Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fariz Rifqi Ihsan
"Banyak pembangunan kota-kota baru yang dibangun oleh perusahaan swasta di Indonesia. Pembangunan kota baru ini melalui transfer teknologi dari luar negeri
yang menggunakan konsep komunitas tergerbang. Demikian pula dengan Alam Sutera sebagai permukiman komunitas tergerbang yang memiliki insfrastuktur yang lengkap dan memiliki tingkat penjualan yang tinggi. Kehadiran Komunitas tergerbang alam sutra ini berdampingan dengan keberadaan kampung di kawasan sekitarnya dikarenakan adanya proses pembebasan lahan yang dilakukan oleh
pengembang yang mengakusisi lahan kampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implikasi kehadiran perumahan tergerbang Alam Sutera bagi
kawasan kampung di sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Penleitian ini juga menggunakan prinsip Actor-network theory. Penelitian ini berada pada wilyah studi di Kampung Kandang Sapi dan Kampung Dongkal, Kelurahan Pakualam, Kota Tangerang Selatan yang berada di sekitar komunitas
tergerbang Alam Sutera.
Penelitian ini menemukan kehadiran komunitas tergerbang Alam Sutera yang memiliki tembok dan gerbang yang berupa pos penjagaan menggangu kehidupan warga kampung di sekitarnya. Selain itu, adanya fasilitas umum dan fasilitas sosial pada perumahan tergerbang dapat meningkatkan hubungan dengan kampung. Dengan menggunakan pendekatan Actor-network theory ditemukan
berbagai macam aktor baik manusia dan non manusia terlibat dalam relasi komunitas tergerbang dan kampung yang berada di sekitarnya. Sehingga kedepannya dalam membangun perumahan khususnya komunitas tergerbang
perlu adanya aturan untuk melihat kembali lokalitas pada kawasan perkotaan khususnya perkampungan di sekitarnya.

Many new urban development settlements built by private Companies in Indonesia. The development of this new cities is using gated community concept through technology transfer from foreign. Similarly, Alam sutera as gated community of settlement has complete infrastructure and higher selling level. The presence of this alam sutera rsquo;s gated community is adjacent to the existance Kampong in its surround because of the land acquisition process carry out by the developers who acquired by kampong land. The purpose of this research is to find the implication of alam sutera rsquo;s gated community for the Kampong in the surrounding area.
This research uses qualitative method through case study approach. The research also uses the principle of Actor-network theory. This research is located in the study area in the village of Kandang sapi and Dongkal, Pakualam District, South Tangerang City which is located around Alam sutra lsquo;s gated community.This research was found the presence of Alam Sutera rsquo;s gated community which have walls and gates, there built guard posts which disrupt the life of the local people. In addition, the existence of public and social facilities at gated may improve the interconnection with kampong in its surround. By using the Actor-network theory approach found various actors both human and non human involved in the relation to gated community and Kampong. Then in building residance for the future, particularly the gated community needed a regulation to consider the locality in urban areas, particularly Kampong. Many new urban development settlements built by private Companies in Indonesia. The development of this new cities is using gated community concept through technology transfer from foreign. Similarly, Alam sutera as gated community of settlement has complete infrastructure and higher selling level. The presence of this alam sutera rsquo s gated community is adjacent to the existance Kampong in its surround because of the land acquisition process carry out by the developers who acquired by kampong land. The purpose of this research is to find the implication of alam sutera rsquo s gated community for the Kampong in the surrounding area.This research uses qualitative method through case study approach. The research also uses the principle of Actor network theory. This research is located in the study area in beetwen kampong of Kandang sapi and Dongkal, Pakualam District, South Tangerang City which is located around Alam sutra lsquo s gated community.
This research was found the presence of Alam Sutera rsquo s gated community which have walls and gates, there built guard posts which disrupt the life of the local people. In addition, the existence of public and social facilities at gated may improve the interconnection with kampong in its surround. By using the Actor network theory approach found various actors both human and non human involved in the relation to gated community and Kampong. Then in building residance for the future, particularly the gated community needed a regulation to consider the locality in urban areas, particularly Kampong.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazar Ramdhana Sargani
"ABSTRAK
Teknologi hari ini memegang peranan penting di masyarakat. Begitu pula laboratorium sebagai situs terciptanya teknologi. Actor-network theory (ANT) merupakan pendekatan sosiologi yang mencoba meneliti relasi teknologi dan masyarakat. Namun pendekatan ANT di Indonesia masih minim diterapkan secara spesifik untuk studi laboratorium. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jejaring-aktor di Laboratorium Struktur dan Material Teknik Sipil Universitas Indonesia menggunakan pendekatan ANT dengan konsep translasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa laboratorium disusun baik oleh aktor manusia ?ahli yang otoritatif, juga aktor non-manusia di antaranya gedung dan peralatan atau mesin. Selain itu dalam menjalankan performanya, laboratorium menjalin asosiasi dengan jejaring-aktor lainnya seperti pihak publik/bisnis dan institusi akademik. Dengan menggunakan ANT, dapat diidentifikasi aktor-aktor dalam laboratorium juga interplay-nya dengan asosiasi lain. Hal tersebut beguna untuk strategi ke depan untuk mengembangkan laboratorium, sekaligus ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

ABSTRACT
Today technology holds a crucial role within society. So does laboratory as the site where technology is being made. Actor-network theory (ANT) comes as one of the sociological approaches that analyzes the technology-society relations. However, ANT as an approach is rarely being used to specificly study laboratories. Therefore, this research aims to describe actor-network at Laboratorium Struktrur dan Material Teknik Sipil Universitas Indonesia using ANT approach with the concept of translation. The reasearch approach in this study is qualitative method. This research found that laboratory assembled not only by human actors ?authoritative experts, but also non-human actors such as building and equipments or machines. Besides, in its performance, laboratory is establishing an association with other actor-networks like public/business and academic institution. By using ANT, laboratory actors and its interplay with other associations can be identified. Those findings are useful to formulte further strategy in developing laboratories, technology and sciences in Indonesia.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roswita Oktavianti
"Penelitian ini fokus pada jaringan komunikasi termediasi teknologi yang dimanfaatkan jurnalis untuk mengumpulkan berita. Jaringan komunikasi termediasi teknologi berupa mailing list menjadi medium berbagi untuk mengatasi keterbatasan aktor manusia di tengah semakin banyaknya aktor, agensi dan aktan berupa ketidakpastian dalam jaringan. Ini berdasarkan konstruksi aktor yang mengetahui biografi jaringan, maupun aktor yang tidak mengalami jaringan awal. Proses di mana aktor bergabung dalam jaringan dipandang sebagai tindakan translasi. Dalam Teori Jaringan Aktor, translasi sebagai sebuah proses assembling meliputi problematisasi, interessement, enrollment, mobilisasi, dan inskripsi. Translasi juga melibatkan banyak aktor, agensi dan aktan sehingga lebih banyak melibatkan proses berbagi. Keberhasilan translasi ditandai dengan upaya mempertahankan jaringan berbagi aktor lewat pembentukan jaringan baru melalui translasi. Penelitian kualitatif ini ingin mengetahui cara jurnalis mengkonstruksi jaringan, serta alasan melakukan assembling dan mempertahankan hubungan.

This study focuses on technology-mediated communication network used by journalists to gather news (newsgathering). Technology-mediated communication network in the form of a mailing list is a sharing medium to overcome the limitations of the human actors in the middle of the increasing number of actors, agencies and actant in form of uncertainty in the network. It is based on the actors? construction who knows the biography of the network, as well as the actors who did not experience the initial network. The process by which an actor joins the network is seen as a translation. In the Actor-Network Theory, translation phase as a process of assembling human actors and non-human actors includes problematization, interessement, enrollment, mobilization, and inscriptions. Translation also involves more actors on it, whether human actors, non-human actors, agency, and actant. In other words, more sharing is done. The success of translation is characterized by the efforts to maintain actor-sharing network through translation of new networks. This qualitative research is also to find out how journalists construct a network, as well as the reasons for assembling and maintaining relationships."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomi Oktavianor
"Kemitraan pemerintah-swasta mengatur dan menyediakan layanan universal telekomunikasi di perdesaan selalu mendapat tantangan, bahkan mengalami kegagalan. Penelitian ini tertarik menjelaskan governabilitydengan perspektif alternatif tata-kelola sebagai implikasi teori aktor-jaringan, yang kemudian memberikan alternatif perbaikan di masa akan datang. Penelitian ini dilakukan terhadap aktor-aktor yang terlibat dalam layanan telekomunikasi suara dan pesan pendek di desa-desa Lebak Banten Indonesia. Dengan studi asosiasi, strategi follow the actordan examine inscriptiondapat mengidentifikasi dan menginvestigasi aktor-aktor terlibat maupun aktor-aktor yang seharusnya terlibat, serta relasi antar mereka. Informan dipilih terdiri dari aktor-aktor yang pernah terlibat, ditambah dengan informan yang memahami keberlangsungan dan seluk beluk layanan tersebut. Penelitian ini menemukan governabilitytidak berlangsung terus-menerus, berhenti di tengah jalan dan tidak membawa evolusi layanan universal telekomunikasi kepada mekanisme pasar, disebabkan semua aktor memberi dampak pelemahan governability. Penelitian ini membangun perspektif alternatif lebih komprehensif melihat governability. Teknologi layanan sebagai aktor, meletakkan governabilitysebagai rakitan socio-techno. Aktor-aktor saling terikat dari hulu mengalir ke hilir, meletakkan governabilitysebagai aktor-jaringan hulu-hilir. Kehadiran aktor tengah dalam konteks pemerintahan multilevel, meletakkan governabilitysebagai aktor-jaringan N-level. Aktor-aktor bergerak dinamis dengan latar kepentingan mereka, meletakkan governabilitymelakukan proses translasi. Dengan perspektif alternatif dan pelajaran praktis governability maka alternatif perbaikan dilakukan dengan rekayasa formasi aktor-aktor dan penguatan regulasi dan inskripsi lainnya. Ke depan, governabilitydan perspektif alternatif ini dapat dikembangkan kembali dalam studi tata-kelola publik, dan pengembangan solusi praktis pada sektor publik lain.

Public-Private Partnerships PPPs in the provision of universal telecommunication services in rural areas are always getting a challenge and even failures. This study is explaining governability in an alternative perspective of governance as an implication of Actor-Network Theory which can provide an alternative solution for improvements in the future. In addition, the study was conducted for the actors involved in telecommunication service as voice and short messages in villages, Lebak Banten, West Java, Indonesia. With an association study; strategies for following the actor and examine inscription could identify and investigated the actors involved and who should be involved, as well as the relationships among them. The informants were selected consisting of the actors who had been involved and the informants who understood the continuity and details of the service. The study found that governability did not operate continuously, stopped in the middle of the project and did not offer any evolution of universal telecommunication service to the market mechanism. This is because of all actors contributed to weakening the governability. The research builds an alternative perspective of seeing the governability more comprehensive. The technology as an actor has placed the governability as a socio-techno assembly. Actors are tied together from upstream to downstream, position the governability as a downstream-downstream actor. The presence of middle actors in the context of multilevel governance has put the governability as an N-level actor-network. Actors move dynamically with their background of interest, establishing governability into the translation process. With alternative perspectives and practical governability lessons, then alternative improvements are made by engineering the formation of actors and the strengthening of regulation and other inscriptions. In the future, the governability and alternative perspectives can be expanded in the study of public governance, and the development of practical solutions in other public sectors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2478
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musfiah Saidah
"Tesis ini membahas peran aktor yang terlibat dalam  mewujudkan kedaulatan data di Indonesia dengan melihat keterkaitan dan relasi  manusia dan non manusia dalam praktiknya melibatkan teknologi. Selain itu, penelitian ini menggunakan konsep kedaulatan data untuk memahami pengolahan informasi yang sesuai dengan praktik, hukum dan kebutuhan suatu negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma postpositivis. Metode penelitian ini yaitu multi-metode dengan menggunakan strategi penelitian studi kasus (case study) dan penelitian aksi (action research) dengan Soft System Methodology (SSM). Temuan dari penelitian ini menunjukkan kedaulatan data di Indonesia disebabkan oleh lima hal yaitu kognisi, regulasi, infrastruktur, ekonomi dan kepercayaan. Berdasarkan model yang terbentuk diketahui jika dalam penerapan kedaulatan data perlu ditetapkan klasifikasi yang jelas antara data pribadi dan data publik yang boleh disampaikan dan yang di rahasiakan. Terdapat sebuah jaringan antara aktor manusia dan aktor non-manusia untuk membentuk kedaulatan data dengan berorientasi pada nilai ekonomi dan keamanan data. Dalam upaya perwujudannya diperlukan regulasi yang mengatur aturan penerapan dan jaminan keamanan terhadap data.

This thesis discusses the role of actors involved in realizing data sovereignty in Indonesia by looking at the relationships and relationships of humans and non-humans in practice involving technology. Besides, this study uses the concept of data sovereignty to understand information processing by the practice, law, and needs of a country. This research uses a qualitative approach with a postpositivist paradigm. This research method is multi-method using case study and action research with Soft System Methodology (SSM). The findings of this study indicate the sovereignty of data in Indonesia is caused by five things namely cognition, regulation, infrastructure, economy, and trust. Based on the model formed, it is known that in the application of data sovereignty, it is necessary to establish clear classifications between private data and public data that may be submitted and which are kept confidential. There is a network between human actors and non-human actors to form data sovereignty oriented towards economic value and data security. It is needed regulations that regulate the rules of application and guarantee of security against data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius
"ABSTRAK
Kawasan permukiman yang berkembang saat ini dan diminati merupakan kawasan berupa mirip Komunitas Tergerbang. Komunitas tergerbang yang diperkenalkan di Amerika saat ini yang mendapat banyak kritik dari para perancang kota, karena menimbulkan segregasi dan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor.
Komunitas tergerbang merupakan lingkungan pemukiman yang fisiknya sama seperti lingkungan perumahan pada umumnya namun hak kepemilikan atas segala yang terdapat di dalam komunitas milik komunitas tersebut. Perumahan di Indonesia yang dibangun khususnya di daerah Tangerang, memenuhi peraturan pemberian fasilitas umum dan fasilitas sosial berupa jalan ke pemerintah sehingga tidak dapat disebut sebagai komunitas tergerbang. Perumahan di Indonesia melakukan pembatasan hanya pada rumahnya sedangkan fasilitas umum dan fasilitas sosial berada di luar pagar. Sehingga istilah komunitas tergerbang di Indonesia sebenarnya sangat jauh dari komunitas tergerbang yang sebenarnya, walaupun ada komunitas tergerbang di Indonesia yang sesungguhnya. Komunitas tergerbang yang sebenarnya seharusnya adalah berbentuk sama seperti apartemen dengan hak milik privat tapi berupa lahan horizontal. Masalah yang ditimbulkan oleh komunitas tergerbang di Indonesia adalah permeabilitas dari sebuah kota bukan segregasi.

ABSTRAK
Housing project development like Gated Community is attract people today. Gated Community promising security and prestige to its resident. Gated Community is housing development from America which got many critics from urban planner because Gated Community makes segregation and increasement of automobile usage.
Gated Community basically is neighborhood but every facilities inside this community is private. Housing development by private developer used to give a part of their land as a responsibility to government as written on Indonesian regulation. That housing development can not be longer called gated community, yet developer in Indonesia not privatize its facilities, so strangers from outside the community can access and use facilities together with private residents. The term Gated Community in Indonesia provides misleading definition from Blakely and Snyder theory about Gated Community. Gated Community should be like an a horizontal apartment. Gated Community in Indonesia is not about segregation but permeability of the city.
"
2016
S64216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hsu, Lih-Hsing
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
511.5 HSU g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jusup Roni Pardamean
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu virus yang menginfeksi
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Menurut laporan
CDC, Indonesia yang masuk dalam level 1 dari 3 yaitu level tertinggi, frequent or
continuous kasus DBD. Perkiraan lebih awal dan akurat dari persebaran insiden DBD
dapat meminimalkan ancaman dan membantu pihak yang berwenang untuk menerapkan
langkah-langkah pengendalian yang efektif. Pada penelitian ini, prediksi angka insiden
DBD menggunakan faktor-faktor cuaca yang mempengaruhi perkembangan nyamuk itu
sendiri, yaitu temperatur, kelembapan, dan curah hujan sebagai variabel prediktor.
Variabel prediktor ditentukan berdasarkan nilai korelasi silang dari time lag variabel
prediktor terhadap jumlah insiden DBD. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan
salah satu metode dalam machine learning, yaitu gated recurrent unit dalam
membangun model prediksi insiden DBD tersebut. Performa model yang digunakan
dievaluasi dengan Root Mean Squared Error dan Mean Absolute Error. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa prediksi angka insiden DBD terbaik, diperoleh dengan
menggunakan proporsi data training-test: 90%-10%.

Dengue Fever (DF) is a virus that infects humans through the bite of Aedes aegypti and
Aedes albopictus mosquitoes. According to the CDC report, Indonesia is included in
level 1 of 3, namely the highest level, frequent or continuous cases of DF. Early and
accurate estimates of the spread of dengue incidents can minimize threats and help the
authorities to implement effective control measures. In this study, the prediction of DF
incidence uses weather factors that influence the development of mosquitoes
themselves, namely temperature, humidity, and rainfall as predictor variables. Predictor
variables are determined based on the value of the cross correlation of the time lag
predictor variable to the number of DF incidents. The study was conducted by utilizing
one method in machine learning, namely the gated recurrent unit in building the DF
incident prediction model. The performance of the model are evaluated by Root Mean
Squared Error and Mean Absolute Error. The results of this study shows that the best
prediction model of DF incidence rate, obtained using the proportion of training-test
data: 90% -10%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Wafa Salsabila
"Misalkan graf G terdiri dari himpunan tak kosong V yang dinamakan sebagai himpunan simpul dan himpunan E yang disebut sebagai busur. Jarak adalah panjang lintasan terpendek antara dua pasang simpul, dan diameter merupakan maksimum jarak antar pasang simpul dalam graf tersebut. Geodesik pelangi pada pewarnaan busur di graf G merupakan lintasan terpendek antara dua pasang simpul yang tidak mengandung pengulangan warna. Pewarnaan pelangi kuat lokal-d pada graf G merupakan pewarnaan dimana terdapat geodesik pelangi untuk setiap antar pasangan simpul dengan jarak maksimum d. Jumlah warna minimum yang dibutuhkan agar graf G memiliki pewarnaan pelangi kuat lokal-d adalah bilangan keterhubungan pelangi kuat lokal-d (d-local strong rainbow connection number) yang dinotasikan sebagai lsrc_d. Misalkan graf G dan H merupakan graf berderajat m, n berturut-turut. Graf hasil operasi korona dari graf G dan H, G ⊙ H merupakan graf yang diperoleh dengan mengambil satu salinan dari graf G dan m salinan dari graf H, lalu tiap simpul dari salinan ke-i graf H dihubungkan dengan simpul ke-i dari graf G. Pada penelitian ini, akan diberikan konstruksi pewarnaan pelangi kuat lokal pada graf hasil operasi korona antara graf berdiameter maksimum dua beserta bilangan keterhubungan pelangi kuat lokalnya.

Let graph G=(V,E) consists of a non-empty set of vertices V and set E that is said to be edge. Distance in graph G is the number of edges of a shortest path between two vertices and the shortest path between two vertices is called geodesic. A rainbow geodesic in an edge-colored graph G is a shortest path between a pair of vertices in which doesn’t contain color repetition. A local strong rainbow coloring of G is a coloring where there is a rainbow geodesic between each pair of vertices with a maximum d-distance. The minimum number of colors required for a graph to have local strong rainbow coloring is called local strong rainbow connection number-d, written as lsrc_d. Suppose that graphs G and H are graphs of degree m and n, respectively. The corona product of G and H, G ⊙ H is a graph obtained by taking a copy of graph G and m copies of graph H, then each vertex of the i-th copy of H is connected to the i-th vertex of G. In this research, we construct the d-local strong rainbow coloring of corona product of graph with maximum diameter of 2 and its local strong rainbow connection numbers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Alchem Nuravian Permana
"Graf adalah suatu pasangan himpunan dan, dengan adalah himpunan simpul dan  adalah himpunan busur yang menghubungkan dua simpul. Jarak dari dua simpul dan  adalah panjang terpendek dari lintasan, dinotasikan dengan. Suatu lintasan  dengan panjang disebut geodesik. Pasangan simpul dengan jarak terbesar pada suatu graf terhubung disebut diameter. Misalkan adalah pewarnaan pada busur graf terhubung. Jarak antara dua simpul pada  di mana tidak terdapat pengulangan warna busur disebut geodesik pelangi. Graf  disebut terhubung pelangi kuat jika terdapat pewarnaan busur sehingga terhubung geodesik pelangi untuk setiap pasang simpul pada. Pewarnaan disebut sebagai pewarnaan pelangi kuat. Banyaknya warna minimum sehingga didapat pewarnaan sehingga terhubung pelangi kuat disebut bilangan keterhubungan pelangi kuat dari, yang dinotasikan dengan. Misalkan  suatu bilangan bulat positif, didefinisikan pewarnaan pelangi kuat lokal sebagai pewarnaan busur sedemikian sehingga setiap pasang simpul dengan jarak paling besar terhubung dengan geodesik pelangi. Bilangan keterhubungan pelangi kuat lokal, yang dinotasikan dengan, adalah banyak warna minimum pada pewarnaan tersebut. Hasil operasi korona dari dua graf dan dengan banyak simpul masing-masing dan, diperoleh dengan mengambil satu salinan dari graf dan salinan dari graf, dan menambahkan busur pada setiap simpul di salinan ke-dari graf  dengan simpul ke- dari graf. Pada penelitian ini, diberikan bilangan keterhubungan pelangi kuat lokal graf hasil operasi korona antara graf lengkap dengan satu simpul dengan graf roda dan graf hasil operasi korona antara dua graf roda.

A graph  is a pair of sets  and, where  is the set of vertices and is the set of edges that connect two vertices. The distance between two vertices and is the smallest length of a  path, denoted by. A path of length  is called geodesic. A diameter of is the greatest distance between any two vertices in a connected graph. Let  be a rainbow coloring of connected graph. The shortest path in which doesn’t contain edge color repetition is called rainbow geodesic. Graph is said to be strongly rainbow connected if it contains the coloring such that is connected by rainbow geodesic for every pair of vertices. The coloring is called strong rainbow coloring. The minimum color for which there exists a coloring such that is strongly rainbow connected is called strong rainbow connection number of, denoted by. Let be a positive integer, we define-local strong rainbow coloring such that every pair of vertices of distance up to connected by rainbow geodesic. We define-local strong rainbow connection number, denoted by, as the minimum color in the coloring. The corona product of two graphs  and  of degree and, respectively, is obtained by taking a copy of graph and copies of graph, and joining the vertex of to every vertex of the copy of. In this research, we will find-local strong rainbow connection number of corona product of complete graph with one vertex and wheel graph and corona product of two wheel graphs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>