Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asnidar
"Intensive Care Unit ICU merupakan area tersendiri dan mempunyai stressor yang dapat menyebabkan masalah psikologis baik pada klien, bahkan juga pada keluarga klien. Sehingga membutuhkan kemampuan bertahan resiliensi dan social support yang memadai dari pelayanan kesehatan setempat, khususnya caring perawat. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan persepsi perilaku caring perawat yang diterima keluarga klien di ICU terhadap resiliensi keluarga. Metode Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 37 keluarga klien di ICU RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,504 dengan p value < 0,05 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara persepsi keluarga klien tentang perilaku caring perawat terhadap resiliensi keluarga. Hasil penelitian menyarankan pihak rumah sakit untuk memaksimalkan peningkatan mutu terutama perawat sebagai orang yang pertama dan sering berhubungan dengan klien dan keluarga.

ICU is a specialized unit in hospital that having a spesific stressor which is psychological problem that perceived by clients and the family member. Therefore, they need a resillence ability and social support from nurses. This study examined the correlation between perception of nurse's caring behaviour accepted by client's family member in ICU to family resilience. The design of this study using correlational descriptive with cross sectional approach. This participants of this study consisted of 37 client's families in ICU RSUP Mohammad Hoesin Palembang. The data has been collected by a questionnaire. Pearson were used for analyzes data and result shows r 0,504, p value 0,05 which indicates a correlation between perception of nurse's caring behaviour accepted by client's family member in ICU to family resilience. Recommendation for hospital is to increase the quality of nursing care as a primary indicator of hospital quality service."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismar Agustin
"Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan "heart" profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dan fokus sentral serta unik dari keperawatan. Fenomena di lapangan mengindikasikan adanya kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang berdampak pada kualitas asuhan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Berkaitan dengan itu maka penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui gambaran perilaku caring perawat dan hubungannya dengan tingkat kepuasan klien. Rancangan penelitian adalah cross sectional, populasi penelitian adalah seluruh klien pasca bedah yang dirawat sebanyak 299 orang, dengan sarnpel 101 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer, melalui angket. Perilaku caring perawat dan tingkat kepuasan klien diidentifikasi dengan instrumen yang merupakan modifikasi A Care Q-Questionnaire terdiri dari 6 komponen caring yaitu ; kesiapan membantu; penjelasan dan kemudahan; kenyamanan; tindakan antisipasi; membina hubungan saling percaya dengan klien; pemantauan dan pengawasan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer. Analisa data rnenggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi), bivariat (kai-kuadrat), dan multivariat (regresi logistik). Dari karakteristik klien diketahui proporsi wanita dan pria relatif seimbang (54,5%, 45,5%), lebih dari separuh berusia diatas 35 tahun (56,5%), sebagian besar pendidikan rendah (62,3%), bekerja (63,4%), dirawat dikelas III (62,4%). dan biaya perawatan ditanggung (ASKES dan 3PS) 55,4%. Hampir separuh perawat dinilai tidak caring (48.5%), secara umurn caring perawat termasuk kategori cukup (X - 5.94). Komponen caring yang cukup baik adalah kesiapan membantu ( X 6,77), sedangkan penjelasan dan kemudahan memiliki nilai terendah (X - 5,51). Sebagian besar klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (79,2%). Komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kepuasan adalah kesiapan membantu (X 20,35) dan terendah penjelasan dan kemudahan (X 14,73), namun secara proporsi menunjukkan kecenderungan semakin baik caring perawat akan meningkatkan proporsi kepuasan klien. Uji multivariate menunjukkan kesiapan membantu merupakan komponen yang paling dominan memberikan kepuasan kepada klien (OR 3,9516), dan karakteristik klien bukan merupakan confounder terhadap komponen kesiapan membantu (perbedaan < 10%). Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat belum sepenuhnya berperilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan, dan tingkat kepuasan klien masih sangat rendah. Dari keenam komponen caring, hanya kesiapan membantu yang berhubungan secara bermakna dengan kepuasan klien (p value 0.015). Beberapa saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak yang berkepentingan adalah manajerial Perjan RSMH Palembang agar mengupayakan peningkatan sikap dan perilaku caring perawat. Bagi institusi pendidikan untuk melatih dan menanamkan sikap dan perilaku caring, organisasi profesi melakukan pembinaan secara intensif terhadap anggotanya. Bagi perawat sendiri agar menjadi role model bagi lingkungan, dan bagi peneliti lain agar menggunakan desain dan metoda yang berbeda seperti quasi eksprimen atau metoda kualitatif

Caring in nursing is a matter of foundation of nursing services. It is the heart of nursing profession. Caring becomes a fundamental component and central focus, and also unique of nursing care. The phenomena in the clinical field showed that there was a tendency of nurses who were not caring when they gave services. The Nursing care of the patient will influence the quality of caring, finally affected to patient satisfaction, especially in the entirely health service. This study aims to determine the description of behavior on caring'snurses and its relationships to patient satisfaction level. The study's design used cross-sectional, the population of this study is 299 post operative patient s at in-patient's wards. With the sample number is 101 patients. The data source was obtained from primary data, which were collected through questionnaire. The caring behavior nurses and the level of patient satisfaction is classified using instrument which is modified from A care - Q questionnaire. It consists of six components of caring, they are accessible; explains and facility; comfort; anticipates; trusting relationship; monitor and follows. The data analyzing used computer software, by univariate (frecuency distribution), bivariate (chi-square), and multivariate (multiple regretion logistic) analysis. The patients characteristics were found male and female sexes are balancing (54.5%; 45.5%), most of them > 35 years old (56,5%), lower education (62.3%), working (63.4%), hospitalized at economics-class (62.4%), and pay the hospital fee insurance 55,4% (Askes & JPS). Based on univariate analysis it is known that almost a half nurses are not performing caring behavior (48.5%), and in general the categorized of nurses caring behavior is enough ()-5.94). The accessible component in caring is good (X 6.77), however the component of explains and facility has the lowest score (X 5.51). The most of patients were not satisfaction to caring behavior of nurses (79.2%). The component that most contribute to patient satisfaction is accessible (X 20.35), and the lowest is explains and facility (14.73). However purposively other components showed to tend positive. The more nurses performed caring behavior, the most patient satisfaction will be achieved. In multivariate analysis the component which has dominant relationship to patient satisfaction is accessible (OR 3,9516). After controlled by explains and facility components, and trusting relationship, the characteristic of patients are not confounded to accessible (different < 10%). Based on this study, it can be concluded that nurses in giving nursing care is not performing optimal caring behavior. The level of patient satisfaction to nursing care is still low. Out of six components, accessible is the component that having significant relationship to patient satisfaction (p value 0.015). Some suggestions that can be recommended to stake holders are the managerial of RSMH, public service enterprise of Palembang should provide improvement on attitude and caring behavior of their nurses. For education Institution to train and educate the attitude and caring behavior to their students, to the profession organization should give guidance intensively to their members. For nurses themselves should be a Role Model for their environment. For other researchers should develop other designs and different methods such as quasi experimental or qualitative method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaera Maya Sari
"Kelelahan merupakan gejala yang paling menyusahkan bagi pasien gagal jantung dan dapat memperburuk kondisi pasien gagal jantung. Intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan kelelahan pada pasien gagal jantung yaitu pemberian terapi komplementer dan alternatif. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh aromaterapi peppermint terhadap penurunan kelelahan pada pasien gagal jantung. Desain penelitian quasi eksperiment pretest posttest with control group. Metode pemilihan sampel menggunakan consequtive sampling dengan jumlah 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Fatigue Severity Scale (FSS) digunakan untuk mengumpulkan data (intervensi dilakukan selama 7 malam). Sebelum dan sesudah intervensi, kuesioner diisi oleh semua pasien. Kelompok intervensi diberikan aromaterapi peppermint, sedangkan kelompok kontrol diberikan intervensi standar rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi terjadi penurunan yang bermakna (p < 0,05: α 0,05) pada skor kelelahan. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi. Aromaterapi dengan minyak essensial peppermint dapat menurunkan kelelahan pada pasien gagal jantung, sehingga penggunaan wewangian ini dianjurkan.

Fatigue is the most troublesome symptom for Heart Failure patients and can worsen the condition of heart failure patients. Intervention that can be used to reduce fatigue in Heart Failure patient is complementary and alternative therapy. The purpose of this study was to identified the effect of peppermint aromatherapy on reducing fatigue in Heart Failure patient. Study design was quasi experiment with pretest posttest control group. The sample selection used consequtive sampling method with 50 respondents, divided into intervention and control group. The intervention group was given peppermint aromatherapy, while the control group with standard hospital intervention. The results showed that in the intervention group there was a significant decrease (p < 0.05: α 0.05) in the fatigue score. There was a significant difference between the intervention group and the control group after being given the intervention. Aromatherapy with peppermint essential oil can reduce fatigue in heart failure patients, so the use of this fragrance is recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, A.N. Dahlia
"Pendahuluan: Agitasi merupakan kejadian umum yang dialami pasien di ruang intensif, bersifat fluktuatif, terjadi kapan saja baik siang maupun malam hari sejak hari pertama menjalani perawatan di ruang intensif serta bisa berlanjut pada hari-hari berikutnya. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan agitasi adalah pemberian terapi komplementer berupa terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot terhadap penurunan agitasi pasien di ruang perawatan intensif. Metode: Desain penelitian quasy eksperiment pre post test design with control group. Metode pemilihan sampel yakni consequtive sampling dengan jumlah sebanyak 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang memenuhi kriteria inklusi berupa pasien berusia di atas 18 tahun, pasien dengan skala agitasi RASS ≥ 2, memiliki kemampuan mendengar yang baik dan berkomunikasi secara nonverbal (pada pasien terintubasi dapat dengan mengangkat jari, mengedipkan mata, atau menganggukkan kepala) jika ada pertanyaan peneliti pada saat pengumpulan data; GCS ≥ 9; tidak menggunakan sedasi minimal 3 jam sebelum perlakuan dan tidak menggunakan agen penghambat neuromuskuler. Instrumen penelitian dengan menggunakan Richmond Agitation Sedation Scale dalam mengumpulkan data agitasi sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Wilcoxon terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada skor agitasi sesaat setelah (p<0,001: α:0,05) dan 3 jam setelah perlakuan (p=0,007: α:0,05). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkat agitasi antara kelompok kontrol dan intervensi sesaat setelah dan 3 jam setelah perlakuan (p<0.001; α:0.05). Kesimpulan: Intervensi kombinasi terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot sebagai bagian dari terapi komplementer dapat digunakan untuk menurunkan agitasi pada pasien di ruang intensif.

Agitation is a common occurrence experienced by patients in intensive care, is fluctuating, occurs at any time of the day or night since the first day of treatment in the intensive care unit and can continue in the following days. One intervention that can be used to reduce agitation is the provision of complementary therapy in the form of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy. Objective: This study aims to identify the effect of relaxation music therapy and bergamot citrus aromatherapy on reducing patient agitation in the intensive care unit. Methods: Quasy experimental research design pre post test design with control group. The sample selection method is consequtive sampling with a total of 50 respondents, divided into control groups and intervention groups who meet the inclusion criteria such as patients over 18 years of age, patients with RASS agitation scale ≥ 2, have good hearing ability and communicate nonverbally (in intubated patients can be by raising a finger, winking, or nodding the head) if there are researcher questions at the time of data collection; GCS ≥ 9; not using sedation at least 3 hours before treatment and not using neuromuscular blocking agents. The research instrument used the Richmond Agitation Sedation Scale in collecting agitation data before and after treatment. Results: Based on the results of bivariate analysis with Wilcoxon test, there is a significant mean difference in agitation score immediately after (p<0.001: α: 0.05) and 3 hours after treatment (p=0.007: α: 0.05). The Mann Whitney test results showed that there was a significant difference in the level of agitation between the control and intervention groups shortly after and 3 hours after treatment (p<0.001; α: 0.05). Conclusion: The combined intervention of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy as part of complementary therapy can be used to reduce agitation in patients in the intensive care unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrirachmawati
"Supervisi adalah suatu bentuk pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja petugas melalui proses yang sistematis meliputi pemberian motivasi, komunikasi dan bimbingan. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan stratified simple random sampling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara fungsi supervisi kepala ruangan dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melakukan SOP identifikasi pasien Hasil penelitian mempergunakan uji Chi Square membuktikan ada hubungan yang bermakna antara motivasi, komunikasi dan bimbingan dengan kepatuhan perawat pelaksana menjalankan SOP identifikasi pasien. (p value < α). Kesimpulan dari penelitian ini, adalah fungsi supervisi kepala ruangan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SOP.

Supervision is a form supervisory that aim to improve the staf performance through a systematic process in the provision of motivation, communication and guidance. This study used an observational design with cross sectional approach using stratified random sampling. The purpose of this study was to determine the relationship between the function of head room supervision with the compliance of nurses in performing SOP patient identification. The result of this research using Chi Square test to prove there is a significant correlation between motivation, communication and guidance to compliance of nurses in implementating SOP of patient identification (p value < α). The conclusion of this study is that the functions of the supervision of head room have a very important role to improve the nurses complaince in conducting the patient identification based on the SOP."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Anggraini
"Masih rendahnya disiplin kerja perawat di rumah sakit rnerupakan suatu indikator masih kurang kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit. Faktor yang dominan mempengaruhi mutu rumah sakit adalah sumber daya manusia. Salah satu aspek kekuatan SDM itu dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan.
Peningkatan disiplin kerja perawat dapat dilakukan melalui berbagai upaya diantaranya dengan meningkatkan kepuasan remunerasi, dan pola gaya kepemimpinan hal ini juga disesuaikan dengan karakteristik individu dari perawat. Demikian halnya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Moh. Hoesin Palembang untuk meningkatkan disiplin kerja perawat PNS.
Disain penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari perawat PNS di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berjumlah S4 orang dari 540 orang perawat yang menjadi populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik individu yang signifikan adalah umur, pendidikan, dan lama kerja perawat PNS memiliki hubungan dengan tingkat kedisiplinan perawat PNS di RSMH Palembang, kemudian variabel gaya kepemimpinan demokratis serta persepsi kepuasan remunerasi Perawat PNS. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel pada analisis bivariat yang lebih kecil dari alpha 5%. Hasil penelitian ini teruji pada tingkat keyakinan 95% dengan alha 5%.
Dampak dari penelitian ini adalah adanya informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan untuk RSMH Palembang khususnya bagian manajemen keperawatan untuk meningkatkan kualitas disiplin kerja perawat sehingga akan meningkalkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

The low of nursing hospital discipline ability is become an indicator of less service nursing quality which accepted by society. Hospital achievement in run marked the function showed by the height of hospital service quality. Dominant factor that influences hospital quality is human resource. One of the strength aspects of this can be found in attitude and behaviors discipline due tue discipline has strong impact towards an organization to pursue success in achieve aim that planned.
Enhancing the discipline of nursing can be done in various things, such as increasing the satisfaction of remuneration, and this matter of leadership style pattern also accustomed with individual characteristics of nurse. However, such the things done by dr. Moh. Hoesin Palembang that to increase nurse discipline work of PNS.
Design of analytical that used is doing survey with quantitative approaching. Sample in this research is some of PNS nurse RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang that number 84 person from 540 nurses which become a population. Data collecting is done with distribute questioners.
The research result shows individual characteristics that have variable significant. For instance age, education, and how long PNS nurse has relationship connection with nurse discipline level at RSNH Palembang, then democratic leadership style variable with satisfaction perception remunerasi nurse PNS. This matter is seen from value signifikansi variable in bivariate analysis smaller than alpha 5%. This result, confidence analytically in level 95% with alha 5%.
Impact of this research is hopefully give useful information existence upon which deliberation to RSMH Palembang, especially management part to increase quality of the discipline of nurse, thus will increase well-being service quality for society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T21090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Anggraini
"Masih rcndahnya disiplin kerja perawat di rumah sakit merupakan suatu indikator masih kurang kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh masyarakat. Keberhasailan rumah sakit dalam mcnjalankan fhngsinya ditamdai dengan meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit. Faktor yang dominan mempengaruhi mutu rumah sakit adalah sumber daya manusia. Salah satu aspek kekualan SDM itu dapal tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin mempxmyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan.
Peningkatan disiplin kerja perawat dapat dilakukan mclalui berbagai uapayta diantaranya dengan meningkatkan kepuasan remunerasi, dan pola gaya kepemimpinan hal ini juga disesuaikan dengan kazakteristik individu dari perawat. Dcmikian halnya yang dilakukan oleh Rurnah Sakit Dr.Moh.l-loesin Palembang untuk meningkatkan disiplin kerja perawat PNS.
Disain penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan kuanlitatiti Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari perawat pns di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berjumlah 84 orang dari 540 orang perawat yang menjadi populasi. Pengumpulan data dilakukan dcngan menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan Variabel Karakteristik individu yang signiflkan adalah umur, pcndidikan, dan Iama kerja perawat PNS memiliki hubungan dengan tingkat kedisiplinan perawat PNS di RSMH Palembang, kemudian variabel gaya kepemimpinan demokratis Sena persepsi kepuasan remunerasi perawat PNS. Hal ini lerlihat dari nilai signifikansi variabel pada analisis bivariat yang lebih kecil dari alpha 5%. Hasil penelitian ini teruji pada tingkat keyakjnan 95% dengan alha 5%.
Dampak dari pcnelitian ini adalah adanya informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan untuk RSMH Palembang khususnya bagian manajemen keperawatan untuk meningkatkan kualitas disiplin kerja pcrawat sehingga akan mcningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

The low of nursing hospital discipline ability is become an indicator of less service nursing quality which accepted by society. Hospital achievement in run marked the function showed by the height of hospital service quality. Dominant factor that influences hospital quality is human resource. One of the strength aspects of this can be found in attitude and behaviors discipline due tue discipline has strong impact towards an organization to pursue success in achieve aim that planned.
Enhancing the discipline of nursing can be done in various things, such as increasing the satisfaction of remuneration, and this matter of leadership Style pattern also accustomed with individual characteristics of nurse. However, such the things done by dr. Moh. Hoesin Palembang that to increase nurse discipline work of PNS.
Design of analytical that used is doing survey with quantitative approaching. Sample in this research is some of PNS nurse RSIIP dr. Mohammad Iloesin Palembang that number 84 person from 540 nurses which become a population. Data collecting is done with distribute questioners.
The research result shows individual characteristics that have variable significant. For instance age, education, and how long PNS nurse has relationship connection with nurse discipline level at RSMH Palembang, then democratic leadership style variable with satisfaction perception remunerasi nurse pns. This matter is seen from value signifikansi variable in bivariate analysis smaller than alpha 5%. This result, confidence analytically in level 95% with alha 5%.
Impact of this research is hopefully give useful information existence upon which deliberation to RSMH Palembang, especially management part to increase quality ofthe discipline of nurse, thus will increase well-being service quality for society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34304
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"ABSTRAK
Nama : Firmansyah
Program Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit di RumahSakit Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2016
Tesis ini membahas tentang analisis pelayanan keluarga berencana KB diRumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang yang bertujuan menganalisis faktorfaktoryang berperan dalam pelaksanaan pelayanan KB di Rumah SakitMohammad Hoesin RSMH Palembang. Penelitian ini menggunakan metodepenelitian berdesain cross sectional dengan menggunakan data primer dansekunder; dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui telaah dokumen,observasi, kuesioner, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terfokus. Hasilpenelitian didapatkan bahwa pelayanan KB di RSMH berjalan dengan cukup baiknamun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan KB di RSMH padahampir seluruh aspek pelayanan KB mulai dari kebijakan dan organisasi; sarana,prasarana dan peralatan yang masih belum lengkap; kompetensi dan jumlahtenaga; prosedur pelayanan; sumber dan mekanisme alat kontrasepsi; pembiayaan;pencatatan dan pelaporan; pengendalian kualitas pelayanan; monitoring danevaluasi; pengembangan pelayanan; serta pengetahuan dan perilaku petugaskesehatan. Penelitian ini menyarankan pelayanan KB di RSMH memerlukandukungan dan perhatian yang lebih dalam dari pihak RSMH dengan mulaimemperbaiki dan mengatasi masalah dan hambatan yang terjadi serta perluadanya koordinasi dan kerja sama yang lebih baik dan lebih tegas baik secaraintern dengan divisi atau departemen lain dalam lingkungan RSMH dan dengandinas dan instansi yang terkait dengan pelayanan KB di RSMH.Kata kunci: keluarga berencana, pelayanan kontrasepsi, alat kontrasepsi.

ABSTRACT
Author Firmansyah
Study Programme Hospital Administration Research
Tittle Analysis of Family Planning Hospital Services inMohammad Hoesin Hospital Palembang Year 2016
This thesis discusses the analysis of family planing in Mohammad HoesinHospital Palembang RSMH . The aim of this study is to analyze factors that playrole in the implementation of family planning services in RSMH. It used crosssectional study design, using primary and secondary data as well as quantitativeand qualitative approaches through the study of documents, observation,questionairre, in depth interview, and focused group discussion. We found thatfamily planning services provided in RSMH has been running well, but there werefactors that played role in the implementation of family planning services, locatedin almost all aspects, such as policy system incomplete infrastructures competence and the number of health workers standard service procedure sources and mechanism of the contraceptive tools financial problems recordingand reporting system quality control services monitoring and evaluation development services also knowledge and behavior of the health workers. Familyplanning services need support and more serious attention from the directorsthrough efforts to improve and overcome the problems and obstacles. In addition,the board of directors requires better coordination effort and cooperation on theinternal level between divisions or departments within the hospital and withrelevance instance.Key words familly planning, contraceptive services, contraception tools.
"
2016
T46978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binarti Oktasia
"Depkes RI (1997) memperkirakan terdapat 1.000.000 ibu yang mengalami komplikasi obstetri setiap tahunnya, dan menyebahkan sekitar 20.000 terjadinya kematian ibu.
Komplikasi obstetri dapat terjadi pada masa hamil, persalinan dan nifas. Masa nifas merupakan masa kritis, baik bagi ibu maupun bayi. Penyebab terjadinya komplikasi obstetri pada masa nifas ini antara lain karena perdarahan, infeksi dan eklampsia. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perdarahan masa nifas, salah satunya adalah retensio plasenta.
Retensio plasenta adalah tertahan atau belum lahirya plasenta dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi (Manuaba, 1998). Penyebab dan faktor predisposisi terjadinya retensio plasenta antara lain karena atonia uteri, adanya bekas jaringan parut pada dinding rahim dan penanganan yang salah pada kala III. Hal ini berkaitan erat dengan anemia, paritas dan penolong persalinan. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah kasus perdarahan masa nifas setiap tahunnya di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, dari 15 kasus pada tahun 1999 sampai 76 kasus pada tahun 2001 dengan penyebab terbanyak adalah retensio plasenta (70 kasus) dan belum diketahuinya atau belum ada penelitian tentang retensio plasenta di RS ini . Oleh karena itu diadakannya penelitian tentang hubungan antara anemia, paritas dan penolong persalinan dengan kejadian retensio plasenta di rumah sakit ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia, paritas dan penolong persalinan dengan retensio plasenta di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 1999-2001.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif cross-sectional, dengan metode pengumpulan data secara kuantitatif yang menggunakan data sekunder (catatan medik). Sampel penelitian ini berjumlah 150 ibu dengan kasus rujukan yang mengalami komplikasi masa nifas (perdarahan, infeksi dan eklampsia).
Hasil penelitian menunjukkan estimasi proporsi kejadian retensio plasenta adalah 46,7% dari keseluruhan besar sampel. Ada hubungan antara anemia (OR = 6,88; 95% CI : 5,00 - 8,75), paritas (OR = 0,49; 95% CI : 0,17 - 1,15) dan penolong persalinan (OR = 2,84; 95% CI = 2,24 - 2,90) dengan kejadian retensio plasenta.
Disarankan agar wanita hamil mengkonsumsi tablet besi, diadakannya penyebarluasan KIE kepada masyarakat oleh tenaga pemberi pelayanan kesehatan tentang manfaat tablet besi dan bahaya dari anemia, pemilihan tempat dan jenis penolong persalinan, diadakannya pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi bidan/perawat bidan serta pembinaan/supervisi kepada tenaga penolong persalinan.
Daftar bacaan : 55 (1977-2001)

The Relationship Between Anemia, Parity and Birth Attendant with to Evidence Placenta Retention in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital Year 1999-2001Indonesia Health Department (1997) estimate 1.000.000 mothers who had obstetric complication every year, and caused about 20.000 death mother.
Obstetric complication could happen on pregnancy, labor and post partum. Post partum is the critical phase for mother and the baby. The etiology of obstetrics complication on post partum are follows : bleeding, infection, and eclampsia. There are many factors which caused post partum bleeding, one of this factors is placenta retention.
Placenta retention is stand or not already horn of placenta in 30 minutes after baby born (Manuaba, 1998). Causes and predisposing factor of placenta retention are uterine atony and the wrong management of the third stage of delivery .That are related with anemia, parity and birth attendants. Bleeding cases trend to be increases every year in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital, from 15 cases in 1999 up to 76 cases in 2001 which the mostly caused is placenta retention (70 cases) and unknown. Research about placenta retention in this hospital has never been studied. The study must be done about relationship between anemia, parity and birth attendant with to evidence placenta retention in this hospital.
The aim of this study is to get information about relationship between anemia, parity and birth attendant with to evidence placenta retention in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital Year 1999-2001.
This study was descriptive study with cross sectional design. Data collection method quantitatively which used secondary data (medical record). Total sample was 150 mothers who had post partum complication (bleeding, infection, and eclampsia).
The result of study show that mother proportion with retention placenta 46,7% from all sample size. There are relationship between anemia (OR= 6,88; 95% CI : 5,00 - 8,75), parity (OR = 0,49; 95% CI : 0,17 -1,15) and birth attendant (OR = 2,84; 95% CI : 2,24 -2,90).
It is recommended for pregnancy women to consumed iron, disseminated KIE to the community, by the health provider, iron purpose and iron deficiency, how to choice of place and delivery provider. It's also necessary the training and to be continued of education development for the midwifery/nurse and establishment/supervision to the delivery provider.
Reference : 55 (1977-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pebriani
"Pembimbing praktek lapangan sangat menentukan dalam meningkatkan ketrampi]an tindakan keperawatan mahasiswa Akper Depkes Palembang di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Fungsi dari pembimbing praktek adalah memberikan bimbingan langsung selama proses belajar mengajar di lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pembimbing praktek lapangan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Rancangan penelitiannya adalah cross sectional, dengan sampel penelitian berjumlah 60 orang pembimbing praktek. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan observasi langsung, serta mengkaji data sekunder. Data kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 36,7 % pembimbing praktek yang menunjukkan kinerja kurang baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara variabel: supervisi (p= 0,019), pengembangan karir (1)-0,014), dan motivasi (p= 0,022) terhadap kinerja pembimbing praktek. Begitu pula dari model regresi logistik diketahui bahwa variabel yang paling dominan menentukan kinerja pembimbing praktek adalah pengembangan karir (OR= 4,00; 95% CI: 1,17-13,67).
Sebagai saran untuk tindak lanjut, maka upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen RSUP Dr. Mohammad Palembang adalah dengan memberikan kesempatan kepada pembimbing praktek untuk melanjutkan pendidikan dan mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan keperawatan agar motivasi kerja mereka meningkat. Selain itu agar meningkatkan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing praktek.

Clinical Instructor (CI) one determinant factor to increase skill of nursing practices for student in Akper Depkes Palembang. The function of Clinical Instructor is giving the direct guidance learning process in the place of practice.
The purpose of this research is to investigate factors related to work performance Clinical Instructor in RSUP Dr, Mohammad Hoesin Palembang. The research use cross sectional design, with 60 Clinical Instructors as samples. Data are collected by using interview and direct observation besides secondary data. Data analyzed statically by using chi square and logistic regression.
The result of the research showed that there were 36, 7 % Clinical Instructors that showed low work performance. Based on bivariate analysis is known that there is significant relation between variables of supervision (p= 0, 019), career development (p=0,014) and motivation (p= 0,022) with work performance Clinical Instructors. Through logistic regression, it is known that the most dominant variable in determining the work performance Clinical Instructor is career development (OR= 4, 00; 95% CI: 1, 17-13, 67).
Referring to the result of this research, I advice that management RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang open opportunities Clinical Instructors to increase education and training that related with nursing. Another to increase supervision of guidance that does it Clinical Instructors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>