Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Dara Adinda Kesuma
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana pemaknaan khalayak perempuan terhadap mitos patriarki tentang street harassment yang ditampilkan oleh media massa. Studi resepsi ini menggunakan paradigma kritis. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa mitos patriarkis digunakan untuk mengembalikan perempuan kepada peran gender tradisional. Khalayak perempuan memaknai mitos patriarki secara bervariasi dalam tiga posisi pemaknaan Stuart Hall yang dilatarbelakangi oleh sosialisasi gender, pengalaman dengan street harassment, dan kepercayaan terhadap realitas dalam media. Pemaknaan perempuan terhadap mitos patriarkis berkaitan pula dengan reaksi perempuan terhadap pelaku dan strategi yang digunakan untuk berpartisipasi di ruang publik. Selain itu, kehadiran media online berperan menjadi ruang alternatif sekaligus mendatangkan reviktimisasi bagi korban.

ABSTRACT
This research discusses how women audience attach meanings to patriarchal myths in mass media potrayals about street harrassment. In depth interview method is used in collecting data. This reception study using critical paradigm. The findings show that patriarchal myths are used to keep women in traditional gender role. Women audiences attach meaning in various way in three different positions of Stuart Hall rsquo s reception theory, depends on gender socialization, experiences with street harassment, and perceived realism towards media. Women rsquo s reception toward patriarchal myths are related to women rsquo s responses to harassers and the strategies employed to participate in public places. Meanwhile, online media are potential to be alternative place and source of revictimization for women at the same time. "
2017
S67600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milania Nurwahyuwardhana
"Penelitian ini membahas dampak yang dirasakan oleh perempuan sebagai korban tindakan catcalling sebagai bentuk street harassment, dengan menggunakan teori feminis radikal dan kekerasan simbolik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seperti apa tindakan catcalling yang dialami oleh korban dan dampak yang korban rasakan setelah mengalami tindakan catcalling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu lima perempuan sebagai followers di Instagram. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dampak yang dirasakan oleh perempuan sebagai korban catcalling diantaranya tanpa disadari berubahnya pola pikir, merasa takut dan tidak aman saat di ruang publik, dan dampak yang paling serius yaitu terjadi pemerkosaan, serta dampak-dampak lainnya yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini.

This study discusses the impact felt by women as victims of catcalling as a form of street harassment, using radical feminist theory and symbolic violence. This study aims to find out what catcalling was like for victims and the impact felt by victims after experiencing catcalling. The method used in this research is qualitative. The research subjects in this study were five women as followers on Instagram. The results of this study found that the impact felt by women as victims of catcalling included unwittingly changing mindsets, feeling afraid and insecure when in public spaces, and the most serious impact, got rape, as well as other impacts that will be discussed further in this research."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanggidae, Erdhy
"Reformasi pada tahun 1998 memunculkan kebebasan bagi media massa di Indonesia dalam menjalankan praktek media, ditandai dengan munculnya fenomena di mana sensualitas dan seksualitas dalam berbagai bentuk yang hampir selalu ada. Banyak pihak kemudian yang memprihatinkan hal ini, meminta agar kalangan media massa merespon apa yang disebut dengan keprihatinan dan tuntutan masyarakat terhadap maraknya pornografi. Tercetus rencana pembentukan Undang-Undang Anti Pomografi dan Pornoaksi. Komite Penyiaran Indonesia (KPI) berjanji akan menetapkan sebuah standar penyiaran dan pemerintah juga mempersiapkan empat rancangan peraturan pemerintah (RPP) berkenaan dengan bidang penyiaran.
Wacana regulasi tentang pomografi sebenarnya baik, namun pertanyaan mengenai realitas pornografi menurut perspektif apa dan siapa yang sebaiknya digunakan dalam penyusunan dan implementasi regulasi terkait, serta faktor-faktor apa saja yang nantinya perlu mendapat penekanan dalam regulasi itu, harus dijawab terlebih dahulu. Sebabnya, realitas dibentuk dan dikonstruksi, berwajah ganda/jamak, setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.
Sejalan dengan pandangan realitas menurut paradigma konstruktivisme, bahwa realitas adalah hasil dari konstruksi mental, bersifat sosial dan tergantung pada orang yang memahaminya, penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme ini berusaha untuk melihat bagaimana kalangan perempuan informan penelitian ini melakukan penerimaan dan juga pemaknaan terhadap realitas praktek media massa yang membahas seksualitas dari sensualitas. Selanjutnya penelitian dengan metode fenomenologi ini juga berusaha mengetahui realitas mengenai isu pornografi di media massa Indonesia menurut para informan, mengenai sejauh mana praktek media massa dengan bahasan seksualitas dan seksualitas tersebut bisa dikategorikan sebagai pornografi dalam pemaknaan mereka.
Menggunakan tiga kategori pemetaan dalam kerangka Audience Reception Theory.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audiens melakukan pemaknaan sendiri ketika melakukan konsumsi media massa. Dalam realitas bahasan seksualitas, para informan penelitian ini tidak keberatan dan mendukung adanya bahasan seksualitas di media massa. Penelitian ini juga memperlihatkan bagaimana ada perbedaan dalam pemaknaan pornografi dan juga realitasnya dalam praktek media massa di Indonesia sendiri. Temuan lainnya adalah bahwa laki-laki dianggap sebagai bagian masyarakat yang paling rentan terhadap dampak dari pomografi.
Dikaitkan dengan pengaruh latar audiens ketika melakukan pemaknaan, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pemaknaan para informan tidak bergantung kepada latar belakang lingkungan tempat tinggal dan mobilitas mereka dan bahwa faktor agama jarang digunakan untuk memaknai isu pomografi di media massa.
Implikasi teori dari penelitian ini adalah bahwa audiens memang mempunyai pemaknaan sendiri ketika mereka berhadapan dengan praktek media massa. Secara metodologis, dengan memperhatikan keterbatasan dari penelitian ini, di mana para informannya adalah hanya mereka yang menepakan perempuan lajang pekerja profesional yang berkantor di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, akan sangat menarik jika di kemudian hari bisa dilakukan sebuah eksplorasi bahasan yang sama.terhadap variabel-variabel yang lebih beragam dalam skala penelitian yang lebih luas secara kuantitatif menggunakan metode survey."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oemar Madri Bafadhal
"Pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, banyak beredar pesan disinformasi yang isinya bersinggungan antara isu sosial, politik, dan SARA. Salah satu isu yang ramai tersebar adalah migrasi 10 juta penduduk Cina ke Indonesia dan Jakarta Bersyariah. Isu ini kemudian berkembang menjadi wacana publik. Presiden Joko Widodo beserta jajaran kementerian telah berulang kali mengklarifikasi isu tersebut. Namun, masih ada orang yang menganggap bahwa informasi ini benar. Artikel ini mencoba memberikan penjelasan atas fenomena ini dari lensa Encoding/Decoding dan Komunitas Interpretif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap lima informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa khalayak menggunakan posisi budaya, sejarah kehidupan, dan komunitas interaktif yang terdiri dari komunitas sosial dan komunitas interpretif sebagai strategi untuk menginterpretasi suatu pesan. Interaksi dengan komunitas interpretif dan komunitas sosial mereka yang terbatas juga menguatkan pemaknaan mereka terhadap isu ini. Hal ini menandakan bahwa teks dalam komunitas virtual tidak lagi dipandang sebagai perpanjangan pesan atau penambahan informasi, namun ditujukan untuk memelihara suatu komunitas di masyarkat dalam waktu yang relatif sementara.

Around the campaign season of Jakarta Governor 2017 election, several disinformation messages related to social issues, politics, and ethnicity are circulating among communities. One of the most widespread rumor is about the migration of 10 million Chinese citizens to Indonesia and Jakarta Shariah law. This issue then developed into public discourse. President Joko Widodo, as well as well any other related to that disinformation, has repeatedly clarified the issue. However, some group in society assume that this information is correct. This research attempts to provide an explanation for this phenomenon using Encode Decode and Interpretive Communities as conceptual lens. Data collection was done by using in depth interview technique on five informants.
The result of this research shows that audiences use cultural positions, life histories, and interactive communities consisting of social communities and interpretive communities as a strategy to interpreting a message. Interaction with their interpretive communities and their limited social community could also strengthen their meaning on this issue. The result of this research also implies that the act of sharing disinformation text is not purely for projecting information but an act of maintaining society in time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsendi Kasenda
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk representasi perempuan kolom “Nah, Ini Dia!” pada Harian Pos Kota dengan menganalisis tanda yang terdapat dalam kolom berita tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi untuk mengkategorisasikan dan mengkaji dikotomi konotasi, denotasi, dan juga mitos semiotika Roland Barthes. Analisis Roland Barthes diaplikasikan untuk mengkaji tanda-tanda dari setiap kalimat dan kata yang terdapat pada kolom “Nah, Ini Dia!”. Adapun hasil penelitian ini peneliti memperoleh 122 makna konotasi dan denotasi sebagai salah satu proses representasi. Hasil 122 makna konotasi dan denotasi yang diperoleh dikategorisasikan menjadi tiga pembahasan utama yaitu penggambaran tubuh perempuan, penggambaran perempuan sebagai objek seksual laki-laki, dan penggambaran penindasan perempuan Selain itu peneliti juga memperoleh mitos representasi patriarki dalam bentuk objektifikasi tubuh perempuan secara seksual pada media massa dalam kolom “Nah, Ini Dia!”.

The objective of this research is to find out the form of woman representation on Pos Kota’s “Nah, Ini Dia!” news section by analyzing the sign on its section. This research used content analysis method to categorize and analyze the dichotomy of connotation, denotation, as well as Roland Barthes’ semiotic myth. Roland Barthes’ analysis were used to analyze every signs in every sentence and word on “Nah, Ini Dia!” news section. Regarding the research, researcher found 122 connotations and denotations meaning as part of the representation process. Those 122 findings were categorized into three main discussions, such as portrayal of women’s body, portrayal of women as men’s sexual object, and portrayal of women’s suppression. Furthermore, researcher also acquired myth on this research which is about representation of patriarchy media in a form of sexual objectification over women on mass media, on “Nah, Ini Dia!” news section. In patriarchal culture myth, researcher understands that on “Nah, Ini Dia!” news section, there are patriarchal practices such as sexual objectification, exploitation, gender inequality, discrimination, and sexual harassment towards women. On feminist perspective, patriarchy provides an easy way to women’s harassment. Patriarchal practices on Pos Kota Daily News reflected by their news content which bias and discriminative by making women as a sexual object on “Nah, Ini Dia!” news section.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan
"Pelecehan seksual di jalanan (street harassment) merupakan jenis kejahatan yang paling dekat dengan masyarakat dan sangat meresahkan. Dalam Islam, tindakan pelecehan seksual sangat tidak dibenarkan karena merupakan tindakan tercela dan keluar dari jalur syariat. Pelecehan seksual merupakan kemaksiatan dan dapat mendekatkan pelakunya dengan perbuatan zina. Pelecehan seksual tidak sampai kepada perbuatan persetubuhan, sehingga perbuatan tersebut belum tergolong sebagai zina. Pelecehan seksual jalanan tergolong sebagai jarimah takzir dan pelakunya harus dijatuhi ‘uqubat takzir. Di Indonesia, ‘uqubah takzir pelecehan seksual jalanan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, UU KUHP Nasional, UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dan Qanun Aceh tentang Hukum Jinayat. Dalam perspektif hukum Islam, ‘uqubat dianggap baik apabila telah sesuai dengan maqashid syariah. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum pidana Islam pelecehan seksual di jalanan dan apakah Putusan Nomor 36/Pid.B/2020/PN.Wtp, Putusan Nomor 209/Pid.B/2020/PN.Bks dan Putusan Nomor 53/Pid.B/2021/PN.Bli sebagai contoh putusan mengenai kasus pelecehan seksual di jalanan telah sesuai dengan pemidanaan dalam hukum pidana Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan hukum pidana Islam mengenai street harassment dan menilai putusan-putusan yang berkaitan dengan pelecehan seksual di jalanan. Penelitian ini berbentuk yuridis normatif dengan metode penelitian kualitatif dengan dukungan data primer berupa tiga putusan pengadilan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat putusan yang ‘uqubat-nya telah sesuai dengan maqashid syariah dan memberikan keadilan bagi korban. Akan tetapi, terdapat juga putusan yang belum sesuai dengan maqashid syariah dan tidak cukup adil bagi para korban.

Street harassment is the type of crime that is closest to society and is very disturbing. In Islam, the act of sexual harassment is not justified because it is a despicable act and goes out of the path of sharia. Sexual harassment is a sin and can bring the perpetrator closer to adultery. The sexual harassment examined in this thesis does not reach the act of intercourse, so that when associated with Islamic law, the actions of the perpetrators of sexual harassment are not yet classified as adultery. In Islamic law, street sexual harassment is classified as jarimah takzir and the perpetrator must be sentenced to 'uqubat takzir. In Indonesia, 'uqubat tazkir in the case of street sexual harassment is regulated in the Criminal Code, Criminal Code Law, TPKS Law, and Jinayat Law on Qanun Aceh. In the perspective of Islamic law, 'uqubat is considered good if it is in accordance with maqashid sharia. Therefore, this study seeks to determine street sexual harassment in terms of Islamic criminal law and whether Decision Number 36/Pid.B/2020/PN.Wtp, Decision Number 209/Pid.B/2020/PN.Bks and Decision Number 53/Pid.B/2021/PN.Bli are in accordance with takzir in Islamic criminal law. This research aims to explain the view of Islamic criminal law on sexual harassment and assess decisions related to sexual harassment on the streets. This research is in the form of normative juridical with qualitative research methods with the support of primary data in the form of court decisions. From the results of the research, it was found that there are decisions whose 'uqubat' is in accordance with maqashid sharia and provides justice for victims. However, there are also decisions that are not in accordance with maqashid sharia and do not provide enough justice for victims."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dethisyah Agrimerinda
"Skripsi ini membahas street harassment yang merupakan bagian dari pelecehan seksual dengan menelaah perspektif hukum di Indonesia serta pengalaman perempuan Depok dalam menghadapi kejahatan seksual yang terjadi di ruang publik khususnya di jalan. Bentuk penelitian yang akan dipakai adalah bentuk penelitian yuridis-empiris. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif, di mana mengunakan penelitian dan penjelajahan terbuka dan berakhir dengan kelompok kecil dari beberapa perempuan Depok yang diwawancarai secara mendalam. Alat pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen atau bahan pustaka, survei, dan wawancara. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlunya aturan hukum baru yang secara khusus mengatur mengenai kekerasan seksual dan pelecehan seksual, serta diharapkan ada perubahan paradigma masyarakat mengenai stigma dan asumsi yang mendiskriminasi perempuan, di mana perempuan adalah objek dan kedudukannya di bawah laki-laki.

The focus of this research is to discuss about street harassment, which is a part of sexual harassment, and was conducted by analyzing the perspectives of law in Indonesia and women?s experiences in Depok, especially in combating sex crimes that occur in public spaces, particularly on the road. The approach of this research is juridical-empirical and the method employed for analysing the data is qualitative method, such as open exploration and ended with a small group of women in Depok. The data in this research was obtained from previous research, documents or library materials, surveys, and interviews. The results of this research suggest that Indonesia needs new regulation about sexual violence and sexual harassment in particular, which is expected to change social perspective and stereotypes that discriminate women, namely objectifing women and placing them under the superiority of men."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Yulia
"Tesis ini membahas pemaknaan khalayak perempuan terhadap film Ketika Tidak Bicara Cinta. Film Ketika Tidak Bicara Cinta merupakan film yang mengangkat tema mengenai percintaan penyandang disabilitas yang dibumbui oleh beberapa adegan seksual. Penelitian ini melihat bagaimana khalayak memaknai kisah cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis dengan memakai teori resepsi encoding-decoding Stuart Hall untuk melihat pemaknaan dari khalayak aktif. Penelitian ini bersifat deskriptif, hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil wawancara dengan para informan. Teknik pengumpulan menggunakan wawancara mendalam dengan informan.
Hasil penelitian ini terlebih dahulu melihat pemaknaan cinta, adegan seksual, dan disabilitas yang telah terkonstruksi pada khalayak perempuan "normal". Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Konsep encodingdecoding film tersebut menghasilkan bahwa posisi ketiga informan dalam memaknai film Ketika Tidak Bicara Cinta cenderung dipengaruh oleh budaya yang dianut, latar belakang keluarga dan pendidikan, serta pola pergaulan

This thesis discusses about women audiences reception toward What They Don’t Talk about When Talk about Love Movie. The story of this film is about disabilities love and sexual stories. This thesis sees how the audience's reception about disabilities love and sex stories in the film. This research uses constructivist approach along with the encoding-decoding reception theory by Stuart Hall. This research is descriptive because the data that has been gathered is the description from all informants. The data gathered technique is through in-depth interview.
The result of this research is to see audience reception for love, sexual film scene, and disability that has been construct in a "normal" society especially women. Then, it will proceed with women audience reception toward disabilities love and sexual scene from What They Don't Talk about When They Talk about Love film. Encoding-Decoding concept brings a result that the audience receptions depend on their culture, family and education background, also their peer group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoedo Shambodo
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana khalayak memaknai transparansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada media sosial YouTube. Pemaknaan disini dilihat apakah khalayak memaknai sebuah informasi yang disampaikan melalui media sosial YouTube dengan karateristik dimana informasi yang disampaikan bebas tanpa harus melalui suatu Gatekeeper dimaknai sama antara pembuat atau pemilik informasi dengan penerima informasi sebagai bentuk transparansi pemerintah daerah. Informasi yang dimaksud adalah tiga video milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diunggah pada media sosial YoTube yang dipilih oleh peneliti menjadi objek penelitian dengan berbagai alasan tertentu. Penelitian mengacu kepada teori televisual Stuart Hall dengan menggunakan reception analysis yangmemfokuskan pada pengalaman subjektif sebagai khalayak aktif (meaning-contruction) memahami suatu fenomena serta bagaimana makna diciptakan melalui pengalaman tersebut. Mengacu pada studi pemaknaan penelitian ini mengacu pada tiga hipotesis dimana khalayak terbagi menjadi tiga posisi pemaknaan, yaitu dominan-hegemonik, negosiasi, dan oposisi
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode untuk mencari data primer. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus (single case, single level).Pemilihan informan dilakukan secara purposive samplingdengan mempertimbangkan variasi berdasarkan latar belakang konteks sosial budaya informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pemaknaan beragam karena berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor pengalaman dan pengetahuan informan. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan interpretive communities, dimanakhalayak sebagai anggota atau bagian dari komunitas tertentu sebagai pemberi makna dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya serta adanya pembagian pengalaman-pengalaman diantara anggota komunitas.

ABSTRACT
This study aimed to see how audiences interpret the transparency of the Government of Jakarta on social media YouTube. Meanings here seen whether the audience to interpret an information delivered through social media YouTube with characteristics which are delivered free information without having to go through a Gatekeeper interpreted equally between the author or owner of the information with the recipient information as a form of local government transparency. The information that mean is three videos belong to the Government of Jakarta are uploaded to social media YoTube chosen by the researcher becomes the object of research with a variety of reasons. The study refers to the theory of Stuart Hall televisual using the reception analysis that focuses on the subjective experience as an active audience (meaning-contruction) understand a phenomenon and how meaning is created through the experience. Referring to the study of the meaning of this study refers to the three hypotheses in which the audience is divided into three positions of meaning, which is the dominant-hegemonic, negotiation, and opposition.
The study used a qualitative approach with in-depth interviews as a method to locate the primary data. The method used is a case study (single case, single level). Selection of informants is purposive sampling by considering variations based on the cultural background of the social context of informants. The results showed that there is meaning vary due to various factors, one of which is a factor of experience and knowledge of the informant. This study also uses the interpretive communitiesto approach, to which the audience as a member or part of a particular community as a giver of meaning is affected by social and cultural environment as well as the sharing of experiences among members of the community., This study aimed to see how audiences interpret the transparency of the Government of Jakarta on social media YouTube. Meanings here seen whether the audience to interpret an information delivered through social media YouTube with characteristics which are delivered free information without having to go through a Gatekeeper interpreted equally between the author or owner of the information with the recipient information as a form of local government transparency. The information that mean is three videos belong to the Government of Jakarta are uploaded to social media YoTube chosen by the researcher becomes the object of research with a variety of reasons. The study refers to the theory of Stuart Hall televisual using the reception analysis that focuses on the subjective experience as an active audience (meaning-contruction) understand a phenomenon and how meaning is created through the experience. Referring to the study of the meaning of this study refers to the three hypotheses in which the audience is divided into three positions of meaning, which is the dominant-hegemonic, negotiation, and opposition.
The study used a qualitative approach with in-depth interviews as a method to locate the primary data. The method used is a case study (single case, single level). Selection of informants is purposive sampling by considering variations based on the cultural background of the social context of informants. The results showed that there is meaning vary due to various factors, one of which is a factor of experience and knowledge of the informant. This study also uses the interpretive communitiesto approach, to which the audience as a member or part of a particular community as a giver of meaning is affected by social and cultural environment as well as the sharing of experiences among members of the community.]"
2015
T42832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicentius Hino Saputra
"Penelitian ini membahas mengenai kreativitas iklan dari sisi subjektivitas khalayak, secara spesifik di bidang periklanan daring yang sedang berkembang pesat. Peneliti menggunakan riset Smith dan Yang (2004) sebagai acuan untuk memahami konsep kreativitas iklan dalam periklanan. Kreativitas iklan dalam penelitian ini juga dikaitkan dengan model Hierarchy of Effects (HOE). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan strategi penelitian fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dan informan cenderung mengingat iklan yang mereka lihat di media sosial dengan bentuk video. Sesuai dengan konsep kreativitas iklan, mereka memaknai kreativitas iklan mengacu pada aspek divergensi dan atau relevansi. Pada iklan berbentuk video, aspek divergensi harus tampil pada bagian awal supaya dapat menarik perhatian khalayak. Sedangkan aspek relevansi berkaitan dengan efektivitas penyampaian pesan promosi dari sebuah iklan. Pengalaman informan ketika berinteraksi dengan iklan daring didominasi pengalaman negatif. Internet merupakan medium dengan orientasi tujuan sehingga informan menganggap iklan daring merupakan pengganggu.

This study discusses advertising creativity from audience subjectivity in online advertising which is the growing market of advertising. The concept of advertising creativity used in this research is taken from Smith and Yangs research (2004). Advertising creativity in this research will be associated with Hierarchy of Effects model (HOE). This is a qualitative research with constructivist paradigm. This study shows that respondent and informant tend to recall online ads that appeared in social media in form of video. In accordance with the concept of advertising creativity, they interpret creativity in an advertisement refer to divergence and relevance aspect. On video based ad, divergence aspect must shown in the beginning of the ad in order to grip attention. Meanwhile, relevance aspect is related to effectiveness of promotion message delivery to audience. Informants experience when interacting with online advertisements is dominated by negative experiences. They believe online advertisements are distraction. That is because internet is a goal-oriented medium."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>