, the acoustic performance of the Wayang Orang Bharata Theater is quite good, requiring only minor improvements in some areas to achieve optimal acoustic quality. The theater can add sound-absorbing materials, adjust the acoustic system, and conduct regular monitoring to maintain optimal acoustic conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fauzy Rizky Laurens
"Penelitian ini megkaji amanat cerita dalam Wayang Wong Lakon Arjuna Kembar Tiga. Lakon Arjuna Kembar Tiga merupakan sebuah pementasan Wayang wong yang dipentaskan oleh Sekar Budaya Nusantara. Cerita yang digunakan dalam drama tersebut mengambil latar belakang Epos Mahabarata. Berkisah tentang penyamaran tiga Kurawa menjadi Arjuna dan ketiganya tidak dapat dibedakan secara fisik. Mereka menyamar dan mencoba mendapatkan Sembadra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis interpretatif untuk mengetahui amanat dalam kisah tersebut. Kesimpulannya yaitu tipu muslihat adalah salah satu upaya untuk mendapatkan kekuasaan tapi dapat dikalahkan dengan budi pekerti luhur. Kearifan Jawa yang terkandung dalam etika Jawa dan falsafah Jawa menerangkan bagaimana bersikap untuk mencegah dan menyikapi tipu muslihat

This research examines the mandate of the story in Wayang Wong Lakon Arjuna Kembar Tiga. Arjuna Kembar Tiga is a Wayang wong performance staged by Sekar Budaya Nusantara. The story used in the drama takes the background of the Mahabarata Epic. Tells about the disguise of three Kuravas to become Arjuna and the three of them cannot be physically distinguished. They disguise themselves and try to get Sembadra. The method used in this research is the method of interpretive analysis to determine the message in the story. The conclusion is that deception is an attempt to gain power but can be defeated by virtue. Javanese wisdom contained in Javanese ethics and Javanese philosophy explains how to act to prevent and respond to tricks."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Rachmalina Soerachman
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Aryandini Sumaryoto
"Studi ekologi mengajarkan adanya hubungan antara suatu spesies dengan lingkungannya secara keseluruhan, dan hubungan saling ketergantungan dari semua bagian bumi dalam hubungan sistemik: lapisan bawah geofisik, atmosfir dan iklim, tanaman dan binatang. Juga ternyata bumi tergantung pada matahari sebagai sumber energinya dan bulan yang berpengaruh terhadap pasang surut air (Campbell 1985:6; 194-195).
Untuk menerangkan bagaimana bentuk hubungan saling ketergantungan itu, diambil sebagai unit dasar analisis adalah ekosistem, yang dapat didefinisikan sebagai suatu kawasan alam yang terdiri atas organisme hidup dan unsur-unsur inorganik yang berinteraksi untuk mempertukarkan materi. Sebagai contoh dapat diambil suatu ekosistem hutan atau kolam, dimana diperlihatkan hubungan timbal batik dan adanya ketergantungan satu soma lain antara spesies binatang dan tanaman, demikian juga pada bahan kimia inorganik dalam lingkungan itu (Ibid.:7 mengambil dari Odum 1971).
Dalam ekosistem itu terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostatic, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan (Reksasoedarmo, Kartawinata dan Soegiarto 1986:15). Lebih lanjut Odum mengatakan " By steady-state, we mean a self-adjusting equilibrium or balance condition relatively immune to at least small-scale disturbances ("Dengan keadaan seimbang, kita maksudkan suatu ekuilibrium yang menyelaraskan diri atau kondisi seimbang yang relatif tahan paling tidak terhadap goncangan-goncangan berskala kecil") (Odum 1983:4). Odum juga menjelaskan bagaimana setiap unsur dalam ekosistem itu menduduki habitat dan relungnya masingmasing (Campbell 1985:8;14).
Sedang ekologi manusia mempelajari adanya hubungan yang erat antara manusia dan lingkungan (termasuk faktor-faktor seperti iklim, tanah), dan pertukaran energi dengan makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman, binatang, dan kelompok manusia lainnya (Ibid.:6-7). Dan ekologi budaya mempelajari bagaimana cara kebudayaan suatu kelompok manusia beradaptasi dengan sumberdaya lingkungannya dan terhadap eksistensi dari kelompok manusia lainnya (ibid.:7; Steward 1977:43)."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Hamengku Buwana VIII
"Lakon yang dipergelarkan adalah Mintaraga. Kisahnya mengenai Bagawan Suciptahening Mintaraga yang sebenarnya adalah sosok Arjuna yang sedang bertapa di gunung Indrakila. Ia dimintai tolong oleh para dewa untuk melawan raja Niwatakawaca dengan bantuan Dewi Supraba. Usaha Mintaraga berhasil, ia dikawinkan dengan Dewi Supraba."
Keraton Yogyakarta: [Publisher not identified], 1937
BKL.0803-WY 41
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Andrya Riliantya Silvia
"Skripsi ini memperlihatkan bagaimana suatu grup kesenian tradisional yaitu Paguyuban Wayang Orang Bharata yang melestarikan kesenian tradisional wayang orang dapat bertahan di kota besar seperti Jakarta, dimana hiburan modern yang lebih menarik semakin bermunculan. Maka tulisan ini juga mengkaji bagaimana transmisi kebudayaan khususnya dalam mempelajari kesenian yang dilakukan oleh anggota Paguyuban Wayang Orang Bharata dalam memelihara regenerasi sehingga pelestarian kesenian tradisional wayang orang pun dapat terus berjalan hingga sekarang. Transmisi kebudayaan ini juga berkaitan dengan proses sosialisasi dan proses enkulturasi yang terjadi di Paguyuban Wayang Orang Bharata. Selain itu, kebudayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh anggota Paguyuban Wayang Orang Bharata juga mempengaruhi sosialisasi dalam mempelajari kesenian yang dilakukan kepada anak-anaknya. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam.

This thesis shows how a group of traditional art, namely Paguyuban Wayang Orang Bharata that preserve the traditional art wayang orang can survive in big cities like Jakarta, where modern entertainment that more exciting increasingly popping up. So this thesis also examines how cultural transmission especially in learning the arts is performed by members of Paguyuban Wayang Orang Bharata in maintaining the regeneration so that the preservation of traditional art wayang orang can be continued until now. Cultural transmission is also related to the process of socialization and enculturation process that occurs in Paguyuban Wayang Orang Bharata. In addition, the cultures and the values that held by members of Paguyuban Wayang Orang Bharata also affect the socialization of learning the arts to their children. This thesis uses qualitative research method, which involved researchers conducted observations and depth interviews.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurrahman Arroisi
"ABSTRAK
Tesis ini berisi pemikiran yang berupaya memahami kompleksitas relasi yang terbentuk
antara birokrasi dan seniman dengan menelusuri penalaran atau rasionalisasi yang
dimiliki suatu sistem birokrasi terhadap para pekerja seni. Dengan memahami birokrasi
modern sebagai pengejawantahan dari kekuasaan simbolik, maka dapat dibuktikan bahwa
birokrasi modern tidak dapat menjalankan kepentingan dan agendanya tanpa merancang
suatu pengaturan simbolik. Tak hanya dari sisi birokrasi, penulis juga berupaya
menganalisis munculnya sikap resistensi dan agensi para pekerja seni karena kontradiksi
yang terjadi antara praksis kesenimanan dan praksis kerja birokrasi yang selalu
mengedepankan proses pengevaluasian terukur. Berangkat dari data empiris atas
kehidupan sejumlah seniman birokrat Wayang Orang Bharata, tesis ini mengupas
inkonsistensi antara usaha-usaha pengaturan simbolik dan praktiknya di lapangan, yang
kemudian hasilnya diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru terhadap upaya
birokratisasi, dan tidak hanya sampai di situ ? sebuah penjelasan mengapa birokrasi
begitu memikat bagi manusia

ABSTRACT
This thesis holds notions that seek to understand the complexities of relationship which
are formed between bureaucracies and artists, essentially by exploring the rationalization
or the reasoning of a particular bureaucratic system towards its arts officers. By
understanding the modern bureaucracy as a manifestation of symbolic power, it can be
proved that modern bureaucracy cannot run its interests and agendas without designing a
certain symbolic disposition. Not only in terms of bureaucracy, the author also attempts
to analyze acts of resistance and ?agency? of artists that appear as contradictions which
occur between artistic praxis and bureaucratic work praxis that constantly puts forward
the process of measured evaluation. Departing from empirical data on daily lives of a
number of Wayang Orang Bharata civil-servant artists, this thesis unveiled the
inconsistencies between symbolic disposition attempts and its practice in reality, which
then the result is expected to give new insights to the efforts of bureaucratization, and not
only that - an explanation of why bureaucracy is so fascinating to humans"
2016
T46718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>