Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yeni Rachmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penduduk lansia bermigrasi, dan bagaiman peran status migrasi dalam menentukan perubahan kebahagiaan lansia. Penelitian menggunakan data IFLS 2007 dan 2014, dengan sampel lansia yang berusia 60 tahun ke atas pada IFLS 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi status bekerja, status tinggal bersama pasangan atau anak, dan kepemilikan rumah menentukan keputusan lansia untuk bermigrasi. Faktor lain seperti status sehat memberikan hasil yang tidak signifikan. Status migrasi sebagai variabel utama tidak menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam menentukan perubahan kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya proses transisi melalui migrasi tidak semata-mata dapat menentukan perubahan kebahagiaan lansia.

ABSTRACT
This research aimed to know what factors determining elderly movements, and its consequence on elderly happiness. As a longitudinal analysis, this research explores two Indonesian Family Life Surveys IFLS 2007 and 2014 data. The unit of analysis is a household member aged 60 years from IFLS 2007. The result show that the elders tend to be stayers than movers at their residents. Socio demographic factors such as working status, presence of living spouse or children, and tenure house are significantly determine the decision to move or to stay. Other factors such as health status have less significant impact. migration status as a main variable does not show a significant impact on happiness of the elder. It means that a new environment is not solely determine the change of elderly happiness."
2017
T48812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arwan Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan tempat tinggal pada penduduk usia lanjut terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2017 dengan menggunakan sampel penduduk usia 60 tahun ke atas yang dianalisis dengan metode regresi logistik biner. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, daerah tempat tinggal, kelompok umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat pendapatan dan status kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penduduk usia lanjut yang hidup pada OPH memiliki kecenderungan kebahagiaan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan penduduk usia lanjut yang hidup bersama anggota rumah tangga lainnya. Daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat pendapatan dan status kesehatan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut dengan arah positif. Sementara jenis kelamin dan kelompok umur tidak memiliki peranan terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut di Indonesia.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of living arrangements on the elderly population on the happiness of the elderly in Indonesia. This study uses data from the 2017 Happiness Level Measurement Survey (SPTK) using a sample of residents aged 60 years and over who were analyzed by a binary logistic regression method. The control variables used in this study were gender, area of residence, age group, education level, work status, income level, and health status. The results showed that the elderly population living OPH households had a lower tendency to happiness when compared to the elderly population who lived with other household members. The area of residence, level of education, work status, income level, and health status also have a significant influence on the happiness of the elderly population in a positive direction. While gender and age group have no role in the happiness of elderly people in Indonesia."
2019
T54003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fitriana Susilowati
"Studi ini menganalisis determinan pengakuan kebahagiaan lansia di Indonesia dengan menggunakan data kor Susenas triwulan 3 dan MSBP tahun 2012. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor penentu utama pembentukan kebahagiaan bagi lansia di Indonesia adalah status kawin, tingkat pendidikan, keaktifan mengikuti kegiatan di masyarakat, kemudahan mendapatkan bantuan, dan pengeluaran rumah tangga lansia.
Hasil temuan ini mendukung teori kebahagiaan dari Maslow dan Hurlock yang mengatakan bahwa faktor penentu kebahagiaan lansia adalah kasih sayang, penerimaan, dan prestasi/pencapaian. Apabila ketiga hal tersebut terpenuhi, lansia akan mengalami ketenangan, kebajikan dan kesenangan. Namun, status bekerja dan daerah tempat tinggal bukan faktor yang menjelaskan perbedaan pengakuan kebahagiaan lansia.

This research aims to study determinants of happiness stated by Indonesian's older people using data Susenas and modul of Social, Culture, Education on 2012. The results show that the main determinants of happiness statement of elderly are marital status, level of education, participation in social activities, social support, financial support, and household expenditure.
The results of this study are consistent with the theory of elderly happiness from Hurlock which states that the determinants of happiness elderly are affection, acceptance, and achievement. If those three things are fulfilled, it would raise tranquility, virtue and enjoyment in among the elderly. Nevertheless, working status and area of residence do not explain the differences in the statement of happiness elderly.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Inge Salyaharini
"Status pekerjaan dapat menentukan tingkat kesejahteraan. Kesejahteraan terlihat dari kualitas hidup dan keadaan ekonomi seseorang. Kesejahteraan merupakan salah satu faktor penentu kebahagiaan seseorang. Kebahagiaan bisa terwujud dari kesejahteraan yang didapatkan dan finansial yang dimiliki. Oleh karena itu seseorang harus bekerja untuk memenuhi kesejahteraan hidup agar dapat bahagia.Penelitian ini akan melihat perbedaan skor kebahagian antarakaryawan kontrak dan karyawan tetap pada usia dewasa muda.Penelitian ini menggunakandesain dantipe penelitian komparatif yang dilakukan pada 84 karyawan (41 karyawan tetap dan 43 karyawan kontrak) mengunakan teknik sampling accidental sampling. Menggunakan alat ukurOxford Happiness Questionnaire (OHQ) untuk mengukur kebahagiaan dengan jumlah 29 item yang bersifat unidimensional. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan skor kebahagiaan yang signifikan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak (t (84) = 0.381,p= 0.705). Hasil penelitian ini memeperlukan penelitian dan diskusi lebih lanjut untuk dapat mendapatkan hasil yang maksimal.

Job status can determine the level of well-being. Welfare can be seen from the quality of life and the economic situation of a person. Welfare is one of the determinants of one's happiness. Happiness can be realized from the welfare obtained and financially owned. Therefore someone must work to fulfill the welfare of life in order to be happy. This study will see differences in happiness scores between contract employees and permanent employees at young adulthood. This study uses a comparative research design and type conducted on 84 employees (41 permanent employees and 43 contract employees) using accidental sampling sampling technique. Using the Oxford Happiness Questionnaire (OHQ) measure to measure happiness with 29 unidimensional items. The results showed that there were no significant differences in happiness scores between permanent employees and contract employees (t (84) = 0.381, p = 0.705). The results of this study require further research and discussion to get maximum results.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mustopa
"ABSTRAK
Berdasarkan laporan CAF World Giving Index 2018, Indonesia berada di peringkat teratas dalam berdonasi. Di tahun yang sama, Indonesia berada pada peringkat 92 dalam World Happiness Index, yang disebabkan oleh kemerosotan kebahagiaan karena persepsi korupsi dan bantuan sosial. Padahal, berbagai studi teoritis menunjukkan bahwa kebahagian berhubungan dengan perilaku memberi. Oleh karena itu, dengan menggunakan modifikasi pendekatan Theory of Planned Behaviour (TPB), penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang, yang kemudian mempengaruhi intensinya untuk berdonasi uang melalui lembaga sosial/keagamaan. Penelitian ini berhasil mengumpulkan data dari 156 responden yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (JABODETABEK). Selanjutnya, data primer tersebut diolah dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil studi ini menunjukkan bahwa variabel kebahagiaan (happiness) memiliki pengaruh positif terhadap intensi (behavioural intention) berdonasi uang melalui lembaga sosial/keagamaan. Variabel kepercayaan agama (religious beliefs) juga memiliki pengaruh positif terhadap sikap (attitude) dalam berdonasi uang. Selain itu, kepercayaan agama (religious beliefs), sikap (attitude), kontrol perilaku (perceived behavioural control) dan perilaku masa lalu (past behaviour) memiliki pengaruh positif terhadap intensi (behavioural intention) seseorang ketika berdonasi uang. Sedangkan norma subjektif (subjective norms) pengaruhnya tidak signifikan terhadap intensi (behavioural intention) seseorang ketika berdonasi uang. Berdasarkan hasil penelitian ini, diberikan beberapa rekomendasi untuk lembaga sosial/keagamaan, pemerintah dan stakeholders lainnya.

ABSTRACT
Based on the 2018 CAF World Giving Index report, Indonesia ranked top in donations. In the same year, Indonesia is ranked at 92 in the World Happiness Index, which is due to the deterioration of happiness due to the perception of corruption and social assistance. In fact, various theoretical studies show that happiness relates to giving behavior. Therefore, using a modification to the Theory of Planned Behaviour (TPB) approach, the study aims to find out the factors affecting a person's happiness, which then affects their intensity to donate money through a social/religious institution. This research successfully collects data from 156 respondents who live in the area of Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang and Bekasi (JABODETABEK). Furthermore, the primary data is processed using Structural Equation Modelling (SEM). The results of this study showed that the happiness variables have a positive influence on the behavioural intention to donate money through social/religious institutions. A religious beliefs variable also has a positive influence on attitude in donation of money. In addition, religious beliefs, attitude, control of behavior and past behavior have a positive influence on the behavioural intention a person to donate money. While the subjective norms is not significant to intention a person to donate money. Based on the results of this study, some recommendations for social/religious institutions, Governments and other stakeholders were given."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhrurrozi
"Kesejahteraan erat kaitannya dengan peningkatan kebahagiaan subjektif. Salah satu upaya dalam meningkatkan kebahagiaan dapat dilakukan melalui pendekatan faktor sosial ekonomi. Peningkatan kualitas rumah menjadi fokus utama dalam penelitian ini untuk mengetahui dampaknya terhadap kebahagiaan subjektif. Penelitian ini ingin menguji hubungan antara kualitas rumah dengan kebahagiaan subjektif. Data panel selama dua gelombang bersumber dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) di tahun 2007 (IFLS-4) dan tahun 2015 (IFLS-5) menjadi dasar dalam penelitian ini, dimana indikator kebahagiaan subjektif dan kualitas rumah yang digunakan terdapat di dalam IFLS. Metode yang digunakan adalah regresi data panel dan Fixed Effect untuk menentukan dampak kualitas rumah terhadap kebahagiaan subjektif. Kualitas rumah dinilai berdasarkan kualitas rumah layak yang terdiri dari kecukupan luas tempat tinggal, memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak, serta memiliki ketahanan bangunan (durable housing). Secara umum, kualitas rumah layak berdampak positif dan signifikan terhadap kebahagiaan subjektif

Well-being is closely related to an increase in subjective happiness. One of the efforts to increase happiness can be done through a socio-economic factor approach. Improving the quality of the house is the main focus in this study to determine its impact on subjective happiness. This study wanted to examine the relationship between home quality and subjective happiness. Panel data for two waves sourced from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 (IFLS-4) and 2015 (IFLS-5) is the basis for this study, where indicators of subjective happiness and the quality of the house used are included in the IFLS. The method used is panel data regression and Fixed Effect to determine the impact of house quality on subjective happiness. The quality of the house is assessed based on the quality of a decent house which consists of a sufficient area of ​​residence, having access to drinking water and proper sanitation, and having a durable housing. In general, the quality of decent housing has a positive and significant impact on subjective happiness."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Tri Kenanti
"Skripsi ini menggunakan pendekatan life history sebagai alat metodologi untuk melihat pembentukan identitas diri seorang waria lanjut usia yang berumur tujuh puluhan dan stigma yang didapatkan sepanjang hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan diri dipengaruhi oleh masa kecilnya dan stigma yang didapatkan oleh seorang waria lanjut usia tetap melekat sampai masa tua. Dynamical Identity Model membantu lebih jauh menggambarkan pembentukan identitas diri seorang waria lanjut usia dan membantu melihat stigma yang didapatkan dari semenjak kecil sampai masa tua. Life story mengungapkan bahwa seorang waria lanjut usia memiliki disposisi yang indah tentang kehidupan meskipun sejak kecil sampai sekarang mendapatkan stigma dari lingkungan sosial.

This undergraduate thesis uses life history approach as a methodological tool to explore the self identity formation in an elderly transvestite in her seventies and the stigma which she got throughout the life of an elderly transvestite. The results of this study showed that self identity formation was greatly influenced by her childhood experiences and she still faces the stigma which she got from childhood until now. The Dynamical Identity Model was constructed to help further illustrate an elderly transvestite's identity development and help to see the stigma which she has until now. Her life story reveals that she has a wonderful disposition about life and, even though she's still facing stigma from social environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Irawan
"Perdebatan mengenai remitansi dan pembangunan terbagi menjadi dua, optimis dan pesimis. Pandangan optimis percaya bahwa remitansi yang memiliki stabilitas dan daya tahan terhadap krisis dapat membawa dampak positif seperti mengurangi kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, dan menjadi asuransi sosial. Sedangkan pandangan pesimis menganggap remitansi hanya membawa dampak buruk seperti perilaku konsumtif, ketergantungan, mempengaruhi dinamika keluarga dan ketidaksetaraan. Tulisan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterkaitan remitansi dengan pembangunan dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi implikasi remitansi bagi pembangunan di suatu negara.

The debate on remittances and development are divided into two views, optimistic and pessimistic. Optimistic view explained that remittances have stability and resist upon crisis. Remittances can reduce the poverty, improve the life, and provide a social insurance. On the other hand, pessimistic view explained that remittances only have adverse effects such as excessive consumption, dependency, affect to family, and inequality. This paper aims to examine the correlation between remittances and development and also determine the factors that affect the remittances impact for country development."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Rahayu
"Anak merupakan entitas yang problematis dalam sistem internasional. TKA ini berupaya mengkaji keterkaitan yang tercipta antara anak dan migrasi dalam hubungan internasional. TKA ini mengelompokkan literatur menggunakan metode taksonomi. Terdapat tiga pembahasan utama dalam TKA ini, yakni: anak dalam kerangka ilmu hubungan internasional, anak dalam konteks migrasi, dan penawaran pendekatan HAM kritis untuk melihat keterkaitan anak dan migrasi dalam hubungan internasional. Penggunaan pendekatan HAM kritis ini merupakan upaya untuk menjembatani kekosongan yang tercipta dalam kajian hubungan internasional dan migrasi dalam membahas anak. Dalam ilmu HI, kerangka yang sudah ada dianggap belum mampu membahas anak dalam konteks yang spesifik. Sehingga, cenderung menggeneralisasi pengalaman dari anak. Sedangkan, kajian migrasi lebih berfokus pada perspektif dari orang dewasa. Maka dari itu, pendekatan HAM kritis digunakan untuk mengkaji anak dan migrasi dalam hubungan internasional karena pendekatan ini berupaya untuk melihat anak sebagai entitas yang secara natur berbeda dari orang dewasa dan perlu diangkat suaranya.

Children are a problematic entity in international system. This paper seeks to discuss relations between children and migration in international relations. This paper organizes the literature based on taxonomy method. Based on this method, writer divides this paper into three main discussions. First, discussion about children in international relations framework; second, discussion about children in the context of migration; and third, an offering of alternative approach, which is critical rights approach, to see the relations between children and migration international relations. The usage of critical right approach is an effort to bridge the gap between international relations and migration studies when discuss about children. In international relations, the theories that available still overgeneralize the experience of children. Even though, there's study that lead to recognize the rights and agency of children. Then, in migration studies, almost all of the discussion still using adult perspective when discuss children in the context of migration. So, from here, writer believes that, critical right approach can be use to discuss the relations between children and migration because this approach is trying to see children as an entity that naturally different from adult and need to be recognized."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>