Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Wahyuningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang furoshiki sebagai cara untuk mengimplementasikan
konsep mottainai pada kehidupan masyarakat di Jepang. Yang menjadi fokus utama
dari penelitian ini adalah bagaimana penulis melihat penggunaan furoshiki merupakan
sebuah implementasi konsep mottainai dan apa yang membuat seorang yang yang
menggunakan furoshiki dikatakan sebagai seorang yang mengimplementasikan
konsep mottainai. Hasil dari penelitian yang ditemukan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan furoshiki tersebut, pengguna furoshiki secara tidak
sengaja melakukan penghematan yang merupakan nilai yang terdapat di dalam
konsep mottainai. Berhemat yang dilakukan di sini adalah melakukan penghematan
dalam mengurangi penggunaan alat pembungkus yang hanya dapat digunakan satu
kali saja.

ABSTRACT
This thesis discusses about furoshiki as an implementation of Japanese concept
mottainai in the daily life. The main focus of this thesis is about how the writer
observe furoshiki could take a place as an implementation of Japanese concept
mottainai and also observe some certain reasons of the implementation of the concept
itself by furoshiki users. The results of this thesis indicates that if a certain person use
a furoshiki in daily life, the users unintentionally implementing some of the values
that are embedded in the concept. The value itself is frugality. The meaning of
frugality that means in this thesis is a certain action that makes some person be frugal
while using some packaging material that can only use once."
2017
S69349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Fikri Muhammad Al-Islami
"Penelitian ini membahas permasalahan terkait dengan tenaga kerja asing, khususnya tenaga kerja dari Indonesia di Jepang. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh para pekerja asing, dan bagaimana pemecahan masalah tersebut dilakukan. Penelitian ini menggunakan konsep teori Paguyuban Ferdinand Tönnies untuk mengkaji perilaku pekerja asing dalam menghadapi permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah tenaga kerja Indonesia yang sedang dan/atau pernah bekerja di Jepang. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial paguyuban dapat ditemukan pada pekerja asing yang bekerja di Jepang dan menjadi wadah sekaligus alat untuk memecahkan permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi tenaga kerja asing. Data yang dimiliki pada penelitian ini berjumlah 33, 28 merupakan responden survei, 2 merupakan narasumber wawancara, dan 3 merupakan data kajian pustaka. 28 responden survei dan 2 narasumber memenuhi kategori sebagai pekerja asing di Jepang.

The study discuss the problems related to foreign workers in Japan, especially workers from Indonesia in Japan. This study aims to identify the problems faced by foreign workers, and how to solve these problems. This study uses the theoretical concept of the Ferdinand Tönnies’s Community to examine the behavior of foreign workers in dealing with labor problems that occur. The research method used is quantitative and qualitative research methods. The data sources used in this study are Indonesian workers who are currently and/or have worked in Japan. From the results of the analysis, it can be concluded that community social groups can be found in foreign workers who work in Japan and become a forum as well as a tool to solve employment problems faced by foreign workers. The data held in this study amounted to 33, 28 of which were survey respondents, 2 of whom were interviewees, and 3 of them were literature review data. 28 survey respondents and 2 interviewees met the category as foreign workers in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ngakan Made Krishna Dwipayana Sayang
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penerapan konsep penuaan aktif di Jepang melalui pemberdayaan lansia yang dilakukan oleh Silver Human Resources Center (SHRC). Penelitian ini menggunakkan konsep tiga pilar utama (partisipasi, kesehatan, keamanan) dari teori penuaan aktif sebagai kerangka teori dan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SHRC menerapkan konsep tiga pilar utama dalam usaha pemberdayaan lansia di Jepang. SHRC memfasilitasi partisipasi lansia dalam berbagai kegiatan produktif seperti pekerjaan paruh waktu dan kegiatan sukarela. Selain itu, SHRC memberikan perhatian besar pada kesehatan fisik dan mental lansia melalui program-program yang disediakan. Terakhir, SHRC memastikan keamanan ekonomi, sosial, dan fisik bagi lansia melalui penawaran pekerjaan untuk pendapatan tambahan, pelatihan keterampilan, serta lingkungan kerja yang inklusif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa SHRC menunjukkan penerapan konsep penuaan aktif dalam usaha pemberdayaan mereka terhadap lansia di Jepang.

This research aims to examine the implementation of the active aging concept in Japan through the empowerment of the elderly conducted by the Silver Human Resources Center (SHRC). The study uses the three main pillars of the active aging theory (participation, health, security) as the theoretical framework and employs a descriptive qualitative method. The findings show that SHRC applies the three main pillars of the active aging concept in its efforts to empower the elderly in Japan. SHRC facilitates the participation of the elderly in various productive activities such as part-time jobs and volunteer work. Additionally, SHRC pays significant attention to the physical and mental health of the elderly through its provided programs. Lastly, SHRC ensures the economic, social, and physical security of the elderly through the provision of jobs for additional income, skills training, and an inclusive work environment. This study concludes that SHRC demonstrates the implementation of the active aging concept in its efforts to empower the elderly in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Veronika
"ABSTRAK
Penelitian ini memfokuskan tentang konsep motherhood pada wanita karier Jepang masa kini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem patriarkal menempatkan wanita sebagai subordinat pria. Subordinasi tersebut dapat dilihat dalam diskriminasi seksual kepada wanita. Di Jepang, diskriminasi seksual telah sampai pada tahap maternity harrassement. Maternity harrasement terjadi kepada wanita yang melawan ekspektasi sosial tersebut dengan tetap melanjutkan karier meskipun hamil. Penelitian ini menggunakan teori feminis radikal serta metode penulisan deskriptif-analisis dengan menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Hasil analisis menunjukkan kontrol terhadap motherhood wanita karier masih dipegang pria.

ABSTRACT
The focus of this research was on the concept of motherhood among career women in Japan. The research showed that patriarchy puts women as subordinate to men. This subordinate can be found in sexually discrimination toward women. In Japan, sexual discrimination was reached to the maternity harrassement level. Maternity harrasement happened toward women who againts those social expectation and continue working even though they are pregnant. This research used radical feminism theory, then write down in descriptive analisys methodology which used literature sources. The result of this research showed that man still have a controlled toward career women rsquo s motherhood in Japan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Sasmika Dewi
"Penelitian ini berfokus pada motivasi pekerja dalam mengikuti konsep shushinkoyo yang diterapkan di perusahaan Jepang di Indonesia. Konsep shushinkoyo (kerja seumur hidup) merupakan salah satu dan tiga pilar yang menopang pertumbuhan perekonomian Jepang yang sempat terpuruk pasca Perang Dunia II disamping nenko joretsu (pengupahan berdasarkan senioritas) dan serikat pekerja perusahaan kemunculan konsep shushinkoyo dipicu oleh kestabilan ekonomi yang dimiliki oleh Jepang pada masa bubble economy, yang membuat para pa mereka.
Metode yang digunakan dalam penelirian ini adalah metode analisa berdasarkan kuisioner yang disebarkan pada tiga perusahaan Jepang yang ada di Indonesia.
Hasil analisa kuisioner yang telah diolah sedemikian rupa menyimpulkan bahwa loyalitas menjadi motivasi sebagian besar pekerja di perusahaan Jepang di Indonesia dalam mengikuti konsep shushinkoyo disamping rasa tanggung jawab terhadap parusahaan dan jenjang karir
The study focused on the motivation of employees on following the concept of shushinkoyo whlch applied in Japanese companies in Indonesia. The concept of shushinkoyo (lifetime employment) is one of the three pillars supporting the growth of the Japanese economy since the post-World War II in addition to nenkojoretsu (wages based on seniority) and company unions. Shushinkoyo triggered by the emergence of the concept of economic stability which is owned by the Japanese during 1he bubble economy, which makes employees feel secure and comtbrta.ble with their work and life.
The method used in this study is an analysis method based on a questionnaire which was dlstribnted into three Japanese companies in Indonesia.
The results of the analysis concluded that, I believed, loyalty become their main reason to following the concept of shushinia)yt:J apart from a sense of responsibility towards the company and career.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munifah Sukma Zahara
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang film Kaze Tachinu dengan fokus kepada teknologi alat perang yang digunakan Jepang pada masa Perang Dunia II. Tujuan dari penelitian ini untuk menunjukkan bahwa film Kaze Tachinu sebagai media untuk mengkritik teknologi yang Jepang gunakan pada masa perang dunia II. Data yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari salah satu film animasi Studio Ghibli berjudul Kaze Tachinu (2013). Agar analisis data terlihat dengan jelas, dilakukan pendeskripsian berdasarkan dialog dan beberapa adegan, lalu dianalisis dengan mengategorikan bagian realita dan fantasi di dalam film. Analisis yang dilakukan dalam penelitian menggunakan konsep fantasi dalam kesusastraan Jepang modern milik Susan J. Napier. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa teknologi pesawat yang digunakan Jepang pada masa perang justru membawa Jepang pada kehancuran.
Sedangkan penggunaan fantasi di dalam karya ini adalah sebagai bentuk subversif terhadap teknologi pesawat yang menghancurkan. Dengan demikian, keberadaan film ini dapat dimaknai sebagai kritik teknologi pada masa Perang Dunia II di Jepang.

ABSTRACT
This paper discusses film Kaze Tachinu by focusing on technology used by Japan during World War II. The objectives of this paper was to show that Kaze Tachinu was used as a medium to criticize the technology that Japan used during World War II. The data for this paper was collected from one of the animated films made by Studio Ghibli entitled Kaze Tachinu which was released in 2013. In order
to obtain the objectives of this research, the data was analyzed by describing dialogues and scenes, then analyzed bycategorizing which parts is reality and fantasy in the film. The analysis of this research used Fantasy Theory in modern Japanese literatures from Susan J. Napier. The results of this analysis show that aircraft technology used by Japan during the war were actually brought Japan to destruction. While the fantasy part in this film used as a form of subversity towards its destructive technology. Thus, the existence of this film functioned as a criticism of technology during World War II in Japan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Sina Vinci
"Puskesmas sebagai pelaksana pelayanan JKN berfungsi sebagai gatekeeper menuju pelayanan kesehatan tingkat lanjutan. Konsep gatekeeper terdiri dari kontak pertama, berkelanjutan, koordinasi, dan komprehensif. Penelitian ini ingin melihat implementasi konsep gatekeeper pada pelayanan UKP di Puskesmas X. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam, sedangkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui survey kepuasan pasien. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa struktur pada UKP masih kurang pada jumlah tenaga kesehatan, jenis pelayanan, dan fasilitas yang tersedia. Pada proses, masalah yang ditemui adalah waktu tunggu yang terlalu lama sebelum diperiksa, sedangkan durasi pemeriksaan terlalu cepat. Hasil penelitian kuantitatif pada unsur hasil, menunjukkan bahwa kepuasan terhadap pelayanan mencapai 89,13%, kepuasan tertinggi berasal dari dimensi tampilan yaitu 91,67%. Karena jam buka pelayanan hanya sampai pukul 13:00 dan pelayanan hanya sampai hari Sabtu, kontak pertama masih kurang. Banyak kasus yang harus dirujuk karena keterbatasan fasilitas dan prasarana. Implementasi berkelanjutan di Puskesmas X terlihat dari rawat jalan prolanis. Pelayanan UKP di Puskesmas X belum tersedia layanan IGD dan home visit. Koordinasi terlihat dari hubungan Puskesmas X dengan fasilitas kesehatan lain. Implementasi konsep gatekeeper pada Puskesmas X masih kurang pada unsur komprehensif dan kontak pertama, sehingga dapat ditingkatkan dengan penyediaan pelayanan dan penambahan tenaga kesehatan.

Puskesmas as the implementer of JKN services serves as a gatekeeper to advanced health services. The gatekeeper concept consists of the first contact, sustainable, coordinated, and comprehensive. This research would like to see the implementation of gatekeeper concept in the service of UKP in Puskesmas X. The research used quantitative and qualitative methods. Qualitative data collection through in-depth interviews, while quantitative data collection is conducted through patient satisfaction surveys. The results of qualitative research indicate that the structure in the UKP is still lacking in the number of health workers, types of services, and facilities available. In the process, the problem encountered is the waiting time is too long before being checked, while the duration of the inspection is too fast. The result of quantitative research on the element of results, shows that the satisfaction of the service reaches 89.13%, the highest satisfaction comes from the tangible dimension that is 91.67%. Since the service hours are only until 13:00 and service is only until Saturday, the first contact is still lacking. Many cases have to be referred to due to limited facilities and infrastructure. The ongoing implementation at Puskesmas X is seen from outpatient prolanis. UKP service in Puskesmas X is not available IGD service and home visit. Coordination can be seen from the relationship between Puskesmas X and other health facilities. Implementation of the concept of gatekeeper at Puskesmas X is still lacking in the comprehensive element and the first contact, so that it can be increased with the provision of services and the addition of health personnel."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Ayudha Achmad
"Di era industri 4.0 dan perkembangan teknologi ini, seluruh sektor industri dituntut untuk memastikan perusahaannya memiliki suatu konsep ketahanan sistem dari segala macam potensi terjadinya variabilitas pada proses bisnis yang kemudian disebut sebagai konsep resilience. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep safety resilience pada perusahaan industri pertambangan guna mengetahui tingkat kemampuan perusahaan tersebut dalam menghadapi kondisi tidak terduga. Desain studi penelitian ini berjenis deskriptif dengan metode semi kuantitatif dan menggunakan tools Resilience Assessment Grid (RAG) sebagai panduan wawancara. Pengambilan data dilakukan dengan meninjau dokumen perusahaan dan melakukan wawancara dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis, PT X memiliki unsur resilience dengan membandingkan reliabilitas perusahaan dengan besaran risiko. Tingkat implementasi konsep safety resilience pada PT X rata-rata memiliki persentase sebesar 87.9% yang termasuk tahap menuju resilience dengan rincian kemampuan respon (88.9%), kemampuan monitoring (89.2%), kemampuan belajar (86.1%), dan kemampuan antisipasi (87.6%). Pendekatan teknologi, baiknya kemampuan respon, dan komitmen dari petinggi perusahaan menjadi aspek pendukung tingginya tingkat implementasi konsep safety resilience pada PT X. Sedangkan, adanya ketimpangan tingkat persepsi risiko pada pekerja dan dasar pembelajaran perusahaan yang masih mengedepankan paradigma safety-I menjadi penghambat perusahaan dalam mengimplementasikan konsep safety resilience secara maksimal.

In the industrial era 4.0 and technological developments, all industrial sectors are required to ensure that their companies have a concept of system resilience from all kinds of potential for variability in business processes, which is then referred to as the concept of resilience. This study aims to analyze the application of the concept of safety resilience in mining industry companies to determine the level of the company's ability to deal with unexpected conditions. The design of this research study is descriptive with a semi-quantitative method and uses the Resilience Assessment Grid (RAG) tools as an interview guide. Data were collected by reviewing company documents and conducting interviews using the purposive sampling technique. Based on the results of the analysis, PT X has an element of resilience by comparing the company's reliability with the amount of risk. In addition, the level of implementation of the safety resilience concept at PT X has an average percentage of 87.9% which is included in the stage towards resilience with details on response-ability (88.9%), monitoring ability (89.2%), learning ability (86.1%), and anticipation (87.6%). The technological approach, good response-ability, and commitment from company officials are aspects that support the high level of implementation of the safety resilience concept at PT X. Meanwhile, the imbalance in the level of risk perception among workers and the company's learning base that still prioritizes the safety-I paradigm is an obstacle for companies to implement maximum safety resilience concept."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frita Handayani
"Makalah ini membahasa bagaimana implementasi Equal Employment Opportunity Law (EEOL) terhadap pekerja wanita di Jepang. Implementasi EEOL di Jepang berbeda dengan negara lain. Jepang dengan pola struktur masyarkat patriaki yang kuat yang lebih mendahulukan kedudukan pria dibandingkan dengan wanita membuat penerapan EEOL ini menemukan beberapa hambatan. Walaupun presentase pekerja wanita dalam angkatan kerja Jepang tidaklah sedikit, masih ditemukan beberapa bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh perusahaan terkait penempatan kerja dan promosi jabatan. Hasil analisis dalam makalah ini menunjukkan bahwa EEOL masih belum mampu mengatasi diskriminasi yang dialami oleh para pekerja wanita dikarenakan tidak adanya sanksi tegas bagi pihak-pihak yang melakukan praktek diskriminasi.

This paper discusses how implementation of the Equal Employment Opportunity Law (EEOL) against female workers in Japan. Implementation EEOL in Japan is different from other countries. Japan with the strong structure of patriarchal society culture which put the position of men above women making the application of this EEOL find some obstacles. Although the percentage of female workers in the Japanese labor force is quite large in the reality still found some form of discrimination by the company related work placements and promotions against female workers. The results of the analysis in this paper shows that EEOL still not able to overcome the discrimination experienced by women workers due to the lack of strict punishment for those who engage in discriminatory practices.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Denisa Larasati
"Omotenashi dalam masyarakat Jepang merupakan suatu bentuk kebudayaan yang umum ditemukan, terutama pada bisnis ryokan dan restoran. Meskipun kerap disebut sama dengan hospitality, namun omotenashi dapat dipahami sebagai konsep yang berbeda karena kental dengan unsur sejarah dan budaya masyarakat Jepang. Tulisan ini bertujuan untuk melihat penerapan omotenashi yang merupakan budaya Jepang pada restoran otentik Jepang yang berada di luar Jepang yaitu Miu Authentic Japanese Dining Indonesia. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dan kualitatif dengan cara observasi, wawancara serta membaca pustaka yang relevan dengan penelitian, lalu dianalisis dengan konsep omotenashi dari Al-alsheikh (2014) dan didukung oleh konsep omotenashi oleh Ichijou (2015). Analisis yang dilakukan menghasilkan temuan bahwa 1) pada Miu Authentic Japanese Dining dapat ditemukan implementasi omotenashi yang menjadi sebuah bukti bahwa omotenashi dapat diterapkan di negara selain Jepang; 2) penerapan omotenashi di Miu Authentic Japanese Dining terdapat hambatan dari segi sumber daya manusia yang sebagian belum sadar akan pentingnya omotenashi dan perbedayaan budaya antara Jepang dan Indonesia. Studi kasus Miu Authentic Japanese Dining dapat menjadi pertimbangan untuk membuktikan kebudayaan Jepang yaitu omotenashi dapat diaplikasikan di luar negara asalnya dalam wujud bisnis restoran di Indonesia.

Omotenashi is a form of culture that is commonly found in a Japanese Society, especially in ryokan and restaurant businesses. Even though it is often referred to as hospitality, omotenashi can be understood as a different concept because it is firmly rooted with historical and cultural elements of Japanese society. This paper aims to look at the application of omotenashi which is Japanese culture in authentic Japanese restaurants outside of Japan, namely Miu Authentic Japanese Dining in Indonesia. The method used in this study is a descriptive and qualitative study by means of observation, interviews and reading literature relevant to the research, then analyzed with the concept of omotenashi from Al-alsheikh (2014) and supported by the concept of omotenashi by Ichijou (2015). The analysis carried out resulted in the findings that 1) in Miu Authentic Japanese Dining one can find the implementation of omotenashi which is proof that omotenashi can be applied in countries other than Japan; 2) the application of omotenashi in Miu Authentic Japanese Dining has obstacles in terms of human resources, some of whom are not aware of the importance of omotenashi and the cultural differences between Japan and Indonesia. The case study of Miu Authentic Japanese Dining can be considered to prove that Japanese culture, namely omotenashi, can be applied outside its home country in the form of a restaurant business in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>