Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152828 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Wibisono
"Persentase kelurahan yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) di pada tahun 2015 sudah 100%, namun demikian masih terdapat kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis determinan kepatuhan ibu dalam program imunisasi dasar lengkap di puskesmas kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan tahun 2017. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas kelurahan pondok labu bulan April - Juni 2017. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan simpel random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner pada 90 responden. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 63,3% ibu patuh pada program imunisasi. Hasil regresi logistik ganda menunjukkan persepsi manfaat sebagai determinan yang paling mempengaruhi kepatuhan ibu karena ibu yang mempersepsikan imunisasi dasar lengkap bermanfaat berpeluang 26,8 kali lebih patuh setelah dikontrol persepsi keparahan dan persepsi hambatan.

The percentage of urban village reaching Universal Child Immunization (UCI) in 2015 is 100%, but there are still cases of Immunizable Preventable Diseases (PD3I). The purpose of this study is to analyze the determinants of maternal obedience in the complete basic immunization program at Puskesmas Pondok Labu South Jakarta in 2017. The variables studied are age, education, knowledge, Perceived susceptibility, Perceived severity, Perceived benefits, Perceived barriers, family support and exposure information. This research was conducted in the working area of Puskesmas Pondok Labu Sauth Jakarta from April to June 2017. The research used cross sectional study design. Sampling was done by simple random sampling. Data collection was done through interview with questioner on 90 respondents. The results of this study found as many as 63.3% of obedient mothers in the immunization program. The result of multiple logistic regression shows the Perceived benefits as the determinant that most influence maternal compliance because the mother who perceives complete basic immunization is beneficial to have 26,8 times more compliance after controlled Perceived severity and Perceived barriers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Noormala Dewi
"Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. Pemerintah juga wajib memberikan imunisasi dasar lengkap kepada setiap bayi dan anak. Pada tahun 2017, Kota Depok berstatus KLB difteri dengan 12 kasus suspect difteri dan 1 orang meninggal. Kota Depok merupakan wilayah yang berpotensi transmisi penyakit menular tinggi karena padat penduduk dan mobilitas tinggi. Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) merupakan salah satu program dari kebijakan imunisasi yang lama dilaksanakan namun belum menemui keberhasilan yang diharapkan. Analisis implementasi ditujukan untuk melihat bagaimana pengimplementasian program imunisasi dasar lengkap di Puskesmas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan telaah dokumen terkait, sesuai dengan teori implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn berdasarkan 6 (enam) variabel.
Hasil penelitian didapatkan bahwa standar dan sasaran kebijakan belum tercapai sepenuhnya. Sumber daya terkendala berdasarkan indikator insentif yang belum dirasakan secara optimal dalam menunjang optimalnya penyelenggaraan IDL di Puskesmas. Komunikasi antar organisasi pelaksana baik. Karakteristik pelaksana terkendala dengan keterbatasan SDM. Sikap pelaksana mendukung. Kondisi ekonomi dan politik baik, namun kondisi sosial belum mendukung. Kesimpulan didapatkan bahwa implementasi IDL di Kota Depok masih memiliki kendala di setiap variabelnya dan perlu dilakukan proses pemenuhan variabel yang kurang. Rekomendasi penelitian ini yaitu keberhasilan implementasi akan dicapai bila dilakukan perbaikan dari kekurangan, baik dari sisi standar dan sasaran, sumber daya, komunikasi antar organisasi pelaksana, karakteristik pelaksana, sikap pelaksana, dan kondisi sosial, ekonomi, politik. Hambatan program yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan wewenang Puskesmas sebagai pembina wilayah.

Health Law Number 36 of 2009 states that every child deserved in basic immunization according the provisions to prevent the occurrence of diseases that can be avoided through immunization. The government is also required to provide a complete basic immunization to every baby and child. In 2017, Depok became outbreak with 12 cases suspect diphtheria and 1 person died. The city of Depok is an area with high transmission potential for communicable diseases due to high population and high mobility. Complete Basic Immunization (IDL) is one of the old immunization policy implemented but has not met the expected success. Complete Basic Immunization Program is one of the old immunization policy programs implemented but has not met the expected success. The implementation analysis is intended to see how the implementation of the complete basic immunization program at the Puskesmas. This research is a qualitative research with in- depth interview technique and related document study which using the policy implementation theory of Van Meter and Van Horn based on 6 (six) variables.
The results obtained that the standard and objective have not been fully achieved. Resources are constrained by incentive indicators that have not been felt optimally in supporting the optimal implementation of complete basic immunization in Puskesmas. Inter- organizational communication is good. Characteristic of implementing agencies are constrained by human resource constraints. Disposition of implementors supported, but still found some implementers who are not orderly. Economic and political conditions are good, but social condition are not yet supportive. Conclusion found that implementation of complete basic immunization in Depok still has constraints in each variable and need to be done process of fulfillment of less variable. The recommendation of this research is the success of implementation will be achieved if the improvement of deficiency, both from the side of standard and objective, policy resources, interorganizational communication, characteristic of implementing agencies, disposition of implementors, and social, economy, political condition. Barriers to existing programs can be overcome by optimizing the Puskesmas's authority as a regional coach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbiatul Afda'tiyah
"Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada keberlangsungan pelayanan kesehatan esensial, salah satunya pelayanan imunisasi. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui Kemendagri dan Kemenkes serta Juknis pelayanan imunisasi pada saat pandemi agar pelayanan imunisasi dapat dilakukan secara aman pada saat pandemi. Penelitian ini memotret respon penyesuaian pelayanan imunisasi pada saat pandemi COVID-19 dan memberikan rekomendasi penguatan kebijakan layanan program kedepan. Pendekatan kualitatif digunakan melalui wawancara dengan pemangku kepentingan dan pengguna layanan. Telaah dokumen dan observasi dilakukan untuk mendukung analisis. Purposive random sampling digunakan untuk pemilihan lokasi penelitian. Pada saat pandemi, pelayanan imunisasi dasar lengkap di posyandu dan puskesmas terdisrupsi karena keterbatasan tenaga kesehatan dan penurunan minat masyarakat untuk imunisasi. Upaya pembukaan pos imunisasi di tingkat RT/RW, sweeping dengan mekanisme janji temu, dan penjadwalan dengan pelibatan kader memberikan kontribusi positif pada peningkatan cakupan imunisasi hingga lebih dari 1,6 kali lipat dibandingkan pada bulan sebelumnya pada semua jenis antigen imunisasi. Respon cepat dan fleksibel perlu diberlakukan dalam pelaksanaan layanan kesehatan, seperti imunisasi, pada saat pandemi berlangsung. Hal itu juga perlu dukungan dari berbagai aktor yang perlu terlibat.

The COVID-19 pandemic has had a major impact on the continuity of essential health services, one of which is immunization services. The government has issued policies through the Minister of Home Affairs and the Minister of Health as well as technical guidelines for immunization services during a pandemic so that services an be carried out safely during a pandemic. This study captures responses to adjustments to immunization services during the COVID-19 pandemic and provides recommendations for strengthening future program service policies. A qualitative approach is used through interviews with stakeholders and service users. Document review and observation was conducted to support the analysis. Purposive random sampling was used for selecting research locations. During a pandemic, complete basic immunization service at community-based health and primary health care were disrupted due to limited health workers and decreased public interest in immunization. Efforts to open immunization posts at the district level, sweeping with an appointment mechanism, and scheduling with the involvement of cadres have made a positive contribution to increasing immunization coverage by more than 1.6 times compared to the previous month for all types of immunization antigens. A fast and flexible response needs to be implemented in the implementation of health services, such as immunization, during a pandemic. It also needs support from various actors who need to be involved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diany Litasari
"Campak merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) meski cakupan imunisasi campak yang dilaporkan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengelolaan imunisasi dan hubungannya dengan kejadian campak di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tanggerang Selatan tahun 2011.
Desain penelitian ini adalah korelasi/ekologi yang meneliti 25 puskesmas. Pengambilan sampel dengan sampel jenuh. Analisis data menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penetapan target cakupan bulanan (p value < 0.05) yang berhubungan dengan kejadian campak. Disarankan agar meningkatkan supervisi dan monitoring evaluasi dan pimpinan sehingga meningkatkan program imunisasi.

Measles is one of public health problems in Indonesia that often causes an extraordinary emergence although the immunization coverage is high. This study aims to identify descriptive of immunization programme management on public health center and relation with measles cases at south tanggerang 2011.
Design for this study was correlation/ecology with 25 public health center. The sampling for this study used sattured sample. The data analysis uses chi-square statistic test. The result of this study shows that decision monthly coverage target variable which has relation with measles cases (p value <0,05). Recommendation to add supervision and monitoring evaluation from head institution to increase immunization quality program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jesita Noor Sabila
"Imunisasi merupakan upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi. Cakupan imunisasi dasar lengkap Indonesia mengalami penurunan tahun 2017 yaitu dari 91,58% menjadi 91,12%. Orang tua berperan dalam menentukan perawatan kesehatan anak termasuk mengenai imunisasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi imunisasi anak yaitu sikap dan pengetahuan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah sampel sebanyak 106 orangtua dari anak usia 1-5 tahun di kelurahan Tanjung Barat Jakarta Selatan. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p value 0,001) dan sikap (p value 0,004) orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan mengenai imunisasi dan mendorong sikap positif terhadap imunisasi untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar anak.

Immunization is an effort to reduce morbidity, mortality and disability due to Immunization-Preventable Diseases. Indonesia's complete basic immunization coverage experienced a decline in 2017, from 91.58% to 91.12%. Parents have a role in determining child health care, including immunization. One of the factors that can influence children's immunization is the attitudes and knowledge of parents. This study aimed to identify the relationship between knowledge and attitudes of parents with the completeness of basic childhood immunizations. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling type. The number of samples are 106 parents of children aged 1-5 years in the Tanjung Barat village of South Jakarta. The results of bivariate analysis using the chi square test showed that there is a relationship between parental knowledge (p value 0.001) and attitudes (p value 0.004) toward completeness of basic immunization of children This study recommends making efforts to increase knowledge about immunization and encourage positive attitudes towards immunization to be able to increase the coverage of basic immunization of children.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Afriani
"Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang sangat efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi pada anak. Belum ada data yang jelas mengenai cakupan Imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak serta pengelolaan vaksin di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok.
Metode penelitian Cross-sectional dengan sampel sebesar 140 orang tua anak umur lebih 9 bulan, alat pengumpul data adalah kuesioner dan KMS, data dikumpulkan pada bulan Desember 2012-Mei 2013. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square dan analisis regresi logistic bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar orang tua adalah berumur <30 tahun, berpendidikan lanjutan, tidak bekerja, memiliki pengetahuan yang rendah mengenai imunisasi. Kelengkapan imunisasi dasar sebesar (82.9%), tidak lengkap terbesar pada imunisasi campak (15%). Faktor-faktor karakteristik orangtua yang diteliti menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Pengelolaan vaksin di puskemas dan posyandu untuk penyimpanan setelah penggunaan vaksin di posyandu tidak dikembalikan ke Puskesmas, pencatatan dan pelaporan tidak dilakukan pada buku pencatatan sehingga besar kemungkinan tercecer atau hilang, penannggungjawab dan pengelola vaksin tidak dikerjanakan oleh Apoteker ataupun tenaga kefarmasian.

Immunization is an effective efforts to prevent vaccines preventable diseases. There is no clear data on the scope of the basic immunization in Beji public health care Depok. This study was to determine the related factors to the Complete of Basic Immunization on children and vaccine management at Beji public primary health care Depok.
Methods Cross-sectional study with a sample of 140 parents of children aged over 9 months, the data collection tool was a questionnaire and KMS, the data collected in December 2012-May 2013.
Data analysis was performed the largest percentage of respondents were aged <30 years, advanced education, it does not work, have a low knowledge about immunization. Completeness of basic immunization in chikdren (82.9%), incomplete biggest measles immunization (15%). With Chi-square test and logistic regression analysis of bivariate factors examined respondent characteristics there was no statisticacally significant correlation with the completeness of basic immunization in chikdren.Vaccine management for storage after use of vaccines in Posyandu not be returned to the Public Primary Health Care, recording and reporting is not done on the book of the records so that the possibility of scattered or lost, and the manager in charge of the vaccine was not done by a pharmacist or pharmacy personnel.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T36051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Noviyadi
"Imunisasi Hepatitis B adalah salah satu program imunisasi yang sedang diuji cobakan kepada bayi dan anak dengan tujuan untuk melindungi anak dari infeksi penyakit Kati (Virus Hepatitis B) yang merupakan salah satu penyebab terpenting dari morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi.
Dari hasil uji coba sebelumnya di pulau Lombok ternyata imunisasi ini berhasil menurunkan angka prevalensi dari 7 % menjadi 1,6 %. Dengan memasukan program imunisasi hepatitis B dalam Program Pengembangan Imunisasi di Indonesia, diharapkan akan terjadi penurunan prevalensi hepatitis B yang bermakna secara epidemilogis. Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh pecan ibu karena dalam hal mengimunisasikan anak ditentukan oleh perilaku ibu balita tersebut. Jenis penelitian ini adalah Case control, untuk mernpelajari hubungan antara faktor perilaku kesehatan ibu dengan status imunisasi hepatitis B pada anak umur 6 - 23 bulan di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur. Analisis statistik yang digunakan adalah Chi Square dan Regresi Logistik balk secara sederhana maupun secara multivariat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor perilaku kesehatan ibu yaitu tempat mencari pengobatan, tempat pemeriksaan kehamilan, tempat pertolongan persalinan dan pengetahuan tentang imunisasi Hepatitis B sangat erat hubungannya dengan status imunisasi Hepatitis B pada
Hubungan ini juga dipengaruhi dengan adanya interaksi antara perilaku ibu dalam memilih tempat pemeriksaan kehamilan dengan pengetahuan ibu dan interaksi antara perilaku dalam memilih tempat pertolongan persalinan dengan pengetahuan.
Untuk menunjang keberhasilan program uji coba imunisasi Hepatitis B pada anak maka perlu dikembangkan sampai ke seluruh tingkat dan jenis pelayanan kesehatan khususnya tempat pelayanan kesehatan swasta dan mempromosikan kepada semua lapisan masyarakat.

Correlation between Factor of Mother's Health Behaviour with Hepatitis B Immunization Status on Children at Matraman Public Health Centre, JakartaHepatitis B immunization is one of the immunization programme which is now being experimented over infants and children in order to protect the children against liver diseases (Hepatitis B virus), this infection is one of the prime causes morbidity and mortality of infectious diseases.
The experiment previously carried out in Lombok proves that this programme has successfully decreased prevalence rate from 7 % to 1,6 %.
By intergrating this programme into Immunization Development Programme in Indonesia,it is expected that there will be significant decrease of Hepatitis B prevalence rate epidemiologically. The succes of this programme is significantly determined by the role of mother in immunizing her children.
Type of this research is Case Control, to study the correlation between Factor of mother's health behaviour with the Hepatitis B immunization status on children aged 6 - 23 months at Matraman Public Health Centre, Jakarta.
Statistical analysis applied is Chi Square and Multiple Logistic Regression, both in simple way and multivariate
The result of the research shows that factor of mother's health behaviour which include place of use of health services, place of antenatal care, place of birth delivery and mother's knowledge about immunization HB are closely interrelated with Hepatitis B immunization status on children.
This correlation is also influenced by the interaction between place of antenatal care with mother's knowledge and interaction between place of birth delivery with mother's know ledge.
In order to support the success of this programme, it is necessary to develop this program through out Indonesia not only at the level of health care but also the type of health care especially the private health services sector and promote to all community levels.
Bibliography : 25 ( 1983 - 1995)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sang Ayu Made Tjerita
"Pembangunan Kesehatan diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memecahkan berbagai masalah khususnya masalah kesehatan di masa yang akan datang. Dalam rangka pencapaian ke arah tersebut berbagai upaya telah dilakukan mulai dari pencegahan sampai pada rehabilitasi. Salah satu bentuk upaya pencegahan yang dilakukan yaitu pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), karena pelaksanaan imunisasi rutin yang sudah dilaksanakan dirasakan belum memadai dan belum dapat mengeliminir penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi khususnya difteri dan tetanus toxoid. BIAS ini telah dilakukan oleh pemerintah di seluruh Indonesia sejak tahun 1998. Adapun tujuan BIAS adalah untuk memberikan dan meningkatkan kekebalan bagi seluruh siswa SD dan MI untuk melawan penyakit difteri dan tetanus toxoid. Dalam pelaksanaan BIAS ini tidak bisa berlangsung dengan lancar, hat ini tergambar dengan terjadinya beberapa kejadian yang diakibatkan pelaksanaan imunisasi (BIAS).
Kejadian ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tertinggi dalam pelaksanaan BIAS tahun 1999 untuk Sawa Tengah terdapat di Kabupaten Grobogan yaitu sebanyak 34,4 %, sehingga perlu dilihat penyebabnya. Dari hasil penelitian diketahui salah satu penyebabnya adalah faktor kepatuhan petugas BIAS dalam menerapkan prosedur yang telah ditetapkan.
Penelitian tentang kepatuhan petugas dalam menerapkan SOP, dilakukan secara cross-sectional dengan sampel sebanyak 102 orang petugas yang diambit secara acak sederhana (simple random sampling) dari 270 orang petugas yang berasal dari 30 Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Grobogan.
Untuk mengetahui kepatuhan petugas dalam menerapkan SOP, dilihat dari faktor internal dan eksternal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari faktor internal, terlihat variabel yang memiliki hubungan yang bermakna adalah pendidikan (p<0,05). Hubungan pendidikan dengan kepatuhan, terungkap bahwa petugas yang berpendidikan medis lebih patuh bila dibandingkan dengan petugas yang berpendidikan nonmedis. Selain itu faktor internal yang memiliki nilai p<0,25, menjadi kandidat model, hal tersebut terlihat pada variabel lama kerja, dimana lama kerja < 7 tahun lebih patuh (1,4 kali) bila dibandingkan dengan petugas yang memiliki masa kerja > 7 tahun. Demikian pula halnya dengan motivasi, petugas yang memiliki motivasi tinggi lebih patuh bila dibandingkan dengan petugas memiliki motivasi rendah. Selanjutnya untuk tingkat pengetahuan, petugas yang memiliki pengetahuan baik, lebih patuh (1,05 kali) bila dibandingkan dengan petugas yang memiliki pengetahuan rendah. Dalam pelaksanaan BIAS ini terlihat pula bahwa pelatihan petugas jarang dilakukan, pahal pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas.
Kemudian faktor eksternal yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan adalah jabatan petugas. Disini terlihat bahwa petugas yang memiliki jabatan paramedis lebih patuh (3 kali) bila dibandingkan dengan petugas yang memiliki jabatan non paramedis. Seperti halnya faktor internal, pada faktor eksternal terdapat juga variabel yang memiliki nilai p< 0,25 yaitu sumber daya yang menjadi kandidat dalam model.
Hasil menunjukkan bahwa dengan sumber daya yang cukup, petugas lebih patuh bila dibandingkan dengan sumber daya kurang. Selanjutnya dilihat dari kepatuhan petugas dalam menerapkan SOP, kepatuhan yang terbaik terjadi pada penanganan vaksin sedangkan kepatuhan yang paling rendah terjadi pada proses sterilisasi.
Melihat hasil di atas, pada pelaksanaan BIAS yang akan datang perlu ditinjau kembali adanya alokasi biaya untuk pelatihan petugas imunisasi khususnya agar pengetahuan dan keterampilannya meningkat serta didukung dengan tenaga medis untuk menghindari terjadinya KIPI.
Daftar bacaan : 32 (1979 --- 1999)

Factor related with Officer Obedient on Immunization Program Operational Standard (BIAS Implementation in Grobogan District, Central Java) Year 1999The health development are directed to improve human resources quality capable to dissolve many kind of problems specially in coming years. To fulfill those direction, step are taken from prevention to rehabilitation. One of the anticipation is BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah; School Children Immunization Month, 5C1'N), because of the routine immunization program is not quite proper to eliminate disease specially difteri and tetanus toxoid. SCIM are implemented all over Indonesia by the Indonesian government since 1998. The goals of SCIM is to give and improve immunity on School children to fight against difteri and tetanus toxoid. In implementation of SCIM there are some point where it didn't work well specially in immunization procedure implementation.
The highest Kejadian Ikutan Pasca imunisasi (KIPI; Post Immunization Succeed Event, PISE) in 1999 SCIM implementation on Central Java is Grobogan for 34.4 %, therefore we have to find the problem. From research , we found out that one of the motive is SCIM officer Obedient factor on implementing the standard procedure.
The research on officer obedient in implementing SOP, are held with cross-sectional and samples of 102 officer randomly pick (simple random sampling) from 270 officer of 30 Puskesmas (Public Health Center) scattered in Grobogan.
To find out Officer Obedient in SOP implementation, are divided into internal and external factor. The research shows that the significant related variable is education (p<0,5). Relation between Education and Obedient is that officers with medical education background are more obedient than those who didn't have any medical education background.
Beside that internal factor which own value of p<0.25, become model candidate, it shows on work experience variable, where experience <7 years are more obedient (1.4 more) if compared to officer with experience more than 7 years. Also in motivation, where officer with higher motivation are more obedient than those with lower motivation. Officer with good comprehension, are more obedient (1.05 times) if compared to those with lower comprehension. In SCIM showed that officer training are seldom although training is very important to improve officer comprehension and skill.
External factor that related to Obedient is Officer ranking. Officer with paramedical rank are more obedient (3 times) compared to officer with non paramedical rank. Like internal factor, external factor also have variable with value of p
The result of these research shows that to implement SCIM we have to allocate some cost to train officer specially comprehension and skill improvement with medical officer support to avoid PISE.
List of Literature : 32 (1979 -1999)"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Triyanti
"Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh otonomi dan karakteristik ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada anak menggunakan data SDKI 2012. Berdasarkan hasil analisis multinomial logit otonomi ibu dan faktor sosial ekonomi dan demografi menentukan status pemberian imunisasi dasar. Pemberian imunisasi dasar anak umur 11 23 bulan lebih cenderung dilakukan oleh ibu yang memiliki otonomi pendidikan SMA keatas berumur 20 29 tahun status ekonomi tinggi penolong persalinan oleh medis tinggal di kota dekat sarana kesehatan memiliki anak laki laki dan diurutan satu atau dua. Faktor paling mempengaruhi pemberian imunisasi dasar adalah penolong persalinan Ibu yang melahirkan di tenaga medis lebih besar kecenderungannya memberikan imunisasi dasar.

This research aims to study the effect of autonomy and maternal characteristics on the basis of the child's immunization using data IDHS 2012. Based on the analysis of multinomial logit maternal autonomy and socio economic and demographic factors determine the immunization status of the base. Basic immunization of children aged 11 23 months were more likely to be done by mothers who have autonomy education above high school aged 20 29 years higher economic status birth attendants by medical living in the city close to medical facilities have a boy and have one or two. The most influential factor is the basic immunization birth attendants Mothers who give birth in medical personnel greater tendency to provide basic immunizations.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang, Mei
"Data Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa cakupan Imunisasi Hepatitis B 0 Tahun 2009 sebanyak 36 % dan di Puskesmas Gonting Mahe Kecamatan Sorkam hanya 7 %, tahun 2010 15,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara factor pemudah (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (frekuensi ANC, tempat persalinan, penolong persalinan, keberadaan bidan desa) dan faktor penguat (keterpaparan media informasi, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, dukungan tokoh masyarakat) dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi Hepatitis B 0 (0-7 hari) pada bayi 8 hari-12 bulan. Desain yang digunakan adalah cross sectional, dengan wawancara dan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji coba. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi berumur 8 hari sampai 12 bulan di Puskesmas Gonting Mahe yang berjumlah 130 orang. Sedangkan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square dengan 9=0,05).
Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang memberikan imunisasi Hepatitis B 0 ada 12,3%. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan perilaku ibu adalah pengetahuan ibu (p=0,001), sikap ibu (p=0,000), tempat persalinan (p=0,001) dan dukungan tenaga kesehatan (p=0,025). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan perilaku ibu adalah umur, pekerjaan, pendidikan, frekuensi ANC, penolong persalinan, keterpaparan media informasi, dukungan suami, dukungan tokoh masyarakat. Dari hasil analisis ini disarankan untuk meningkatkan efektifitas program pemberian imunisasi hepatitis B 0 (0-7 hari) di wilayah kerja Puskesmas Gonting Mahe.

Health service data of central Tapanuli District, showed that Hepatitis B 0 Immunization in 2009 coverage as much as 36% and Public Health Center Gonting Mahe, Sorkam district only 7%, in 2010 as much as 15.4 %. This study aims to analyze the corelation between predisposing factors (age, education, occupation, knowledge, attitude), enabling factors (frequence of ANC, delivery place, birth attendants, the village midwife) and reinforcing factors (exposure information media, husband support, health workerst support, community leaders support) with the behaviour of mothers in providing the Hepatitis B 0 Immunization (0-7 days) in infant 8 days-12 months The design used was cross sectional, with interview and questionnaire instruments that have been tested. The population in this study were infants aged 8 days to 12 months in Public Health Center Gonting Mahe, amounting to 130 people while the selection of the sample in this study is the total population. Data analysis was done using univaraite and bivariate (chisquare test, 8=0,05).
From the results, mother who provide Hepatitis B 0 Imunization is 12.3%. Factors significantly associated with maternal behaviour is the knowledge of mothers (p=0.001), maternal attitude (p=0.000), delivery place (p=0.001) and health workers support (p=0.025). While the factors that are not associated with maternal behaviour are age, occupation, education, frequency of antenatal care (ANC), birth attendants, exposure to information media, husband suggested to increase the effectiveness of Hepatitis B 0 Immunization in Public Health Center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S299
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>