Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schoggers, Maria Fransisca Antonelly
"ABSTRAK
Nama : Maria Fransisca Antonelly SchoggersProgram studi : Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan RumahSakit Umum Daerah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2017-2022Tesis ini membahas perhitungan kebutuhan SDM kesehatan khususnya dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian, bagi RSUD di Kabupaten Kayong Utara tahun 2017-2022. Penelitian ini merupakan penelitian operasional dan bersifat deskriptifanalitik. Peneliti melakukan perhitungan dengan menggunakan analisis beban kerja dengan memproyeksikan data-data yang ada, membuat analisis kesenjangan serta melakukan penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi riil di Kabupaten Kayong Utara. Hasil penelitian menyimpulkan masih adanya kekurangan tenaga terutama dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi dan apoteker. Saran yangdiberikan adalah pengajuan program wajib kerja dokter spesialis, pemberian insentif yang layak, pembekalan bagi tenaga-tenaga di Puskesmas yang akandirekrut ke Rumah Sakit melalui pendidikan dan pelatihan.

ABSTRACT
Name Maria Fransisca Antonelly SchoggersStudy Program Study of Hospital AdministrationTitle Analysis of Human Resources Needs in Hospital of NorthKayong Regency on 2017-2022 This thesis discusses the calculation of the health human resource requirement especially the specialist doctors, general practitioners, dentists, nurses, midwives,dental nurses, pharmacists and pharmaceutical technicians, for hospitals in North Kayong District 2017-2022. This research is operational research and is analytical descriptive. Researcher do calculations using workload analysis by projecting existing data, making gap analysis and making adjustments based on real conditions in North Kayong District. The results concluded that there are still shortages of personnel, especially specialists, general practitioners, dentists and pharmacists. The advice given is the submission of compulsory programs of specialist doctors, the provision of appropriate incentives, the provision of personnel at the Puskesmas to be recruited to the hospital through education and training."
2017
T48645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Fransisca
"ABSTRAK
Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas IndonesiaJudul : Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pegawai dalam Menerapkan Program Keselamatan Pasien diRSIA Insan Permata Tangerang Tahun 2017 RSIA Insan Permata akan melaksanakan survey akreditasi pada tahun 2017.Menurut data Insiden Keselamatan Pasien, sejak pertengahan hingga akhir tahun 2016 terdapat 12 insiden dan 11 kasus phlebitis. Hal ini menunjukkan adanya gap antara keadaan di lapangan dengan keadaan ideal yang seharusnya dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku pegawai dalam menerapkan program keselamatan pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian sebanyak 151 responden, yang terdiri daritenaga kesehatan dan non kesehatan. Program keselamatan pasien akan difokuskanpada ketepatan identifikasi pasien, pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko pasien jatuh. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yang dilanjutkan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai sudah memiliki perilaku keselamatan pasien yang baik, dengan faktor usia dan sikap adalah yang paling mempengaruhi perilaku keselamatan pasien. Kurangnya sosialisasi akreditasi dan keselamatan pasien, monitoring yang lemahdan beberapa fasilitas yang kurang lengkap harus menjadi perhatian karena dinilai berpengaruh pada penerapan program keselamatan pasien di lapangan.

ABSTRACT
Analysis of Factors Related to Employee Behavior in Implementing Patient Safety Program at RSIA Insan Permata Tangerang Year 2017RSIA Insan Permata will conduct an accreditation survey in 2017. According to the Patient Safety Incidence data, from mid to late 2016 there were 12 incidents and 11 phlebitis cases. This indicates a gap between the conditions in the field and the ideal situation that should be achieved. This study aims to see how the behavior of employees in implementing patient safety program and the factors that influence it. The sample of this study were 151 respondents, consisting of health and non health workers. The patient safety program will focus on the accuracy of patientidentification, reduction of risk of infection and reduction of risk of fallingpatients. The type of research is quantitative research followed by qualitativemethod. The results show that most employees already have good patient safety behavior, with age and attitude factors that most affect patient safety behavior. Lack of socialization of accreditation and patient safety, poor monitoring and some incomplete facilities should be concerned as it is considered to have an effect on the daily implementation of patient safety programs."
2017
T47642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherlly Surijadi
"Perkembangan teknologi dalam peralatan kedokteran menyebabkan adanya alternatif baru dalam pelayanan kesehatan. Laparoskopik sejak tahun 1995 telah dipergunakan di Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam tindakan bedah pengangkatan kantong empedu (kolesistektomi). Tindakan ini disebut dengan metoda kolesistektomi laparoskopik. Efektifitas biaya dari kolesistektomi laparoskopik perlu diteliti untuk dibandingkan dengan metoda konvensional yang selama ini dipergunakan dalam pembedahan kolesistektomi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kolesistektomi yang efektif biaya diantara metoda konvensional dan laparoskopik.
Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus analitik menggunakan data sekunder yang diambil secara cross sectional tahun 2001 di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Analisa biaya investasi menggunakan biaya investasi disetahunkan (annual investment cost), metoda analisis penghitungan biaya menggunakan metoda ABC (Activity Based Costing) dengan dasar alokasi biaya menggunakan proporsi luas lantai proporsi waktu operasi sebagai pemacu biaya. Biaya satuan aktual diperoleh dengan menghitung total biaya dan dibagi dengan besarnya output pada kegiatan tersebut, sedangkan biaya normatif diperoleh dari penjumlahan hasil bagi biaya tetap dengan kapasitas dan biaya tidak tetap dengan output.
Pada penelitian ini analisis efektifitas biaya dilakukan dengan cara : pertama, yaitu membandingkan biaya satuan antara kedua metoda; dan kedua, dengan melakukan tes analisis sensitivitas menggunakan simulasi penambahan biaya sewa dan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output.
Pada cara pertama didapatkan bahwa pada penggunaan perbandingan biaya satuan aktual maka kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B dan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan pada biaya normatif didapatkan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya secara umum tanpa membedakan kelas perawatan.
Pada hasil kedua yaitu simulasi perbandingan biaya satuan aktual dengan menambahkan biaya sewa didapatkan kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B sedangkan laparoskopik pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output bahwa yang paling efektif biaya adalah kolesistektomi konvensional pada kelas II B dan laparoskopik pada kelas I.

Cost Effectiveness Analysis on Cholecystectomy at Immanuel Hospital Bandung Year 2001
The development of technology in medical equipment, resulting in a new alternative in health care services. Laparoscope is used since 1995 at Immanuel Hospital Bandung for cholecystectomy and this kind of surgery namely laparoscopic cholecystectomy method. Cost effectiveness of laparoscopic cholecystectomy need to be research to be compared with conventional cholecystectomy which commonly applied in the cholecystectomy surgery.
The purpose of this research is to find out which one is the most cost effective method between laparoscopic cholecystectomy and conventional cholecystectomy.
The research made was analytic case study using secondary data taken in cross sectional method during year 2001 at Immanuel Hospital in Bandung. The data analysis on investment cost using an annualized investment cost, cost analysis using activity based costing method with cost allocation using floor area proportion and operating time distribution as driver. Actual unit cost was obtained through a calculating from total cost divided by output while normative unit cost was obtained was calculating the sum of the result from fixed cost divided by capacity and the result of variable cost divided by output.
Cost effectiveness analysis was made through : first, comparing unit cost between two methods; and second, by doing sensitivity analysis test using simulation on adding rent cost and simulation on calculating total cost to find the output.
First step result is by using actual unit cost comparison, conventional cholecystectomy most effective on II B ward and laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. By using normative unit cost comparison, laparoscopic is the most effective compare to conventional method without difference at ward class.
Second step result are by using simulation on comparing actual unit cost after added by rent cost that conventional cholecystectomy most effective on II B ward while laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. And simulation on calculating total cost to find output result is that conventional cholecystectomy is most effective on II B ward and laparoscopic on I ward.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hsu Chong Jen
"Rumah sakit merupakan tempat layanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dewasa ini rumah sakit terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga sangat penting bagi rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu penilaian kinerja rumah sakit sangat dibutuhkan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan dapat bersaing. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui analisis kinerja rumah sakit menggunakan pendekatan Malcolm Baldrige di rumah sakit Tzu Chi Hospital tahun 2023. Metode penelitian menggunakan pendekatan metode campuran serentak, dimana penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan pada waktu yang sama untuk mendapatkan persepsi penilaian kinerja dari sudut karyawan dan pimpinan. Sampel penelitian kuantitatif didapatkan dengan cara propotional stratified random sampling dengan jumlah 283 responden dan penelitian kualitatif dengan sampel 8 orang dengan purposive sampling yang terdiri dari pimpinan rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan kinerja kepemimpinan mendapatkan nilai 71,47 (60%), Perencanaan strategis 45,64 (54%), Fokus pelanggan 52,13 (61%), pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan 50,15 (56%), Tenaga kerja 49,43 (58%), Operasional 49,52 (59%), Hasil 256,73 (57%), dengan total nilai 565,7 (56,7%) yang artinya kinerja rumah sakit pada tingkat good performance. Masing-masing kategori dimensi proses memiliki hubungan dengan dimensi hasil (p-value 0,001), dengan kategori fokus tenaga kerja yang memiliki hubungan paling kuat dengan hasil (r  0,713).

The hospital is a place for health services to improve the health status of the community, while today the number of hospitals continues to grow to meet the needs of the community, so it is very important for hospitals to provide quality services. Therefore, hospital performance appraisal is needed in order to provide maximum service and be competitive. This research was conducted with the aim of knowing the analysis of hospital performance using the Malcolm Baldrige approach at Tzu Chi Hospital in 2023. The research method uses a simultaneous mixed methods approach, where quantitative and qualitative research is carried out at the same time to get perceptions of performance appraisal from the point of view of employees and leader. Quantitative research samples were obtained by means of proportional stratified random sampling with a total of 283 respondents and qualitative research with a sample of 8 people with purposive sampling consisting of hospital leaders. The results showed that leadership performance scored 71.47 (60%), strategic planning 45.64 (54%), customer focus 52.13 (61%), measurement, analysis and knowledge management 50.15 (56%). Workforce 49.43 (58%), Operations 49.52 (59%), Results 256.73 (57%), with a total score of 565.7 (56.7%) which means the hospital's performance is at a good performance level. Each category of process dimension has a relationship with the results dimension (p-value 0.001), with the workforce category having the strongest relationship with results (r 0.713)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mieke Agustin
"Promosi Kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Program unggulan promosi keehatan adalah PHBS yang mencakup lima tatanan diantaranya tatanan Institusi Kesehatan yang disebut PKRS, dengan sasaran masyarakat rumah sakit dan lingkungan sekitarnya. Tujuan PKRS adalah mengembangkan pemahaman pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita serta hal-hal yang perlu dilakukan oleh keluarganya, dalam membantu penyembuhan dan mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama. Apabila dilaksanakan dengan baik PKRS dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu dan citra pelayanan kesehatan.
PK Saint Carolus merupakan salah satu rumah sakit swasta tipe utama yang telah melaksanakan program PKRS, dirintis sejak tahun 1991 hingga saat ini, namun pelaksanaannya masih dalam pembenahan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode wawancara mendalam, FGD dan analisa data sekunder. Dengan informan penentu kebijakan, ketua pelaksana PKRS, koordinator bidang, petugas di rawat inap dan pasien.
Hasil dan Kesimpulan dari penelitian dapat diketahui bahwa:
Jumlah tenaga PKRS di PK Saint Carolus untuk tingkat rumah sakit berjumlah 15 orang dan cukup memadai, dengan pendidikan minimal S1 di Bidang Kesehatan dan telah mengikuti lokalatif tentang PKRS. Selain sebagai panitia PKRS, seluruhnya telah mempunyai tugas pokok dan fungsi utama. Untuk PKRS tingkat pasien, petugas belum terlatih dan jumlahnya dirasa masih perlu ditambah. Dana untuk pelaksanaan PKRS dibebankan pada anggaran Direksi P.K. Saint Carolus. Sarana dan prasarana, telah ditetapkan SK Panitia PKRS dan telah tersedia ruang sekretariat, lengkap dengan peralatan meja, kursi, lemari buku, media cetak dari beberapa sumber, komputer, OHP, Wireless, VCD berada di Unit kebidanan serta multimedia berada di biro direksi, box-box PKRS terletak di setiap bidang. Televisi yang ada disetiap ruang tunggu dan ruang perawatan belum digunakan secara maksimal.
Perencanaan kegiatan PKRS, menggunakan sistem bottom up, yaitu unit-unit kerja membuat rencana kemudian dibicarakan dengan seluruh panitia dan diusulkan kepada Direksi. Pengorganisasian PKRS dalam bentuk kepanitiaan, dilengkapi dengan uraian tugas yang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya, PKRS di unit perawatan dilakukan secara perorangan antara petugas dan pasien, jarang diadakan penyuluhan kelompok, kecuali unit kebidanan. Di tingkat Rumah Sakit PKRS dilaksanakan berupa penyuluhan, seminar, lokalatif dan telah direncanakan studi banding PKRS di RS Dr. Soetomo Surabaya. Belum pernah dilakukan tindak lanjut penilaian/evaluasi, baik dari manajemen RS, Depkes. maupun Dinkes provinsi DKI. Langkah-langkah pengelolaan kegiatan PKRS, jika dilihat dalam buku Panduan Promosi Kesehatan, pada umumnya PKRS PK Sint Carolus telah melaksanakan sesuai tahapan.
Saran penulis untuk meningkatkan kualitas PKRS di PKSC yaitu Sarana televisi agar dimanfaatkan lebih maksimal sebagai sarana PKRS dengan menambah alat berupa sentral audio, PKRS diusulkan mendapat dukungan dari pihak pengelola program yaitu Depkes khususnya Ditjen Yanmed dan Pusat Promosi Kesehatan serta rencana PKRS masuk sebagai salah satu komponen akreditasi RS supaya ditindak lanjuti. Bagi peneliti lain, agar bisa menindaklanjuti penelitian ini khususnya untuk pelaksanaan PKRS yang di luar rumah sakit.
Analysis on Implementation of Health Promotion in Hospital at Saint Carolus Health Service, Jakarta 2003Health Promotion is an empowerment effort of community in preserving, increasing, and protecting their health and environment. The prime program of health promotion is PHBS that covers 5 (five) arrangements: among others is Health Institution which called Health Promotion in Hospital (HPH), with the community of hospital and its surrounding as the targets. The objective of HPH is to develop the comprehension of patients and their families regarding the disease suffered and things that need to be done by the families themselves in helping the recovery and preventing the relapse condition of the same disease. If it is done well, HPH can give its contribution towards the increase of quality and health service image.
Saint Carolus Health Service is one of prime-type private hospital that has conducted the program of HPH. It has begun in 1991 up to now; nevertheless the implementation is still in straightening-up.
It is a qualitative research using in-depth interview method, FGD and secondary data analysis. By the informant of policy maker, the chief of Implementation HPH, the officers for hospital treatment, and patients.
Based on the result and conclusion of this research, it can be found that:
The amount of HPH officers at Saint Carolus is 15 people for the hospital level, which it is quite sufficient. The have minimum education of Master Degree majoring in health and have followed HPH training. Besides as committee of HPH, they all have had main duties and functions. For HPH in the patient level, the officers have not been trained yet, and the amount is felt need to be added. The budget for implanting HPH is from Saint Carolus Direction Board budget. The equipment and infrastructure have been determined in Decree Letter of HPH committee; they are a secretariat room which is completed with table, chairs, book shelf, printed-media from several sources, computer, OHP and wireless, VCD which is in obgin Unit, multimedia that is direction bureau, boxes HPH located in every field, and television that exists in each waiting room and nursery room used in maximal yet.
The planning of HPH uses bottoms-up system which is each working units has made the plan that will be discussed next entire committee and will be proposed to the Direction. The organization of HPH is in the form of committee that is completed by the job description that has not been fully conducted. HPH in nursery unit is done personally between officer and patient. It is rarely done in-group expect for obgin unit. In the hospital level of HPH is done education, seminar, training and has been planned a comparison study on HPH at Dr. Soetomo Hospital in Surabaya. It has never been done an evaluation follow up from Ministry of Health (MOH), Hospital management or provincial Health Office of DKI. The organizing steps of HPH can be seen in the Health Promoting Guideline which Saint Carolus generally has been done based on its steps.
The suggestion of the writer to increase the quality of HPH in Saint Carolus Health Service is the means of television is better to be used in maximal as the means of HPH by adding audio central. HPH is proposed to get support from program implementers which is MOH, especially Directorate General of Medical Service and Central of Health Promotion as well as the plan of HPH that is included as one of hospital accredited component so that it can be followed up next. Other researchers need to pay their attention in following up this research particularly the implementation of HPH that is done Outreach hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Indra Gotama
"Rumah Sakit Pemerintah mengalami berbagai tantangan antara lain masalah keterbatasan penyediaan dana operasional. Sementara itu pendapatan yang diperoleh rumah sakit tidak dapat digunakan secara langsung sehingga menyebabkan pelayanan rumah sakit cakupannya rendah, kurang pemerataan dan kurang bermutu.
Adanya Kebijaksanaan Unit Swadana memberikan otonomi bagi instansi Pemerintah untuk menggunakan langsung pendapatan fungsionalnya guna peningkatan dan kelancaran melayani kepentingan masyarakat. Dengan tujuan untuk mengetahui proses implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana Berta dampaknya terhadap pelayanan rumah sakit, maka dilakukan penelitian evaluasi yang merupakan studi kasus di RSUD Tangerang.
Implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit telah dilaksanakan secara bertahap melalui pendekatan legalistik, pendekatan edukatif, pendekatan ekonomi, pendekatan administratif dan telah memberikan dampak yang positif terhadap perbaikan kuantitas dan kualitas ketenagaan, perbaikan sarana, dan peningkatan pendanaan serta telah dapat meningkatkan cakupan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit perlu dilanjutkan dan diperluas secara selektif pada Rumah Sakit Pemerintah Daerah lainnya yang memiliki kondisi internal dan eksternal setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T 1997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ragil Paramadhika
"Sistem rujuk keluar ditujukan ke rumah sakit lain diwajibkan bagi pasien dengan kondisi darurat dan stabil, setelah di rekomendasikan oleh dokter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisian formulir rujuk keluar di RSUP Fatmawati tahun 2017. Pengumpulan data studi observasional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini dilakukan secara retrospektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dokter dalam mengisi formulir rujuk keluar rumah sakit adalah faktor pengetahuan dokter, beban kerja dokter, ketersediaan SOP, faktor pengawasan dan sistem penghargan dan sanksi. Sesuai SOP keterlibatan perawat dapat membantu pengisian formulir rujuk keluar.

Referral systems transferring patient from one hospital to the other hospital has been set up and using a special form to be filled out by assigned doctor. This study aims to analyze the factors related to the completion of the form filled out by the doctors in Fatmawati Hospital. This observational study was done using qualitative and quantitative approach.
The study revealed that factors related to physician compliance to fill out the form were knowledge of physician on the importance of the completeness of the form, workload, no standard procedure, no systematic monitoring process. According to the procedure, the nurse is expected to help in completing the form.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Hitayani
"RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya melakukan implementasi SIMRS GOS 2 untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kinerja. Penerimaan penggunaan SIMRS merupakan penentu dalam kesuksesan implementasi. Tenaga medis dan nakes merupakan pengguna SIMRS GOS 2 terbanyak di rumah sakit, sehingga dianggap perlu untuk menganalisis penerimaannya. Analisis penerimaan pengguna dilakukan berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) dalam penelitian kuantitatif berdesain cross sectional. Responden penelitian sebanyak 265 tenaga medis dan tenaga kesehatan RSUD dr Doris Sylvanus. Analisis dilakukan dengan uji univariat dan Structural Equation Model (SEM).Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan langsung yang positif dan terbukti secara statistik antara persepsi kemudahan dengan persepsi manfaat. Persepsi manfaat memiliki hubungan yang positif dengan sikap. Sikap memiliki hubungan positif dengan niat menggunakan. Niat menggunakan memiliki hubungan positif dengan penggunaan SIMRS GOS 2 secara nyata. Hubungan tidak langsung dan positif didapatkan antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan melalui sikap.Tidak didapatkan hubungan langsung antara persepsi kemudahan dengan sikap, demikian pula antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan SIMRS GOS 2 oleh para tenaga medis dan nakes di RSUD dr Doris Sylvanus.

RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya implemented SIMRS GOS 2 to improve efficiency, effectiveness, and performance. Acceptance of the use of SIMRS is decisive in successful implementation. Health workers are the most users of SIMRS GOS 2 in hospitals, so it is considered necessary to analyze their acceptance. User acceptance analysis was conducted based on the Technology Acceptance Model (TAM) in crosssectional quantitative research. The respondents of the study were 265 health workers of Dr. Doris Sylvanus Hospital. The analysis was carried out with univariate tests and the Structural Equation Model (SEM). The results of the study found that there was a positive and statistically proven direct relationship between the perception of convenience and the perception of benefits. The perception of benefits has a positive relationship with attitude. Attitude has a positive relationship with intent to use. The intention to use has a positive relationship with the real use of SIMRS GOS 2. An indirect and positive relationship is obtained between the perception of benefits and the intention to use through attitude. There is no direct relationship between the perception of convenience and attitude, as well as between the perception of benefits and the intention to use SIMRS GOS 2 by health workers at Dr. Dosir Sylvanus Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Mokhtar
"Penelitian ini berlatar belakang adanya keanekaragaman kepentingan dari pemilik obligasi yang dapat berpengaruh kepada potensi bekerja sama ataupun potensi mengancam terhadap kinerja Rumah Sakit Umum Daya Makassar, sehingga memerlukan langkah strategik yang mempertimbangkan kepentingan-kepentingan tersebut di dalam pengambilan kebijakan, khususnya kebijakan di bidang pemasaran.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepentingankepentingan pemilik obligasi pada Rumah Sakit Umum Daya, sekaligus mendapatkan gambaran tentang pemasaran yang diinginkannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode eksplorasi terhadap 18 (delapan belas) kelompok pemilik obligasi, menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan masing-masing kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi dalam Focus Group Discussion. Disamping itu dilakukan pengamatan langsung dan penjajakan data-data sekunder yang mendukung.
Validasi data dilakukan dengan recek terhadap sumber informasi dan wawancara mendalam dengan informan lain di luar kelompok yang dijajaki.
Penelitian dibatasi pada lima aspek kebijakan pemasaran, yaitu : kebijakan segmentasi, kebijakan produk, kebijakan tarif, kebijakan distribusi dan kebijakan promosi.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif-anaiitik, menunjukkan adanya keanekaragaman kepentingan pemilik obligasi Rumah Sakit Umum Daya yang dikiasifikasikan menjadi : kepentingan yang bersifat pribadi, kepentingan sebagai mitra atau pesaing, kepentingan sebagai pemegang akuntabilitas publik, kepentingan sebagai konsumen dan kepentingan sebagai informator dan komunikator. Demikian juga kebijakan pemasaran yang diinginkan amat bervariasi dan banyak, diantaranya yang berpotensi menimbulkan konflik.
Kebijakan yang berpotensi menimbulkan konflik di antara pemilik obligasi adalah kebijakan penetapan segmen pasar, kebijakan pemilihan jenis produk dan kebijakan yang berhubungan dengan tarif, sedangkan kebijakan distribusi dan kebijakan promosi relatif lebih kurang menimbulkan konflik, terutama dalam hal promosi, umumnya pemilik obligasi sepakat bahwa pelayanan prima merupakan Cara promosi yang terbaik.
Kompleksnya kepentingan dan keinginan, mengakibatkan pergelolaan pemilik obligasi Rumah Sakit Umum Daya memerlukan suatu media yang dapat menjembataninya. Pembentukan Dewan Rumah Sakit Kota Makassar atau pembentukan Forum Komunikasi dan Informasi Rumah Sakit Kota Makassar dapat dijadikan sebagai rekomendasi penelitian.
Daftar Pustaka : 23 (tahun 1989-2002)

Quality Study of the Interests of Stakeholders to the Marketing Policy of Data General Hospital at MakassarThe interest diversity of bond holders has potential power, both cooperative and threatens, to the hospital productivity. It needs strategic actions which accommodate those interests in policy making, especially in marketing policy.
This research purpose is describing the interests of stakeholders of Daya General Hospital at Makassar and the marketing programmed they need.
This research is designed as qualitative which explore 18 groups of stakeholders. As qualitative study, in depth interview and Focus Group Discussion. are used here. Direct observation and secondary data exploration are done also.
Data validation is done by recheck the informants and makes in depth interview with the other informants out of the group.
Research area is restricted in 5 marketing policy aspects : segmentation, product, tariff distribution and promotion.
The result is presented in descriptive analytic of the diversity and conflict of those interests. Those interests are classified : personal interest, partner or competitor interests, public accountability holder interest, consumer interest, informant and communicator interest. The marketing policy which they need are variety, wherein is the conflict causal potential.
The policies that cause conflict potential are policy in segmentation, tariff and choosing product. Whereas, the policy in distribution and promotion are less conflict. Excellent service is agreed as the best promotion.
Complexity of interest evokes the appropriate regulation which balances the Daya General Hospital of Makassar stakeholders. The council or communication forum of Makassar Hospital is the recommendation of this research.
23 References ( 1989 - 2002 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Haniputra
"ABSTRAK
Nama : Riza HaniputraProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Perbedaan Besaran Jasa Pelayanan dan JasaSarana Rumah Sakit Berdasarkan Tarif INA-CBG rsquo;s danTarif Rumah Sakit pada Pelayanan Rawat Inap RSUDKudungga Tahun 2017Pembimbing : Dr. dra. Dumilah Ayuningtyas, MARSDengan diimplementasikannya program Jaminan Kesehatan Nasional JKN pada 1Januari 2014, rumah sakit dihadapkan pada 2 dua tarif, yaitu tarif rumah sakit yangdisusun berdasarkan biaya satuan sesuai dengan amanat BLU, dan tarif INA-CBG rsquo;s yangmerupakan tarif paket yang akan dibayarkan atas pelayanan rawat inap pasien BPJS.Terdapat perbedaan sistem pembayaran pelayanan kesehatan, perbedaan sistempembayaran tersebut mengakibatkan adanya perbedaan selisih penerimaan rumah sakitantara tarif INA-CBG rsquo;s dengan tagihan klaim rumah sakit berdasar pada tarif rumahsakit, jasa pelayanan dan jasa sarana rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif dengan menggunakan data sekunder klaim tagihan pasien rawat inap BPJSRSUD Kudungga bulan Februari-Mei 2017 sebanyak 1187 klaim, dan data primerwawancara mendalam beberapa informan. Hasil dari penelitian ini didapatkan selisihpositif sebesar Rp. 755.096.435,- 13 pada penerimaan total rumah sakit pada seluruhkelas ruang perawatan, selisih positif pada jasa pelayanan sebesar Rp. 845.964.814,- 40 , dan selisih negatif pada jasa sarana rumah sakit sebesar Rp. 90.868.379,- -3 .Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan rumah sakit adalah melakukan upaya kendalimutu dan kendali biaya dengan efisiensi rumah sakit, meningkatkan jumlah kunjunganpada ruang perawatan yang memberikan selisih positif, standardisasi pelayanan melaluipenerapan clinical pathway dan formularium obat serta melakukan pengembanganSIMRS. Upaya kendali mutu dan biaya harus dilakukan rumah sakit sebagai langkahstrategis dalam implementasi program JKN.Kata Kunci: Tarif Rumah Sakit, Tarif INA-CBG rsquo;s, Perbedaan, Jasa Pelayanan, JasaSarana
ABSTRACT
Name Riza HaniputraStudy Program Kajian Administrasi Rumah SakitTitle Analysis of Differences of Hospital Service Cost danFacility Cost Based on INA CBG rsquo s Tariff and HospitalTariff on Impatient of RSUD Kudungga Year 2017Counsellor Dr. dra. Dumilah Ayuningtyas, MARSWith the implementation of the National Health Insurance JKN program on January 1,2014, the hospital is faced with two tariffs, namely hospital tariff based on unit cost inaccordance with BLU mandate, and INA CBG 39 s tariff which is the package rate to bepaid for patient care of BPJS. There is a difference in the health service payment system,the difference between the payment system resulted in differences in hospital admissionsbetween INA CBG 39 s tariffs and hospital claims based on hospital tariffs, hospital servicesand services. This research is a qualitative research using secondary data claims of BPJSinpatients of RSUD Kudungga in February May 2017 as many as 1187 claims, andprimary data of in depth interviews of several informants. The results of this study founda positive difference of Rp. 755,096,435, 13 on total hospital admissions for allclasses of treatment rooms, positive difference in service cost of Rp. 845,964,814, 40 , and the negative difference in hospital facilities is Rp. 90.868.379, 3 . Thefollow up plan to be performed by the hospital is to make quality control and cost controlefforts with hospital efficiency, increase the number of visits in the treatment room whichprovide positive difference, standardization of services through the implementation ofclinical pathway and drug formulary and develop SIMRS. Efforts to control the qualityand cost must be done by the hospital as a strategic step in the implementation of JKNprogram.Keywords Hospital Rates, INA CBG rsquo s Rates, Differences, Differences"
2018
T49457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>