Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215663 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliyani
"ABSTRAK
Pengobatan TB merupakan pengobatan jangka panjang dan dapat menimbulkan berbagai efek samping. Pengendalian klien TB Paru terhadap penyakitnya dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikologis, sehingga diperlukan suatu sistem pendukung baik dari luar maupun dari dalam diri klien sendiri. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mempertahankan efikasi diri klien sehingga dapat mencapai kesembuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik dan tahap pengobatan dengan efikasi diri klien TB Paru. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan purposive sampling untuk menentukan 161 klien TB Paru di poliparu RSP X Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki efikasi diri baik (68,3%). Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan efikasi diri (p:0,039, α:0,05), pekerjaan dengan efikasi diri (p:0,035, α:0,05), pendapatan dengan efikasi diri (p:0,004, α:0,05) dan tahap pengobatan dengan efikasi diri (p:0,003, α:0,05). Pendidikan kesehatan yang terstruktur disarankan diberikan secara efektif.

ABSTRACT
Tuberculosis treatment is a long term treatment and can cause side effects. Controling clients with pulmonary tuberculosis influence by physical and psychological condition and need a support system from outside and the client with pulmonary tuberculosis itself. One of the efforts is the self efficacy to defined and measured to maintain the achieve healing. The objective of this study were to identify the relation of characteristic and stage of treatment with the self efficacy of the clients with pulmonary tuberculosis. This research use a cross sectional design. The Sampling by purposive sampling to determine 161 clients of Pulmonary Tuberculosis at pulmonary polyclinic RSP X Kabupaten Bogor. The results showed the majority of respondents have a good self efficacy till 68,3%. By using chi square test showed there was a significant correlation between education with self efficacy (p:0,039, α:0,05), works with self efficacy (p:0,035, α:0,05), revenue with self efficacy (p:0,004, α: 0.05) and treatment stage with self efficacy (p: 0.003, α:0.05). Structured health education is recommended to be given effectively."
2017
S67950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Yuliana
"Terapi pencegahan tuberkulosis diperlukan untuk mengurangi insidensi tuberkulosis aktif di Indonesia, sebagai penyumbang tuberkulosis terbesar kedua di dunia. Efektifitas terapi pencegahan tuberkulosis bergantung pada kepatuhan penerimanya. Kepatuhan terapi pencegahan tuberkulosis perlu diperkuat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dan efikasi diri dengan kepatuhan terapi pencegahan tuberkulosis di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Pengambilan sampel dengan total sampling untuk menentukan 123 responden di wilayah kerja Puskesmas Jatijajar, Tapos, Cilangkap, Cipayung, Tanah Baru, Mampang, Sukma jaya, Abadijaya, dan Puskesmas Cinere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata usia 42.78 tahun, jenis kelamin perempuan 79.7%, pendidikan SMA 52.8%, rata rata durasi pengobatan 1,93 bulan, mengalami efek samping ringan 55.3%, kepatuhan 91.9% dukungan keluarga 51.2% dan efikasi diri responden kategori tinggi 52%. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan TPT (p value 0.001, α: 0.05), dan terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan TPT (p value 0.000, α: 0.05). Penelitian ini merekomendasikan pemberdayaan keluarga kepada klien ILTB dalam rangka meningkatkan efikasi diri dan kepatuhan pengobatan.

Tuberculosis preventive therapy is needed to reduce the incidence of active tuberculosis in Indonesia, the second largest contributor to tuberculosis in the world. The effectiveness of tuberculosis preventive therapy depends on the adherence of its recipients. Adherence to tuberculosis preventive therapy needs to be strengthened. The purpose of this study was to identify the relationship between family support and self-efficacy with adherence to tuberculosis preventive therapy in Depok City. This study used a crosssectional design. Sampling with total sampling to determine 123 respondents in the working areas of Puskesmas Jatijajar, Tapos, Cilangkap, Cipayung, Tanah Baru, Mampang, Sukma jaya, Abadijaya, and Puskesmas Cinere. The results showed that the average age was 42.78 years, female gender 79.7%, high school education 52.8%, average duration of treatment 1.93 months, experienced mild side effects 55.3%, compliance 91.9% family support 51.2% and self-efficacy of respondents in the high category 52%. There was a relationship between family support and TPT compliance (p value 0.001, α: 0.05), and there was a relationship between self-efficacy and TPT compliance (p value 0.000, α: 0.05). This study recommends family empowerment for LTBI clients in order to improve self-efficacy and treatment adherence. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Mutiara Rizka
"ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih sulit diputus rantai penularannya. Self efficacy yang tinggi dalam beberapa penelitian mempunyai pengaruh yang baik dalam perilaku hidup sehat dan kepatuhan pengobatan yang dibutuhkan klien tuberkulosis. Beberapa sumber atau dukungan dibutuhkan dalam meningkatkan self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebutuhan klien tuberkulosis paru dalam meningkatkan self efficacy di wilayah kecamatan Cimanggis, Depok. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan cross sectional dan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan nilai validitas sebesar r > 0,361. Nilai reliabilitas pada kuesioner A 0,759, kuesioner B 0,757, kuesioner C 0,780, dan kuesioner D 0,768. Total sampling sebanyak 83 responden di puskesmas se-kecamatan Cimanggis berpartisipasi dalam penelitian. Analisis yang dilakukan adalah univariat dan menghasilkan data bahwa sembilan kebutuhan yang diteliti adalah hal-hal yang dibutuhkan klien tuberkulosis untuk dapat meningkatkan self efficacy pada dirinya. Kebutuhan tertinggi klien tuberkulosis adalah peran pengawas minum obat. Walaupun demikian kebutuhan kenyamanan dalam pengobatan, tenaga kesehatan yang dekat, ramah, dipercaya dan enam kebutuhan lainnya juga diperlukan. Saran yang dapat diberikan adalah perlunya memelihara atau meningkatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan untuk klien tuberkulosis dan peran petugas kesehatan perlu ditingkatkan dalam membina hubungan saling percaya dan memberikan informasi dan motivasi kepada klien tuberkulosis dan keluarganya.

ABSTRACT
Tuberculosis is an infectious disease that is still difficult to break the chain of transmission. High self efficacy in some studies has a good effect on healthy living behaviors and medication adherence required by tuberculosis clients. Some resources or support is needed to improve self efficacy. This study aims to portrait the pulmonary tuberculosis clients rsquo demands in improving self efficacy at the district of Cimanggis, Depok. This research method using descriptive quantitative with cross sectional, using questionnaires that have been tested validity and reliability with validity value of r 0,361. Reliability score on questionnaire A 0,759, questionnaire B 0,757, questionnaire C 0,780, and D questionnaire 0,768. This study applied total sampling with 83 clients at public health centres in sub district Cimanggis. The analysis was univariate and yielded nine things of the tuberculosis clients rsquo demands to improve self efficacy. The highest demand was the role of tuberculosis medication supervisor. It is suggested that the need to maintain or improve the health services that compromise the tuberculosis client and the role of health workers need to be improved in fostering mutual trust relationships and providing information and motivation to tuberculosis clients and their families."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Jauhar
"Tuberkulosis TB paru masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional meskipun obat anti TB dan vaksin BCG telah diberikan. WHO menetapkan TB paru sebagai kedaruratan global bagi kemanusiaan. Angka morbiditas dan mortalitas meningkat setiap tahunnya karena faktor sosial, ekonomi, lingkungan, nutrisi, dan penyakit lain. Dampaknya antara lain kehilangan waktu kerja, stigma negatif, perubahan fisik dan emosional yang tidak hanya dirasakan oleh klien namun juga keluarga dan masyarakat. Hal tersebut akan mempengaruhi efikasi diri dalam berperilaku sehat dan status kesehatan fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan manajemen diri terhadap efikasi diri dan status kesehatan fisik pada klien TB paru. Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group. Jumlah masing-masing responden 30 klien pada kelompok intervensi dan kontrol diseleksi dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan Self Efficacy Questionnaire Health Seeking Behavior Treatment Adherence among Tuberculosis Patients dan Functional Assessment of Chronic Illness Therapy-Tuberculosis FACIT-TB. Intervensi ini diberikan sebanyak 4 sesi dalam 2 minggu selama 60-90 menit.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh bimbingan manajemen diri terhadap efikasi diri p=0,002 namun tidak berpengaruh terhadap status kesehatan fisik p=0,341.
Penelitian ini merekomendasikan pemberian intervensi keperawatan dalam bentuk bimbingan manajemen diri pada klien TB paru rawat jalan terutama pada tahap awal pengobatan 1-2 bulan terintegrasi dengan program DOTS di fasilitas layanan kesehatan.

Pulmonary tuberculosis TB is still become a global and national health problem even though anti TB drugs and BCG vaccine have been given. WHO establishes pulmonary TB as a global emergency for humanity. Morbidity and mortality rates are increasing every year due to social factor, economic, environmental, nutritional and other diseases. The effects include loss of work time, negative stigma, physical and emotional changes not only perceived by the client but also the family and society. It will affect self efficacy and physical health status.
This study aims to determine the influence of self management counseling on self efficacy and physical health status in pulmonary TB clients. The research design uses quasi experimental pretest and posttest with control group types. The number of each respondent 30 clients in the intervention and control group was selected by purposive sampling. Instruments used Self Efficacy Questionnaire Health Seeking Behavior Treatment Adherence among Tuberculosis Patients and Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Tuberculosis FACIT TB. This intervention is given 4 sessions in 2 weeks for 60 90 minutes.
The results showed that there was influence of self management counseling to improve self efficacy p 0,002 and but can rsquo t improve physical health status p 0,341.
This study recommends the provision of nursing interventions in the form of self management counseling on pulmonary TB clients especially in the early stages of treatment 1 2 months integrating with DOTS program in health care services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Illona Elfani Kausar
"Tuberkulosis (TB) paru saat ini merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi, baik di Indonesia maupun di dunia, meskipun program pengendalian TB paru telah berjalan. Angka morbiditas, mortalitas dan prevalensi TB terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berbagai faktor terutama status kesehatan fisik klien, menyebabkan terjadinya perilaku keterlambatan dalam pengobatan dan penghentian pengobatan yang berakibat meningkatkan risiko penularan. Self efficacy klien dalam berperilaku sehat untuk mempertahankan status kesehatan fisik dan menuntaskan pengobatan menjadi penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terstruktur terhadap self efficacy dan status kesehatan fisik klien TB paru. Disain penelitian menggunakan kuasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group, dengan masing-masing 38 responden pada kelompok intervensi dan kontrol yang diseleksi dengan cluster random sampling dan purposive sampling. Analisis data menggunakan uji paired t-test dan pooled t-test. Intervensi diberikan sebanyak 4 sesi dalam 4 minggu selama 60-120 menit. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh edukasi kesehatan terstruktur terhadap self efficacy dan status kesehatan fisik klien TB paru (p=0,0001). Penelitian ini merekomendasikan pemberian intervensi keperawatan dalam bentuk edukasi kesehatan terstruktur pada klien TB paru yang menjalani pengobatan terintegrasi dengan program DOTS di puskesmas.

The pulmonary TB patient experiences physical, psychological, social, and spiritual changes that affect self-efficacy. Patients of pulmonary TB with low self-efficacy are more likely to stop treatment and consequently be agents of transmission. This study aims to identify the effects of structured-health education on the self-efficacy of pulmonary TB patients. A pre-post quasi-experimental design with a control group was used in this study at two primary health care service in Murung Raya Regency. The totals of respondents were 76 people divided into two groups and recruited using purposive sampling. Structured-health education is given for four sessions in four weeks for 60-120 minutes each session. Data collected using a self-efficacy questionnaire and analyzed using paired t-test and pooled t-test. The results showed that self-efficacy in the intervention group increased significantly (MD = 16.42; p = 0.0001) compared to the control group, and there was a significant effect of structured-health education on improving self-efficacy (MD = 15.89; p = 0,0001). Structured-health education interventions can be applied as an innovative alternative nursing intervention in improving the self-efficacy of pulmonary TB patients. Structured-health education is expected to be given to TB patients at the early of their treatment so that patients have good self-efficacy and undergo complete TB treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daula Gina Fabila
"Mahasiswa selalu dihadapkan dengan segala penugasan dan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Dalam proses penyelesaian tugas-tugas tersebut, tidak jarang mahasiswa memiliki kebiasaan untuk menunda-nunda menyelesaikannya yang disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik dapat disebabkan oleh rendahnya efikasi diri yang menjadi sumber penting dari motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa S1 reguler keperawatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik proportionate stratified random sampling pada 241 mahasiswa S1 reguler keperawatan. Instrumen yang digunakan yaitu Academic Procrastination Scale (APS) untuk mengukur prokrastinasi akademik pada mahasiswa dan The Academic Self-Efficacy Scale (TASES) untuk mengukur efikasi diri. Hasil analisis univariat didapatkan sebanyak 133 responden (55,2%) memiliki efikasi diri tingkat tinggi dan sebanyak 164 responden (68,0%) mengalami prokrastinasi akademik tingkat sedang. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa S1 Reguler Keperawatan (p= 0,000). Diharapkan pendidik, pembimbing akademik, dan Badan Konseling Mahasiswa (BKM) dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait pentingnya efikasi diri bagi mahasiswa untuk menjalani proses perkuliahan dengan baik agar terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik.

College students are always faced with all assignments and are responsible for completing them. In the process of completing these assignments, it is not uncommon for students to have a habit of procrastinating completing them which is called academic procrastination. Academic procrastination can be caused by low self-efficacy which is an important source of student learning motivation. This study aims to identify the correlation between self-efficacy and academic procrastination among regular undergraduate nursing students. This research used a cross-sectional approach with a proportionate stratified random sampling technique of 241 regular undergraduate nursing students. The instruments used are the Academic Procrastination Scale (APS) to measure academic procrastination in students and The Academic Self-Efficacy Scale (TASES) to measure self-efficacy. The results of the univariate analysis found that 133 respondents (55.2%) had high levels of self-efficacy and 164 respondents (68.0%) experienced moderate levels of academic procrastination. The results of bivariate analysis using the chi-square test showed that there was a significant correlation between self-efficacy and academic procrastination in regular undergraduate nursing students (p=0.000). It is hoped that educators, academic supervisors, and Student Counseling Boards can provide education to students regarding the importance of self-efficacy for students to go through the lecture process properly in order to avoid academic procrastination behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifatul Awalin
"Pengetahuan dapat mempengaruhi efikasi diri seseorang dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan BHD dengan efikasi diri memberikan BHD pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian yaitu 352 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia yang dipilih melalui teknik stratified random sampling. Responden mengisi kuesioner pengetahuan BHD untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kuesioner Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES) untuk mengukur tingkat efikasi diri responden dalam melakukan BHD. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji pearson chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti antara tingkat pengetahuan BHD dengan efikasi diri melakukan BHD (p value < 0,001, α = 0,05). Untuk meningkatkan pengetahuan, mahasiswa RIK perlu memperbaharui pengetahuan secara rutin mengenai pertolongan pertama sesuai dengan perkembangan jaman. Penyebarluasan informasi di masyarakat mengenai prosedur pertolongan  pertama juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama jika menemukan kasus henti jantung.

Knowledge can affect self-efficacy to provide Basic Life Support (BLS). This study aimed to identify the relationship between knowledge and self-efficacy for doing Basic Life Support (BLS) among health sciences students. The study design used quantitative study with cross-sectional approach. A stratified random sampling 352 students from health sciences cluster were recruited in this study. Questionnaires were used to measure the level of knowledge and Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES). The data was analyzed using univariate and bivariate analysis with pearson chi square test. The result showed there was significant correlation between knowledge and basic life support self-efficacy among health sciences cluster students (p value < 0,001, α = 0,05). In order to improve level of knowledge, health sciences cluster students need to update their first aid's knowledge regularly. Dissemination of first aid information in the community also needs to be improved so people as bystander can do first aid if they find a case of cardiac arrest."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Humaira
"Ibu umumnya berperan sebagai caregiver ketika memiliki balita dengan masalah stunting. Pengalaman ini dapat menimbulkan kecemasan pada ibu yang kemungkinan dipengaruhi oleh efikasi dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 64 ibu sebagai caregiver balita stunting yang didapatkan melalui metode consecutive sampling. Hasil penelitian sebagian besar menunjukkan ibu memiliki efikasi diri tinggi dan kecemasan normal. Analisis data bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting (p = 0,348). Penelitian selanjutnya dapat menganalis faktor-faktor lainnya yang mungkin berkontribusi terhadap kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Dari hasil penelitian ini, peningkatan dukungan dan pengetahuan ibu, keluarga, dan masyarakat terkait stunting direkomendasikan.

Mothers generally act as caregivers when they have toddler with stunting problems. This experience can cause anxiety in the mother which may be influenced by her self-efficacy. The aim of this research is to identify the relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler. This study used a cross-sectional approach involving 64 mothers as caregivers of stunting toddler who were obtained through a consecutive sampling method. The research results mostly show that mothers have high self-efficacy and normal anxiety. Bivariate data analysis using the chi square test showed that there was no significant relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler (p = 0,348). Further research can analyze other factors that might contribute to mothers’ anxiety as caregivers of stunting toddler. From the result of this research, increasing support and knowledge of mothers, families, and communities regarding stunting is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Nurhasanah
"Stres akademik merupakan permasalahan yang sering dialami mahasiswa, tak terkecuali mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren. Kondisi ini merupakan tekanan akibat dari proses belajar yang dapat memberi pengaruh pada aspek fisik maupun psikologis. Penelitian terdahulu mengungkapkan sejumlah variabel yang dapat mengurangi stres akademik, diantaranya adalah variabel efikasi diri akademik dan pola pikir positif. Husnudzan sebagai pola pikir positif dalam islam, dipandang memiliki pengaruh pada berbagai aspek psikologis seperti kesehatan mental, resiliensi, penerimaan diri dan kecemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menyebarkan adaptasi skala stres akademik (SSI), skala husnudzan dan skala efikasi diri akademik (TASES). Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan pada ketiga skala tersebut, dengan nilai 0.922 dan 0.959 untuk skala stress akademik, 0.876 dan 0.796 untuk skala husnudzan serta 0.905 dan 0.951 untuk skala efikasi diri akademik. Analisis data dilakukan dengan melakukan uji korelasi dan uji mediasi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada variabel husnudzan dan efikasi diri (r = 0.480 dengan p < 0.01). Sedangkan pada variabel lainnya tidak terdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai r = -0.147 (p = 0.193) untuk efikasi diri akademik dan stres akademik, serta r = -0.169 (p = 0.135) untuk husnudzan dan stres akademik. Berdasarkan uji mediasi, hasil penelitian menunjukkan efikasi diri akademik tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan husnudzan dan stres akademik dimana nilai yang diperoleh pada indirect effect adalah -0.0944, yang memiliki rentang antara BootLLCI (-0.3656) dan BootULCI (0.1986) melewati nilai 0.

Academic stress is a problem experienced mostly by students including those who live in Islamic boarding schools. This condition happens because of the learning process presssure which can affects them physically and psychologically. Many previous studies examined a number of variables that can reduce academic stress, including the variables of academic self-efficacy and positive mindset. Husnudzan, a positive mindset in Islam, is considered to have an influence on various psychological aspects such as mental health, resilience, self-acceptance and anxiety. The method used in this study is a quantitative method by distributing the adaptation of the academic stress scale (SSI), the husnudzan scale and the academic self-efficacy scale (TASES). The validity and reliability scores are 0.922 and 0.959 for academic stress scale, 0.876 and 0.796 for husnudzan scale, also 0.905 and 0.951 for academic self-efficacy scale. Data analysis was carried out by conducting correlation and mediation analyses. A total of 80 undergraduate students from State Islamic University of Sunan Gunung Djati Bandung (UIN Bandung) participated in the study. The results demonstrated that husnudzan significantly correlated with academic self-efficacy (r = 0.480 and p<0.01). In contrast, there was no significant correlation not only on academic self-efficacy and stress academic r = -0.147 (p = 0.193) but also on husnudzan and stress academic r = -0.169 (p = 0.135). The mediation test results showed that academic self-efficacy could not mediate the relationship between husnudzan and academic stress with indirect effect score -0.0944 (BootLLCI = -0.3656 and BootULCI = 0.1986)."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Marsha Kurniawan
"Pendahuluan: Respon mahasiswa dalam menghadapi OSCE berbeda-beda, namun sebagian besar mahasiswa mengalami kecemasan. Pada kondisi seperti ini, dibutuhkan dukungan sosial baik dari keluarga maupun kerabat dekat dan efikasi diri yang baik. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meninjau hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan aspek psikologis pada pengalaman mengikuti OSCE. Metode: Penelitian menggunakan studi cross-sectional dengan melibatkan 118 ners di DKI Jakarta yang telah mengikuti OSCE dengan metode purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari sosiodemografi, efikasi diri menggunakan GSE, dukungan sosial menggunakan ESSI, dan aspek psikologis menggunakan DASS-21. Analisis data menggunakan uji chi-square dan Mann-Whitney. Hasil: Uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan antara efikasi diri dengan aspek psikologis (p=0,000) dan terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan aspek psikologis (p=0,004). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan signifikan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan aspek psikologis. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi institusi pendidikan untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis mahasiswa, khususnya saat akan OSCE.

Introduction: Nursing student responses to OSCE vary, but most experience anxiety. In this condition, social support from both family and close relatives is needed. Therefore, this study aims to examine the relationship between self-efficacy and anxiety levels during the experience of participating in OSCE. Methods: This cross-sectional study involved 118 nursing students in DKI Jakarta who had participated in OSCE through purposive sampling. The research variables consisted of sociodemographics, self-efficacy using GSE, social support using ESSI, and psychological aspects using DASS-21. Data analysis used chi-square and Mann-Whitney. Results: Chi-square test showed a relationship between self-efficacy and psychological aspects (p=0.000) and a relationship between social support and psychological aspects (p=0.004). Conclusion: The results of this study found a significant relationship between self-efficacy and social support with psychological aspects. Thus, the results of this study are expected to be a consideration for educational institutions to pay more attention to the psychological condition of students, especially when going to OSCE."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>