Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186823 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margareta Theodora R.
"ABSTRAK
Suatu perusahaan dapat menciptakan nilai bagi para pemegang sahamnya, ketika perusahaan tersebut melakukan investasi pada suatu proyek yang memiliki return lebih besar daripada cost of capital-nya. Dengan demikian nilai perusahaan akan menjadi ukuran yang penting dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian saham atau nilai perusahaan ini akan berpengaruh pada harga saham di bursa efek. Oleh karena itu, dalam karya akhir ini akan dilakukan analisis hubungan antara EVA dan MVA terhadap harga saham perusahaan dalam industri barang-barang konsumsi.
Alat analisis yang digunakan dalam karya akhir ini:
o EVA (Economic Value Added), digunakan untuk mengetahui laba ekonomis dari sebuah perusahaan berdasarkan pada kinerja operasionalnya selama satu tahun.
o MVA (Market Value Added), digunakan untuk mengetahui berapa besar kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemilik modal.
o Analisis Statistik, digunakan untuk menghitung korelasi antara EVA dan MVA dengan harga saham perusahaan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, nilai EVA tertinggi sampai pada tahun 2002 dihasilkan oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Sementara PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. terus mengalami EVA yang negatif. Hal ini dikarenakan sejak tahun 1999-2002, beban bunga yang ditanggung Prasidha cukup besar sehingga mengalami rugi yang cukup besar pula. Sementara pada tahun 2003, Prasidha sudah dapat memperoleh nilai EVA yang positif yaitu sebesar Rp 743.867.251.734,00. Peningkatan ini terjadi karena beban b>.mga yang ditanggung telah berkurang sehingga laba yang dihasilkan pun sangat besar. Nilai MVA tertinggi dihasilkan oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. selama tahun 1999-2000 dan pada tahun 2002-2003. Hanya pada tahun 2002, perusahaan ini tidak dapat menghasilkan nilai MVA tertinggi. Pada tahun 2002, nilai MVA tertinggi dihasilkan oleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk yaitu sebesar Rp 480.430.264.500,00. Multi Bintang dapat menghasilkan MVA yang tinggi selama empat tahun, dikarenakan nilai pasar saham perusahaan ini sangat tinggi dibandingkan dengan nilai nominal sahamnya. Sementara itu berdasarkan hasil analisis statistik, EVA tidak memiliki korelasi dengan MVA atau harga saham perusahaan.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada korelasi antara EVA dan MVA atau dengan kata lain tidak ada korelasi antara nilai EVA dengan harga saham perusahaan di pasar. Selain itu nilai dari hasil korelasi antara EVA dan MVA mendekati nol. Selain itu, hanya 4% dari MVA yang dipengaruhi oleh EVA sebagai variabel bebasnya. Sementara sisanya sebesar 96% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Saran yang dapat diberikan pada karya akhir ini adalah bahwa sebaiknya analisis yang dilakukan tidak hanya dari kondisi internal perusahaan, tetapi dapat juga dilakukan berdasarkan pada kondisi ekstemal perusahaan, (misalnya kondisi makro ekonomi). Selai.n itu agar perusahaan dapat menghasilkan nilai EVA yang positif maka perusahaan hams memiliki comparative advantage dan competitive advantage. Selain itu, jika dilihat dari sisi financing, maka sebaiknya perusahaan melakukan pinjaman dengan bunga yang rendah. Sehingga beban bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan menjadi lebih kecil dan perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi. Dengan beban bunga yang lebih rendah maka cost of capital yang harus ditanggung oleh perusahaan pun akan menjadi lebih rendah dan pada akhimya nilai EVA yang dihasilkan akan menjadi lebih tinggi.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reagan, Author
"ABSTRAK
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang diperjualbelikan sewaktu-waktu. Instrumen keuangan yang urnurn diperjualbelikan di BEJ adalah saham biasa. Saham merupakan suatu sertiftkat kepemilikan atas perusahaan yang periode kepemilikannya dalam jangka pendek atau jangka panjang tergantung dari pemegang saham.
Pergerakan harga saham tidak dapat diramal secara pasti karena harga saham selalu berfluktuasi setiap hari bahkan setiap detik. Pergerakan harga saham secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal perusahaan dan faktor internal perusahaan.
Faktor internal perusahaan salah satunya dapat dilihat melalui perubahan laba perusahaan yang mencerminkan kinerja perusahaan. Hal ini menyebabkan nilai perusahaan menjadi ukuran yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan pembelian suatu saham karena tujuan utama setiap investor adalah mendapatkan keuntungan.
Investor dapat melakukan pengukuran kinerja dari suatu perusahaan guna mengetahui nilai perusahaan yang akan berpengaruh pada harga saham di bursa efek. Pengukuran kinerja perusahaan telah banyak dilakukan baik dengan metode tradisional maupun dengan metode yang baru dikembangkan. Beberapa metode tradisional yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE),
Return on Asset (ROA), Price to Earning Ratio (PER), Residual Income (RI) dan lain-lain.
Tahun 1989, Stern Stewart & Co mengembangkan metode baru guna mengukur kinerja perusahaan yang dinarnakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
EVA melakukan pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan keaadaan dalam perusahaan, sedangkan MVA telah mengikut sertakan keadaan di luar perusahaan. Ini tercermin dari komponen perhitungan dari MVA yaitu harga saham. Jika harga saham mengalami kenaikan
maka nilai MVA juga naik. Sebaliknya, jika harga saham turun maka nilai MVA juga ikut turun. Oleh karena itu, MVA dapat digunakan untuk mencerminkan penilaian investor terhadap suatu perusahaan.
Berdasarkan pemyataan tersebut di atas, penulis ingin mengetahui kinerja perusahaan-perusahaan
dan hubungan antara peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan dengan peningkatan atau penurunan penilaian investor. Metode perhitungan kinerja yang digunakan penulis adalah metode ROI, EVA dan MV A. Periode waktu penelitian yang dilakukan penulis adalah sejak tahun 2000 sarnpai dengan tahun 2004. Obyek penelitian dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang sudah tercatat di BEJ dan termasuk dalam industri perdagangan eceran selama periode penelitian.
Dasar pemilihan industri ini karena pentingnya sektor perdagangan dalam menunjang perekonomian negara, semakin berkembangnya sektor retail di Indonesia sejak tahun 2000 sejalan dengan langkah strategis pengusaha yang melakukan ekspansi usaha dan juga akibat membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia. Perkembangan ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya retail-retail baru baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang berdiri seperti Indomaret, hypermart, giant, clubstore, wallmart dan lain-lain. Selain itu, bisnis ritel memiliki
cash flow yang sangat likuid, dimana transaksi sebagian besar dalam bentuk tunai.
Hasil dari perhitungan yang dilakukan oleh penulis dengan metode ROI, EVA dan MVA adalah berdasarkan metode ROI, perusahaan dengan kinerja ROI tertinggi selama lima tahun periode adalab PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Berdasarkan metode EVA, perusahaan dengan kinerja EVA tertinggi pada tahun 2000 dan tahun 2003 adalah PT. Toko Gunung Agung Tbk. Sedangkan pada tahun 2001 dan tahun 2002 adalah PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Selanjutnya pada tahun 2004 adalab PT. Hero Supermarket Tbk. Berdasarkan metode MY A, perusahaan dengan kinerja MV A tertinggi pada tahun 2000 dan tahun 2001 adalah PT. Alfa Retailindo Tbk. Sedangkan pada tahun 2002 dan tahun 2003 adalah PT. Toko Gunung Agung Tbk. Selanjutnya, pada tahun 2004 adalah PT. Ramayana Lestari Sentosa. Basil perhitungan tersebut kemudian dianalisis secara statistik dan basil yang diperoleb dari analisis korelasi menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara ROI dengan MVA dan tidak adanya korelasi antara EVA dengan MVA.
Pemeringkatan atas kinerja perusahaan pada penelitian ini, dibarapkan dapat memberikan referensi bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham perusahaan dalam industry perdagangan ritel dan manajemen perusahaan dalam menilai baik buruknya kinerja suatu perusahaan. Namun, pemeringkatan ini bukan merupakan basil mutlak yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang tinggi berarti barga saham perusahaan tersebut akan tinggi. Karena investor juga tetap barus mempertimbangkan faktor-faktor eksternal lainnya seperti kebijakan politik, kebijakan fiskal dan pajak, regulasi pemerintah, persaingan, kondisi perekonomian dalam negeri dan luar negeri. Dari sisi perusahaan, untuk mengatasi EVA yang negatif manajemen perusahaan dibarapkan dalam melakukan investasi terutama ekspansi gerai bendaknya mempertimbangkan keuntungan ekonomis yang akan didapat sehingga nantinya akan dapat memberikan penambahan kesejahteraan bagi investor.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Yulius
"lnformasi kinerja keuangan perusahaan merupakan hal yang cukup penting untuk diketahui oleh perusahaan yang bersangkutan dan pihak-pihak yang membutuhkannya seperti calon investor. Investor membutuhkan informasi kinerja keuangan perusahaan untuk mendapatkan manfaat dalam pengambilan keputusan untuk menentukan investasi saham yang menguntungkan. Return merupakan suatu tingkat pengembalian yang diharapkan investor atas dana yang diinvestasikannya yang berupa dividen atau capital gain tatkala investor melepas sahamnya di pasar. Untuk mendapatkan informasi kinerja keuangan yang baik, maka dilakukan analisa rasio keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen anaiisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MYA) terhadap return saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEl dalam kurun waktu tahun 2003-2008. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dan pengujian dilakukan dengan anaJisis regresi berganda. Dari hasil analisis dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu berdasarkan pengujian regresi berganda ditemukan bahwa secara parsial Economic Value Added (EVA) tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Sedangkan Return on Equity (ROE), Market Value Added (MVA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Secara bersama-sama kelima variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Company's financial performance information is important enough to be known by the company concern and the parties who need such as potential investors. Investors need information to the company's financial performance benefits in decision making to determine the profitable stock investment. Return is an expected rate of return for investors who invested funds in the form of dividends or capital gains when investors off shares in the market. To obtain information of good financial performance, it is the company financial ratio analysis. Financial ratio analysis is an analytical instrument company achievement that describe the various relationships and financial indicators are intended to indicate a change in circumstances or achievements financial operations in the past and helps illustrate the trend pattern of these changes, and then show the risks and opportunities inherent in the company concerned. This study aims to test the influence of Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), and Market Value Added (MVA) against the return of shares in companies listed on the Stock Exchange in the period 2003-2008. Sampling is purposive sampling method and the testing carried out by multiple regression analysis. From the anaJysis several conclusions can be drawn that is based on the results of multiple regression testing found that the partially Economic Value Added (EVA) does not have a significant impact on stock returns. While Return on Equity (ROE), Market Value Added (MVA) has a significant impact on stock returns. Together the five variables have a significant impact on stock returns.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T31995
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Djuwita
"Industri jasa telekomunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan suatu industri tidak lerlepas dari persaingan para pelaku di dalamnya. Slruktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan.
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan seseorang dengan orang lain melalui media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka jika diidentifikasi ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih Cungsi tersebut Bari jasa telekomunikasi, salah satunya adalah jasa transportasi.
Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya persaingan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk memenangkan persaingan adalah dengan meningkatkan kinerja perusahaan, karena sebagai perusahaan yang telah go public, bail; buruknya kinerja perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut di mala investor.
Kekayaan pemegang saham ditentukan oleh internal performance dan external performance. Variabel yang digunakan untuk mengukur internal performance perusahaan dapat dihitung berdasarkan prinsip-prinsip accounting based atau economic based. Return on investment (ROI) merupakan salah satu ukuran infernal performance yang perhitungannya mendasarkan pada prinsip akuntansi, sedangkan economic value added (EVA) jugs lermasuk ukuran internal performance yang dihitung berdasarkan prinsip ekonomi. Kinerja eksternal perusahaan dapat diukur dengan menggunakan marker value added (MVA), vaitu metode yang tergolong baru berdasarkan pada value based management. Penentuan shareholders value creation dengan menggunakan metode MVA dilakukan melalui usaha dan keputusan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan dalam menginvestasikan modal yang dipercayakan invest.
Jika perusahaan menunjukkan kinerja yang balk dari waktu ke waktu, maka book value perusahaan tersebut akan meningkat, dan kemungkinan investor akan menawar saham perusahaan tersebut dengan harga yang tinggi dengan harapan memperoleh earning yang tinggi di masa yang akan datang, sehingga menyebabkan marker value perusahaan meningkat. Bila marker value perusahaan dibandingkan dengan modal yang dikoniribusikan oleh investor menunjukkan hasil yang positif (the excess price tag), hal itu merupakan akibat dari keberhasilan operasi pada masa yang lalu atau dengan kata lain merupakan hasil kinerja yang baik.
Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali pengaruh antara ROI dengan MVA dan anlara EVA dengan MVA. Konsep EVA memang menawarkan banyak kelebihan dalam mengukur penciptaan nilai suatu perusahaan, tetapi perlu diteliti apakah konsep EVA tersebut dapat diterapkan oleh investor di Indonesia.
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah 10 perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang termasuk dalam kategori sektor jasa yang terdiri dad 3 perusahaan yang bergerak dalam industri telekomunikasi dan 7 perusahaan dalam industri Transportasi.
Perhilungan return on investment (ROI) masing-masing perusahaan untuk periode 2003-2005 dengan menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada periode 2003-2005. Economic Value Added (EVA) masing-masing perusahaan untuk periode 2002-2005 dihitung dengan terlebih dahulu menghitung net operating profit after taxes (NOPAT), invested capital, dan cost of capital. Sedangkan perhitungan market value added (MVA) masing-masing perusahaan untuk periode 2003-2005 dapat dilakukan dengan lebih dahulu menghitung marker value dan invested capital. Selanjutnya dilakukan uji korelasi, uji regresi, dan uji koefisien korelasi antara ROI dengan MVA dan antara EVA dengan MVA.
Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode ROI menunjukkan bahwa PT. Indonesian Satellite Corporation mencapai ROI tertinggi yaitu sebesar 23,34% pada tahun 2003 sedangkan ROI terendah dihasilkan oleh PT. Mitra Rajasa yaitu sebesar -32,79%, PT. Infoasia Teknologi Global pada tahun 2004 mencapai ROI tertinggi sebesar 12,01%, sedangkan PT. Steady Safe menghasilkan ROI terendah sebesar -20,04%. Pada tahun pengamatan 2005 ROI tertinggi dicapai oleh PT. Telekomunikasi Indonesia sebesar 12,86%, dan pada tahun tersebut PT. Steady Safe kembali menghasilkan ROI terendah sebesar negatif 16,84%.
Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode EVA menunjukkan bahwa standardised EVA terbesar pada tahun 2003 yaitu sebesar 0,6449 dicapai oleh PT. Indonesian Satellite Corporation. Sedangkan Standardised EVA terendah tahun 2003 dicapai oleh PT. Mitra Rajasa dengan nilai sebesar -0,2518. PT. Infoasia Teknologi Global pada tahun 2004 menghasilkan standardised EVA tertinggi sebesar 0,1467, sedangkan PT. Steady Safe menghasilkan standardised EVA terendah sebesar -0,4389. selanjutnya pada tahun 2005 PT. Samudra Indonesia menghasilkan standardised EVA terbesar sebesar 0,1148 dan PT. Mitra Rajasa menghasilkan standardised EVA terendah yaitu sebesar -0, 2176.
Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode MVA menunjukkan bahwa standardised MVA terbesar pada tahun 2003 dicapai oleh PT. Steady Sale dengan nilai standardised MVA sebesar 3,3137, sedangkan pada tahun 2004 standardised MVA terbesar dicapai PT. Infoasia Teknologi GIobal sebesar 3,7904 dan pada tahun 2005 standardised MVA PT. Steady Safe sebesar 3,1601. Sedangkan standardised MVA terendah selama periode penelitian dicapai oleh PT. Humpuss Intermoda Transp. sebesar -0,6886 pada lahun 2003, kemudian untuk tahun 2004 standardised MVA terendah dicapai oleh PT. Centris Multi Persada yaitu sebesar -0,6266 dan pada tahun 2005 dicapai oleh PT. Mitra Rajasa yai lu sebesar -0,5874.
Hasil perhitungan kinerja perusahaan dengan ketiga metode (ROI, EVA, dan MVA) dapat dikelompokkan menjadi empat model, yaitu model A yang mans baik ROI atau EVA maupun MVA bemilai positif, model B yang mana ROI atau EVA bernilai negalif sedangkan MVA bemilai positif, model C yang mana ROI alau EVA bemilai positif sedangkan MVA bemilai negatif, serta model D yang mana bail: ROI atau EVA dan MVA bemilai negalif.
Berdasarkan uji korelasi diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi yang lemah dan searah antara ROI dengan MVA dan antara EVA dengan MVA Sedangkan uji regresi menunjukkan hasil bahwa baik ROI maupun EVA tidak mempengaruhi MVA.

Nowadays, the telecommunication industry has grown very rapidly. The grow f an industry always influenced by the contribution degree of its players. The industrial structure also has a great affect on determining the rules of the game.
The telecommunication is a mean to connect a person to the others through a communication medias. As the function to connect people, there are several services that able to take over it function, such as: the transportation services.
This leads to the competitiveness within the competitive business environment. The effort which the company could take in order to win this competition is to keep its performance rising, because as a public company, its performance will affect its value investor's eyes.
The shareholders' wealth are measured by internal performance and external performance. The variables used as internal performance yardsticks are can be calculated using either accounting based or economic based. Return on investment (ROI) is one of the internal performance measurements using the principals of accounting, whilst the EVA also is one the internal performance measurements using the principals of economics. External performance of company is measured by market value added (MVA). MVA is new method using value based management. In management's attempts and decision making to Increase shareholder value as measured by the market value of a company, they continuously influence, directly or indirectly, those variables that affected shareholder wealthy.
The company's performance increasing significantly, the book value of company will also increase, and the probability of investor bargain for its stocks on higher price to earn more capital gain and dividend will increase too, and it makes the company's market value increases. As this occurs, the different between the company's market value and the capital contributed-by investors (MVA) represents the excess price tag the marker assigns to the company as a result of it past operating successes.
This research goal is to test again the relationship between R01 with M VA and EVA with MVA. The EVA concept offer many advantages in estimating the value of the company, but it requires further observation whether the concept can be applied by investor in Indonesia.
The company's sample are 10 companies that listed in Jakarta Stock Exchange and from service sector, there are 3 companies of telecomunication industry and 7 companies of transportation industry.
The calculation of return on investment (ROI) in each of companies in 2003-2005 can be had by using each of companies finance report in its time. Economic Value Added (LVA) of each company /or periocle 2002-2005 have to he calculated first by compute net operating pro/it after tares (NOPA1). invested capital, and cost of capital, And calculation of market value added (MVA) ,for each company jbr periode 2003-201)5 can he done by calculating market value and invested capital. Furthermore. we can do correlation rest. Regression test and correlation coeficiency test between ROI and MVA as also between EVA and MVA.
The result of performance calculation of each company shown that PT Indonesian Satellite Corporation reached 29.48% as it is the highest R0I in 2003 while the lowest ROl came from PT. Mirra Rajasa, -32,79%. PT Infoasia Teknologi Global reached highest ROI 12.01% in 2004 and PT Steady Safe resulted the lowest ROI of -20.04%. In analyzing year of 2005, the highest ROI came from PT. Telekomunikasi Indonesia of 12,86%, while in the same year, PT Steady Safe again had the lowest RO1, of-16.84%.
Performance calculation result of each company based EVA method shown that PT. Indonesian Satellite Corporation reached 0,6449 as it is the highest standardized EVA in 2003 while the lowest standardized EVA came from PT. Mitra Rajasa, -0,2518. PT lnfoasia Teknologi Global reached highest standardized EVA 0.1467 in 2004 and PT Steady Safe resulted the lowest Standardized EVA of -0,4389. In analyzing year of 2005, the highest standardized EVA came from PT: Samudra Indonesia of 0.1148, while in the same year, PT. Mitra Rajasa again had the lowest standardized EVA, of -0,2176.
The result of each company's performance based on MVA method shown that the biggest MVA in 2003 was reached by PT. Steady Safe with value of standardized MVA of 3,3137, while the biggest standardized MVA resulted by PT. Infoasia Teknologi Global of 3, 7904 in 2004 and by PT Steady Safe in 2005 as it reached its value of 3,160I. The result also shown that the lowest of standardised MVA during research time was reached by PT. Hwnpuss Internoda Transp. of -0,6886 in 2003, and followed by PT. Centris Multi Persada of -0,6266 in 2004 and PT. Mitra Rajasa of -0,5874 in 2005.
The result of each company's performance based on those method (ROI EVA, and MVA) can be classified into four model, these are A model which is ROI or EVA is positive and so is MVA, B model which is ROI or EVA is negative but MVA is positive, C model which is ROI or EVA is negative but MVA is positive, and D model which is all of RO1, EVA, and MVA are negative.
Based on correlation test, a weak correlation between ROI and MVA as well as EVA and MVA, the relationship are positive. But based on regression test, we come to a conclusion that both ROI and EVA did not influence MVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Susatyo
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Corporate Governance dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan efektifitas dewan komisaris dan efektifitas komite audit sebagai variabel independen, sementara kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan metode Economic Value Added dan Market Value Added.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang diproksikan dengan efektifitas dewan komisaris dan efektifitas komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Perusahaan yang diukur dengan EVA. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya asosiasi yang signifikan antara efektifitas dewan komisaris dan efektifitas komite audit terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan MVA.

This research aims to analyze the effects of corporate governance on company's performance of listed banks in Indonesia Stock Exchange during 2007-2012. Corporate Governance in this study was measured by the Effectiveness of the Board of Commissioners and the Effectiveness of the Audit Committee as independent variable, while company's performance is measured by Economic Value Added and Market Value Added.
The results of this study indicate that corporate governance has a positive and significant effect on company's performance which is measured by Economic Value Added. However, this study cannot find a significant association between the Effectiveness of the Board of Commissioners and the Effectiveness of the Audit Committee on company's performance which is measured by Market Value Added.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Lesmana
"Pengukuran kinerja adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi implementasi strategi perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dari sisi keuangan dan non keuangan. Penelitian ini melakukan pengukuran kinerja dari sisi keuangan perusahaan. Metode pengukuran yang digunakan antara lain Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, dan Market Value Added (MVA). Selain itu, penelitian ini juga melihat nilai pasar EVA Momentum yang tersirat serta melihat hubungan antara EVA Momentum dengan Market Value Added (MVA). Objek penelitian yang digunakan adalah empat perusahaan go public pada industri properti dan real estat dari tahun 2009-2013. Hasil penelitian menunjukan kinerja yang berbeda dari setiap pengukuran yang digunakan. Berdasarkan pengukuran EVA dan EVA Momentum, kinerja perusahaan yang baik diperoleh PT Alam Sutera Realty Tbk. Sedangkan dengan menggunakan pengukuran menggunakan Market Value Added (MVA), kinerja perusahaan yang terbaik diantara keempat perusahaan di industri properti dan real estat adalah PT Lippo Karawaci Tbk.

Performance measurement is a tool to evaluated the implementation of corporate strategy. Company performance can be measured in terms of financial and non-financial. This study was to measure of the company financial performance. The method of measurement used are Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, and Market Value Added (MVA). In addition, this research also see the Market Implied EVA Momentum and the relationship between EVA Momentum with Market Value Added (MVA). The writer choose four companies in the property and real estate industry from the year 2009 to 2013. The results showed different performance of each measurement used. Based on the measurement of EVA and EVA Momentum, good performance obtained by PT Alam Sutera Realty Tbk. While using the measurements using the Market Value Added (MVA), the best performance among the four companies in the property and real estate industry is PT Lippo Karawaci Tbk."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"[ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang keefektifan metode penilaian kinerja suatu perusahaan
dalam mengukur fluktuasi pada return saham. Penelitian dilakukan terhadap 30
perusahaan yang bergerak dalam sektor barang konsumsi (consumer goods
industry) dengan rentang waktu selama lima tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga
tahun 2014. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham
sebagai variabel dependen dan Residual Income, Economic Value Added, Market
Value Added, EVA Margin, dan EVA Momentum sebagai variabel independen.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi linear sederhana dengan dua
metode, yaitu Panel EGLS (Cross-section weights) dan Panel Least Squares
(Fixed Effect). Hasil dari penelitian ini adalah pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen berbeda-beda tergantung pada subsektor manakah
perusahaan yang diteliti berada.

ABSTRACT
This thesis examines the effectiveness of a company?s performance measurement
methods to measure fluctuations in the stock price. Study was conducted on 30
companies which engaged in the consumer goods industry with the time span of
five years, which is from 2010 to 2014. Variables used in this study are the stock
return as the dependent variable and Residual Income, Economic Value Added,
Market Value Added, EVA Margin, and EVA Momentum as independent
variables. Data were analyzed using simple linear regression with two methods,
Panel EGLS (Cross-section weights) and Panel Least Squares (Fixed Effect). The
result of this study is the influence of the independent variables on the dependent
variable varies depending on company?s sub-industry category, This thesis examines the effectiveness of a company’s performance measurement
methods to measure fluctuations in the stock price. Study was conducted on 30
companies which engaged in the consumer goods industry with the time span of
five years, which is from 2010 to 2014. Variables used in this study are the stock
return as the dependent variable and Residual Income, Economic Value Added,
Market Value Added, EVA Margin, and EVA Momentum as independent
variables. Data were analyzed using simple linear regression with two methods,
Panel EGLS (Cross-section weights) and Panel Least Squares (Fixed Effect). The
result of this study is the influence of the independent variables on the dependent
variable varies depending on company’s sub-industry category]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Hasman
"Penelitian ini ditujukan untuk mengukur bagaimana kinerja suatu perusahaan dan membandingkanya dengan perusahaan lain yang sejenis dalam satu industri serta bagaimana ekspektasi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan terhadap lima perusahaan pada industri barang konsumsi antara lain Ades, Indofood, Mayora, Ultrajaya, dan Unilever. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan teori analisis laporan keuangan dan peta nilai pertumbuhan. Untuk mengukur peta nilai pertumbuhan digunakan metode Free Cash Flow to the Firm dalam menilai harga saham wajar. Hasil dari penelitian ini memberikan kesimpulan akan kinerja perusahaan saat ini dan ekspektasi pertumbuhan perusahaan tersebut di masa yang akan datang dalam suatu industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Dewi Sugiartin
"Investor melakukan investasi dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan dari tingkat pengembalian yaitu berupa capital gain dari kenaikan harga saham dan deviden. Dalam pasar modal, instrumen investasi mengandung unsur ketidakpercayaan ataupun resiko. Resiko ini disebabkan karena harga saham senantiasa berubah dan tidak dapat diprediksi secara tepat akibat pergerakannya yang fluktuatif.
Nilai (value) suatu perusahaan dapat ditentukan dari kinerja keuangan perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menilai suatu perusahaan seperi PER (price to earning ratio), ROI (return on investment), ROE (return on equity), ROA (return on aseO, EVA (economic value added), dan MVA (market value added) suatu metode yang tergolong bare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan metode ROI, EVA dan MVA. Industri farmasi dipilih sebagai objek penelitian. Terdapat 9 perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik di industri ini, yakni Daria-Varia Labolatoria, Indofarma, Kimia Farma, Kalbe Farma, Merck, Pyridam Farina, Shering Plough, Bristol-Myers dan Tempo Scan. Kurun waktu yang dipilih dalam penelitian ini dari tahun 2003 hingga tahun 2005.
Dui basil perhitungan ROI diperoleh bahwa semua perusahaan pads industri farmasi memiliki nilai 1Z 01 yang berfluktuasi. Sepanjang periode penelitian Merck menghasilkan nilai RQl tertinggi dibandingkan perusahaan lain. Nilai ROl terendah selam dua tahun berturut-turut (2004-2005) dicapai oleh Schering Plough. Berdasarkan perhitungan kinerja menggunakan EVA , sepanjang tahun 2003-2005 Kalbe Farma, Merck, Bristol-Myers dan Tempo Scan yang memiliki nilai EVA positif. lndofarrna menghasilkan nilai EVA positif pada tahun 2004 dan 2005. Darya-Varia menghasilkan nilai EVA positif baru pada tahun 2005. Seiebihnya nilai EVA yang dimiliki perusahaan lain mencatat angka negatif_ Pyridam Farma memiliki nilai EVA terendah sepanjang periode penelitian. Perhitungan kinerja dengan menggunakan MVA menghasilkan bahwa nilai MVA tertinggi dicapai oleh Darya-Varia. Posisi kedua dicapai oleh Kalbe Farma. Nilai MVA perusahaan ini terus meningkat berbeda dengan perusahaan lain yang nilainya fluktuasi. Nilai MVA terendah dicapai oleh Pyridam Farma yang sepanjang tahun 2003-2005 rnemiliki nilai MVA negatif. Hal ini menyiratkan bahwa perusahaan ini tidak mampu menciptakan nilai secara internal maupun ekstemal.
Perhitungan kinerja dengan menggunakan ROI menghasilkan penilaian yang sederhana karena hanya melibatkan komponen laba bersih dan total assets. Penilaian ini hanya berdasarkan pada laba secara akutansi sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan berhasil menciptakan nilai. Sementara perhitungan kinerja berdasarkan EVA dan MVA mampu menggambarkan kondisi riel perusahaan karena dalam kedua metode tersebut melibatkan perhitungan biaya modal atas investasi yang dilakukan sehingga dapal dikelahui apakah perusahaan malnpu menciptakan return alas investasi yang telah ditanamkan.

Investors do some investment with a goal to gain earnings from repayment level which is capital gain of increasing share and dividend price. In capital market, instrument of investment have a distrust or doubt or risk point. This risk has been caused by share price that always changing continuously and not be able to predict w exact amount for vary moves.
Value of company can be seen freedom company's finance performance in some period of lime. There are some methods that can be used to calculate the company's value such as PER (Price to Earnings Ratio), ROI (Return On investment), ROE, (Return On Equity) ROA(Return On Asset), EVA (Economic Value Added and MVA (Market Value Added).
This study is aimed to evaluate the firm?s performance using methods of ROl, EVA and MVA. Pharmacy industry is chosen as observation object. There are 9 firms that registered at BEI in this industry, such as Darya-Varia Labolatoria, Indofarma, Kimia Parma, Kalbe Farina, Merck, Pyridam Farina, Schering Plough, Bristol-Myers Squibb and Tempo Scan Pacific. The period that is chooser for the study is started from 2003 to 2005.
All firms in this industry have fluctuate movements using ROI method. During certain period (2003-2005), Merck have highest ROI compared by others. Schering Plough achieve the lowest within 2 period (2004-2005). During 2003 to 2005 by using EVA
Method, Kai/re Farina, Merck, Bristol-Myers and Tempo Scan have positive EVA. lndojar ma get improvement and have positive EVA in 2004 and 2005. Darya-Varia achieves positive EVA in 2005. The others only have negative EVA. During period of this study Pyridam Farina get the lowest EVA. Using MVA method, Darya-Varia achieves the highest EVA. The other side, Kalbe Farma as second position get positive EVA and increasing year by year. The lowest position is achieved by Pyridam Farina. It shows that Pyridam not able to create value internally and externally.
Evaluating performance using RDI is the simple evaluation. This method is just involved net income and total assets. ROl is based accounting profit and d cult to know whether the firms are able to create value or not. Whereas, using EVA and MVA method as evaluating performance are able to give real performance of the firm because that method is involve the calculation on capital cost of investing. Therefore the return of invested capital can be known."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>