Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Mulyaningsih
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen biaya yang dilakukan Rumah Sakit Puri Cinere dan mengimplementasikan metode manajemen biaya yang baru yaitu resource consumption accounting pada semua kegiatan yang menimbulkan biaya dan terkait dengan pusat biaya Instalasi Radiologi sehingga bisa menganalisis service cost tiap resource pool termasuk keuntungan implementasinya. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan service cost termasuk excess/idle capacity dan biaya penyusutan penggantian aset tiap resource pool, perbandingan perhitungan RCA dengan traditional costing dan penganalisis keuntungannya. Hasil penelitiannya menunjukkan jumlah service cost tiap resource pool lebih rinci pada metode RCA dibandingkan metode traditional costing.

The purpose of this study is to analyze cost management in Puri Cinere hospital and implementing resource consumption accounting as a new method to all activities that can give cost and related to radiology instalation cost center to analyze the amount of service cost in each resource pool including implementation advantages. The case study used in this research are service cost calculation including excess idle capacity and asset replacement depreciation cost in each resource pool, comparison between RCA calculation with traditional costing calculation and analyzing hospital profitability. The result of this research is the amount of service cost in each resource pool are more detail in RCA method than in traditional costing method.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Iva Diansari
"Distribusi merupakan salah satu fungsi dalam siklus logistik dimana dilakukan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang farmasi dari tempat penyimpanan (gudang farmasi) ke tempat pemakai, sehingga terjamin kelancaran pelayanan farmasi bermutu yang pada gilirannya akan menentukan keberhasilan terapi yang diberikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh garnbaran proses distribusi obat dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi RSPC, yaitu dengan Cara mengidentifikasi faktor yang menghambat proses pendistribusian mulai dan gudang farmasi sampai ke pemakai (pasien rawat inap RSPC). Disamping itu juga melakukan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari sistem distribusi yang sedang berjalan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu observasi di Instalasi Farmasi RSPC dan wawancara langsung dengan Manajer Menengah, Manajer Puncak serta Petugas Pelaksana, data sekunder diperoleh dengan cara survey lapangan dan dari data penunjang lainnya Dari data yang diperoleh, Standart Operating Procedure tentang distribusi walau ada di tingkat manajer puncak belum dijabarkan secara tertulis hingga tingkat pelaksana, adanya pemisahan gudang obat dan gudang alkes, sarana dan fasilitas alat angkut belum sempurna, adanya sisa obat pada pasien rawat inap.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa distribusi obat di RSPC sudah berjalan cukup baik Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pendistribusian obat dan alkes di RSPC segera dibuat standart of procedur baku dan tertulis sampai petugas pelaksana dan untuk memudahkan distribusi obat ke ruang rawat inap. Diusulkan pemberian secara dosis unit serta penggabungan gudang obat dan gudang alkes menjadi Gudang Farmasi, sehingga distribusi obat dan alkes dari gudang farmasi ke Apotik lalu ke unit pemakai.

Analysis Of Medicine Distribution And Medical Equipment In The Pharmacist Puri Cinere HospitalDistribution is one of the function in logistic cycle when management, arrangement and removing arrangement of medicine from warehouse in the user and guarantee the flow of service of qualified medicine to ascertain the success of therapy.
The aim of this research is to get a picture in distribution of medicine and medical equipments in the Installation Pharmacist RSPC by indicating the obstruct factor of distribution process beginning from warehouse to the user (patients in the Hospital RSPC). Besides conducts of analyze in order to know the benefit and weakness of the distribution system in process.
The method which is used in this research is descriptive method using primer data such as observation in Pharmacy Installation of RSPC and direct interviewed with top manager, middle manager and the workers, second data was received from field survey and from other data. From data which received, standard procedure of distribution in the top management was not analyzed in worker level, where warehouse of medical equipments were not in one unit, not complete, unused medicine left by patient.
From the survey concluded that the distribution of medicine in RSPC is running well. To achieve the optimum result from medicine and medical equipments at RSPC, standard of procedure will be made in written as soon as possible up to the worker level in order to make easy the distribution of medicine to the patient, suggested the giving medicine of medicine in doses unit and joining together warehouse of medicine and warehouse of medical equipments in to one warehouse of Pharmacy, the distribution of medicine and medical equipments from warehouse to dispensary and then to the user.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Sistha Prima
"Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 di rumah sakit Puri Cinere terlihat bahwa ada penurunan angka BOR dan BTO. Menurunnya angka BOR dan BTO pada pasien rawat inap tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya penurunan dalam pemanfaatan fasilitas rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, dimana pemanfaatan fasilitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kwalitas pelayanan.
Penelitian ini ingin melihat lebih lanjut mengenai pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, terutama pada lama waktu dari pelayanan pembayaran terhadap semua jenis pembayaran dan kelas perawatan yang berasal dari pasien rawat inap, dimana dengan mengetahui hal tersebut diharapkan dapat melihat lama waktu pelayanan yang diperlukan dan hambatan-hambatan yang terjadi pada pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi langsung pada bagian verifikasi dan kasir pelayanan rawat inap, yang berupa lama waktu yang diperlukan bagi verifikator dan kasir untuk menyelesaikan administrasi pasien rawat inap yang akan pulang, selain itu juga dilakukan pengambilan data yang berasal dari rekam medis guna mendapatkan waktu perintah kepulangan pasien oleh dokter yang bersangkutan. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien rawat inap yang ada dirumah sakit puri cinere. Sedangkan sampel penelitian yang diambil adalah pasien rawat inap yang akan pulang terhitung mulai tanggal 30 November sampai dengan tanggal 7 Desember 2012, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 100 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dirumah sakit Puri Cinere terdapat perbedaan dan hubungan antara waktu pelayanan dengan jenis pembayaran, selain itu lama waktu pelayanan berdasarkan kategori kelas perawatan menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik.
Peneliti menyarankan, perlu adanya system yang mampu mengukur waktu tanggap (respon time) di Rumah Sakit Puri Cinere agar pihak manajemen lebih mudah melakukan pengawasan terhadap kinerja dari masing-masing titik pelayanan yang ada.

Based on the BTO and BOR inpatients data rate in 2010 to 2011, the Puri Cinere hospital had declines BOR and BTO inpatients rate. The reduced number of BOR and BTO in hospitalized patients indirectly suggests a decrease in the utilization of inpatient facilities at Puri Cinere hospital, where the utilization of these facilities are closely linked with the quality of service.
This study would like to see more on inpatient care in Puri Cinere hospital, especially on service time for all types of payment and hospital care classes derived from hospitalized patients who will go home, it is expected that the service time required and the obstacles on inpatient care in hospitals Puri Cinere could occur.
This type of research is a descriptive study with cross sectional approach. The data in this study were obtained through direct observation on the the cashier and verification of inpatient services, which form how long does it take for the verifier and the cashier to complete administration of inpatients who will go home, other data was also taking from the medical records, the purpose is to gain the patient return time, concerned by a physician orders. Population in the study were all inpatients who was in the Puri Cinere hospital. While the study sample is taken from hospitalized patients from 30 November to 7 December 2012, and the number of sampling as many as 100 samples.
The results showed that there are time differences and relationships between service time with type of payment, in addition, the service time based hospital class category showed a statistically significant difference.
Researchers suggest, the need for systems that can measure the response time at Castle Hospital Cinere in order to make management easier on monitoring the performance of each existing service points.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslimah Hussein
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui posisi Brand Equity Rumah Sakit Puri Cinere menurut persepsi pelanggan poliklinik Rumah Sakit, faktor-faktor yang apa yang paling bermakna dan paling berhubungan dari 4 faktor yang mempengaruhi brand equity.Brand Equity diukur berdasarkan 4 variabel dari Aaker yaitu brand awarness, brand association,perceived quality, dan brand loyalty. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional yang bersifat kuantitatif dilengkapi dengan metode kualitatif.Untuk memperoleh jumlah sample yang representatif maka digunakan teknik stratified random sampling sehingga diperoleh 96 responden. kemudian untuk memperoleh hasil, data kuestioner diolah secara univariat, bivariat dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand awarness, brand association, perceived quality dan brand loyalty memiliki hubungan yang signifikan terhadap brand Equity. Namun yang memberikan kontribusi terbesar adalah brand loyalty disusul oleh perceived quality.

This research is aimed to assess the position of Puri Cinere Hospital?s Brand Equity according to the Hospital outpatient?s customers, which factors among the four identified factors that have the most significant relationship affecting the Brand Equity. Brand Equity was measured based on four variables proposed by Aaker: Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty. This study used analytical descriptive method with quantitative cross sectional approach, complemented with qualitative method. Stratified random sampling technique was used to get 96 representative samples. Proceed from questionnaires was processed using univariat, bivariat, and multiple linear regression. Result from the study shows that Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty all have significant relationship with Brand Equity. However, out of those four mentioned variables, Brand Loyalty, followed by Perceived Quality are two variables that have the most contribution relationship to Brand Equity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31515
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Chairani Riza
"Demam tifoid saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan secara global dan penyebab utama angka kesakitan terutama pada negara berkembang bahkan sampai menimbulkan kematian terutama di negara-negara asia selatan, asia tengah dan asia tenggara. Demam tifoid merupakan penyakit yang selalu berada di tiga besar diagnosa rawat inap Rumah Sakit Puri Cinere dari tahun 2016 hingga 2018. Proses pelayanan kesehatan yang baik dan terorganisir akan meningkatkan hasil keluaran yang baik pada pasien demam tifoid. Clinical pathway atau alur klinis adalah sebuah konsep dimana merangkum setiap langkah-langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan jangka waktu tertentu selama pasien berada di rumah sakit, dimana dengan diterapkan clinical pathway bisa mengurangi variasi-variasi yang bisa terjadi dalam pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. clinical pathway di Rumah Sakit Puri Cinere dapat digunakan sebagai alat kendali mutu dan kendali biaya agar pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien bisa tercapai. Oleh karena hal tersebut, Rumah Sakit Puri Cinere harus benar-benar menyusun, mengembangkan, menerapkan dan mengevaluasi clinical pathway secara sistematis dan berkesinambungan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan program Microsoft Excel serta pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam. Penerapan clinical pathway demam tifoid di Rumah Sakit Puri Cinere dapat dilihat dari faktor input (ketenagaan, dana, kebijakan rumah sakit, ketersediaan obat dan alat kesehatan serta sarana prasarana). Proses penyusunan hingga tahap penerapan dan faktor output berupa kesesuaian pelayanan kesehatan dengan clinical pathway demam tifoid (lama hari rawat, visite, pemeriksaan penunjang, penggunaan obat dan alat kesehatan serta tindakan keperawatan). Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor input sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penghambat penerapan clinical pathway demam tifoid sehingga penerapannya kurang berjalan baik, sedangkan dari sisi proses langkah penyusunan clinical pathway tidak dijalankan dengan benar sehingga menjadi awal hambatan pada proses penerapan selanjutnya, dan dari faktor output masih belum ada kesesuaian pelayanan dengan clinical pathway demam tifoid seperti penggunaan obat dan pemeriksaan penunjang.

Typhoid fever is currently one of the global health problems and the main cause of morbidity, especially in developing countries and even cause death, especially in the countries of South Asia, Central Asia and Southeast Asia. Typhoid fever is a disease that is always in the top three inpatient diagnoses at Puri Cinere Hospital from 2016 to 2018. A good and organized health service process will improve good outcomes in typhoid fever patients. Clinical pathway or clinical flow is a standardized concept of integrated service planning which summarizes each of the steps given to patients based on medical service standards and evidence-based nursing care with measurable results and a certain period of time during the patient's stay in the hospital, where with applied clinical pathway can reduce variations that can occur in health services provided to patients. clinical pathway at Puri Cinere Hospital can be used as a means of quality control and cost control so that effective and efficient health services can be achieved. Because of this, Puri Cinere Hospital must really develop, implement and evaluate clinical pathways systematically and continuously. This research is a case study conducted with a quantitative approach using the Microsoft Excel program and a qualitative approach with in-depth interviews. The application of typhoid fever clinical pathway in Puri Cinere Hospital can be seen from the input factors (personnel, funding, hospital policy, availability of drugs and medical devices and infrastructure). The process of preparation to the stage of application and output factors in the form of compatibility of health services with clinical pathway of typhoid fever (length of stay, visit, supporting examination, use of drugs and medical devices and nursing actions). The results showed that human resource input factors become one of the factors inhibiting the application of typhoid fever clinical pathway so that the application is not going well, while in terms of the process of preparing clinical pathway is not carried out properly so that it becomes the beginning of obstacles in the subsequent implementation process, and from the output factor there is still no conformity of service with clinical pathway of typhoid fever such as drug use and supporting examination."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frita Nadia
"Pengendalian persediaan obat antibiotik di RS Puri Cinere menunjukkan belum adanya keseimbangan antara pembelian dengan pemakaian obat. sehingga perlu untuk dilakukan analisis pengendalian persediaan obat antibiotik di gudang medik RS Puri Cinere. Jenis penelitian ini adalah studi kasus untuk melihat pengendalian persediaan obat antibiotik yang memiliki nilai investasi paling besar pada periode Januari hingga Desember 2011. Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengendalian persediaan obat antibiotik di Gudang Medik belum optimal walaupun kebijakan mengenai persediaan obat telah mendukung kegiatan pengendalian persediaan obat. Hal ini dapat dilihat dari belum ada perhatian khusus terhadap jenis persediaan obat antibiotik dengan analisis pareto berdasarkan nilai pemakaian dan investasi. Penentuan jumlah pemesanan belum menerapkan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ).
Perhitungan EOQ dalam menentukan jumlah optimal dapat meningkatkan efisiensi pada persediaan obat antibiotik sebesar Rp149.818.987,00. Penentuan nilai stok minimal masih berdasarkan asumsi darinilai pemakaian lalu. Nilai stok minimum saat melakukan pemesanan bervariasi antara 4-353 unit. Frekuensi pemesanan bervariasi antara 69-249 kali dalam satu tahun. Demand forecast belum dapat mendukung pelaksanaan pengendalian persediaan di Gudang Medik karena belum menggunakan peramalan sebagai pertimbangan dalam menentukan jumlah pemesanan obat. Rumah Sakit Puri Cinere telah mempunyai kebijakan berupa Standard Operating Procedure (SOP) yaitu ; prosedur perencanaan pembelian, penerimaan obat dari supplier, pendistribusian obat, alur invetorisasi dan Surat Keputusan (SK) tentang Standarisasi Obat dan Alkes. Kebijakan yang tertulis dalam SOP dan SK telah sesuai dengan panduan dari Kementrian Kesehatan.
Penulis menyarankan Instalasi Farmasi perlu memberi perhatian pada perencanaan pembelian sebagai awal titik pengendalian persediaan antiobiotik. Sebaiknya Instalasi Farmasi mengendalikan persediaan obat antibiotik dengan penggunaan pareto untuk mempermudah pengendalian variasi jenis obat, perhitungan EOQ dimana biaya pemesanan dan penyimpanan dipertimbangkan dalam menentukan jumlah pemesanan, perhitungan ROP untuk menentukan batas stok minimum, dan penggunaan demand forecast sebagai informasi masukan perencanaan pembelian.

Inventory control of antibiotic drug have shown yet the balancing between purchasing and the use of those drugs so there need to be analyzed about inventory control of antibiotic in medical warehouse at Puri Cinere Hospital. The type of this research is a case study to see inventory control of antibiotic drug that has the highest investment in the period January to December 2011. This research has shown that the inventory control in antibiotic drugs have not been optimal, although policy in Medical Warehouse regarding drug supplies has supported activities to control drug supplies. This can be seen from there has been no special attention to items of supplies antibiotic drugs with pareto analysis based on consumption and investment value. Determination of the number of purchasing have yet to apply the calculation of Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ calculations in determining optimal amount on efficiency can provide supplies of antibiotic drug 149.818.987 rupiahs. Determining of minimum stockhas not set a minimum value still based on assumption. Minimum stock of antibitoic drugs got varied between 4-353 unit when ordering. The frequency of antibiotic order got varies between 69-249 times a year. Demand forecasts have not been supported inventory control of antibiotic drug because of applying forecasting as a consideration in determining the amount of ordering antibiotic drugs. Puri Cinere Hospital has some policy , such as Standard Operating Procedure : purchasing planning procedure, receiving drug from suppliers, drug distribution, inventory flow, and standard of drugs and medical devices based on guideline from Ministry of Health.
The author recommends to pharmaceutical installations to have attention to purchasing planning as a early inventory control of antibiotic drugs. Installation of Pharmachy have to control antibiotic drugs inventory with pareto. It would be making control the variety of item easier, use of the calculation of EOQ which ordering and storage cost considered to determining the order size, use of ROP calculations to determine the minimum stock, and the use of demand forecast as information of planning of purchasing or ordering.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Judiwan Delias Maswar
"Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit merupakan suatu sistem yang memegang peranan penting, oleh karena keberhasilan tujuan manajemen farmasi tergantung dari memadai atau tidaknya unsur-unsur pengendalian yang ada.
Adanya obat-obatan dan alat kesehatan yang rusak atau kadaluarsa, juga adanya kekosongan persediaan pada waktu tertentu mengindikasikan pengawasan terhadap pengelolaan obat dan alat kesehatan yang merupakan sebagian dari manajemen faramasi di rumah sakit masih kurang baik.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere; yang bertujuan untuk memperoleh gambaran unsur-unsur yang mempengaruhi pengendalian manajemen farmasi, mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi setiap unsur. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan saran dan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere.
Hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan survey, pengumpulan data melalui pengamatan dokumen dan observasi di lapangan serta wawancara mendalam dengan pejabat struktural dan staf pelaksana. Masalah yang timbul dalam Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit Puri Cinere ini disebabkan oleh berbagai hal yang saling berkaitan seperti pengorganisasian yang belum efektif, kebijakan yang belum terarah dan belum direview secara berkala, penyusunan rencana kerja belum optimal, sistem pencatatan dan pelaporan yang belum baik, pembinaan personil yang masih kurang dan SPI yang belum berfungsi dengan baik. Untuk masa mendatang, bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere disarankan untuk melakukan beberapa langkah penyempurnaan; sehingga dapat dicapai tujuan yaitu tersedianya obat dan alat kesehatan secara efisien.

System Analysis of Controlling Pharmacy Management at Puri Cinere HospitalControlling Pharmacy Management at Puri Cinere Hospital is a system which is also being an important role, because the achievement of pharmacy management result depends on the sufficient or insufficient of the existing control.
Broken medical equipments and expired medicine, as well as out of stock of the provision occasionally indicate that the control of medicine and medical equipment a part of the pharmacy management of the hospital is not good enough.
This research was conducted at Puri Cinere Hospital which aims to get a picture of the factors that has influence to the control of the pharmacy management, to identify and analyze factors that has influence to each others. Therefore, result of the research is expected giving a suggestion and input for Puri Cinere Hospital.
Result of the research was obtained through a survey activity, collecting data looking for document and observation in the field, as well as an interview with the structural officer and operational staff. Problems arise in controlling pharmacy, management at Puri Cinere Hospital are caused by different factors connecting to each others; as the organization that is not effective yet, policies that is not clear and has not been reviewed periodically, planning set up is not optimum yet, recording and reporting system has to be improved, personal development is not sufficient as SPI does not function well.
In the future the management of Puri Cinere Hospital has to do some steps for improvement, to achieve the aim in providing medicine and medical equipment effectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djuanda Sanusi
"Pada saat ini pasar te!ah terbuka bagi semua pelaku bisnis. Baik pelaku bisnis yang menggunakan bidang bisnis pengolahan limbah sebagai tambahan bidang usaha rnaupun yang memang sebagai bisnis utama. Karena itu, persaingan akan semakin sengit dan harga menjadi faktor penentu dalam menjual jasa ini.
PT. XYZ, adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah industri, yaitu pengolahan limbah baik cair mapun padat (kecuali bahan radjoaktif) yang memiliki fasilitas yang paling lengkap di Indonesia. Tetapi karena adanya perusahaan-perusahaan produsen semen dan penyedia alat pengolahan limbah cair yang mulai bergerak masuk ke dalam pasar, maka PT XYZ harus memangkas harga agar dapat bersaing pada segmen market tertentu. Oleh karena itu, PT XYZ perlu melakukan peningkatan sistem informasi harga pokoknya agar dapat bersaing.
Saat ini kita mengetahui Time-Driven Activity-Based Costing System adalah metode yang diyakini mampu melakukan perhitungan biaya yang lebih akurat dan mampu memberikan informasi biaya yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan Convensional A Activity-Based Costing System dan tradisional accounting system. Dengan penerapan Time-Driven ABC System, dapat membantu operasional perusahaan dalam menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Misalkan dalam menentukan harga jual, memberikan masukan kepada perusahaan mengenai tingkat keuntungan yang didapat dari pelanggan (customer profitability), tingkat penggunaan kapasitas produksi, dan lain sebagainya."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27048
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alih Germas Kodyat
"ABSTRAK
Rekam medik yang seharusnya dimanfaatkan sebagai sumber informasi dalan proses pengambilan keputusan di rumah sakit, saat ini masih menghadapi permasalahan. Hal tersebut disebabkan karena belum membudayanya penggunaan informasi yang faktual oleh para manajer di rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi rekam medik dalam pengelolaan rawat inap, yaitu dengan cara nengidentifikasi kebutuhan informasi para manajer yang secara langsung berperan dalam mengelola rawat inap.
Disamping itu juga melakukan analisis untuk nengetahui kekuatan dan kelemahan dari sistem informasi yang sedang berjalan.
Untuk menggali informasi apa yang dibutuhkan, telah dilakukan penelitian terhadap Kepala Bidang Perawatan, dan Kepala Unit Rawat inap. Kenudian untuk nengetahui informasi apa tersedia saat ini adalah dengan melakukan pengkajian terhadap dokumen pencatatan dan pelaporan yang ada, dan melakukan wawancara kepada Kepala Bidang Sistem Infornasi dan Kepala Unit Rekam Medik. Sedangkan untuk mengetahui pengembangan sistem informasi yang diinginkan dengan melakukan wawancara kepada Direktur Utama Rumah Sakit.
Dari hasil penelitian dapat diidentifikasi bahwa informasi yang dibutuhkan dan digunakan oleh Kepala Bagian Perawatan adalah informasi yang menunjang pengambilan keputusan yang bersifat fungsional yaitu informasi tentang utilitas rawat inap, mutu pelayanan rawat inap dan Jenis penyakit terbanyak pada pasien rawat inap. Sedangkan yang informasi yang dibutuhkan dan digunakan oleh Kepala Unit Rawat inap adalah informasi untuk pengambilan keputusan yang bersifat operasional sehari-hari dalan memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien yang dirawat.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan bergesernya paradigna baru pengelolaan rekam medik, sudah dituntut agar rekam medik harus diolah secara profesional untuk memperoleh baik informasi manajemen yang berguna untuk perencanaan dan pengembangan rumah sakit, dan infornasi untuk pemberian pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu.

ABSTRACT
The Utilization of Medical Record as the Source of Information for Ward's Management Decision Making in Puri Cinere HospitalMedical record which has to be utilized as the source of information in decision making process in a hospital, nowadays is still having some problems. One of many other causes of it is the condition which indicate that Indonesian Hospitals Managers have not already customized to utilize the factual information.
The objective of this study is to get a picture about the contribution of medical records in ward management of Puri Cinere Hospital. This study is designed to identity the information needs of hospital managers, who is managing the ward directly. Beside that, this study is using the method to analyze the strengths and the weaknesses of the information system, which has already been started.
To know the kinds of information which is needed, this study for the Head of Nursing Department and for the Ward's Head Nurses. In the other hand the documents of record and report are also assessed and Department Head of Electronic Data Processing and Medical Record are interviewed, to get the picture about the kinds of information which is available.
The result of this study indicate that the information which is needed by the Head of Nursing Department, is the kinds of information which supports functional decision making, mainly about the utilization of the ward, the quality of services and the major diseases in the inpatient.
And the kinds of information which is needed by the Ward's Head Nurses is the information which supports daily operational decision making, regarding the nursing care of the inpatient.
The conclusion of the discussion shows that according to the transition to the new paradigm of Medical Record, it is a must for a hospital to analyze the medical record data professionally to get a meaningful management information, which is useful for planning and development of the hospital. And also to get the information which can be used to accomplish the good quality of nursing care.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Klien dengan tindakan yang bersifat invasif sering menunjukkan kecemasan atau
ansietas. Pengambilan darah vena merupakan tindakan invasif sehingga berisiko
menimbulkan kecemasan pada klien. Strategi komunikasi terapetik adalah tehnik
komunikasi yang dapat digunakan perawat untuk membantu klien dalam menurunkan
kecemasan atau ansietas. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan penerapan
komunikasi terapetik pada pengambilan darah vena dengan tingkat kecemasan klien
yang dilakukan kanulasi vena. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi
dengan variabel independen adalah respon ansietas yang ditatnpilkan klien pada proses
kanulasi vena, dan sebagai variabel dependenya adalah penggunaan strategi
komunikasi terapetik pada klien yang dilakukan kanulasi vena. Tempat penelitian di
Rumah Sakit Puri Cinere, dengan kriteria responden dewasa di atas usia 17, dengan
kondisi sadar, dapat baca tulis dan bersedia jadi responden. Jumlah sampel adalah 30
orang dan dilaksanakan pada tanggal 7 sampai 26 Januari 2002. Hasil penelitian
didapatkan hasil penghitungan r = 0,74 yang berarti signifikan adanya hubungan yang
kuat. Dengan uji t dihasilkan t hitung adalah 5,773 dan t tabel = 2,048 sehingga Ho di
tolak atau menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penerapan komunikasi terapetik pada pengambilan darah vena dengan tingkat kecemasan klien tersebut."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5327
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>