Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fariza Nur Shabrina
"Dampak trait neurotisisme yang tinggi adalah depresi. Semakin tinggi tingkat neurotisisme seseorang, semakin besar kemungkinan seseorang mengalami depresi. Hubungan ini juga ditemui pada populasi mahasiswa. Kecenderungan depresi pada mahasiswa dapat disebabkan oleh gangguan tidur atau insomnia Taylor dkk., 2005; Baglioni dkk., 2010; Riemann dkk., 2010 . Hal ini karena mahasiswa memiliki sumber kecemasan yang khas terkait kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Pada sisi lain insomnia dapat disebabkan oleh trait neurotisisme. Orang neurotik memiliki kecenderungan ruminasi. Ruminasi ini menyebabkan insomnia terutama bila pada malam hari dan mengganggu waktu tidur Carney dkk., 2010 . Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran insomnia sebagai mediator dalam hubungan antara trait neurotisisme dan kecenderungan depresi pada mahasiswa Indonesia. Melalui analisis mediasi ditemukan bahwa insomnia memediasi secara parsial hubungan antara trait neurotisisme dan kecenderungan depresi F 2,447 = 124,694, adjusted R2= 0,355, p

One effect of neuroticism is depression. The higher the neuroticism, the more likely that a person becomes depressed. This relationship is also applicable in college student population. Depression tendency in college students can be influenced by insomnia Taylor et al., 2005 Baglioni et al., 2010 Riemann et al., 2010 . This is so due to the students 39 obligations. On the other hand, insomnia is influenced by neuroticism. Neurotic people tend to ruminate, and nightly rumination can lead to the onset of insomnia. Carney et al., 2010 . This study aimed to examine the role of insomnia as mediator between neuroticism and depression in college students. Depression in this study refered to depressive tendency. Using mediation analysis, it was found that insomnia partially mediated the relationship between neuroticism and depressive tendency F 2,447 124,694, adjusted R2 0,355."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat model dari konstruk positif yaitu hope dan konstruk negatif yaitu loneliness dalam memprediksi kecenderungan depresi pada mahasiswa. Kecenderungan depresi merupakan fenomena yang sangat sering dijumpai terutama pada kalangan mahasiswa. Sebagai bagian dari emerging adult mahasiswa berada pada tahap transisi antara kehidupan remaja dan kehidupan dewasa. Kondisi ini seringkali cukup membingungkan dimana mereka mulai berusaha independent namun masih belum dapat independen seutuhnya. Tuntutan akademik, rendahnya kemampuan sosial, tinggal terpisah dari orang tua seringkali menyebabkan rasa kesepian sehingga memancing emosi negatif. Pandemi COVID 19 juga turut mengubah kehidupan akademik dan sosial mereka. Kondisi tersebut membuat mereka rentan mengalami depresi. Sementara itu, adanya harapan (hope) yang dimiliki oleh individu membuat mereka lebih fleksibel dalam menghadapi kesulitan dan berusaha mencapat tujuan sehingga berperan dalam mengurangi kecenderungan depresi. Pada penelitian ini dilakukan pada sebanyak 410 mahasiswa aktif program sarjana yang berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Hasil analisa statistik dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan bahwa model cocok dengan asumsi dimana loneliness memprediksi kehadiran kecenderungan depresi dan hope berperan signifikan sebagai faktor pelindung dari munculnya kecenderungan depresi (R2=0,456; F(6,409) = 58,183; p<.05).

The aim of this study is to explore the model of positive construct (hope) and negative construct (loneliness) in predicting depressive tendency among college students. Depressive tendency is a common mental health problem that is found among college students as a part of an emerging adult period. They start to gain independent life from parents, such as living apart from parents, make decisions by themself, entering university, and making social and romantic relationships with others. However they do not fully gain independent life. They still need financial support due to lack of a stable career and job. Demands for academic duty, poor social skills, and living apart from parents frequently lead to loneliness and emerge negative emotion. Such conditions put them at risk to have depressive symptoms. Pandemic COVID-19 also change their academic and social life. Meanwhile, hope leads to flexible thinking in order to face difficulty, persistence to reach the goal buffer them from depressive tendency. Data collected from 410 active undergraduate students from university in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. Statistic analysis by using multiple regression shows that the model supports the hypothesis which (R2=0,456; F(6,409) = 58,183; p<.05). Loneliness predicts significantly presence of depressive symptoms and the role of hope predicted to decline depressive tendency in college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselli Kezia Ausie
"Masalah kesehatan mental pada kelompok mahasiswa merupakan isu yang perlu menjadi perhatian. Secara khusus, tingginya prevalensi gejala depresi juga ditemukan dalam kelompok mahasiswa. Berbagai kondisi yang menyertai peran mahasiswa menjadi faktor risiko berkembangnya gejala depresi pada mahasiswa, salah satunya adalah pengalaman lonelinesss. Selain faktor risiko, masalah depresi pada mahasiswa perlu ditinjau pula faktor yang dapat memproteksi. Self-compassion pada penelitian terdahulu ditemukan berhubungan dengan kesehatan mental yang lebih baik. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas akan fenomena depresi dan lebih lanjut menyusun tindakan pencegahan serta intervensi terkait maka perlu diuji bagaimana loneliness dan self-compassion berperan dalam kehadiran gejala depresi pada mahasiswa. Sebanyak 401 mahasiswa di Jabodetabek terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi instrumen pengukuran secara daring. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa loneliness memiliki peran yang signifikan dalam memprediksi meningkatnya gejala depresi sementara self-compassion mampu memprediksi berkurangnya gejala depresi pada mahasiswa. Secara khusus, tipe emotional loneliness yang mampu memprediksi berkembangnya gejala depresi. Penelitian ini menggambarkan pentingnya mempertimbangkan kualitas relasi serta mengembangkan self-compassion dalam upaya mengurangi gejala depresi pada mahasiswa.

Mental health problems in college students are issues that need special attention. Particularly, the high prevalence of depressive symptoms was also found in college students. Various conditions accompanying the role of college students lead to higher risk for developing depression symptoms, for instance the experience of loneliness. In addition to risk factors, protective factors should be considered as well. Earlier researches found self-compassion to be associated with better mental health. To get a clearer picture about depression and to further develop preventive measures and related interventions, it is necessary to examine how loneliness and self-compassion play a role in the presence of depressive symptoms in college students. A total of 401 college students in Jabodetabek area were involved in this research by completing online measurement instruments. Data were analyzed using multiple regression analysis. The results showed that loneliness had a significant role in predicting the increase in depressive symptoms while self-compassion was able to predict the reduction of depressive symptoms in college students. Particularly, emotional loneliness has a significant role to predict depressive symptoms in college students. This study illustrates the importance of considering the quality of relationships and developing self-compassion in an effort to reduce depression symptoms in college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Adiputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah persepsi dukungan sosial berperan sebagai mediator dalam hubungan antara rasa syukur dan gejala depresi pada perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan KTD. Hal ini mengingat masih minimnya penelitian terkait kondisi psikologis perempuan yang mengalami KTD di Indonesia. Selain itu, penelitian terkait mekanisme hubungan antara rasa syukur dan gejala depresi juga masih sangat terbatas. Penelitian berdesain korelasional ini dilakukan pada 89 perempuan Indonesia usia 17 tahun ke atas yang pernah mengalami KTD dalam lima tahun terakhir. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beck Depression Inventory BDI, The Gratitude Questionnaire-Six Item Form GQ-6, and Multidimensional Scale Of Perceived Social Support MSPSS. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa: a terdapat hubungan yang signifikan antara rasa syukur dan gejala depresi ? = -1,04, p

This study aims to find out whether perceived social support has a mediating role in the relationship between gratitude and depressive symptoms among women who experienced unintended pregnancy. This came from the fact that theres a lack of research studies investigating the psychological conditions of women with unintended pregnancy. Furthermore, researches about the relationship mechanism between gratitude and depressive symptoms are also limited. This current correlational research involved 89 Indonesian women who are older than 17 years old and have experienced unintended pregnancy in the past five years. Research instruments are Beck Depression Inventory BDI, The Gratitude Questionnaire Six Item Form GQ 6, and Multidimensional Scale Of Perceived Social Support MSPSS. Result of the mediation analysis shows that a there rsquo s a significant relationship between gratitude and depressive symptoms 1,04."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neira Ardaneshwari
"Kehamilan Tidak Diinginkan KTD merupakan suatu kejadian hidup yang dapat meningkatkan kemungkinan munculnya gejala depresi pada perempuan. Literatur sebelumnya menunjukkan bahwa rasa syukur dapat menjadi faktor protektif yang menurunkan gejala depresi, sebab rasa syukur meningkatkan kemampuan individu melakukan coping adaptif dan menurunkan kecenderungan individu melakukan coping maladaptif. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah coping adaptif dan maladaptif secara signifikan memediasi hubungan antara rasa syukur dan gejala depresi pada populasi perempuan yang pernah mengalami KTD. Studi korelasional dengan analisis mediasi menggunakan model parallel multiple mediation dilakukan N = 88. Instrumen penelitian adalah Gratitude Questionnaire-6, Brief COPE, dan Beck Depression Inventory. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat indirect effect yang signifikan dari coping adaptif a1b1 = -0,33.

Unintended pregnancy is considered a life event that can increase the probability of depressive symptoms among women. Previous literature suggested that gratitude can be a protective factor that alleviates depressive symptoms, because gratitude increases adaptive coping and decreases maladaptive coping. This research study aims to test whether adaptive and maladaptive coping significantly mediate the relationship between gratitude and depressive symptoms among women who experienced unintended pregnancy. This correlational study conducted mediation analysis with the parallel multiple mediation model. Participants N 88 filled out questionnaires, namely Gratitude Questionnaire 6, Brief COPE, and Beck Depression Inventory. Mediation analysis revealed that there is significant indirect effect from adaptive coping a1b1 0,33."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Nuur Ditrie
"Penderita gangguan depresi semakin meningkat setiap tahunnya, terutama pada generasi muda. Hal ini membawa urgensi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, terlebih lagi WHO melaporkan bahwa depresi sangat mempengaruhi kualitas hidup dan menjadi penyebab dari meningkatnya risiko gangguan kesehatan lainnya. Kesalahan diagnosis seringkali terjadi pada depresi, maka dari itu sangat penting untuk mengembangkan pendekatan objektif untuk membantu dokter mendiagnosis depresi secara lebih efektif. Elektroensefalografi (EEG) merupakan teknologi berbasis sinyal otak yang dapat merekam aktivitas jaringan otak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat program analisis gangguan depresi berbasis Machine Learning. Aplikasi Graphical User Interface (GUI) juga dibuat untuk mempermudah pengguna. Pemrosesan sinyal dilakukan dengan dua metode, yakni wavelet dan Power Spectral Density (PSD). Relative Power Ratio (RPR) dihitung sebagai fitur klasifikasi. Perhitungan dominansi juga dilakukan untuk mereduksi jumlah fitur. Fitur dengan dominansi tertinggi akan digunakan untuk membuat model klasifikasi Machine Learning. Pengklasifikasi yang digunakan adalah K-Nearest Neighbor (KNN) dengan cross validation. Akurasi tertinggi yang diperoleh mencapai 70% dengan metode wavelet dan 65% dengan metode PSD.

The number of individuals suffering from depressive disorder (also known as major depressive disorder or MDD) is increasing every year, especially among the younger generations. This highlights the urgency of prioritizing mental health, especially considering the World Health Organization’s report that depression significantly affects the quality of life and increases the risk of other health disorders. Misdiagnosis often occurs in cases of depression, making it crucial of develop an objective approach to help doctors diagnose depression more affectively. Electroencephalography (EEG) is a brain signalbased technology that records brain network activity. This research aims to create a machine learning-based program for analyzing depressive disorders. Additionally, a Graphical User Interface (GUI) application is developed to facilitate users. Signal processing is performed using two methods, namely wavelet and Power Spectral Density (PSD). The Relative Power Ratio (RPR) is calculated as a classification feature. Dominance computation is also conducted to reduce the number of features, and the feature with highest dominance are used to create the Machine Learning classification model. The classifier used is K-Nearest Neighbor (KNN) with cross-validation. The highest accuracy achived is 70% with the wavelet method and 65% with the PSD method."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Adeleyna
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat insomnia yang terjadi pada mahasiswa melalui pendekatan pengaruh kecemasan tes. Hal ini menjadi penting bagi mahasiswa karena pada mahasiswa yang memiliki kecemasan tes yang tinggi, maka mahasiswa tersebut dapat mengalami insomnia. Penelitian ini berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Eysenck yang mengatakan bahwa ketegangan atau kecemasan yang tinggi dapat membuat konsentrasi belajar terhambat, sehingga mahasiswa tersebut dapat menderita insomnia. Pemakaian model pada penelitian ini dikarenakan konstruk kecemasan tes memiliki indikator-indikator yang tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, maka dilakukan dengan uji model struktural. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 167 orang. Dari hasil perhitungan dengan LISREL dengan analisis Goodness of Fit (GOF), didapat hasil Chi-Square yang cukup besar 1958.91 (p=0.0). Artinya model yang menggambarkan adanya pengaruh kecemasan tes terhadap insomnia pada mahasiswa yang sedang dalam masa ujian tidak sesuai dengan data.

ABSTRACT
The research has been done to study Insomnia among college students based on effect of test anxiety model. This study becomes important to college student because there is a possibility of insomnia among college student who have test anxiety. This study based on Eysenck?s theory who mentioned that high anxiety may distract the concentration for studying, even can make insomnia for some college students. The construct of test anxiety have indicator which can?t be direct observed, therefore researcher used structural equation modeling. The participants of this research are 167 college students. The analysis with Goodness of Fit (GOF), that have Chi-Square result 1958.91 (p=0.0). This result indicates model who have describe there is influence test anxiety to insomnia at college student does not fit with the data."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Maryam Purboningsih Mudaffar Syah
"Terlepas dari pengalaman yang menghibur, penggunaan TikTok memiliki sejumlah konsekuensi yang merugikan bagi kesehatan mental penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji korelasi antara kesepian, neurotisisme, dan penggunaan TikTok. Penelitian ini memiliki 381 partisipan dan data dikumpulkan dari survei online yang dikirim melalui media sosial, email, dan kontak pribadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara konsumsi TikTok dan hubungannya terhadap kesepian dan neurotisme. Implikasi praktis dari temuan ini sangat penting karena banyak pengguna TikTok mungkin tidak sepenuhnya mengenali bagaimana kesepian dan neurotisisme dapat memengaruhi konsumsi TikTok. Memahami implikasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran di antara pengguna dan mempromosikan penggunaan TikTok yang terinformasi, yang berpotensi mengarah pada peningkatan kesejahteraan mental di antara audiensnya.

Despite the entertaining experience, TikTok usage has a number of detrimental consequences for its users’ mental health. The purpose of this study was to examine the correlation between loneliness, neuroticism, and TikTok usage. The study had 381 participants and data was collected from online surveys sent via social media, email, and personal contact. The results showed that there is a correlation between TikTok consumption and its relationship to loneliness and neuroticism. The practical implications of these findings are significant as many TikTok users may not fully recognize how loneliness and neuroticism can impact TikTok consumption. Understanding these implications is crucial to raising awareness among users and promoting informed TikTok usage, potentially leading to improved mental well-being among its audience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Puspita Maharani
"Berbagai masalah tidur seperti Insomnia dan Excessive Daytime Sleepiness kerap ditemui di populasi mahasiswa dengan prevalensi yang tinggi. Terjadinya Insomnia kerap memunculkan peristiwa Excessive Daytime Sleepiness yang memicu penurunan performa akademik dan dampak krusial lainnya bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Insomnia dengan Excessive Daytime Sleepiness pada Mahasiswa S1 Reguler Universitas Indonesia. Sampel penelitian ini berjumlah 348 mahasiswa dengan teknik Proportional Sampling dan pendekatan Convenience Sampling. Desain penelitian ini berupa deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan instrumen Epworth Sleepiness Scale (ESS) dan Insomnia Severity Index (ISI). Hasil penelitian melalui Uji Korelasi Pearson ditemukan tingginya angka Insomnia dan EDS serta ditemukannya hubungan kedua variabel tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Insomnia dengan Excessive Daytime Sleepiness pada Mahasiswa S1 Reguler Universitas Indonesia (nilai p < 0,001; α=0.05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan mahasiswa meningkatkan awareness terkait pemenuhan kebutuhan tidurnya. Peneliti juga menyarankan evaluasi pemenuhan kebutuhan tersebut melalui pembimbing akademik dan regulasi terkait kesediaan waktu dan tempat napping untuk mahasiswa oleh institusi pendidikan.

Sleep problems such as Insomnia and Excessive Daytime Sleepiness are common in the college student population with a high prevalence. The occurrence of Insomnia often leads to Excessive Daytime Sleepiness which triggers a decrease in academic performance and other crucial impacts on college students. This study aims to determine the relationship between Insomnia and Excessive Daytime Sleepiness in Regular Undergraduate Students at Universitas Indonesia. The sample of this study was 348 college students using The Proportional Sampling technique and The Convenience Sampling approach. The research design is a correlational descriptive, quantitative approach, and cross-sectional design. This study used the Epworth Sleepiness Scale (ESS) and Insomnia Severity Index (ISI) instruments. The results of the study through the Pearson Correlation Test found high rates of Insomnia and EDS and found a relationship between the two variables. Thus it can be concluded that there is a relationship between Insomnia and Excessive Daytime Sleepiness in Regular Undergraduate Students at Universitas Indonesia (p value <0.001; α=0.05). Based on the research results, researcher recommend that college students increase awareness regarding meeting their sleep needs. Researcher also suggest evaluating the fulfillment of these needs through academic supervisors and regulations regarding the availability of time and place for napping for college students by institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoeruni Aulia Saida
"Insomnia merupakan gangguan tidur yang sangat umum terjadi terutama pada mahasiswa. Insomnia dapat menjadi penentu kesehatan reproduksi dan kesuburan wanita salah satunya dalam konteks siklus menstruasi.. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan insomnia dengan siklus menstruasi pada mahasiswi keperawatan. Penelitian ini dilakukan pada 159 responden dengan pengambilan data secara online. Kuesioner penelitian mencakup karakteristik responden, Insomnia Severity Index (ISI), dan panjang siklus menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan 71,7% mahasiswi mengalami insomnia, 20,8% mahasiswi dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara insomnia dan siklus menstruasi (p = 0,310; α = 0,05). Hal ini dikarena terdapat beberapa faktor yang tidak dapat peneliti kendalikan. Tingginya persentase insomnia juga menjadi hal bermakna pada penelitian ini. Maka dari itu perlu upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif pada mahasiswi untuk mengurangi dampak dari insomnia tersebut.

Insomnia is a very common sleep disorder, especially in college students. Insomnia can be a determinant of women's reproductive health and fertility, one of which is in the context of the menstrual cycle. This study aims to identify the relationship between insomnia and the menstrual cycle in nursing students. This research was conducted on 159 respondents with online data collection. The questionnaire studied included respondents, Insomnia Severity Index, and menstrual cycle length. The results showed that 71.7% of female students experienced clinically significant insomnia, and 20.8% of female students with irregular menstrual cycles. The results of the chi-square test showed no significant relationship between insomnia and menstrual cycle (p = 0.310; = 0.05). The biggest factors that influence the results of this study are stress and physical activity. Further research needs to be testing other variables such as stress and physical activity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>