Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Aditya
"ABSTRAK
Di saat Amerika, dengan segala hal tentang sistem sosial, ekonomi, dan politik yang digunakan guna memperjuangkan apa yang warganya sebut ldquo;Mimpi Amerika, rdquo; isu kekerasan justru terus bergulir semkain deras setiap waktunya. The Purge: Election Year 2016 hadir dengan sebuah ide tentang memberikan satu hari untuk setiap warga negara untuk melakukan kekerasan, guna menangkal mereka untuk melakukan kekerasan di kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan teori tentang kekerasan yang Zizek 2008 jabarkan menjadi tiga:subjektif, objektif, dan juga sistemik, makalah ini ingin menganalisa hubungan antara kekerasan dan juga kapitalisme pada film ini. Tesis dari makalah ini adalah bahwa film ini menunjukan koneksi antara kekerasan dan kapitalisme, yang mana sulit terlihat pada kehidupan sehari-hari namun bisa terlihat jelas pada adegan dan dialog yang dibungkus dalam kerangka dystopia.

ABSTRACT
While America, with all of its whole idea of politic, economic, and social system to pursue what they call as ldquo American Dream, rdquo the issue of violence goes wilder time by time. The Purge Election Year 2016 comes up with an idea of giving a day for people to use violence, to counter the use of violence in everyday life. By using the violence theory that Zizek divides into three subjective, objective, and systemic, this paper wants to analyze the connection between violence and capitalism in the movie. The thesis is that the movie conveys the connection between violence and capitalism, which we aren rsquo t be able to see in our real lives, yet it can be seen clearly in the scenes and dialogues wrapped in dystopian imagining."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Zahrina
"ABSTRAK
The Intern 2015 adalah sebuah film tentang seorang pria berusia sekitar 70 tahun bernama Ben Whittaker yang bekerja sebagai pekerja magang senior di sebuah perusahaan start-up, About the Fit. Film ini mencapai kesuksesan karena menggambarkan dunia kerja seseorang yang mencari kebahagiaan melalui pekerjaannya walaupun dia sudah pensiun. Hal ini juga membawa kompleksitas film ketika ada banyak perbedaan yang ditemukan karena lingkungan kerja yang telah berubah. Berdasarkan teori Conelly 1999 tentang kapitalisme sebagai opresi, makalah ini bertujuan untuk memperdalam the way of life dari karakter Ben. Makalah ini membahas peran dan penggambaran kapitalisme dalam film ini. Hasil makalah ini menunjukkan bahwa kapitalisme berperan dalam pembentukkan way of life,yang direpresentasikan melalui karakter Ben Whittaker.

ABSTRACT
Nancy Meyer rsquo s The Intern 2015 is a movie about a 70 year old character named Ben Whittaker who works as a senior intern at a start up company, About The Fit. This movie actually is a successful movie because it portrays the working life of someone who keeps looking for his own happiness trough working even though he is now in his 70 rsquo s. It also brings us to the complexities of the movie when there are many differences found since the environment in the workplace is slightly different with Ben Whittaker rsquo s era. Based on Conelly rsquo s theory of capitalism as an opression 1999 , this paper aims to explore the way of life of the character. Particularly, this paper aims to make visible that the role and the depiction of capitalism in the movie The Intern 2015 by Nancy Meyers. The purpose of this paper is to present if capitalism can shape the way of life, which is articulated the character Ben Whittaker."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Akbar Muhammad
"Artikel ini membahas mengenai implementasi neorealisme Italia oleh Usmar Ismail terhadap karya filmnya yang berjudul Darah dan Doa tahun 1950. Sejak pertama kali sinema hadir di Indonesia di tahun 1900, aspek komersial menjadi pondasi utama sinema Indonesia sehingga pembuat film memiliki daya kreativitas yang terbatas. Usmar Ismail bertekad untuk membuat film yang realistis sebagai upaya untuk membebaskan diri dari pengaruh komersial melalui penggambaran Long March Divisi Siliwangi. Oleh karenanya, muncullah pola baru dalam dunia sinema Indonesia, pola yang mengedepankan film agar tidak berfokus pada aspek dagang. Usmar Ismail dalam film ini menggunakan aliran neorealisme yang datang dari Italia, Usmar mengaplikasikannya dari sisi teknis dan naratif. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah. Sumber yang digunakan adalah film, majalah, transkripsi, dan sumber-sumber sekunder seperti buku, artikel jurnal, artikel online, video YouTube yang diperoleh melalui Sinematek, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Pusat UI, dan secara daring.

This article discusses the implementation of Italian neorealism by Usmar Ismail in his film entitled Darah dan Doa in 1950. Since cinema first appeared in Indonesia in 1900, the commercial aspect was still very strong so that filmmakers had limited creative power. Usmar Ismail was determined to make a realistic film in an effort to free himself from commercial influences through his depiction of the Siliwangi Division's Long March. Therefore, a new pattern has emerged in the world of Indonesian cinema which prioritizes films that do not focus on commercial aspects. Usmar Ismail in this film uses neorealism which came from Italy, he applies it to the film techniques and narratives. This article was written using historical methods. The sources used are films, magazines, transcriptions, and secondary sources such as books, journal articles, online articles, YouTube videos obtained through Sinematek, the National Library, UI Central Library, and the internet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desmonda Cathabel Christie
"ABSTRAK
Perfilman Indonesia dalam satu dekade terakhir ini kembali mengalami masa terpopulernya. Salah satu genre yang mendominasi daftar film terlaris adalah film komedi. Comic 8 merupakan salah satu film franchise bergenre komedi terlaris di Indonesia. Salah satu hal menarik dalam film ini adalah pola penggambaran perempuan yang stereotip yaitu dengan tubuh yang seksi dan pola tutur bahasa yang cenderung membungkam eksistensi perempuan dalam perspektif kesamaan gender. Pola penggambaran dan bahasa tutur Film Comic 8 yang menjadikan perempuan sebagai obyek tersebut, dianalisis menggunakan teori The Male Gaze. Teori ini menunjukkan bahwa perempuan disubordinasikan dan dijadikan objek seksual oleh standar perspektif patriarkal dalam tataran psikoanalitik khususnya dalam film Mulvey, 1989 . Melalui penggunaan ldquo;Muted Group theory rdquo; kemudian akan menjelaskan pola bahasa dan narasi yang membungkam perempuan, hal itu karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dibuat oleh masyarakat patriarkal.

ABSTRACT
The Indonesian film world has been experiencing its most popular time in the last decade. One of the dominating genre of the popular list is comedy, and Comic 8 is one movie that starts out the most successful comedy film franchise in Indonesia. What really worth noting in this movie is the use of stereotypical imagery of women which tends to silence the existence of women, seen through the lens of gender equality. The objectifying image of women is analyzed with The Male Gaze theory in which the theory points out that women are being put in a subordinate position and as a sexual object to satisfy the visuals of men, in the psychoanalytic realm, specifically in films Mulvey, 1989 . The Muted Group theory then explains the sexist language and narrative made by patriarchal society, which leads to the silencing of women West and Turner, 2010 . "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diantri Seprina Putri
"Kapitalisme, terutama melalui media massa, telah membawa pengaruh besar bagi perubahan konstruksi citra blackness dalam pandangan masyarakat modern. Citra baru blackness sebagai sesuatu yang menawan dan eksotis direpresentasikan melalui penggunaan slogan Black is beautiful dalam pemasaran berbagai produk kapitalis. Namun di balik pesan positifnya, penggunaan slogan Black is beautiful dalam sistem kapitalisme secara implisit ikut membawa isu interseksionalitas yang direpresentasikan melalui proses komodifikasi terhadap tubuh perempuan berkulit hitam. Penelitian ini berfokus pada pembahasan analisis mengenai isu komodifikasi perempuan kulit hitam yang dialami oleh tokoh utama, Bride, dalam novel God Help The Child (2015) karya Toni Morrison. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membongkar kaitan antara komodifikasi perempuan kulit hitam dengan upaya objektifikasi terhadap ras dan gender dalam sistem white supremacist capitalist patriarchy. Data yang dikumpulkan dari teks dianalisis menggunakan konsep critical race theory dari Bell Hooks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara implisit, konsep dasar rasisme kembali dijalankan sebagai pondasi dari sistem kapitalisme. Konstruksi citra baru blackness menyiratkan bahwa standar kecantikan masyarakat kulit putih kembali diaplikasikan pada tubuh orang kulit hitam, terutama pada tubuh perempuan. Perbedaaan antara rasisme dan kapitalisme hanya terletak pada metode dan cara kerjanya. Lebih jauh, teks mengkritik sistem kapitalisme dengan menampilkan beberapa alternatif anti-kapitalisme sebagai upaya untuk mencegah dampak negatif dari sistem tersebut.

Capitalism, especially through the mass media, has a great impact in the construction of blackness in modern society.While previously undesired, blackness in the contemporary society is presented as exotic and enthralling. Black is beautiful is the new slogan in representing blackness. In spite of the positive message, however, underneath this marketing jargon is the commodification of black womans body. This article analyzes the commodification of the black woman through the narrative and characterization of the main character, Bride, in Toni Morrisons novel, God Help the Child. The purpose of the research is to unpack the intersection between the commodification of black women and race and gender construction within the white supremacist, capitalistic patriarchy. The representation of blackness in society affects the commodification methods imposed by capitalism on black women. Textual analysis is based on Bell Hooks critical race theory. The findings show that implicitly, racism is readopted in the contemporary capitalism. The new construction of blackness suggests the orientalist gaze of the White as a standard. Furthermore, this commodification is gendered, as it capitalizes especially on black women’s bodies. The difference between racism and capitalism can be seen from their ways to maintain whites standardization in society. Furthermore, the novel shows its critic towards capitalism by showing some anti-capitalism alternatives in the text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriani Yulia Putri
"Skripsi ini membahas tentang penerjemahan kata think dalam novel Harry Potter and The Philosopher’s Stone karya J.K. Rowling ke dalam bahasa Jepang yaitu 「ハリーポ ッターと賢者の石. Menurut kamus pada umumnya, kata think dalam bahasa Jepang secara garis besar dapat diartikan menjadi 「考える」kangaeru dan 「思う」 omou. Namun dalam pelaksanaannya, muncul kata lain selain kangaeru dan omou yang digunakan dalam menerjemahkan kata think. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa selain penerjemahan dengan morfem bebas secara leksikal, penerjemahan dengan morfem bebas, morfem terikat, serta gabungan keduanya secara situasional juga dilakukan oleh penerjemah dalam menerjemahkan kata think. Morfem bebas yang digunakan dalam penerjemahan antara lain morfem yang termasuk dalam kelas kata verba 「動詞」dan adverbia「副詞」. Sedangkan morfem terikat yang digunakan antara lain adalah morfem dari kelas kata verba bantu 「助動詞」 dan partikel akhir 「終助詞」. Selain itu terdapat pula beberapa penerjemahan yang termasuk ke dalam kategori penerjemahan nol atau pelesapan. Dengan penelitian ini diharapkan pembelajar bahasa Jepang dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan ketika menerjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang.

This study focused on the translation of the word think in Harry Potter and The Philosopher’s Stone by J.K Rowling into Japanese version 「ハリーポッターと賢者 の石」. According to dictionaries in general, think is equivalent to the word「考える」 kangaeru and 「思う」 omou. However, in the process of translation, other words are also used to express the word think in Japanese. The result of this study is, not only the lexically equivalent independent morphemes are used in translation, but also the attached morphemes (adjunct) or combination of both can be used to translate the word think as long as they are circumstantially equivalent. The usable independent morphemes are categorized as verbs 「動詞」and adverbs 「副詞」, while the adjunct that can be used includes auxiliary verbs 「助動詞」and final particles 「終助詞」. Last but not least, there are some translations that are categorized as "zero translations" as they were called omissions. From these results, those who are studying Japanese are expected to use this works as a consideration for translating from English to Japanese."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Basic Books, 1971
330.122 CAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Varga, Eugen, 1879-1964
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1961
330.12 VAR t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1964
320.01 THE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Redwood, John
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990
330.122 RED k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>