Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miske Ratnasari
"Peningkatan populasi dan tingginya angka kematian ibu AKI terjadi secara global termasuk di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi modern di wilayah perkotaan Indonesia lebih kecil dari pada di perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi suami istri, status dan otonomi wanita dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di daerah perkotaan di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan pengambilan sampel dengan teknik sampel jenuh. Hasil penelitian dengan chi square test didapatkan ada hubungan antara komunikasi suami istri diskusi 6 bulan terakhir p=0.017, OR=1.283, diskusi 1 tahun terakhir p=0.043,OR=1.187, persetujuan KB p=0.000, OR=2.117, mengetahui jumlah anak yang diinginkan p=0.003,OR=0.664, status wanita pendidikan p=0.000,OR=0.437, pekerjaan p=0.000,OR=0.688, perbedaan usia dengan pasangan p=0.038,OR=0.736, keterpaparan media p=0.001,OR=0.774, otonomi wanita sikap pada pemukulan istri p=0.008,OR=0.806, mendapat izin mencari pengobatan p=0.048, OR=0.842 dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di daerah perkotaan di Indonesia.

The increasing population and high maternal mortality MMR occurs globally even in Indonesia. The use of modern contraception in urban areas of Indonesia is smaller than in rural areas. The purpose of this study is to determine the relationship of husband and wife communication, status and autonomy of women with the use of modern contraceptives in couples of child bearing age in urban areas in Indonesia. The design of this research is cross sectional and sampling with saturated sample technique. The results of the study with chi square test showed that there was a relationship between husband and wife communication discussion last 6 months p 0.017, OR 1.283, last 1 year discussion p 0.043, OR 1.187, FP approval p 0.000, OR P 0.000, OR 0.437, employment p 0.000, OR 0.688, age difference with spouse p 0.003, OR 0.664 P 0.038, OR 0.736, media exposure p 0.001, OR 0.774, women autonomy attitudes to wife beatings p 0.008, OR 0.806, got treatment seeking permission p 0.048, OR 0.842 with the use of modern contraceptives in couples of child bearing age in urban areas of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Sabatini
"Kehamilan tidak diinginkan memiliki akibat risiko tinggi bagi ibu dan berkontribusi 11% terhadap angka kematian ibu. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, kehamilan tidak diinginkan meningkat menjadi 19,7% dari 16,8% di tahun 2002-2003. Diperlukan pengetahuan alat kontrasepsi modern yang lengkap untuk meningkatkan pemakaian kontrasepsi sehingga dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan alat kontrasepsi modern dengan kehamilan tidak diinginkan. Penelitian dilakukan pada 1920 wanita hamil dan 484 pasangan usia subur (PUS) sebagai sampel. Sampel PUS merupakan bagian dari sampel wanita, yang pada saat survei, suaminya turut diwawancari. Odds Ratio (OR) diperoleh dengan analisis regresi logistik setelah dilakukan kontrol terhadap umur, umur pertama menikah, pendidikan, tempat tinggal, jumlah anak, paparan informasi alat kontrasepsi dari media massa, petugas KB atau tenaga kesehatan, riwayat pemakaian alat kontrasepsi, dan riwayat aborsi.
Diperoleh hasil bahwa pengetahuan alat kontrasepsi modern pada wanita saja tidak berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan. Sedangkan pengetahuan alat kontrasepsi modern berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan pada istri dengan OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), suami dengan OR 0,7 (95%CI 0,430-1,184) dan pasangan dengan OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572). Artinya alat kontrasepsi yang diketahui bersama oleh kedua pasangan, istri bersama suami, akan semakin menurunkan risiko terjadinya kehamilan tidak diinginkan.

Unwanted pregnancy has high-risk consequences for mother and contributed 11% to maternal mortality. Based on Indonesia Demographic and Health Survey data in 2007, unwanted pregnancy has increased to 19,7% from 16,8% in 2002-2003. Required knowledge of various modern contraceptives method to increase usage, so unwanted pregnancy can be prevented.
This study aims to determine the relationship between contraceptives knowledge with unwanted pregnancy in Indonesia. Samples of this study are 1920 pregnant women and 484 reproductive age couples. Reproductive age couples is a part of pregnant women sample, who at the time of survey, her husband also interviewed. Odds Ratio (OR) obtained by multivariate logistic regression analysis after the adjustment in age, age at first marriage, education, region, number of children, exposed of contraceptives information through mass media, family planning fieldworkers or health workers, ever use contraception, and abortion history.
The result indicates that contraceptives knowledge did not significantly associated with unwanted pregnancy in women. While contraceptives knowledge associated with unwanted pregnancy in wives with OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), husband with OR 0,7 (95%CI 0,430-1,184), and couples with OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572). The result means contraceptives which known by couples will further reduce the risk of unwanted pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31058
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ekawati
"ABSTRAK
Kelompok milenial merupakan komposisi terbesar di Indonesia saat ini. Peran Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sangat strategis dengan pilihan media lebih beragam dalam mengkampanyekan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunikasi, informasi dan edukasi dengan penggunaan kontrasepsi modern pada wanita generasi milenial di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 dan 2017. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2002/2003 sebagai kelompok generasi non milenial dan wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2017 sebagai kelompok generasi milenial. Penelitian ini menggunakan analisis chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita milenial yang memperoleh informasi KB melalui petugas kesehatan memiliki peluang 1,8 kali lebih besar (95% CI: 1,69-2,04) untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan wanita yang tidak mendapat informasi KB melalui petugas kesehatan. Dan wanita milenial yang pernah terpapar pesan KB dari televisi memiliki peluang 1,1 kali lebih besar (95% CI: 1,07-1,24) untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah terpapar pesan KB dari televisi.

ABSTRACT
Millennial are the largest composition in Indonesia. The role of Information, Education, and Communication (IEC) is very strategic with more diverse media choices in campaigning for family planning programs. This study aims to analyze the relationship of communication, information and education with the use of modern contraception in millennial generation women in Indonesia. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2002/2003 and 2017. The sample in this study is that women aged 22-37 years are married in the 2002/2003 IDHS as a non-millennial generation group and women aged 22-37 years are married at the 2017 IDHS as a millennial generation group. This study used chi-square and multiple logistic regression. The results showed that millennial women who received family planning information through health workers had a 1.8 times greater chance (95% CI: 1.69-2.04) to use modern contraception than women who did not receive family planning information through health workers. And millennial women who have been exposed to family planning messages from television have a 1.1 times greater chance (95% CI: 1.07-1.24) to use modern contraception than women who have never been exposed to family planning messages from television.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosita Putri Mayliana
"Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penyumbang AKI terbesar di Indonesia dan memiliki angka komplikasi persalinan yang cukup tinggi, yaitu 22,2%. Kejadian komplikasi persalinan banyak terjadi pada ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan (46%). Penelitian ini merupakan analisis data SDKI 2012 dengan sampel sebanyak 1.609 wanita usia subur (15-49 tahun). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penolong persalinan dengan kejadian komplikasi persalinan di Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bukan dengan tenaga kesehatan berisiko 7,948 kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan tenaga kesehatan setelah dikontrol oleh variabel riwayat komplikasi persalinan, tempat persalinan, kunjungan neonatal, dan akses informasi.

West Java is one of the largest province which contribute to maternal mortality in Indonesia and has a number of labor complications are quite high, 22.2%. Incidence of labor complications common in mothers who gave birth not by health workers (46%). This study is an analysis of data IDHS 2012 with a sample of 1,609 women of childbearing age (15-49 years). This study aimed to determine the relationship between the incidence of labor complications with the birth attendants in West Java. The analysis showed that mothers who give birth rather than by health workers 7.948 times higher risk to develop complications of labor compared with women who gave birth by health professionals after being controlled by a variable history of childbirth complications, place of delivery, neonatal visits, and access to information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenda Wulandari Nurzakiah
"Tesis ini membahas hubungan pemeriksaan kesehatan masa nifas dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dikontrol dengan variabel kovariat yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, jumlah anak ideal, pengambilan keputusan dan keterpaparan informasi pada wanita usia subur di Indonesia dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan hasil analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian yaitu sebagian besar responden menggunakan KB jenis Non-MKJP yaitu sebesar 78,0%; responden paling banyak melakukan pemeriksaan kesehatan masa nifas pada periode late postpartum; terdapat perbedaan risiko dari variabel usia, keputusan penggunaan KB, status pekerjaan, tingkat pendidikan dan keterpaparan informasi dengan penggunaan jenis KB; tidak terdapat perbedaan risiko dari variabel status ekonomi dan jumlah anak ideal dengan penggunaan jenis KB; pemeriksaan kesehatan masa nifas tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan jenis KB (nilai-p >0,05). Peningkatan konseling kontrasepsi secara individu sejak awal perlu dilakukan terutama pada masa perencanaan kehamilan hingga masa nifas agar meningkatnya penggunaan MKJP khususnya KB pascasalin sehingga berkurangnya unmetneed dan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan.

The focus of this study is relationship postnatal care with long acting contraceptive methods uses among women in Indonesia controlled with covariate variable that is ages, education, profession, socioeconomic status, residential area, ideal number of children, decision-making and information exposure among women in Indonesia by analyzing secondary data DHS 2017. This research is quantitative with analysis results univariate analysis and bivariate analysis. Research result are most respondents uses Non-LACM wich is equal to 78,0%; respondents do the most postnatal care in late postpartum period; there is a difference in risk from variable ages, decision-making FP uses, profession, information exposure, education and with FP uses; there is no difference in risk from variable socioeconomic status, ideal number of children with FP uses; postnatal care have no effect FP uses (p-value >0,05). Early increase in individual contraceptive counseling necessary especially pregnancy planning period and postpartum period in order to increase the use LACM especially postpartum FP so that decrease unmetneed and unwanted pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Linasari
"Pertambahan penduduk tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas akan menjadi masalah dan beban pembangunan. Salah satu faktor penyebab pertambahan penduduk di Indonesia adalah keinginan mempunyai anak yang masih tinggi. Pemakaian kontrasepsi modern yang masih rendah (57,4%) juga merupakan penyebab sulitnya mengendalikan laju pertambahan penduduk. Upaya untuk mengendalikan pertambahan penduduk dengan memaksimalkan akses serta meningkatkan penggunaan kontrasepsi yang efektif dan efisien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidakinginan mempunyai anak lagi dengan pemakaian kontrasepsi modern pada PUS yang sudah punya anak satu dan dua dengan menggunakan data SDKI 2007. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel 1753 PUS yang sudah punya anak satu dan 2084 PUS yang sudah punya anak dua. Analisis mencakup analisis univariabel dan multivariabel.
Dari hasil analisis multivariabel pada kedua subsampel didapatkan PUS yang tidak ingin punya anak lagi mempunyai peluang yang lebih besar daripada PUS yang ingin punya anak lagi untuk memakai kontrasepsi. Pengupayakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dimasa yang akan datang, berdasarkan hasil penelitian perlu dilakukan penyuluhan terhadap masyarakat agar lebih memahami dan menerima norma keluarga kecil dan dilakuka KIE yang diharapkan dapat menumbuhkan motivasi baru dalam meningkatkan pemakaian kontrasepsi.

which is burdening for development in a country. One factor affecting an increase number of population in Indonesia is caused by high desire of having children. The low awareness of using contraceptive device in Indonesia (57,4%) has been a problem to control population number. An effort to control population number has been initiated by increasing accessibility and awareness of using effective and efficient contraceptive.
This study is proposed to analyze relationship between unwillingness of having children and awareness of using modern contraceptive device at fertile couples who had one and two children, by using SDKI data 2007. A cross sectional study design was choosen using 1753 samples of fertile couples which had one child and 2084 samples of fertile couples which had two children. Study analysis is composed of urnvariable analysis and multivariable analysis.
By using multivariable analysis in both subsamples has been discovered that among fertile couples with no desire of having children has larger opportunities of using contraceptive, rather than fertile couples who desire to have children. In order to increase the number of contraceptive use, community counseling should be increased so these couples will have more understanding and knowledge in family planning. However, intensive communication, information, and education are still important to make greater motivation and increase contraceptive use.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nopa Arlianti
"ABSTRAK
Infekunditas sekunder merupakan kondisi seorang wanita usia subur yang masih
memiliki kemungkinan untuk memiliki anak dan berharap bisa memiliki anak,
baik yang belum pernah melahirkan ataupun sudah pernah melahirkan, belum
pernah hamil maupun yang sudah pernah hamil dan atau pernah memiliki anak
sebelum lima tahun terakhir serta tidak menggunakan alat kontrasepsi pada
periode tersebut. Faktor yang menyebabkan infekunditas sekunder sebagian besar
merupakan penyebab yang sama pada faktor yang menyebabkan infertilitas.
Dimana akibat yang ditimbulkan karena terjadinya infekunditas sekunder yaitu
gangguan psikologis, sosial dan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan
yaitu cross sectional dengan menggunakan data WUS SDKI 2012. Jumlah sampel
yaitu sebanyak 27414 (85.03%) mengalami fekunditas dan 4826 (14.97%)
mengalami infekunditas sekunder. Analisis data menggunakan univariat, bivariat
dan regresi logistik. Berdasarkan analisis yang dilakukan, propinsi yang memiliki
angka infekunditas sekunder tertinggi yaitu Papua (31.39%), Aceh (23.23%) dan
Papua Barat (20.75%). Dengan analisis regresi logistik diperoleh bahwa
determinan infekunditas sekunder di Indonesia adalah umur, merokok, sosial
ekonomi, pekerjaan, riwayat keguguran, pendidikan, umur pertama melakukan
hubungan seksual, dan paritas

ABSTRACT
Secondary infecundity is a condition of a woman at childbearing age who still
have the possibility to have children and wish to have a child who had never given
birth or had given birth, has never been pregnant or who have ever been pregnant
or had had children before the last five years and does not use contraception in
the period. Factors that cause secondary infecundity largely accounts for the
same factors that cause infertility. The impact due to the occurrence of secondary
infekundity are psychological disorders, social and economic. The research
method used is cross sectional using data from Indonesian Demographic and
Health Survey 2012. Study population are Woman at Childbearing Age. The
number of samples as many as 27414 (85.03%) experienced fecundity and 4826
(14.97 %) experienced secondary infecundity. Data was analyzed by univariate,
bivariate and logistic regression multivariable. Result showed accordingly from
the highest prevalence are Papua (31.39 %), Aceh (23.23 %) and West Papua
(20.75 %). Logistic regression analysis showed determinant of secondary
infekundity accordingly in Indonesia are age, smoking, socio-economic,
employment, history of miscarriage, education, age at first sexual intercourse,
and parity
"
2016
T46167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Maya Lova
"Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi modern merupakan salah satu indikator keberhasilan program KB, yang berfungsi sebagai salah satu strategi untuk mengendalikan jumlah penduduk serta mendukung percepatan penurunan AKI, AKB, dan KTD, namun demikian capaiannya masih relatif rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis determinan penggunaan metode kontrasepsi modern pada Wanita Usia Subur di Pulau Sumatera. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross- sectional, menggunakan data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian berjumlah 5.276 responden. Analisis data menggunakan uji statistik regresi logistik. Hasil analisis didapatkan persentase penggunaan metode kontrasepsi modern pada WUS di pulau Sumatera adalah sebesar 85%. Tetapi jenis kontrasepsi jangka panjang seperti masih rendah yaitu IUD (4,1%) dan Implan (10,1%), yang paling banyak adalah penggunaan suntik 3 bulan (36,7%). Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi modern adalah pendidikan, status bekerja, pengetahuan tentang KB, tempat tinggal, dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan. Dengan faktor dominan yaitu dukungan suami berpeluang 3,35 kali menggunakan metode kontrasepsi modern. Untuk meningkatkan cakupan penggunaan kontrasepsi modern pemerintah perlu meningkatkan pelayanan dan menyusun strategi KIE yang efektif untuk WUS dan pasangannya.

The prevalence of modern contraceptive use is an indicator of the success of the family planning program, which functions as a strategy to control the population and support the accelerated reduction in maternal mortality, unwanted pregnancies, and abortion, however the achievements are still relatively low. The aim of this research is to analyze the determinants of modern contraceptive use among women of childbearing age on the island of Sumatera. This type of research is a quantitative study with a cross-sectional research design, using secondary data from the 2017 Indonesian Health Demographic Survey (IDHS). The study sample consisted of 5276 respondents. Data analysis used logistic regression statistical test. The results of the analysis showed that the percentage of use of modern contraceptive methods among WUS on the island of Sumatra was 85%. However, the types of long-term contraception are still low, namely IUDs (4.1%) and implants (10.1%), the most common being the use of 3-month injections (36.7%). The results of the multivariate analysis show that the factors that influence the use of modern contraceptive methods are education, work status, knowledge about family planning, place of residence, husband's support and support from health workers. With the dominant factor, namely husband's support, there is a 3.35 times chance of using modern contraceptive methods. To increase coverage of modern contraceptive use the government needs to improve services and develop effective IEC strategies for WUS and their partners."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaely Presty Diasanti
"Kehamilan tidak diinginkan menjadi penyebab utama aborsi tidak aman dan berdampak buruk pada wanita yang mengalaminya serta janin yang dikandungnya. Risiko kehamilan tidak diinginkan semakin meningkat pada wanita usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan menganalisis lanjut data SDKI tahun 2012.
Hasil penelitian menunjukkan 18% wanita hamil pada usia berisiko yang memiliki kehamilan tidak diinginkan. Wanita yang mengalami kegagalan kontrasepsi berkecenderungan 8,5 kali untuk memiliki kehamilan tidak diinginkansetelah dikontrol oleh variabel umur, jumlah anak, status ekonomi, pengetahuan KB, dan akses ke pelayanan kesehatan.

Unwanted pregnancy is a major cause of unsafe abortion and adverse impact on women who experience it as well as the fetus. The risk of unwanted pregnancy increased in women aged less than 20 years and more than 35 years old. This study used a cross-sectional study design to analyze further the IDHS 2012 data.
Results showed 18% of pregnant women at risk of age had unwanted pregnancies, and women who experience contraceptive failure 8.5 times tended to have an unwanted pregnancies after controlled by age, number of children, economic status, knowledge of family planning, and access to health care variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>