Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas tentang determinan infeksi tuberkulosis laten pada wargabinaan pemasyarakatan di Rutan klas 1 Bandung. Penelitian ini menggunakandesain cross sectional dan dianalisis dengan regresi logistik berganda. Hasilpenelitian ini menunjukan prevalensi infeksi TB laten sebesar 76,9 dan TB aktif2,3 . Risiko tinggi dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadianinfeksi TB laten yaitu kebiasan merokok sering sebesar 12,99 kali dan kebiasanmerokok kadang-kadang sebesar 9,34 kali. Determinan lainnya yang berisikomengalami infeksi TB laten yaitu riwayat kontak TB diluar rutan sebesar 3,02kali, status gizi kurang dari normal sebesar 2,64 kali dan status gizi lebih darinormal sebesar 0,21 kali, penahanan lebih dari 1 kali sebesar 0,44 kali, usia lebihdari 26-34 tahun sebesar 0,23 kali, usia 34-42 tahun sebesar 0,41 kali dan usialebih dari 42 tahun sebesar 0,63 kali. TB laten sangat tinggi sehingga diperlukanskrining TB laten agar dapat memutus mata rantai TB. Determinan utama TBlaten adalah merokok sehingga perlu pembatasan penjualan rokok dan membuatregulasi hingga kebiasaan merokok warga binaan pemasyarakatan berhenti. Selainitu, juga perlu meningkatkan status gizi sesuai dengan angka kecukupan gizi.

ABSTRACT
This dissertation discusses the determinant latent tuberculosis infection ofprisoners in state prison class 1 Bandung. This study used cross sectional designand analyzed by multiple logistic regression. The results of this study show theprevalence of latent TB infection is 76.9 and active TB is 2.3 . The highest riskand the most dominant factors associated with the incidence of latent TB infectionwho have smoking habits frequently are 12.99 times and intermitent smokinghabits are 9.34 times. Other determinants who have risk of latent TB infectioninclude a history of TB contact outside the prison is 3.02 times, less nutritionalstatus from normally is 2.64 and nutritional status more than normally is 0.21times, incarceration more than once is 0,44 times, age range of 26 34 years old is0.23 times, the age 34 42 years is 0.41 times and the age more than 42 years is0.63 times. The occurence of latent TB is very high that latent TB screening isnecessary to be able to cut the transmission of TB. The main determinant of latentTB is smoking so it is necessary to restrict the sale of cigarettes and make aregulation to stop smoking habits of prisoners. In the other hand, it also needs toimprove nutritional status in accordance with the nutritional adequacy rate."
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Sukmawati
"Latar Belakang: Di Indonesia, total populasi narapidana wanita meningkat daritahun 2000 sebanyak 1.807 orang menjadi 6.876 orang pada tahun 2016 Walmsey, 2016. Sebanyak 58 lapas di Indonesia mengalami overcrowded Indana, 2016. Overcrowded tersebut menyebabkan persebaran penyakitmenjadi lebih cepat, sehingga berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan diLapas Ditjenpas, 2017.
Tujuan penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsiWBP terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Lapas Perempuan Klas IIABandung tahun 2017.
Metode penelitian: Kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilansampel menggunakan simple random sampling. Pengambilan data menggunakankuesioner.
Hasil penelitian: Faktor internal yang berhubungan dengan persepsi kualitaspelayanan kesehatan, yaitu: pengalaman pelayanan kesehatan p=0,038,POR=2,430, pendidikan p=0,016, POR=2,676, dan motivasi memperolehpelayanan kesehatan p=0,031, POR=2,396 dan faktor eksternal yangberhubungan dengan persepsi kualitas pelayanan kesehatan yaitu pekerjaan p=0,044, POR=2,380. Faktor paling dominan yang berhubungan denganpersepsi kualitas pelayanan kesehatan adalah pendidikan.
Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan persepsi kualitas pelayanankesehatan antara lain: pengalaman, pendidikan,motivasi dan pekerjaan.Saran: Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dengan melibatkan dinaskesehatan dan dinas sosial untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Background: In Indonesia, the number of female prisoners population increasedfrom 2000 to 1.807 people to 6.876 in 2016 Walmsey, 2016. 58 of prisons inIndonesia are over crowded Indana, 2016. More density of the disease spreadbecomes faster, thus impacting the quality of health services in prisons Ditjenpas, 2017.
Objective: To know factors related to perception of prisoner to health servicequality in Women Prison Class IIA Bandung 2017.
Method: The type of this research was a quanitative. This study design wascross sectional study involving sample of 122 respondents, it was using simplerandom sampling. Data collection using questionnaires.
Result: There are Internal factors related to perception of health service quality,that is health service experience p 0,038, POR 2,430, education p 0,016,POR 2,676, and motivation to get health service p 0,031, 2,396 andexternal factors related to the perception of health service quality that is work p 0,044, POR 2,380. The most dominant factor related to the perception ofquality of health service is education.
Conclusion: Factors related to the perception of quality of health services experience, education, motivation and work.Suggestion Increase cross sectoral cooperation by involving health offices andsocial services to improve the quality of health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Indriyani
"Partisipasi VCT pada WBP penting untuk diketahui agar dapat melakukan pencegahan penularan dan penanggulangan kasus sedini mungkin. Penelitian bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan VCT pada WBP di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok Bambu Tahun 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Tingkat partisipasi VCT pada WBP adalah 28,4%, dan faktor yang berhubungan dengan partisipasi VCT pada WBP yaitu jenis tindak pidana (OR=0,085, 95% CI= 0,019-0,387), pengetahuan (OR=2,898, 95% CI = 0,978-8,582), dan dukungan tenaga kesehatan (OR=2,533, 95% CI = 0,997-6,436). Klien VCT yang datang ke klinik VCT rutan sebagian besar atas rujukan dokter. Perlu peningkatan pengetahuan tentang HIV dan VCT untuk meningkatkan partisipasi VCT pada WBP.

VCT participation among prisoner is crucial for prevention and care support treatment of HIV in prison. The purpose of this study was to explore related factors to VCT among prisoner in Pondok Bambu Woman Prison Jakarta 2012. Data were collected from 95 prisoner which chosen by random sample at Pondok Bambu Prison, using self-administered questionnaires. Only 28,4% of respondents had participating in VCT. Related factors which have significant correlation with VCT participation are type of criminal act, knowledge, and medical workers support. Meanwhile, there is no significant correlation between education, job status, STD record, perception of VCT service needs, prison support, friends/family support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Lestari Cahyaningati
"Penelitian ini memaparkan tentang faktor predisposisi (karakteristik, pengetahuan, sikap), faktor pendukung (keaktifan responden dalam bimbingan kegiatan) dan faktor penguat (dorongan responden berperilaku seksual) yang mempengaruhi perilaku seksual warga binaan pemasyarakatan selama berada di Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketiga faktor tersebut dengan perilaku seksual berisiko pada warga binaan pemasyarakatan wanita di Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur tahun 2012. Penelitian ini menggunakan gabungan metode kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional) dan kualitatif dengan tehnik wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan faktor predisposisi yaitu karakteristik (orientasi seksual) dan sikap permisif terhadap jenis-jenis perilaku seksual serta faktor penguat yaitu dorongan dalam berperilaku seksual dengan perilaku seksual berisiko pada warga binaan pemasyarakatan selama di Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur, tahun 2012. Untuk menangani hal tersebut, diperlukan keterlibatan pihak Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur, Kantor Wilayah DKI Jakarta Kementrian Hukum dan HAM, Kementrian Hukum dan HAM serta pihak-pihak terkait. Adanya kebijakan yang memperhatikan hak-hak seksual warga binaan pemasyarakatan diharapkan dapat menurunkan jumlah perilaku seksual berisiko warga binaan pemasyarakatan selama berada di Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur.

This research describes about the factors predisposing (characteristics, knowledge, attitudes), enabling factors (respondents participating in mentoring activities) and reinforcing factors (encouragement or reason respondents sexual behavior) that influence sexual behavior prisoners while in Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur. This study aimed to determine the relationship between these three factors with risky sexual behavior in female prisoners in Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur in 2012. This study uses a combination of quantitative methods with cross-sectional research design and qualitative in-depth interview techniques.
The results showed an association that is characteristic of predisposing factors (sexual orientation) and permissive attitude toward sexual behavior types and reinforcing factors that encourage or excuse in sexual behavior with sexual risk behavior of women prisoners in Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur, in 2012. For handling these, required the involvement of the Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur, Kantor Wilayah DKI Jakarta Kementrian Hukum dan HAM, and Kementrian Hukum dan HAM itself and related parties. Policy attention to sexual rights prisoners expected to reduce the number of risky sexual behavior prisoners while in Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Rinaldy Panusunan
"Latar belakang dan tujuan: Petugas kesehatan adalah populasi yang rentan terhadap infeksi Tuberkulosis (TB). Salah satu penilaian dalam kontrol infeksi TB adalah melakukan evaluasi pada petugas kesehatan, terutama yang kontak dengan pasien TB. Interferon gamma release assays (IGRA) adalah suatu alat untuk pemeriksaan infeksi TB laten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan angka proporsi infeksi TB laten pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilakukan pada 95 subjek dengan cara concecutive sampling. Subjek akan dilakukan anamnesis, foto toraks dan Xpert MTB/RIF untuk menyingkirkan diagnosis TB aktif dan TB MDR.
Hasil: Hasil IGRA positif didapatkan pada 37 subjek (38,9%) dan negatif pada 58 subjek (61,1%). Tidak ditemukan kasus TB aktif atau TB MDR. Didapatkan hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan IGRA dengan lokasi kerja (P = 0,004).
Kesimpulan: Proporsi infeksi TB laten pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan dengan pemeriksaan IGRA adalah 38,9%.

Background: Healthcare workers (HCW) are group of population that are prone to tuberculosis (TB) infection. One of the tuberculosis infection control measure is the evaluation of HCW, especially those who have contact with TB patient. Interferon gamma release assays (IGRA) is a method for diagnosing latent TB infection (LTBI). The aim of this trial is to determine the proportion of LTBI in HCW in Persahabatan Hospital, a high burden TB hospital in Indonesia.
Methods: This cross sectional study was conducted among 95 HCW in Persahabatan Hospital who have contact with TB patient. Sample was recruited by consecutive sampling. The participants were subject to history taking, chest X ray and Xpert MTB/RIF to exclude the diagnosis of active TB infection or multi drug resistant (MDR) TB.
Results: Positive IGRA was found in 37 HCW (38,9%) and negative IGRA was found in 58 HCW (61,1%). There were no active TB and MDR TB in HCW. There was a significant association between IGRA result and the work place (P = 0,004).
Conclusion: Proportion of LTBI in HCW in Persahabatan Hospital by using IGRA was 38,9%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina Thuffi
"Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatana masyarakat. Salah satu populasi yang paling berisiko adalah tahanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian TB di dalam lapas. Data yang digunakan adala data primer yang diambil pada bulan Desember 2013 hingga Februari 2014. Analisis data menggunakan Chi Square, dan Chi Square Mantel Haenzel untuk bivariat, serta Regresi Logistik untuk multivariat. Ada hubungan signifkan antara keberadaan orang dengan penyakit TB dapam satu kamar tahanan (p value<0,0001), lama tahanan (p value=0,008), dan pemanfaatan ARV (p value=0,039).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan orang dengan penyakit TB dalam satu kamar merupaka faktor paling berisiko terhadap kejadian TB di lapas (OR=13,009). Pengupayaan perbaikan sistem ruang isolasi dan modifikasi lingkungan, serta peningkatan pelayanan kesehatan dengan pemeriksaan rutin terhadap suspek TB dapat dijadikan upaya pencegahan penularan TB di dalam lapas. Diperlukan upaya provokasi ke atas guna melancarkan upaya pencegahan karena upaya yang diambil berhubungan dengan sistem keamanan lapas.

Tuberculosis is still a problem for public health. One of the populations most at risk are prisoners. This study aimed to determine the risk factors in the incidence of TB in prisons. The data used is primary data taken in December 2013 to February 2014. Analysis of the data using Chi Square, Chi Square and Mantel Haenzel for bivariate, and multivariate logistic regression for. There was a significant association between the presence of a person with TB disease in the detention room (p value <0.0001), length of detention (p value = 0.008), and the use of antiretrovirals (p value = 0.039).
The results showed that the presence of people with TB in the room is the most risk factors on the incidence of TB in prison (OR = 13.009). Striving for improvement and modification system isolation room environment, as well as increased health care with routine checks on suspected tuberculosis prevention efforts can be used as TB transmission in prison. Required to provoke up to launch prevention efforts because of measures taken related to prison security system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia
"Infeksi laten tuberkulosis merupakan keadaan tubuh yang tidak menunjukkan gejala saat terserang bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi laten dapat berkembang menjadi tuberculosis aktif sehingga perlu diberikan terapi pencegahan tuberkulosis. Salah satu tenaga kesehatan yang berperan dalam penanganan infeksi laten tuberkulosis di rumah sakit adalah apoteker. Informasi mengenai terapi pencegahan tuberkulosis dapat diberikan kepada sesama tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien atau pihak lain di luar rumah sakit. Pelayanan informasi obat dapat dilakukan melalui penerbitan media informasi seperti buklet. Laporan ini bertujuan untuk menyusun buklet terapi pencegahan tuberkulosis. Penyusunan buklet dilakukan dengan metode studi literatur pada peraturan tata laksana terapi pencegahan tuberkulosis yang berlaku di Indonesia. Desain buklet dilakukan dengan menggunakan aplikasi Canva pada kertas ukuran B5. Buklet terdiri dari 16 halaman yang terbagi menjadi cover, isi, daftar pustaka, dan kontak Rumah Sakit Universitas Indonesia.
Latent tuberculosis infection is a state of the body that has no symptoms when attacked by Mycobacterium tuberculosis bacteria. Latent infection can develop into active tuberculosis so it is necessary to provide preventive therapy for tuberculosis. One of the medical personnel who plays a role in managing latent tuberculosis infection in hospitals is the pharmacist. Information on tuberculosis preventive therapy can be provided to fellow health workers, patients, patients' families, or other parties outside the hospital. Drug information services can be carried out through the publication of information media such as booklets. This report aims to develop a booklet on tuberculosis prevention therapy. The preparation of the booklet was carried out using a literature study method on the regulations on the management of tuberculosis preventive therapy applicable in Indonesia. The booklet design was done using the Canva application on B5-size paper. The booklet consisted of 16 pages divided into cover, content, bibliography, and University of Indonesia Hospital contact."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anry Widiaty
"Latar Belakang: Infeksi tuberkulosis laten ITBL merupakan ancaman bagi para petugas kesehatan terutama yang sehari-harinya kontak dengan penderita Tuberkulosis TB. Infeksi TB telah dapat dideteksi sejak lebih dari 100 tahun yang lalu dengan uji tuberkulin tuberculin skin test, TST. Sebagai alternatif terhadap uji tuberkulin saat ini telah tersedia pemeriksaan in vitro berupa pemeriksaan interferon gamma release assay IGRA.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan TST dan IGRA dalam mendiagnosis TB laten pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta.
Metode: Penelitian dilakukan dengan disain potong lintang.
Hasil: Prevalens ITBL pada petugas kesehatan di RSUP Persahabatan adalah 66. Sejumlah 67 subjek dilakukan pemeriksaan IGRA dan TST dengan hasil 27 40 subjek dengan hasil pemeriksaan IGRA positif, 42 63 subjek dengan hasil pemeriksaan TST positif dan 44 66 subjek dengan hasil pemeriksaan IGRA dan atau TST positif, dengan kesesuaian sedang ?=0,459. Tidak ada hubungan antara usia dan parut BCG dengan hasil pemeriksaan TST maupun IGRA.
Kesimpulan: proporsi ITBL berdasarkan TST lebih besar dibadingkan IGRA dengan kesesuaian sedang

Introduction: Latent tuberculosis infection LTBI is a threat to the healthcare workers, especially who close contact with tuberculosis TB patients. Tuberculosis infection has been detected since more than 100 years ago with the tuberculin test TST. As an alternative to the tuberculin test now is currently available in vitro examination of interferon gamma release assay IGRA.
Objective: to compare TST and IGRA in the diagnosis of LTBI among healthcare workers in Persahabatan HospitalJakarta.
Method: The study is conducted with a cross sectional design.
Results: The prevalence of latent TB among health care workers in Persahabatan general Hospital was 66 .Of the 67 subjects examined, there were 27 40 subjects with IGRA positive, 42 63 subjects with TST positive and 44 66 subjects with IGRA and or TST positive, with moderate agreement 0,459 . There was no correlation between age and BCG scar with the results of the TST or IGRA.
Conclusion: High proportion of LTBI more positive with TST compare to IGRA, with moderate agreement
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, [2016;2016;2016;2016, 2016]
T55585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustiany
"ABSTRAK
Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk petugas pengamanan lembaga pemasyarakatan yang memiliki risiko tinggi tertular TB karena berinteraksi dengan warga binaan pemasyarakatan yang merupakan populasi dengan insiden TB yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis PPI TB di Lapas tempat penelitian serta melakukan penilaian risiko infeksi tuberkulosis sebelum dan sesudah dilakukan intervensi program PPI TB. Penelitian ini merupakan studi pra dan pasca intervensi yang dilakukan terhadap manajemen dan petugas pengamanan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program PPI TB di Lapas tempat penelitian belum dilaksanakan dengan baik kemudian dilakukan intervensi terhadap manajemen dan petugas pengamanan. Terjadi peningkatan pengetahuan yang bermakna p < 0,05 serta peningkatan sikap yang bermakna p < 0,05 setelah diintervensi. Selain itu juga terjadi penurunan risiko penularan TB dari risiko tinggi 13 menjadi risiko rendah 1 . Dengan hasil ini, diharapkan kepada manajemen agar penerapan program PPI TB harus dilakukan kepada petugas pengamanan, petugas lain serta warga binaan pemasyarakatan. Petugas pengamanan harus menggunakan masker respirator saat bersama pasien TB atau yang dicurigai TB.

ABSTRACT
Tuberculosis TB is still one public health problem in Indonesia, including prison guards who have a high risk of contracting tuberculosis because of their interaction with prisoners who are populations with a high incidence of TB.
The purpose of this study was to determine the implementation of TB prevention and infection control program in prison and conduct a risk assessment of tuberculosis infection before and after the prevention and infection control program intervention. This study is a pre and post intervention study conducted on the management and prison guards with quantitative and qualitative analysis.
The results showed that TB prevention and infection control program has not been properly implemented, then researcher conduct interventions for management and prison guards. There was significant increase in knowledge of prison guards.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Nurasta Wibawa
2008
T 25012
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>