Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Meloin
"Bagi investor, terdapat dua hal yang sering kali menjadi perhatian dalam memutuskan pilihan investasinya, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Bersamaan dengan tingkat pengembalian terdapat risiko yang menyertainya.
Beberapa faktor akuntansi keuangan diyakini mempengaruhi risiko sistematis (beta) suatu saham. Beaver et al. (1970) melakukan penelitian penting pertama untuk menghubungkan risiko pasar dengan data akuntansi keuangan. Mereka menemukan adanya hubungan yang signifikan antara perkiraan beta dengan beberapa rasio keuangan seperti dividend payout ratio, pertumbuhan aktiva, financial leverage, lilaiiditas, ukuran aktiva, variabilitas keuntungan, dan beta akuntansi. Perbedaan data akuntansi yang berasal dari berbagai keputusan keuangan perusahaan mungkin memiliki informasi tentang besarnya risiko sistematis suatu saham.
Ukuran perusahaan juga ditemukan sebagai faktor penting dalam menentukan besamya risiko sistematis di antara perusahaan. Husnan (1990), Chan dan Chen (1991) memperlihatkan perbedaan tingkat risiko sistematis antara perusahaan kecil dan besar.
Berdasarkan kejadian di Indonesia, penelitian ini mencari peran variabel rasio keuangan (NPL, CAR, EPS, dan ROE) dan ukuran perusahaan (total aktiva) dalam menentukan tingkat risiko sistematis saham perbankan dan hubungan antara variable tersebut dalam mempengaruhi risiko sistematis saham perbankan selama periode 2000 - 2004. Sampel yang digunakan sebanyak 21 perusahaan perbankan yang masih terdaftar sampai dengan akhir Desember 2004 dan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta minimal selama dua tahun.
Penelitian ini menggunakan tiga tahap. Tahap pertama adalah menentukan parameter dari tingkat pengembalian saham individual (R) dan tingkat pengembalian pasar (Rm). Data yang digunakan untuk setiap saham adalah harga penutupan mingguan. Tahap kedua adalah menghitung nilai koefisien beta (B) masing-masing saham individual per periode dengan menggunakan perangkat lunak E-views 4.1. Tahap ketiga adalah penggunaan regresi berganda untuk menentukan hubungan antara rasio keuangan dan ukuran perusahaan dengan beta saham.
Hasil penelitian menunjukkan variabel rasio keuangan dan ukuran perusahaan secara bersama-sama mempengaruhi perubahan beta saham secara signifikan pada level 5% untuk model regresi 5 tahunan. Sedangkan jika model regresi dilakukan per tahun maka variabel rasio keuangan dan ukuran perusahaan secara bersama-sama mulai berpengaruh signifikan terhadap beta saham sejak tahun 2002 dan tidak memiliki pengaruh signifikan pada tahun 2000 dan 2001.
Bila sampel diklasifikasikan berdasarkan ukuran perusahaan (total aktiva), diperoleh hasil beta saham perusahaan besar dipengaruhi dengan signifikan oleh rasio keuangan (CAR, ROE) dan ukuran perusahaan (LN_TA). CAR dan LN_TA memiliki pengaruh positif terhadap beta saham, sedangkan ROE memiliki pengaruh negatif. Hubungan LN_TA dengan beta saham sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan hubungan CAR dan ROE terhadap beta saham tidak sesuai dengan harapan. Untuk perusahaan kecil, variabel rasio keuangan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap beta perusahaan. Hal ini menunjukkan rasio keuangan tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi di perusahaan kecil. Dengan kata lain, ada faktor-faktor lain di luar rasio keuangan yang dijadikan dasar dalam berinvestasi di perusahaan kecil.
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap beta saham. Rata-rata beta saham perusahaan besar jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata beta saham perusahaan kecil. Hal ini menunjukkan perusahaan besar lebih berisiko dibandingkan dengan perusahaan kecil."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono
"Karya akhir ini bertujuan untuk meneliti secara empiris mengenai manfaat dari laporan keuangan untuk menjelaskan return saham. Penelitian ini berusaha membandingkan nilai manfaat dari laporan tahunan dan laporan interim dalam menjelaskan return saham. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilihat mengenai variabelvariabel apa saja (dalam laporan keuangan perusahaan) yang paling bermanfaat bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Laporan kuartal yang paling baik dalam menjelaskan variabilitas market adjusted return maupun abnormal return adalah laporan pada kuartal 2. Hal ini terlihat dari nilai adjusted-R2 nya yang paling tinggi dibandingkan model yang lain yaitu sebesar 13,49% dan 10,45%. Sedangkan laporan kuartal 1memiliki nilai manfaat yang paling rendah. Hal ini terlihat dari nilai adjusted-R2 nya yang paling rendah yaitu sebesar 1,22% (market adjusted return) dan 2,52% (abnormal return).
Dari hasil regresi dengan menggunakan seluruh data dan memasukkan seluruh variabel terlihat bahwa bagi investor rasio keuangan yang dapat berguna dalam menjelaskan market adjusted return maupun abnormal return saham adalah rasio profitabilitas (NPM, ROE), rasio turnover (TATO), rasio market value (PBV) dan faktor ukuran perusahaan (Log TA). Dari penelitian ini juga dapat terlihat bahwa pergerakan harga saham banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kinerja finansial perusahaan. Dari model yang digunakan terlihat bahwa nilai R2 tertinggi hanya mencapai 39,1%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Seta Perdhana
"Skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang menentukan audit lag pada perusahaan publik di Indonesia. Sampel terdiri atas 138 perusahaan dalam industri manufaktur dan 22 perusahaan dalam industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2007. Statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit lag lebih dari 76,2 hari untuk tiga tahun penelitian dengan standar deviasi 20 hari. Penelitian ini menguji empat hipotesis mengenai pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, ukuran kantor akuntan publik, dan jenis industri terhadap audit lag. Hasil utama dalam penelitian ini adalah bahwa audit lag secara signifikan lebih panjang pada perusahaan yang menerima opini audit selain wajar tanpa pengecualian dan termasuk dalam industri nonkeuangan. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi dalam literatur saat ini mengenai audit lag.

This paper analyzes the determinant factors of audit lag in public companies in Indonesia. The sample comprises 138 companies in manufacturing industry and 22 companies in banking industry listed in the Indonesian Stock Exchange during the period 2005-2007. Descriptive statistics indicate the audit lag mean to be more than 76,2 days for the three years under study with a standard deviation of 20 days. This study tests four hypotheses relating the effect of company size, audit opinion, auditor firm size, and industry classification to audit lag. The primary findings are that the audit lag is significantly longer for companies that (1) receive other than unqualified audit opinions, and (2) are non-financial industry. It is hoped that this study can contribute towards the current literature on audit lag."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Kristiana
"Penelitian ini berusaha menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap reaksi harga saham dan mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi harga saham tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan observasi terhadap 25 perusahaan sektor non keuangan yang melakukan right issue di BEJ dalam kurun waktu antara I Januari 2002 hingga 31 Desember 2006 dan dengan melakukan dua penelitian yang saling berkaitan. Penelitian 1 bertujuan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap reaksi harga saham yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan event study methodology dan pengujian hipotesis dengan statistik uji-t. Hasil penelitian I menunjukkan bahwa pada saat tanggal efektif terjadi reaksi harga saham yang negatif tetapi tidak signifikan. Reaksi harga saham yang negatif dan signifikan terjadi pada t = -7 dan t = -8. Hari pertama setelah tanggal pengumuman (t = +1) reaksi harga saham berbalik menjadi positif dan reaksi positif yang signifikan terjadi di t = +2. Hasil penelitian I menunjukkan, secara kumulatif Average Abnormal return selama periode pengamatan jangka pendek yaitu menjelang tanggal efektif (t= -4 s/d t= +2) return saham Iebih berfluktuasi dibandingkan periode selama pengamatan (periode jendela). Hal ini menunjukkan secara akumulasi investor menganalisis bahwa pada periode pendek tersebut adalah timing yang paling tepat untuk merespon right issue dengan lebih cepat dan kuat guna mendapatkan capital gain. Secara kumulatif terjadi AAR. negatif terjadi di hari-hari sebelum tanggal efektif dan berubah menjadi positif setelah tanggal efektif, kemungkinan besar hal ini di sebabkan pada periode sebelum tanggal efektif investor merespon right issue sebagai kabar buruk yang ditunjukkan dengan abnormal return yang negatif. Reaksi negatif ini di off-set oleh perusahaan yang melakukan right issue dengan pengumuman peningkatan capital expenditure bersamaan dengan tanggal right issue dinyatakan efektif, sehingga reaksi investor berbalik menjadi positif dan berarti right issue di respon sebagai kabar baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi harga saham terhadap right issue. Untuk maksud tersebut penelitian menggunakan multiple regression analysis dimana CAR sebagai vaniabel terikat dan sebagai vaniabel bebas adalah Debt Equity Ratio (DER), rasio jumlah lembar saham baru dengan jumlah lembar saham yang beredar (RBL), dan rasio harga penawaran saham baru dengan harga penutupan saham sebulan sebelum tanggal efektif (OFFER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas DER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap reaksi harga saham yang diukur dengan CAR. Variabel bebas RBL berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sedangkan OFFER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel terikat CAR. Dalam penelitian ini nilai R adalah R2 = 0.050. Hal ini menyatakan bahwa hanya sebesar 5% dari total variasi variabel terikat CAR yang dapat dijelaskan oleh seluruh vaniabel bebas yaitu DER, RBL, dan OFFER secara simultan. Sisanya 95% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak di ikutsertakan dalam model penelitian."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24529
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hady Wibowo
"ABSTRAK
Likuiditas adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan saat berinvestasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh illikuiditas saham yang diestimasi dari tahun lalu dengan return bulanan periode 2006-2015 di Bursa Efek Indonesia. Beberapa penelitian empiris sebelumnya menemukan adanya hubungan positif signifikan antara illikuiditas dan return saham. Dalam penelitian pasar modal Indonesia dengan memasukkan variabel beta, ukuran perusahaan, dan dividend yield ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara illikuiditas saham yang diestimasi dari bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

ABSTRACT
Liquidity is one of the factors that must be considered when investing. The purpose of this research is to know the effect of stock illiquidity estimated from last year to monthly stock returns in the period 2006 2015 in Indonesia Stock Exchange. Some previous empirical studies found a significant positive relationship between illiquidity and stock return. In Indonesia capital market research by including beta, firm size, and dividend yield shows a positive and significant relationship between stock illiquidity estimated from the same month in the previous year."
Lengkap +
2016
S65905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simanjuntak, Maria Lusiana
"Harga saham dapat mencerminkan kinerja (performance) suatu pernsahaan. Saham-saham perusahaan yang baik kinerjanya akan mempunyai nilai yang relatif tinggi (berharga tinggi). Hal ini disebabkan karena saham tersebut diminati oleh banyak investor yang membuat permintaan akan saham tersebut melebihi penawarannya sehingga berdampak pada kenaikan harga saham tersebut. Sebaliknya, buruknya kinerja suatu pernsahaan dapat mengakibatkan jatuhnya harga saham tersebut.
Penelitian ini ditujukan pada perusahaan-perusahaan yang sahamnya masuk dalam daftar Bursa Efek Jakarta periode Januari 1999 sampai dengan Desember 2001 dengan periode penelitian selama 3 tahun. Sampel yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu data rata-rata dan data kwartal yang untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model cross-sectional regression dan pooled regression.
Multikrisis yang menerpa kondisi domestik Indonesia cukup telak memukul perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aneka krisis tersebut mengakibatkan transaksi saham di BEJ yang selama bertahun-tahun didominasi investor asing menjadi semakin sepi. Menghadapi hal tersebut, Bursa Efek Jakarta tampaknya tak dapat mentolerir kondisi para anggota bursa yang kinerjanya terns terpurnk sehingga melakukan pelelangan saham terhadap anggota bursa yang kinerjanya terus menurun.
Berkaitan dengan seluruh kondisi di atas, penulis menemukan bahwa sektor industri barang konsumsi mernpakan salah satu sektor industri yang masih terns bertahan menghadapi berbagai guncangan akibat krisis ekonomi di Indonesia. Hal ini terjadi terntama didukung oleh kekuatan industri rokok dan industri makanan yang secara relatif tidak secara signifikan terpengaruh oleh kemerosotan kondisi ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 dan ini terlihat pada minat investor terhadap saham perusahaan go public sektor industri barang konsumsi yang memiliki harga saham yang atraktif di mata para investor.
Menggunakan alat analisis statistik yaitu model regresi tinier berganda (metode enter), peneliti menemukan bahwa dalam rata-rata (cross-sectional regression), variabel Earning per Share, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi variasi harga saham baik secara simultan maupun parsial pada tingkat signifikansi 5 persen. Sedangkan pada data kwartal (pooled regression) baik secara simultan maupun parsial diperoleh bahwa disamping keempat rasio keuangan tersebut, variabel Return on Equity juga berpengaruh secara signifikan terhadap variasi harga saham pada tingkat signifikansi 5 persen.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian empiris sebelumnya adalah : jenis data yang digunakan, jumlah data sampel yang diambil serta kondisi ekonomi pada pasca krisis ekonomi nasional selama periode penelitian."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T11637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>