Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nayla Sabrina
"Tesis ini berupa kritik atas strategi penerjemahan nama dalam novel Harry Potter and the Prisoner of Azkaban ke dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori skopos dari Nord 1991 , teori strategi penerjemahan dari Newmark 1988 , Vermes 2001 , Molina Albir 2002 dan Fernandes 2009 , teori definisi nama dari kamus Merriam Webster dan teori tentang jenis nama dalam penerjemahan dari Newmark 1988 , Racs dan Takacs 1987 , Vermes 2001 dan KBBI. Hasil penelitian menunjukkan 1 tujuan penerjemahan adalah menyampaikan kisah sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu, 2 Praanggapan yang berbeda menyebabkan penerjemah menerapkan dua atau tiga strategi dalam satu nama dan 3 penerjemah tidak mempertahankan beberapa unsur nonverbal sehingga memengaruhi pesan yang diterima pembaca TSa. Kesimpulan penelitian ini adalah penerjemah berhasil menerapkan strategi penerjemahan yang sesuai dengan tujuan penerjemahan walaupun penerjemah tidak konsisten dalam menerjemahkan nama yang dianggap tidak dipahami pembaca TSa.

This tesis is a criticsm to translation strategy of names in novel Harry Potter and the Prisoner of Azkaban into bahasa Indonesia. The theories used in this research are theory of skopos from Nord 1991 , theories of translation strategies from Newmark 1988 , Vermes 2001 , Molina Albir 2002 and Fernandes 2009 , the theory of name definition from Merriam Webster dictionary, theories of types of names from Newmark 1988 , Racs and Takacs 1987 , Vermes 2001 and KBBI. The results of the research show 1 the skopos is to deliver the story as faithful as possible to ST author intention, 2 different presuppositions force the translator to apply two or three strategies in translating one name and 3 the translator doesn rsquo t maintain some nonverbal features, therefore gives influence to ST reader in interpreting the message. The conclusion of this research is the translator succeeds in applying translation strategies which is based on the skopos although there are inconsistencies in translating certain names."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriani Yulia Putri
"Skripsi ini membahas tentang penerjemahan kata think dalam novel Harry Potter and The Philosopher’s Stone karya J.K. Rowling ke dalam bahasa Jepang yaitu 「ハリーポ ッターと賢者の石. Menurut kamus pada umumnya, kata think dalam bahasa Jepang secara garis besar dapat diartikan menjadi 「考える」kangaeru dan 「思う」 omou. Namun dalam pelaksanaannya, muncul kata lain selain kangaeru dan omou yang digunakan dalam menerjemahkan kata think. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa selain penerjemahan dengan morfem bebas secara leksikal, penerjemahan dengan morfem bebas, morfem terikat, serta gabungan keduanya secara situasional juga dilakukan oleh penerjemah dalam menerjemahkan kata think. Morfem bebas yang digunakan dalam penerjemahan antara lain morfem yang termasuk dalam kelas kata verba 「動詞」dan adverbia「副詞」. Sedangkan morfem terikat yang digunakan antara lain adalah morfem dari kelas kata verba bantu 「助動詞」 dan partikel akhir 「終助詞」. Selain itu terdapat pula beberapa penerjemahan yang termasuk ke dalam kategori penerjemahan nol atau pelesapan. Dengan penelitian ini diharapkan pembelajar bahasa Jepang dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan ketika menerjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang.

This study focused on the translation of the word think in Harry Potter and The Philosopher’s Stone by J.K Rowling into Japanese version 「ハリーポッターと賢者 の石」. According to dictionaries in general, think is equivalent to the word「考える」 kangaeru and 「思う」 omou. However, in the process of translation, other words are also used to express the word think in Japanese. The result of this study is, not only the lexically equivalent independent morphemes are used in translation, but also the attached morphemes (adjunct) or combination of both can be used to translate the word think as long as they are circumstantially equivalent. The usable independent morphemes are categorized as verbs 「動詞」and adverbs 「副詞」, while the adjunct that can be used includes auxiliary verbs 「助動詞」and final particles 「終助詞」. Last but not least, there are some translations that are categorized as "zero translations" as they were called omissions. From these results, those who are studying Japanese are expected to use this works as a consideration for translating from English to Japanese."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowling, J.K., 1965-
"During his third year at Hogwarts School for Witchcraft and Wizardry, Harry Potter must confront the devious and dangerous wizard responsible for his parents' deaths."
[Place of publication not identified]: Scholastic, 2013
813 ROW h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rowling, J.K., 1965-
London: Bloomsnury , 1999
813 ROW h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Almeera Zara Shanahan
"Penggunaan dialek literatur dalam karya sastra telah dilakukan sejak lama. Ketika dilakukan penerjemahan, akan terjadi sebuah masalah dalam dialek tersebut karena dialek tersebut mengandung latar belakang sosial dan budaya dari teks sumber. Karya tulis ini mengambil terjemahan Bahasa Indonesia dari dialek dan aksen yang terdapat di novel Harry Potter and the Deathly Hallows yang diterjemahkan oleh Listiana Srisanti dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama di tahun 2008. Karya tulis ini bertujuan untuk melihat strategi penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan dialek dan aksen yang berbeda di dalam novel tersebut dan penahanan fungsi dari dialek literatur. Data dalam karya studi ini dikelompokkan berdasarkan dialek dan aksen dan kategori Penanda Dialek oleh Dimitrova (2004) untuk dianalisa lebih lanjut. Penelitian ini menemukan bahwa strategi penerjemahan yang digunakan adalah strategi standardisasi. Penanda dari setiap dialek dan aksen dipertahankan dalam versi terjemahan melalui berbagai cara, seperti menggunakan pengejaan yang disesuaikan dengan aksen dan juga pelanggaran aturan tata bahasa Bahasa Indonesia. Akan tetapi, fungsi dialek literatur dalam versi terjemahan tidak begitu dipertahankan karena penokohan yang ada di dalam novel ini terlihat melalui pernyataan eksplisit oleh penulis dan bukan implikasi dari penggunaan dialek dan aksen.

Literary dialects, or the use of dialects in literary works, have been featured in the literary works for quite a long time. Problems may arise when translation takes place in the literary dialects as they impose social and cultural backgrounds. This study takes on the Indonesian translation of the dialect and accent in Harry Potter and the Deathly Hallows done by Listiana Srisanti published by Gramedia Pustaka Utama in 2008. It aims to see the used translation strategy as well as the maintaining of the function of literary dialect. Data are grouped according to the different dialects and accents and the Dialectical Markers proposed by Dimitrova (2004) to be analysed. Study finds that the translation strategy used in the novel is standardisation strategy. The markedness of each dialect and accent is pertained by using various approaches, such as the maintaining in several altered spellings and violation in Indonesian grammatical rules. However, the function of literary dialect is not thoroughly maintained, as characterisations alike are found in the explicit statements and not implied by the dialect and accent usage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ely Nurmaily
"Tesis ini membahas isu posisi dan dominasi kuasa sekolah berasrama dalam novel Harry Potter and the Philosopher's Stone karya Joanne Kathleen Rowling yang berkebangsaan Inggris. Dengan menggunakan konsep habitus, kapital dan arena Pierre Bourdieu, analisis menunjukkan bahwa dua dari empat ideologi asrama saling bertolak belakang, yaitu ideologi asrama Gryfffindor dan Slytherin. Dengan demikian, persaingan dan pertarungan tidak dapat dihindari antara kelompok habitus humanis yang multikultural (asrama Gryffindor) dan kelompok habitus eksklusif (asrama Slytherin).
Tujuan dinamika persaingan yang dihadirkan Rowling di dalam arena sekolah adalah terciptanya kuasa di ruang sosial, khususnya ruang sekolah yang humanis tanpa membedakan strata dan kelas sosial. Oleh karena itu, kepemilikan ragam potensi, kualitas serta nilai-nilai setiap individu menjadi prioritas utama untuk mencapai kedudukan kuasa di sebuah ruang sosial.

This thesis discuss the position and power domination issue of boarding school in a novel of Harry Potter and the philosopher's Stone by Joanne Kathleen Rowling from England. By applying habitus, capital and champ concept of Pierre Bourdieu, its analysis shows that two of four houses ideology are competed. They are Gryffindor house and Slytherin house. Hence, competition and conflict between humanity in multicultural house (habitus of Gryffindor house) and exclusive house (habitus of Slytherin house) are not able to be eluded.
The goal of its dynamics which is written by Rowling in school "champ" discussion, is gaining the power of non discriminative condition in social field. Therefore, capitals, quality, also character in hexis of the people become priorities to gain the power in a social field.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T 26264
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariefqy Noermansyah
"Penelitian ini membahas salah satu fenomena diskriminasi berbasis ras, yaitu rasisme simbolik modern sebagai praktik yang tercermin melalui novel fantasi remaja terkenal Harry Potter and the Chamber of Secrets karya J.K. Rowling. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan dilakukan dengan membedah teks secara komprehensif melalui metode analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen (1996) yang berfokus pada strategi representasi aktor-aktor sosial. Dengan paradigma kritis-konstruktivis, hasil penelitian menunjukkan bahwa: praktik rasisme simbolik modern yang dikonstruksi melalui cerita dipraktikkan melalui berbagai strategi wacana; fenomena ini tidak dapat dilepaskan dari latar belakang dan pola pikir penulisnya; serta perlu adanya sensitivitas pembaca terhadap konsumsi bacaan sehingga internalisasi gagasan yang bersifat diskriminatif terhadap kelompok tertentu dapat dihindari.

The study focuses on a form of racial discrimination, modern-symbolic racism as practices which emerge in one of the most popular fantasy teenlit novel Harry Potter and the Chamber of Secrets by J.K. Rowling. The research uses qualitative approach by analysing text comprehensively using Theo van Leeuwen’s critical discourse analysis (1996), focusing on representation strategies towards social actors. By using critical-constructivism paradigm, the result of study shows: modern-symbolic racism were constructed in the text in various discourse strategies; this phenomenon cannot be separated with the author’s background and ways of thinking; and people need to be more sensitive in consuming communication text (e.g. novels) in order to avoid discriminative ideas towards certain group of people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Dania Ratna Nariswanti
"Harry Potter dan Batu Bertuah adalah terjemahan jilid pertama dari serial yang telah menjadi fenomena bacaan anak masa kini. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Akan tetapi, saya merasa bahwa edisi terjemahan bahasa Indonesianya kurang menggigit jika dibandingkan dengan edisi aslinya. Kenyataan ini membuat saya tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai bahasa yang digunakan dalam Harry Potter dan Batu Bertuah. Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur kalimat dalam Harry Potter dan Bain Bertuah. Data yang digunakan adalah deskripsi tokoh makhluk-makhluk imajinatif. Saya ingin melihat kesesuaian urutan fungsi keterangan dengan kaidah urutan pemerian, yaitu kaidah Behagel. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat menemukan bagaimana kesalahan penyampaian informasi itu bisa terjadi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan konsep analisis konstituen untuk melihat hubungan antara keterangan dan bagian lain dalam kalimat. Selain itu, dari hasil analisis juga dapat diketahui kesesuaian kalimat dengan kaidah urutan pemerian. Metode penelitian yang saya gunakan adalah deskriptif eksplanatoris. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah letak pemeri yang tidak sesuai kaidah urutan pemerian mengakibatkan pemeri itu tidak jelas mengacu pads induk yang mana. Kemungkinan analisis konstituen langsung yang lebih dan satu dapat terjadi karena penggunaan dan pelesapan konjungsi yang tidak tepat, penggunaan preposisi yang tidak. tepat, adanya verba berurutan, dan ketidakjelasan tataran gramatikal pada fungsi-fungsi kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowling, J.K., 1965-
Jakarta: : Gramedia Pustaka Utama, 2005
813 ROW ht
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>