Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77496 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Girsang, Yanti
"Prevalensi penyalahguna NAPZA meningkat setiap tahun dimana rentang usia penyalahguna NAPZA tertinggi yaitu 20-29 tahun. Dampak penyalahgunaan NAPZA dapat mempengaruhi individu usia dewasa muda dalam pencapaian intimasi. Keluarga dengan anggota keluarga penyalahguna NAPZA mengalami sejumlah masalah yaitu kekerasan, terganggunya kebiasaan keluarga, perpisahan, perceraian, panutan yang tidak baik dan kesulitan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali makna pendampingan yang dilakukan keluarga terhadap penyalahguna NAPZA usia dewasa muda dalam pencapaian intimasi. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan sebelas partisipan. Data dikumpulkan dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi dengan penambahan satu langkah yaitu mengembalikan hasil analisa kepada partisipan untuk dikonfirmasi. Hasil penelitian didapatkan empat tema yaitu tugas perkembangan dewasa muda yang universal, faktor internal dan eksternal yang menghambat tugas perkembangan dewasa muda penyalahguna NAPZA, keluarga adalah pendamping utama dewasa muda penyalahguna NAPZA, beban keluarga penyalahguna NAPZA yang kompleks. Hasil penelitian merekomendasikan pentingnya terapi psikoedukasi keluarga oleh perawat dalam mendampingi keluarga yang memiliki anggota keluarga penyalahguna NAPZA usia dewasa muda.

The prevalence of drug abuse increases every year where the highest drug use age range is young adults aged 20 29 years. The impact of drug abuse can affect young adults in the achievement of intimacy. Families with drug users often experience problems such as violence, separation, divorce and economic difficulties. The purpose of this study is to explore the meaning of family accompaniment against young adult drug abuser in the achievement of the task of development of intimacy. The research design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving eleven participants. Data were collected through indepth interview and analyzed using Colaizzi approach method. The result of the research is got four themes that is the universal of young adult development task, internal and external factors that inhibit the development task of young adult drug abuser, the family is the main companion of young adult drug abuser and burden of drug abuser family is complex. The results of the study recommend the importance of family psychoeducation therapy by nurses in accompanying families who have family members of young adult drug abusers."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Soca Larashita
"ABSTRACT
Keberfungsian suatu keluarga dan kecanduan narkoba merupakan hal yang saling berkaitan. Keberfungsian keluarga yang baik dianggap dapat memengaruhi pemberian dukungan sosial yang dibutuhkan oleh pecandu untuk dapat pulih. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran dimensi-dimensi keberfungsian keluarga dalam memprediksi dukungan sosial pada pecandu narkoba dewasa muda yang menjalani rehabilitasi. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan melibatkan 95 partisipan, berusia 18 ndash; 39 tahun, yang menjalani program rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN. Pengukuran keberfungsian keluarga pada penelitian ini menggunakan adaptasi alat ukur Family Assessment Device FAD yang dikembangkan oleh Epstein, Bishop, dan Levin 1978 yang memiliki enam dimensi dan satu fungsi general di dalamnya. Semantara itu pengukuran dukungan sosial menggunakan adaptasi alat ukur Social Provisions Scale SPS yang dikembangkan oleh Cutrona dan Russell 1987 yang memiliki enam dimensi. Hasil menunjukkan bahwa dimensi-dimensi dari keberfungsian keluarga secara bersama-sama tidak dapat memprediksi dukungan sosial secara signifikan R = 0,698, p > 0,05 . Meskipun demikian, terdapat kontribusi yang signifikan antara dimensi problem solving ? = 0,256, p < 0,05 dan behaviour control ? = 0,329, p < 0,05 dari keberfungsian keluarga dalam memprediksi dukungan sosial pada pecandu narkoba dewasa muda yang menjalani rehabilitasi. Berdasarkan hasil perhitungan sub-skala general functioning, keberfungsian keluarga secara umum dapat memprediksi dukungan sosial secara signifikan R = 0,568, p < 0,05 dan juga berkontribusi secara signifikan dalam memprediksi dukungan sosial ? = 0,568, p < 0,05.

ABSTRACT
The family functioning and drug addiction is interrelated. Good family functioning is thought to affect the provision of social support needed by the addict to be able to recover. The purpose of this study is to know the role of family functioning dimensions in predicting social support on young adult drug addicts who undergo rehabilitation. This is a quantitative study that include 95 participants, around 18 to 39 years old, that join the rehabilitation program in Balai Besar Rehabilitasi BNN. In this study, The Family Assessment Device FAD with six dimensions and one general functioning that being developed by Epstein, Bishop, and Levin 1978 is used to measure family functioning. The other measurement is Social Provisions Scale SPS by Cutrona and Russell 1987 with six dimensions which going to measure social support. The result shows that the dimensions of family functioning altogether cannot predict social support significantly R 0,698, p 0,05 . However, problem solving dimension 0,256, p 0,05 and behaviour control dimension 0,329, p 0,05 of family functioning have significant contribution in predicting social support on young adult drug addicts who undergo rehabilitation. Based on the measurement of the general functioning subscale, family functioning in general can predict social support significantly R 0,568, p 0,05 and also contributing significantly in predicting social support 0,568, p 0,05."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suratmini
"Prevalensi penyalahgunaan NAPZA yang terus meningkat merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat terutama populasi remaja. Salah satu dampak penyalahgunaan NAPZA adalah munculnya stigma diri. Stigma diri dapat menyebabkan krisis identitas yang menganggu pencapaian tugas perkembangan remaja. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran secara mendalam tentang pengalaman remaja penyalahguna NAPZA dalam menghadapi stigma diri (self stigma). Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan berjumlah 11 orang dari BNN Lido Jawa Barat, LPKA DKI Jakarta, dan Yayasan Al-Islamy DI Yogyakarta yang ditentukan melalui teknik purposive sampling. Hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik Collaizi. Penelitian ini menghasilkan 5 tema, yaitu internalisasi stigma diri remaja penyalahguna NAPZA, upaya optimal remaja penyalahguna NAPZA dalam menghadapi stigma diri, keresahan remaja penyalahguna NAPZA untuk keluar dari stigma diri, perubahan positif stigma diri remaja penyalahguna NAPZA pasca memulai rehabilitasi, dan harapan remaja penyalahguna NAPZA kepada diri dan lingkungan sekitar untuk mengatasi stigma diri. Stigma diri pada remaja penyalahguna NAPZA merupakan suatu hal yang kompleks. Diperlukan upaya penanganan komprehensif yang melibatkan peran aktif perawat dan sistem pendukung untuk membantu remaja penyalahguna NAPZA menghadapi stigma diri.

The increased prevalence of drug abuse was a threat to public health, especially for adolescent population. One of the effects of drug abuse was the emergence of self-stigma. Self-stigma can leaded to an crisis of identity that interferes with the achievement of youth development tasks. The purpose of this study was to obtained an in-depth description of the experiences of adolescent drug abusers in dealed with self-stigma. This study used a descriptive phenomenology approached with in-depth interviews. There were 11 participants from BNN Lido Jawa Barat, LPKA DKI Jakarta, and the Yayasan Al-Islamy DI Yogyakarta who participants were determined through purposive sampling technique. The results of the interviews were analyzed using the Collaizi technique. This research resulted in 5 themes, namely internalization of the self-stigma of adolescent drug abusers, optimal efforts of adolescent drug abusers in dealed with self-stigma, anxiety of adolescent drug abusers to get out of self-stigma, positive changed in self-stigma of adolescent drug abusers after started rehabilitation, and hopes to themselves and the environment to overcome self-stigma. Selfstigma in adolescent drug abusers was a complex matter. Comprehensive handled efforts that involved the active role of nurses and support systems were needed to help adolescent drug abusers faced self-stigma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Ramadhan
"Remaja rentan menggunakan NAPZA ketika mengalami ansietas, harga diri rendah, dan ketahanan yang rendah. Latihan asertif dan terapi psikoedukasi keluarga merupakan tindakan spesialis keperawatan jiwa yang diharapkan mampu mengatasi kecemasan, meningkatkan harga diri, dan meningkatkan ketahanan remaja untuk mencegah penggunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, latihan asertif, dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap penggunaan NAPZA, ansietas, harga diri, dan ketahanan remaja dalam pencegahan penggunaan NAPZA di pondok pesantren. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Enam puluh empat remaja santri dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok menggunakan cluster random sampling. Kelompok 1 mendapatkan tindakan keperawatan ners dan kelompok 2 mendapatkan tindakan keperawatan ners, latihan asertif, dan terapi psikoedukasi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan ansietas serta peningkatan harga diri dan ketahanan secara bermakna setelah mendapatkan tindakan keperawatan ners p value < 0,05 ; penurunan ansietas serta peningkatan harga diri dan ketahanan secara bermakna setelah mendapatkan latihan asertif dan terapi psikoedukasi keluarga p value < 0,05 ; terjadi penurunan ansietas serta peningkatan harga diri dan ketahanan pada remaja santri yang mendapatkan tindakan keperawatan ners, latihan asertif, dan terapi psikoedukasi keluarga lebih tinggi secara bermakna p value < 0,05 dibandingkan remaja yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners. Latihan asertif dan terapi psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada remaja santri dalam pencegahan penggunaan NAPZA di pondok pesantren.

Adolescents are susceptible to using drugs when experiencing anxiety, low self esteem, and low resisilience. Assertiveness training and family psychoeducation therapy is a mental nursing specialist action that is expected to overcome anxiety, increase self esteem, and increase adolescent resilience to prevent drug use. This study aims to determine the effect of ners nursing actions, assertiveness training and family psychoeducation therapy on the use of drugs, anxiety, self esteem, and adolescent resisilience in the prevention of drug use in islamic boarding schools. The research design used was quasi experimental pre post test with control group. Sixty four adolescent students were selected using purposive sampling and divided into 2 groups using cluster random sampling. The intervention group 1 only received ners nursing actions and the intervention group 2 received ners nursing actions, assertiveness training, and family psychoeducation therapy. The results showed that there were decreased anxiety, increased self esteem, and increased resilience significantly after ners nursing action p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Yunita Andriana
"Konflik adalah hal yang pasti terjadi dalam hubungan interpersonal, termasuk dalam pernikahan. Anak kemungkinan besar menjadi saksi konflik antara kedua orangtuanya. Beberapa studi menemukan bahwa konflik antara ayah dan ibu yang dilihat oleh anak dapat memengaruhi hubungan anak itu sendiri, termasuk hubungan romantisnya. Pengaruh tersebut dapat berakibat pada kesejahteraan individu di usia emerging adult.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara persepsi anak terhadap konflik antara ayah dan ibunya dengan kualitas hubungan romantis yang dijalaninya. Persepsi terhadap konflik antara ayah dan ibu diukur dengan Children rsquo;s Perception of Interparental Conflict Scale CPIC Scale, ? = 0.94, sedangkan kualitas hubungan romantis diukur dengan Partner Behavior in Social Context PBSC, ? = 0.92. 316 emerging adult yang sedang menjalin hubungan romantis mengikuti penelitian ini. Analisis Spearman rsquo;s rho menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara persepsi terhadap konflik antara ayah dan ibu dengan kualitas hubungan romantis ? = -0,19, p < 0,01

Conflict is an inevitable event that would happen in any interpersonal relationship, including marriage. If the spouse had a child, there's high chance that the child will see their conflict. Numerous studies have found that child's observation of the conflict between his her parents could influence the child's own personal relationship, including his her romantic relationship. It could also influence the child's well being as an emerging adult.
The purpose of this study is to find correlation between the child's perception of interparental conflict and the quality of his her romantic relationship. Perception of interparental conflict is measured with Children's Perception of Interparental Conflict Scale CPIC Scale, 0.94 and romantic relationship quality is measured with Partner Behavior in Social Context PBSC, 0.92. 316 emerging adults who commit in romantic relationship participated in this study. Spearman's rho analysis showed that there is a negative significant correlation between perception of interparental conflict and romantic relationship quality 0.19, p 0.01 .
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Identitas diri merupakan gambaran diri seseorang yang bersifat konsisten dan tersusun berbagai aspek. Meningkatnya angka kenakalan remaja adalah salah satu manifestasi belum tercapainya tugas perkembangan identitas diri pada remaja. Proses pencapaian tugas perkembangan identitas diri pada remaja tidak terlepas dari pengaruh keluarga. Tujuan penelitian ini adalah menggali makna pengalaman keluarga mendampingi remaja dalam pencapaian identitas diri di lingkungan eks lokalisasi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang melibatkan dua belas partisipan. Pengumpulan data dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan lima tema yaitu Pencapaian identitas diri remaja di lingkungan eks lokalisasi sama seperti remaja pada umumnya, dominasi hambatan eksternal dalam pencapaian identitas diri remaja di lingkungan eks lokalisasi, lingkungan eks lokalisasi sebagai stresor, upaya keluarga mendampingi remaja dalam pencapaian identitas diri, dan harapan keluarga untuk masa depan. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya peningkatan pengetahuan keluarga oleh perawat kesehatan jiwa sebagai pendukung upaya pencapaian identitas diri remaja di lingkungan eks lokalisasi.

Self identity is an image of self consistency and be arranged from many aspects. The improvement of juvenile delinquency is one of manifestations which has not reach self identity development task yet in adolescents. The achievement process of the self identity task in adolescents is not apart of family influence. This research aims to examine mean of family experience in order to accompany adolescents in the achievement of self identity in a former red light district. This research uses qualitative design with phenomenological approach which involves twelve participants. The data collection uses in depth interview and be analyzed by using Colaizzi method.
The results are five themes, those are the adolescents self identity achievement in the former red light district which has similar to adolescents in general, the dominance of external barriers in the achievement of self identity in adolescents in the former of red light district, the former of red light district environment as a stressor, the family effort in accompanying adolescents in achieving self identity and the family expectation for the future. This research recommends the importance of improving family knowledge to mental health nurse as support for adolescents self identity achievement in the former of red light district."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Saeful Rahmat
"ABSTRAK
Penelitian fenomenologi deskriptif ini menggali pengalaman mantan penyalahguna NAPZA dalam menjalani hidup bermasyarakat. Penelitian ini menggunakan desain fenomologi deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan catatan lapangan, hasil verbatimnya dianalisa menggunakan pendekatan Colaizzi. Tema penelitian yang ditemukan adalah Alasan berhenti menyalahgunakan NAPZA, alasan kembali relapse, respon awal adaptasi mantan penyalahguna NAPZA di masyarakat, upaya perubahan agar dapat diterima orang lain, kehilangan kepercayaan dari masyarakat, mendapatkan stigma dari masyarakat, kekhawatiran dari keluarga untuk terjadinya relapse, diskriminasi terhadap mantan penyalahguna NAPZA, persepsi negatif masyarakat terhadap mantan penyalahguna NAPZA, menggunakan koping positif, sistem dukungan yang diperoleh mantan penyalahguna NAPZA, harapan mantan penyalahguna NAPZA terhadap pihak-pihak terkait. Mantan penyalahguna NAPZA mengalami stigma dikeluarga dan masyarakat serta merasakan kebosanan saat kembali kemasyarakat setelah terapi rehabilitasi karena tidak ada kegiatan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penempatan perawat komunitas sebagai educator, konsultan, advokat di keluarga, masyarakat dan di lembaga rehabilitasi NAPZA.

ABSTRACT
The study explores the experiences of drugs abuser former undergo living in social in Bogor. This study uses descriptive phenomenological design. Data is obtained through an in-depth interview and field note then analyzed by using Colaizzi's method. The theme of research identified are reason stop abusing drugs, relapse reason, self efficacy response adaptation drug abuser former in society efforts to change to acceptable others, society treatment, and living in the society. Drug abuser former experienced stigma in families and the community as well as feel boredom when they come back after rehabilitation therapy because there was no activity. This study recommended the deployment of community nurses as educator, a consultant an advocate in families, the community and drugs rehabilitation institution."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Herawan
"Dukungan keluarga keluarga merupakan salah satu faktor keberhasilan rehabilitasi dan kekambuhan. Kambuh atau relapse merujuk pada kembalinya perilaku penyalahgunaan narkoba secara rutin setelah sebelumnya mengalami pemulihan. Tulisan ini bertujuan untuk Mengeksplorasi hubungan antara variabel independen (dukungan keluarga) dengan variabel dependen (risiko kekambuhan). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan analitik korelasi. Teknik yang digunakan adalah teknik sampling, dan jumlah sampel yang diambil adalah 90 orang. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah dukungan keluarga, sedangkan variabel terikat adalah risiko kekambuhan. Pengambilan data penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian uji statistik menggunakan Pearson Likelihood Ratio menghasilkan nilai α = 0,745 (α > 0,05), yang menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara dukungan keluarga dan risiko kekambuhan. Temuan ini menunjukkan bahwa risiko kekambuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, tidak hanya dukungan keluarga. Penelitian selanjutnya harus mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko kekambuhan, seperti lingkungan sosial dan kesehatan mental. Rekomendasi untuk pasien, berkomunikasi secara terbuka dengan keluarga tentang kebutuhan selama masa pemulihan.

Family support is one of the success factors of rehabilitation and relapse. Relapse refers to a return to regular drug abuse behavior after a period of recovery. This paper aims to explore the relationship between the independent variable (family support) and the dependent variable (risk of relapse). This study is quantitative in nature with a correlation analytic approach. The technique used was sampling technique, and the number of samples taken was 90 people. In this study, the independent variable is family support, while the dependent variable is the risk of recurrence. Data collection in this study used a questionnaire. The results of statistical test research using Pearson Likelihood Ratio resulted in a value of α = 0.745 (α > 0.05), which indicates the absence of a significant relationship between family support and the risk of recurrence. This finding suggests that the risk of relapse is influenced by various other factors, not only family support. Future research should identify other factors that may influence relapse risk, such as social environment and mental health. Recommendations for patients, communicate openly with the family about needs during the recovery period."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritanti
"Penelitian fenomenologi deskriptif ini menggali pengalaman keluarga yang mempunyai anak pengguna NAPZA dalam menjalani kehidupan masyarakat. Penelitian ini menggunakan design fenomologi deskriptif sesuai filosofi Husserl. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam, hasil verbatimnya dianalisa menggunakan metode Colaizzi. Tema penelitian yang ditemukan adalah perasaan orang tua (keluarga), stigma yang dirasakan oleh keluarga, mekanisme koping yang digunakan oleh keluarga, beban yang dialami oleh keluarga, cara keluarga mengatasi masalah, dukungan yang diperoleh keluarga dan harapan keluarga terhadap pihak-pihak terkait. Keluarga yang mempunyai anak pengguna NAPZA mengalami proses kesedihan yang mendalam, berkepanjangan dan berulang-ulang bahkan putus asa. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penempatan perawat komunitas sebagai konsultan, advokat di keluarga dan di lembaga pelayanan NAPZA.

The study explores the experiences of families who have drug and addictive substance user children in living their social lives. This study uses Husserlian descriptive phenomenological design. Data is obtained through an in-depth interview and analyzed by using Colaizzi's method. The identified research themes of this study are the feelings of family, stigma felt by families, coping mechanism used by families, family burden, solving the problem, support for the family and family expectations to the authority and community. The families who have drug and addictive substance user are experiencing a deep, prolonged and repeated grieving process. Moreover, some of them also feel desperate. Therefore, it is recommended for community nurse to develop and addictive substance prevention program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enrica Natasha Kristanti
"Beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan isu perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia, termasuk pada pasangan dewasa muda. Tingginya isu rumah tangga dapat menjadi indikasi bahwa pasangan dewasa muda kurang mampu mengatasi ketegangan yang terjadi sehingga memengaruhi relationship satisfaction. Beberapa penelitian menemukan bahwa adverse childhood experience (ACE) merupakan salah satu faktor risiko terhadap ketidakmampuan pasangan dalam mengatasi konflik pada masa dewasanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran kemampuan self-compassion sebagai moderator dalam hubungan ACE dan relationship satisfaction pada kelompok dewasa muda dalam hubungan pernikahan. Penelitian ini menggunakan alat ukur Adverse Childhood Experience Questionnaire untuk mengukur jumlah pengalaman sulit yang dialami pada masa kanak-kanak, Relationship Assessment Scale untuk mengukur kepuasan hubungan romantis, dan Self-Compassion Scale untuk mengukur tingkat kemampuan self-compassion. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 258 dewasa muda (20 – 40 tahun) di Jabodetabek dengan mayoritas adalah partisipan wanita (78.7%). Multiple regression analysis menunjukkan bahwa self-compassion (β=-1.48, p<.05) beserta dengan ketiga dimensinya, mampu memoderatori dengan melemahkan hubungan negatif ACE dan relationship satisfaction. Dapat disimpulkan bahwa self-compassion mampu meningkatkan relationship satisfaction meskipun pasangan pernah mengalami ACE. Limitasi dari penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan merupakan convenience sampling sehingga tidak semua partisipan memiliki ACE dan tidak meratanya proporsi sampel.

In recent years, there has been an increase in the issues of divorce and domestic violence in Indonesia, including among young adult couples. This rise may indicate that young adult couples struggle to manage tension, affecting their relationship satisfaction. Studies have identified adverse childhood experiences (ACE) as a risk factor for adult couples' inability to resolve conflicts. This study aims to investigate the role of self-compassion as a moderator in the relationship between ACE and relationship satisfaction among young married adults. The study utilized the Adverse Childhood Experience Questionnaire to assess the number of adverse childhood experiences, the Relationship Assessment Scale to measure romantic relationship satisfaction, and the Self-Compassion Scale to assess self-compassion levels. Participants included 258 young adults (aged 20 – 40) in the Jabodetabek, with a majority being female (78.7%). Multiple regression analysis indicated that self-compassion (β=-1.48, p<.05) and its three dimensions moderated the negative relationship between ACE and relationship satisfaction. It can be concluded that self-compassion can enhance relationship satisfaction despite partners having experienced ACE. A limitation of this study is the use of convenience sampling, leading to not all participants having ACE and an uneven sample proportion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>