Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chekov, Anton Pavlovich, 1860-1904
"Jatuh cinta kepada Yulia, Alexei tak mau lama-lama menunggu melamarnya. Yulia sendiri, meski tak tebersit cinta sedikit pun, merasa sayang jika harus melewatkan lamaran pria kaya ini. Dan, pernikahan tanpa cinta itu pun berjalan tertatih di tahun-tahun pertama. Mereka berdua berusaha menumbuhkan cinta, meskipun tidak mudah mengingat berbagai hal besar terjadi di sekeliling mereka.
Tiga Tahun adalah novel yang ditulis Anthon Chekov pada 1885. Novel ini menyoroti perkembangan masyarakat Rusia pada masa itu, yang diwarnai kemunculan kelas pedagang dan pemilik pabrik dan kelas pekerja. Terbitnya novel ini sekaligus melambungkan nama Anton Chekov sebagai sastrawan mumpuni Rusia. Diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono, novel ini pun semakin mendapatkan gaungnya.
Tentang Penulis: Anton Chekov adalah seorang penulis besar Rusia yang terkenal terutama karena cerpen dan dramanya. Perkenalan pertamanya dengan sastra berlangsung saat kanak-kanak. Chekov kecil yang pemalu kerap tampil di teater-teater amatir. Baru ketika menginjak usia remaja, Chekov mulai mencoba mengarang berbagai anekdot singkat, cerita lucu, hingga drama panjang yang serius. Karya-karyanya banyak disanjung oleh kritikus dan penulis lainnya di seluruh dunia. Pada Mei 1904 Chekov mengembuskan napas terakhirnya akibat penyakit TBC yang dideritanya."
Yogyakarta: Bentang, 2017
891.7 CHE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chekhov, Anton Pavlovich, 1860-1904
"Buku ini merupakan terjemahan dari cerita pendek Anton Chekov yang berjudul Три Года = Tri Goda. Cerpen ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Rose Prokofieva."
Moscow: Foreign Languages Publishing House, [date of publication not identified]
891.73 CHE tt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
"Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 (“UU Persaingan Usaha”) dan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2010 (“PP Persaingan Usaha”), tidak mengatur pengambilalihan aset. Padahal pengambilalihan aset khususnya yang bernilai signifikan dapat mengganggu persaingan usaha yang sehat. Ketiadaan pengaturan pengambilalihan aset dalam kedua peraturan perundang-undangan Persaingan Usaha menyebabkan KPPU menerbitkan peraturan KPPU No. 3 Tahun 2019 ("Perkom No. 3 Tahun 2019) yang salah satu ketentuannya mengatur tentang pengambilalihan aset. Keberadaan pengaturan pengambilalihan aset dalam Perkom No. 3 Tahun 2019 menimbulkan permasalahan yuridis mengenai: (i) kewenangan KPPU untuk mengatur pengambilalihan aset, dan (ii) harmonisasi norma dan kekuatan mengikat dari ketentuan pengambilalihan aset dalam Perkom No. 3 Tahun 2019 tersebut. Hal tersebut karena pengaturan pengambilalihan aset dalam Perkom No. 3 Tahun 2019 seharusnya dibuat berdasarkan perintah atau bersumber dari peraturan yang lebih tinggi. Sementara peraturan yang lebih tinggi yaitu UU Persaingan Usaha dan PP Persaingan Usaha tidak mengatur pengambilalihan aset. Permasalahan ini penulis teliti dengan menggunakan metode penelitian yuridis normative dengan melakukan penelahan peraturan perundang-undangan dan buku-buku yang terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KPPU tidak berwenang mengatur pengambilalihan aset dan pengaturan pengambilalihan aset dalam Perkom No. 3 Tahun 2019 tidak harmonis dengan peraturan yang ada diatasnya dan tidak berlaku efektif.

Law No. 5 of 1999 concerning the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition (“Business Competition Law”) and Government Regulation no. 57 of 2010 concerning Merger or Consolidation of Business Entities and Acquisition of Company Shares Which Can Result in Monopolistic Practices and Unfair Business Competition (“PP Business Competition”), does not regulate the acquisition of assets. Whereas, the acquisiton of assets, especially those of significant value, can disrupt fair business competition. The absence of arrangements for the acquisition of assets in both of Business Competition Laws and regulations and the importance of arrangements for the acquisition of assets, have caused KPPU to issue KPPU's regulation No. 3 of 2019 which one of the provisions regulates the acquisitioh of assets. The existence of provision of the acquisition of assets in Perkom No. 3 of 2019 raises juridical issues regarding: (i) the authority of the KPPU to formulate provision for the acquisition of assets and (ii) harmonization of norms and binding powers of the provisions for the acquisition of assets as regulated in Perkom No. 3 of 2019. This is because, the provision concerning the acquisition of assets in Perkom No. 3 of 2019 should be made based on orders or sourced from higher regulations, whereas the higher regulations, namely the Business Competition Law and the Business Competition Regulations do not regulate the acquisition of assets. This problem examined by using a normative juridical research method by examining the laws and regulations and related books. The results of this study indicate that KPPU does not have the authority to formulate provisions for the acquisition of assets and provisions for the acquisition of assets as regulated in Perkom No. 3 of 2019 is not in harmony with the existing laws and regulations and is not effective and has no binding legal force."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Howard, John Tasker
New York: Thomas Y. Crowell, 1946
780.973 HOW o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beaver, C. Masten
New York : Exposition Press , 1955
917.98 BEA f (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Veny Kartika Yantie
"Latar Belakang: Saat ini masih terdapat perdebatan mengenai usia terbaik untuk dilakukan koreksi total pada tetralogi Fallot (TF). Koreksi lebih dini mempunyai keuntungan serta kerugian. Koreksi total TF saat usia yang terlambat dapat mengakibatkan disfungsi ventrikel kanan dan terkadang disfungsi ventrikel kiri. Parameter disfungsi ventrikel yaitu TAPSE, MPI, franksi ejeksi.
Tujuan: Untuk mengevaluasi durasi QRS, TAPSE, dan lama rawat ICU pasien TF yang dilakukan koreksi total ≤ 3 tahun lebih panjang dibandingkan koreksi total pada usia > 3 tahun.
Metode: Studi kohort retrospektif pada subjek pasien anak dan dewasa yang menjalani koreksi total, minimum pemantauan 6 bulan pasca-koreksi total. Analisis data menggunakan Mann Whitney U Test serta uji Chi square.
Hasil: Sebanyak 358 pasien TF telah menjalani koreksi total sejak 1 januari 2007 sampai 31 Juni 2013 dan sebanyak 52 subjek (18 subjek pada usia koreksi < 3 tahun dan 34 subjek dengan usia koreksi > 3 tahun) dengan median rentang lama pemantauan 24,5 dan 30 bulan. Rentang usia pada kelompok koreksi ≤ 3 tahun 1,8 (0,7-3) tahun dan kelompok koreksi > 3 tahun 5,2 (3,1-25,5) tahun. Rerata waktu PJP 79,1 (27,5) menit dibanding 78,8 (28,7) menit dan rerata aortic cross clamp 35,6 (13,2) dibanding 34,7 (19,1) menit tidak bermakna pada kedua kelompok. Penggunaan ventilator dengan median 1 hari, penggunaan chest tube dengan median 3 hari, lama penggunaan inotropik dengan median 2 hari tidak berbeda pada kedua kelompok. Terdapat abnormalistas rerata pengukuran RVMPI dan LVMPI pada kedua kelompok. Sebagian besar terdapat gangguan irama berupa complete RBBB, dan sekitar 50% didapatkan regurgitasi tricuspid. Residual stenosis pulmonal didapatkan pada 3/34 dan residual DSV pada 2/34 subjek pada koreksi > 3 tahun. Median lama rawat ICU [2 (1-9) hari dibanding 1,5 (1-46) hari, p=0,016] serta median durasi QRS [118 (78-140) ms dibanding 136 (80-190) ms, p=0,039] berbeda bermakna pada kedua kelompok, sedangkan tidak terdapat hubungan antara TAPSE dengan usia koreksi dengan RR 0,85; IK 95% 0,26-2,79 p=0,798.
Simpulan: Pasien TF yang dilakukan koreksi total ≤ 3 tahun memiliki durasi QRS lebih pendek, TAPSE yang tidak lebih baik dibandingkan dengan koreksi > 3 tahun, dan waktu rawat ICU lebih panjang.

Background: Timing for correction in patients with tetralogy of Fallot (TF) is controversial. Repair at < 3 years old shows good myocardial performance. Late repair can shows prolonged QRS duration, ventricular dysfunction with parameters myocardial performance index (MPI) and TAPSE, but longer intensive care unit (ICU) stays.
Aims: To evaluate QRS duration, right ventricle function measured by TAPSE, ICU length of stays (LOS) of patients after correction TF which is repaired in age ≤ 3 versus > 3 years old.
Methods: Cohort retrospective study was performed in children and adults who were underwent correction with minimal follow up was 6 months. The TAPSE and QRS duration was evaluated during follow up. We compared using Mann Whitney U test and Chi square test analyses.
Results: Among 358 children recruited, there were 52 subject completed the study, 18 in correction age ≤ 3 years old group and 34 at age > 3 years old group who underwent total correction since January 2007 – June 2013. Age when underwent total correction ranging from 7 months – 25 years old, with follow up data was took at 24-30 months after discharge. There were abnormalities at right ventricle and left ventricle MPI, but weren’t different between groups. There were a significant difference between ICU LOS [2 (1-9) days vs. 1.5 (1-46) days p=0.016] and QRS durations [118 (78-140) ms vs 136 (80-190) ms, p=0.039]. Aged repaired didn’t increase risk of having abnormality TAPSE (RR 0.85; 95% CI 0.26-2.79; p = 0.798).
Conclusion: TF total correction at ≤ 3 years old has shorter QRSdurations at follow up and longer ICU LOS. Correction at > 3 years old didn’t proven as a risk to have abnormality TAPSE.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Khusnayain Wijayanti
"Anemia merupakan suatu masalah bagi negara berkembang seperti Indonesia. Pada anak-anak, anemia telah diketahui berdampak pada perkembangan kognitif dan keterlambatan pertumbuhan. Pertumbuhan anak yang terhambat berdasarkan tolak ukur usia sebagai dampak dari anemia disebut stunting. Istilah risiko stunting dalam penelitian ini mengacu kepada HAZ score berdasarkan standar dari NCHS yakni antara -1,1 hingga -2. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan melibatkan seluruh populasi terjangkau (total sampling) pada anak usia 3-9 tahun di pesantren Tapak Sunan Condet pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prevalensi anemia dan hubungannya dengan risiko stunting. Dari penelitian ini didapatkan data hasil pengukuran tinggi badan, tanggal lahir untuk menentukan usia, dan kadar hemoglobin. Hasilnya, 13 (26%) anak menderita anemia dan 1 dari 13 penderita anemia terkena risiko stunting. Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara anemia dengan risiko stunting (p=0,962).

Anemia has been known as one of the worst health problems in develop country, such as Indonesia. Based on study, anemia has impact on children’ cognitive development and growth failure. Children growth failure related age is called stunting. The term of mild stunting is derivated from HAZ score based of NCHS standard which is between -1,1 to -2. This study, which use cross sectional design and included 50 children aged 3 to 9 years old, was held in Pesantren Tapak Sunan in 2011. This study has goal which are to determine the prevalence of anemia and its association with mild stunting. This study use data of height of the children, their date of birth to determine thier age, and hemoglobin levels. The result, 13 (26%) children was known suffering anemia and 1 of 13 of them was in mild stunted. The result of statistic analyze used chi-square showed there was no association between anemia and mild stunting (p=0,962).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yahmin Setiawan
"Hidup sehat merupakan hak azasi manusia, tidak peduli kaya atau miskin. Krisis moneter yang terjadi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin, Keadaan ini tentunya menjadikan masyarakat miskin akan sangat sulit mendapatkan akses ke sarana pelayanan kesehatan. Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah untuk mengumpulkan dan mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) yang memberikan Iayanan kesehatan gratis 24 jam kepada kaum dhuafa (fakir & miskin). Peningkatan jumlah kunjungan pasien, penambahan jumlah karyawan dan adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) Zakat yang diajukan oleh Departemen Agama RI yang prinsip ybijakannya akan membatasi sumber dana operasional LKC sehingga diperlukan analisis pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012) dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada dhuafa.
Tujuan dari penelitian ini adalah tersusunnya analisis pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif dengan cara pengisian form kuesioner diagnosa organisasi dan kualitatif dengan cara telaah dokumen, wawancara mendalam dan FGD. Diagnosa Organisasi LKC di Ciputat tahun 2009 adalah prioritas permasalahan yang dihadapi dan diselesalkan yaitu kualitas pelayanan yang diberikan karyawan masih kurang bahkan buruk dan potensi hilangnya sumber pembiayaan LKC dari zakat. Rencana pengembangan organisasi LKC di Ciputat untuk 3 tahun ke depan (2009-2012) adalah meningkatkan LKC dari Balai Pengobatan Plus menuju Rumah Sakjt, atau disebut Rumah Sehat Terpadu (RST). Sehingga strategi intervensi pengembangan organisasi LKC yang direncanakan berupa strategi intervensi organisasi / struktural, perilaku / terfokus pada manusia dan teknis merupakan bagian dari persiapan dan pelaksanaan RST di masa mendatang
Health is a basic human rights, despite their economical status. The monetary crisis has occurred to increase the number of poor people, this of course makes the situation of the poor will be very difficult to get access to health services facilities. Dompet Dhuafa Republika Foundation as one of the National Institute Arnil Zakat to get the trust of the people and government to collect and manage zakat funds, irrfaq and shadaqah has establish Layanak Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), which provides 24 hours free of charge health services for dhuafa (poor & needy). The increasing number of patient visits, adding the number of employees and the Zakah Draft Bill submitted by the Ministry of Religious Affairs policies that will limit the principle source of timing as it impact, make the necessary operational LKC development efforts in the organization LKC Ciputat for 3 years (2009-2012 ) in order to improve and develop the health services provided to dhuafa, take into account.
The objective of this research is to develop organization plan of LKC in Ciputat for 3 years (2009-2012). This study is a descriptive research design with analysis used quantitative approach by distributing form of questionnaires and diagnostic organizations with the qualitative assessment document, depth interviews and FGDS. Result of o LKC`s organization diagnosis in year 2009 are the following priorities ; the quality of services provided by employees was not satisfying rather bad and loss of potential financing sources LKC's charity. LKC`s Organization Development plan for the next 3 years (2009-2012) is to improve the LKC status form Health Center Services Plus to be Rumah Sakit Terpadu (Integrated Hospital.The intervention strategies will be used in organization development plan are; organization / structural, behavioral I focused on the human and technical are part of the preparation and implementation of the RST in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iswandi
"Tesis ini menguraikan pengaruh riwayat stunted (pendek) pada anak usia dibawah tiga tahun terhadap prestasi akademiknya pada usia sekolah dasar. Penelitian ini merupakan survey longitudinal atau cohort fixed population dengan menggunakan data Studi Indonesian Family Life Survey/IFLS tahun 1993-2007.
Hasil penelitian menemukan Anak yang mengalami stunted pada usia bawah tiga tahun akan memiliki resiko untuk mengalami prestasi akademik kurang sebesar 1.840 kali dibandingkan dengan anak yang tidak memilik riwayat stunted setelah dikontrol variabel perancu (frekuensi makan, pemberian ASI eksklusif dan pendidikan pra sekolah dasar).
Disarankan agar mengembangkan kerjasama lintas sektoral yang berkelanjutan untuk pembangunan SDM sejak anak usia dini terkhusus anak bawah tiga tahun dan pra sekolah dasar.

The focus in this study is to identify the relationship of history stunted in children under three years to the cl1ild's academic achievement at primary school age. This research is a longitudinal survey or cohort Study fixed population by using data Indonesian Family Life Survey/IFLS year 1993-2007.
The study results showed that experienced stunted children under three years of age will have an increased risk for having low academic achievement at 1.840 times compared with children not having a history of stunted after controlled confounding variables (frequency of meals, exclusive breastfeeding and pre-primary school education for the child).
Researcher suggests to develop cross-sectoral cooperation for sustainable human development since early childhood, especially children under three years and pre-primary school age.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33211
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>