Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Aditya Harikesa
"Tesis ini membahas tentang upaya nonkonvensional yang dilakukan oleh Donald Trump selama masa kampanye Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2015-2016 dengan menggunakan konsep dan teori politik kampanye dan teori American exceptionalism. Penelitian menggunakan metode kualitatif secara deskriptif analitik untuk memberikan gambaran terkait dengan judul tesis ini. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan narasumber yang relevan dengan kebutuhan penelitian.Hasil penelitian menemukan bahwa Donald Trump menggunakan upaya-upaya secara nonkonvensional yang berimplikasi meningkatkan elektabilitas dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2015-2016. Salah satunya ialah dengan menggaungkan slogan Makes America great again yang dianggap mampu membangkitkan semangat American exceptionalism kepada warga Amerika Serikat pada umumnya, kepada pendukung Donald Trump yang berasal dari kalangan ras kulit putih pada khususnya. Donald Trump dikenal sebagai sosok yang rasis, diskriminasi dan anti-imigran dalam penelitian ini ditemukan fakta-fakta yang menunjukkan popularitas Donald Trump meningkat di kalangan warga Amerika Serikat yang berpaham konservatif.

This thesis discusses the nonconventional efforts made by Donald Trump during US Presidential Election campaign in 2015 2016 using the campaign politics concept and theory and American exceptionalism theory. This research used qualitative method with descriptive analytics. The process of data collection was conducted through literature study and interviews with resource persons relevant to the research needs. This study is limited to only one year period which covers the US Presidential Election in 2015 2016. That one year period was the campaign period of Donald Trump as a Republican candidate. The corpus object of research is Republican Platform because the platform allows Author to analyze the use of Donald Trump 39 s unconventional efforts during the campaign period and to answer two research questions. The research found that Donald Trump was using nonconventional efforts to increase his electability in US Presidential Election in 2015 2016. This study shows that Donald Trump's racist, discriminatory and anti immigrant tendency has promoted his popularity among White American conservatives. Some of these unconventional efforts include demagoguery, voter 39's suppression and the slogan Makes America great again which was thought to be able to arouse the spirit and value of American exceptionalism39's white supporters in particular. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kemal Hasan
"
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai strategi kampanye pada pemilihan kepala daerah. Fokus penelitian ini yaitu menjelaskan strategi kampanye yang digunakan oleh pasangan Anies-Sandi pada pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 dan alasan dari penggunaan strategi kampanye tersebut. Menarik diteliti karena kampanye merupakan salah satu cara kandidat untuk mendapatkan suara pemilih. Kampanye juga merupakan salah satu tahap dari suatu pemilihan. Setiap kandidat memiliki strategi kampanye yang berbeda untuk mendapatkan suara pemilihnya. Pada pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 pasangan Anies-Sandi menggunakan bentuk kampanye pra-modern, modern, dan post-modern yang didasarkan pada keterampilan individu kandidat, keterampilan tim kampanye, penggambaran di media mengenai kandidat, dan lanskap politik Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model analisa deskriptif serta teknik pengumpulan data primer dan sekunder melalui wawancara mendalam serta sumber-sumber literatur. Teori yang digunakan adalah strategi komunikasi kampanye dari Pippa Norris dan konsep yang digunakan adalah efektivitas kandidat dari Jonathan Paul Day.

ABSTRAK
This thesis discusses about campaign strategy on governor election. The focus of this research is to explain the campaign strategy used by Anies Sandi in the election of Governor of Jakarta 2017 and the reason for using the campaign strategy. Interesting to be observed because campaign is the way of candidate to get vote. The campaign is also one of the stages of an election. Each candidate has a different campaign strategy to get votes. In the 2017 Governor election of DKI Jakarta Anies Sandi use pre modern, modern, and post modern campaigns based on personal skill of the candidate, the skill of the candidate rsquo s campaign team, the media rsquo s portayal of the candidate, and the political landscape of Jakarta. This research used a qualitative approach with descriptive analysis model with techniques of collecting primary and secondary data through indepth interviews and literature sources. The theory used is the campaign communication strategy of Pippa Norris and the concept used is the candidates effectiveness from Jonathan Paul Day."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefani Woro Satiti
"Keberhasilan Bongbong dalam pemilihan umum Filipina tahun 2022 seakan menjadi alarm peringatan bagi keberlangsungan demokrasi di Filipina. Situasi tersebut dilatarbelakangi adanya dugaan distribusi disinformasi melalui media sosial sebagai strategi kampanye politik. Berdasarkan permasalahan tersebut, studi ini berusaha untuk meneliti serta melihat bagaimana strategi disinformasi di dalam media sosial berperan penting dalam keberhasilan Marcos Jr. (Bongbong). Pengumpulan data diambil dari aplikasi Tiktok selama masa kampanye antara Februari 2022 hingga Mei 2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis isi melalui konsep manipulasi politik Gregory Whitefield. Melalui metode dan analisis tersebut, ditemukan bahwa disinformasi telah didistribusikan melalui aplikasi media sosial berhasil mengubah “framing” buruk keluarga Bongbong dan menarik simpati pemilih untuk memberikan dukungan suara kepada Bongbong. Konten disinformasi melalui Tiktok yang ditemukan dalam studi ini antara lain mengenai penculikan keluarga Marcos, klaim Filipina sebagai macan Asia di bawah pemerintah, dan perintah Marcos untuk tidak menyerang sipil. Berdasarkan konsep manipulasi politik Gregory Whitefield, Bongbong menggunakan strategi manipulasi individu. Bongbong serta pendukungnya telah melakukan distribusi konten disinformasi sehingga pemilih menganggap berita mengenai “kepahlawanan” keluarganya adalah benar. Sebagai dampaknya, konten tersebut berhasil menarik pemilih muda sebagai pengguna aktif media sosial, khususnya mendominasi Tiktok.

Bongbong's success in the 2022 Philippine elections has become a warning alarm for democratic continuance in the Philippines. The situation against the background is an alleged distribution of disinformation through social media as a political campaign strategy. Based on the problem, the study attempted to investigate and see how disinformation strategies in social media played a significant role in the success of Marcos Jr. (Bongbong). Data collection was taken from a Tiktok application during the campaign period between February 2022 and May 2022. The study employed qualitative methods and content analysis through Gregory Whitefield's concept of political manipulation. Through the method and analysis, it was found that disinformation distributed through the application of social media successfully altered the "framing" of the Bongbong family and appeals to voters' sympathy for providing vote support to the Bongbong. Content disinformation through the chives found in this study included the abduction of the Marcos family, the Philippine claim as an “The Tiger of Asia” under the government, and Marcos's order not to invade civilians. Based on Gregory Whitefield's concept of political manipulation, Bongbong has used individual manipulation strategies. Bongbong and his supporters have done disinformation content distribution to make voters feel that the "heroism" of their family is true. As a result, the content has succeeded in attracting young voters."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 2002
324.7 POL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London : Routledge , 2002
324.7 POL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kelvin Christiandy Sutiono
"ABSTRAK
Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2016 sempat menghebohkan Amerika Serikat serta warga dunia. Bila biasanya strategi kehumasan akan berusaha menonjolkan kebaikan yang dimiliki oleh calon pemimpin dalam kampanye politik, strategi kehumasan yang diterapkan oleh tim kampanye Donald Trump justru mampu mengemas setiap tindakan dan kebijakan yang kontroversial menjadi senjata kehumasan yang justru berguna untuk meningkatkan popularitas. Lewat pemetaan pesan kunci yang selalu disampaikan berulang-ulang saat kampanye, hubungan media dan agenda building yang dibangun dari berbagai ucapan, tindakan, serta kebijakan Trump yang dinilai kontroversial, serta pemanfaatan digital public relations untuk menjangkau segmen konstituennya yang sangat baik, membuat Donald Trump yang tadinya dinilai mustahil memenangkan Pemilihan Presiden, kini sedang bersiap-siap untuk dilantik menjadi Presiden ke-45 Amerika Serikat.

ABSTRACT
Donald Trump victory in The United States Presidential Election in 2016 had horrendous United States as well as citizens of the world. If basically public relations strategy trying to establish the good sides of the prospective leader in every political campaign, public relations strategy that has been implemented by Donald Trump rsquo s campaign team precisely packed every action and controversial policy by Donald Trump into a weapon to increase his popularity. Through the mapping of key messages that always delivered repeatedly during the campaign, media relations and agenda building that had be constructed from every controversial words, actions, and policies by Trump, and the excellent utilization of digital public relations to reach a segment of his constituents, makes Donald Trump that seen impossible to win the Presidential Election, is now getting ready to be inducted as the 45th President of the United States."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Reno Maratur
"Berisiknya dengungan para buzzer politik dapat menurunkan kualitas ruang publik dan demokrasi apabila berlangsung berkepanjangan. Fabrikasi percakapan, perang tagar serta disinformasi yang diproduksi oleh para pendengung politik dapat menimbulkan distorsi di ruang publik, mengaburkan batas antara aspirasi publik yang otentik dengan aspirasi rekaan. Kehadiran UU ITE dan Peraturan KPU belum mengatur tentang buzzer politik. Pengaturan dalam UU ITE Pasal 45A ayat (1), dianggap belum mampu menjerat tindakan buzzer politik yang bekerja dalam media sosial. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode analisis normatif baik dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analitis. Pelibatan buzzer politik di media sosial guna mendongkrak suara pada pemilihan umum sungguh tidak tepat. Yang terjadi adalah realitas semu, karena dukungan yang diciptakan adalah dukungan yang dimobilisir dan memanipulasi kesadaran publik. Perlu didorong pencerdasan publik, sehingga akan terbentuk koneksi publik yang saling mengontrol. Peran dari elemen-elemen seperti organisasi masyarakat, kelompok intelektual, dan masyarakat luas yang harus saling terhubung agar membangun jaringan pesan yang kuat untuk melawan buzzer politik. Diharapkan juga ada pengaturan secara legal buzzer politik tersebut bekerja untuk siapa, di bawah agency apa, apakah dia terdaftar di agency itu, didanai oleh siapa dia. Hal ini juga tentunya dengan syarat mereka bergerak dengan akuntabel dan transparan.

The noise of political buzzers can degrade the quality of public space and democracy if it lasts a long time. The fabrication of conversations, hashtag wars and disinformation produced by political buzzers can create distortions in public spaces, blurring the line between authentic public aspirations and engineering aspirations. The presence of ITE Law and KPU Regulations has not regulated the political buzzer. The regulation in ITE Law Article 45A paragraph (1), is considered not able to ensnare the actions of political buzzers who work in social media. The approach is done by using normative analysis methods both with statutory approaches and analytical approaches. The involvement of political buzzers on social media to boost the vote in the general election is not appropriate. What happens is pseudo reality, because the support created is the support that mobilized and manipulated the public consciousness. It needs to be encouraged by the public, so that there will be a public connection that controls each other. The role of elements such as community organizations, intellectual groups, and the wider community must be interconnected in order to build a strong message network to counter political buzzers. It is also expected that there is a legal arrangement of the political buzzer working for whom, under what agency, whether he is registered with that agency, funded by who he is. It is also of course on the condition that they move accountable and transparent."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadhriany Pertiwi Saleh
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemanfaatan simbol-simbol populer yakni simbol kotak-kotak dan simbol metal dalam kampanye politik Jokowi – Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pemanfaatan simbol-simbol populer dalam kampanye politik Jokowi - Ahok tersebut mendorong aspek awareness dan acceptance publik pada pesan politik untuk mendukung pasangan Jokowi – Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. Objek penelitian diteliti menggunakan konsep Komunikasi Organisasi untuk melihat bagaimana tim kampanye berkomunikasi dengan publiknya. Penelitian ini juga menggunakan konsep Komunikasi Politik untuk melihat bagaimana penyampaian pesan bermuatan politis melalui media simbol-simbol populer seperti simbol kotak-kotak dan simbol metal. Penggunaan simbol ini diteliti menggunakan konsep interaksi simbolik, dan bagaimana pemanfaatan simbol populer mendorong awareness dan acceptance publik diteliti menggunakan konsep evaluasi program kehumasan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dimana data penelitian diperoleh melalui hasil wawancara dan studi dokumentasi yang diteliti menggunakan teknik Evaluasi Program Kehumasan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan simbol populer dalam kampanye, mampu mendorong terciptanya awareness dan acceptance publik pada pasangan Jokowi – Ahok, yang juga mendorong kesuksesan kampanye.

ABSTRACT
This research is motivated by the use of popular symbols in Jokowi and Ahok‟s political campaign in 2012 DKI Jakarta‟s Gubernatorial Election. This study aims to determine the effect of the use of the popular symbols in order to push the awareness and the acceptance of the Jakarta‟s public who‟s participated in 2012 DKI Jakarta Gubernatorial Election, and how the awareness and acceptance aspect contributed for the success of the campaign. The research method used is the evaluative research of public relation program by. Ronald D Smith, and the nature of the research is descriptive research. The approach used is qualitative data techniques in the form of interview with the informant and respondents. Results of this study indicate that the use popular symbols had specifically affected the awareness and acceptance of the public, which also contributed to reach the success of Jokowi – Ahok‟s political campaign in DKI Jakarta Gubernatorial Campaign of 2012."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T34899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Khairi Amrillah
"Skripsi ini membahas mengenai praktik kampanye politik yang dilakukan oleh Partai Gerindra pada pemilu legislatif tahun 2014. Kasus ini di analisis menggunakan teori kampanye politik modern. Pada kampanye politik yang dilakukan oleh Partai Gerindra terlihat bahwa media memainkan peran sentral, terutama televisi dan media berbasis internet. Studi ini menemukan bahwa kampanye politik Partai Gerindra sangat profesional. Partai Gerindra mempekerjakan tenaga ahli diluar kader partai untuk merancang kampanye politiknya. Kampanye politik yang dilakukan Partai Gerindra fokus terhadap satu figur politik untuk menarik dan mempengaruhi pemilih.

This undergraduate-thesis analyzes about Gerindra’s political campaign in legislative election 2014 using the modern political campaign theory. Media played a central role in Gerindra’s political campaign, mainly used television and internet. The study finds that Gerindra’s political campaign was highly professional. The party employed a marketing expert outside of their party members to design Gerindra’s political campaign. The campaign is focused or personalized to one political figure to attract and influenced voters."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anneila Firza Kadriyanti
"ABSTRAK
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 menjadi fenomena awal yang menyadarkan para konsultan politik dan kandidat tentang pentingnya kehadiran pasangan hidup (spouse) pada kampanye politik. Ternyata, kehadiran pasangan sang kandidat dalam proses politik yang dilalui sang kandidat dapat meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Kehadiran pasangan (spouse) diyakini dapat semakin meningkatkan citra sang kandidat di mata publik, terlebih lagi jika sang pasangan juga memiliki karakter dan kharisma yang sama kuatnya dengan sang kandidat. Jika sekarang kampanye politik di Indonesia masih berorientasi dan terfokus pada sosok sang kandidat, sudah waktunya untuk mengubah strategi kampanye dengan ikut mengedepankan figur sang pasangan (spouse) untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas sang kandidat.

ABSTRACT
President Election in 2014 became the early phenomena that awaken political consultants and candidates about the importance of spouse presence in political campaign. To be proved, spouse presence in all candidate’s political process can increase public’s political participation. Spouse presence is believed to improve the candidate’s image. It will be more useful if the spouse has the character and charisma as strong as the candidate. Nowadays, political campaign in Indonesia still oriented and focused on the candidate figure. Now it’s time to change the campaign strategy by emphasizing the spouse figure to increase the candidate’s electability and popularity"
2015
T44331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>