Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doddy Hendro Wibowo; Dwi Setya Ariani
"Guru honorer adalah guru yang belum memiliki status tetap atau guru yang belum diangkat sebagai PNS sehingga belum memiliki payung hukum yang jelas. Ada persoalan yang dialami oleh guru honorer yang tidak hanya berkaitan dengan status pekerjaan mereka namun juga berkaitan dengan sekolah di mana mereka bekerja, yaitu di sekolah yang berlabel pinggiran. Keadaan ini membuat guru honorer memiliki perasaan tidak aman berkaitan dengan pekerjaan yang dijalani (job insecurity). Penelitian ini melibatkan 121 guru berstatus honorer dari 34 instansi pendidikan pada jenjang TK, SD/ MI, SMP, SMA/SMK yang ada di daerah pinggiran kota Salatiga. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ketidakamanan kerja yaitu job insecurity scale(JIS). Hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat job insecurity guru honorer di sekolah pinggiran kota Salatiga, sebagian besar tergolong sedang. Secara khusus, sumber ketidakamanan kerja paling tinggi yang dirasakan oleh guru honorer di sekolah pinggiran kota Salatiga adalah rendahnya kemungkinan naik jabatan di sekolah pinggiran."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, 2016
150 MS 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Andina Ramadhiyanti
"Pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai perubahan yang terjadi pada aspek kehidupan, termasuk dampak terhadap perusahaan dan karyawan. Krisis kesehatan dan ekonomi yang terjadi membuat perusahaan menerapkan beberapa kebijakan sebagai upaya untuk tetap dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat peran grit sebagai moderator pada hubungan antara ketidakamanan kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan yaitu The Minessota Satisfaction Questionnaire (MSQ) short-form, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), dan short grit scale (Grit-S). Populasi dari penelitian ini adalah karyawan yang perusahaannya melakukan kebijakan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Analisis data secara statistik yang dilakukan yaitu uji asumsi, uji korelasi, dan uji moderasi menggunakan PROCESS Hayes Model 1. Berdasarkan hasil analisis statistik dari 748 partisipan ditemukan terdapat efek interaksi antara ketidakamanan kerja dan grit terhadap kepuasan kerja signifikan (b = -0,02, 95% CI [-0,04, -0,01], t=-3,09, p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa grit berperan sebagai moderator pada hubungan antara ketidakamanan kerja dan kepuasan kerja. Analisis lanjutan yang dilakukan mendapatkan bahwa grit dapat melemahkan pengaruh negatif dari ketidakamanan kerja terhadap kepuasan kerja ketika grit pada tingkat kategori sedang dan tinggi. Hasil penelitian menegaskan pentingnya perusahaan untuk melakukan usaha guna menurunkan ketidakamanan kerja dan meningkatkan kepuasan kerja.

Covid-19 brought changes in various aspects of life, including impact on companies and employees. The health and economic crisis that occurred made the company implements several policies as an effort to continue to be able to carry out its operational activities. This study aims to examine the role of grit as a moderator in the relationship between job insecurity and job satisfaction on employee. The approach of this research is quantitative with a cross sectional study design. There are three measuring tools used, namely The Minesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) short-form, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), and short grit scale (Grit-S). The population of this research is employees whose company implemented policy as result of the Covid-19. S Data analysis was carried out by assumption test, correlation test, and moderation test using PROCESS Hayes Model 1. Based on the statistical analysis from 748 participants, the results show significant interaction effect between job insecurity and grit on job satisfaction (b = -0.02, 95% CI [-0.04, -0.01], t=-3.09, p<0.05). With that, it can be concluded that grit acts as a moderator on the relationship between job insecurity and job satisfaction. Further analysis found that grit can attenuate the negative effect of job insecurity on job satisfaction when grit is in the medium and high category. The results of the study emphasize the importance of companies to make efforts to reduce job insecurity and increase job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Permata
"Ketidakamanan pekerjaan telah diketahui berhubungan secara negatif terhadap kinerja tugas. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran pertukaran atasan bawahan sebagai moderator antara hubungan ketidakamanan pekerjaan dan kinerja tugas. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner. Penelitian ini menggunakan alat ukur Job Insecurity Scale dan self-report kinerja tugas yang telah diadaptasi oleh Piccoli, et al. (2017) dan LMX-7 rancangan Graen dan Uhl-Bien (1995). Partisipan pada penelitian terdiri dari 108 karyawan swasta dengan status karyawan kontrak dan karyawan tetap dalam rentang usia 21-50 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis peneliti tidak terdukung, di mana peran atasan bawahan tidak berperan sebagai moderator antara ketidakamanan pekerjaan dan kinerja tugas. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh karakteristik partisipan penelitian sebagian besar mengalami tingkat ketidakmanan pekerjaan yang rendah sehingga tidak merepresentasikan karyawan dengan tingkat ketidakmanan pekerjaan yang tinggi. Disamping itu, sebagian besar partisipan memiliki tingkat pertukaran atasan bawahan dan kinerja tugas yang cenderung tinggi.

Job insecurity has been known to be negatively correlated with task performance. This research is conducted to see the role of Leader-Member Exchange (LMX) as a moderator between job insecurity and task performance. The data is collected by questionnaire. This research used Job Insecurity Scale and self-report performance that has been adapted by Piccoli, et al. (2017) and LMX-7 developed by Graen and Uhl- Bien (1995) as measurement instrument. The participants of this research consisted of 108 contract-based and permanent employee in private sectors with the age range of 21-50 years.
This research shows that researchers hypothesis was declined, it turned out that LMX did not act as moderator between job insecurity and task performance This is most likely due to the job insecurity felt by the participants in this research was low, which did not represent employees whose job insecurity was high. Other than that, most participants also had high quality and task performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Fathia Dayatri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh job insecurity pada job involvement dengan mempertimbangkan peran moderasi grit pada karyawan di masa pandemi Covid-19. Responden penelitian adalah 762 karyawan organisasi publik dan swasta di Indonesia yang menerapkan perubahan kebijakan karena Covid-19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Job Involvement Scale, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), dan Short Grit Scale (Grit-S). Data dikumpulkan menggunakan kuesioner secara daring serta dianalisis dengan analisis regresi menggunakan model 1 SPSS PROCESS. Hasil penelitian menemukan bahwa grit terbukti tidak memoderasi hubungan job insecurity dan job involvement. Sebagai implikasinya, temuan dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh organisasi sebagai acuan dalam mengantisipasi peningkatan job insecurity karyawan akibat adanya perubahan.

This study aims to determine the relationship between job insecurity and job involvement by considering the role of grit as the moderator in employees during the Covid-19 pandemic. Research respondents are 762 public and private sectors employees who work in organization which implemented policy changes due to Covid-19. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The sampling technique used is accidental sampling. The research measuring instruments consists of Job Involvement Scale, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), and Short Grit Scale (Grit-S). Data were collected using an online questionnaire and analyzed using regression analysis, utilizing SPSS PROCESS Model 1. It was found that grit did not moderate the relationship between job insecurity and job involvement. As the implication, the findings of this research can be used by organizations as reference to anticipate the increase of employee job insecurity due to changes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intiyas Utami
"Lecturers are expected to peiform Tri Dharma Perguruan Tinggi involving education and learning, research, and devotion to society. In executing the job, lecturers might feel uncomfortable, nervous, insecure, wony, and powerless toward the continuity his job (job insecurity). The higher the job insecurity, the lower the job satisfaction and organizational commitment, resulting in higher turnover intention. The purpose of this study is to investigate the direct influence of job insecurity on turnover intentions and the indirect influence of job insecurity on the relationships between job satisfaction, organizational commitment and turnover intentions. The sample is taken from accounting lectures at Christian Universities of Central Java and Special District of Jogjakarta. We use survey method with convenience sampling approach. This study uses simple regression method and multiple regressions to test the hypotheses developed in this study. The results of the study show that job insecurity positively and significantly influences turnover intentions. The results also show that job insecurity negatively and significantly influences turnover intention through job satisfaction and organizational commitment."
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2009
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Abdul Aziz
"Persaingan yang semakin ketat dalam industri teknologi mendorong perusahaan untuk terus berinovasi agar dapat bersaing, yang berujung pada ketergantungan perusahaan teknologi kepada investornya. Hal ini membuat perusahaan teknologi peka terhadap perubahan dan mendorong perusahaan teknologi untuk melakukan layoff demi efisiensi agar tetap bertahan. Dampak layoff bagi karyawan tidak hanya dirasakan oleh layoff victim, tetapi juga para layoff survivor. Karyawan yang melihat rekan kerjanya terkena layoff berpotensi mengurangi kepercayaan terhadap perusahaan terkait keamanannya sehingga dapat menimbulkan niat untuk keluar dari organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut pengaruh job insecurity dan perceived organizational support terhadap turnover intention dengan variabel mediasi employee engagement menggunakan metode analisis SEM. Riset dilakukan terhadap 163 layoff survivor yang bekerja di perusahaan teknologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa job insecurity dan perceived organization support berpengaruh langsung dan signifikan terhadap turnover intention pada karyawan yang selamat dari layoff. Employee engagement juga mampu memediasi kedua variabel tersebut dengan turnover intention. Studi ini diharapkan dapat membantu perusahaan teknologi untuk menangani karyawan yang tersisa setelah terjadi pemutusan hubungan kerja.

Increased competition in the technology industry encourages firm to continue to innovate in order to compete, which leads to dependency from technology firm to their investors. This makes technology firm sensitive to change and encourages tech firm to implement layoffs for efficiency in order to survive. The impact of layoffs for employees is not only felt by layoff victims, but also layoff survivors. Employees who see that their co-workers have been laid off have the potential to reduce trust in the company related to its security so that it can lead to the intention to leave the organization. This study aims to further analyze the effect of job insecurity and perceived organizational support on turnover intention with the mediating variable of employee engagement using the SEM analysis method. The research was conducted on 163 layoff survivors working in technology companies. The results of this study indicate that job insecurity and perceived organizational support have a direct and significant effect on turnover intention in employees who have survived layoffs. Employee engagement is also able to mediate these two variables with turnover intention. This study expected to help technology firm to dealt with remaining employee after layoff occur. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Muhammad Kautsar
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini untuk meneliti adanya pengaruh antara kompensasi dan job insecurity terhadap komitmen organisasional pada karyawan tetap. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 32 orang karyawan tetap. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh positif sedangkan job insecurity mempunyai pengaruh negatif terhadap komitmen organisasi.
The aim of this research is to investigate the impact of the compensation and job insecurity on organizational commitment towards permanent employees. This research used quantitative research methods. The respondents of this research are 32 permanent employees. The results of this research indicate that compensation has a positive impact while job insecurity has a negative impact on organizational commitment.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Ismail
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah job insecurity berhubungan dengan komitmen perubahan dan dimensi komitmen perubahan pada karyawan perusahaan rintisan berbasis digital. Partisipan penelitian meliputi 112 karyawan yang bekerja pada perusahaan rintisan (startup) berbasis digital (web, aplikasi, dll) yang berasal dari Indonesia dan sudah berdiri antara satu hingga lima tahun. Komitmen perubahan diukur menggunakan kuesioner yang diadaptasi berdasarkan Commitment to Change Inventory. Job insecurity diukur dengan menggunakan adaptasi Job Insecurity Scale. Hasil perhitungan Pearson correlation menunjukkan bahwa job insecurity tidak berhubungan signifikan terhadap komitmen perubahan (r= -0,02, p>0,05) dan komitmen perubahan normatif (r= -0,09, p>0,05). Selain itu job insecurity ditemukan berhubungan negatif signifikan dengan komitmen perubahan afektif (r= -0,29, p<0,01) dan positif signifikan dengan komitmen perubahan kontinuans (r= 0,29, p<0,01). Hasil penelitian dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan rintisan berbasis digital untuk memerhatikan job insecurity sebagai faktor yang berkaitan dengan komitmen perubahan afektif dan kontinuans.

This study aimed to see whether job insecurity was related to commitment to change and commitment to change dimensions in digital-based startup company employees. Study participants was comprised of 112 employees who worked in a digital-based startup company (web, application, etc.) that originated from Indonesia and was established between one to five years. Commitment to change was measured using questionnaire adapted based on Commitment to Change Inventory. Job insecurity was measured using the adaptation of Job Insecurity Scale). Pearson Correlation calculation results showed that job insecurity were not significantly related to commitment to change (r= -0,02, p>0,05) and normative commitment to change (r = -0,09, p> 0,05). Furthermore, job insecurity was found significantly negatively related with affective commitment to change (r = -0,29, p <0,01) and significantly positive with continuance commitment to change (r = 0,29, p <0,01). The results of the study could give digital-based startups consideration to give attention to job insecurity as one of the factors that related to affective and continuance commitment to change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Anwar Syahrizal
"Sektor pertambangan sendiri merupakan sektor dengan berbagai macam bahaya dan risiko yang tinggi dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Mayoritas kecelakaan disebabkan oleh unsafe acts, oleh karena itu dalam mengurangi hal tersebut perlu dilakukan intervensi. Dalam intervensi tersebut perlu memperhatikan underlying factors yaitu, manajemen dan safety culture. Iklim keselamatan sendiri merupakan salah satu elemen penyusun dari safety culture. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim keselamatan pada kontraktor RUC di tambang BG di PT F dengan besar sampel 81 orang. Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata profil iklim keselamatan sebesar 3,20 atau baik yang memerlukan sedikit peningkatan, kemudian dimensi dengan nilai tertinggi adalah Komitmen Keselamatan Pekerja sebesar 3,36. Lalu, semakin tinggi jabatan serta semakin lama masa kerja maka semakin tinggi nilai iklim keselamatannya dan berdasarkan lokasi kerja divisi yang terkait langsung dengan pekerjaan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan divisi yang tidak terlibat langsung.

The mining industry is a sector a high risk industry with various hazards which could led to work accidents. The majority of accidents are caused by unsafe acts, therefore intervention is necessary to reduce accidents. In this intervention, it’s necessary to focus on the underlying factors, especially management and safety culture. The safety climate itself is one of the elements of safety culture. The purpose of this study was to determine the safety climate of the RUC contractor in the BG mine at PT F with a sample size of 81 people. The results showed that the average score of the safety climate is 3.20 or good needed a little improvement, then the dimension with the highest score was Worker Safety Commitment with average score of 3.36. Then, the higher the position and the longer the working period is related to the higher the value of safety climate and based on the work location, the division that is directly involved to the job has a lower value compared to the division that is not directly involved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Arya Wijaya
"Tesis ini rnembahas mengenai manajemcn sekuriti fisik di pusat perbelanjaan Jakarta City Centre. Manajemen sekuriti fisik merupakan upaya efektif dan efisien dalam melindungi manusia dan aset - aset perusahaan supaya terhindar dari sebab apapun yang mengakibatkan keruglan atau kehilangan. Fokus penelitian adalah rnanajemen sekuriti fisik di pusat perbelanjaan Jakarta City Centre.
Untuk memahami secam holistik tentang fokus masalah penelitian, maka penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan prinsip rnanajemen yaitu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Sedangkan metode pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui pengamatan, wawancara berpedoman, penelitian dokumen, dan audio visual.
Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa penyelenggaraan manajemen sekuriti fisik di pusat pembelanjaan Jakarta City Centre dilakukan oleh kontraktor keamanan swasta PT. Garda Sekurindo. Namun manajemen belum dilaksanakan secara optimal dengan masih adanya gangguan keamanan seperti pencurian dan pengrusakan. Gangguan keamanan ini mengakibatkan kerugian bagi pemangku kepentingan di pusat perbelanjaan dan menjadi ancaman kepada pemangku kepentingan yang lain.
Untuk membuat kondisi bebas gangguan keamanan, maka penyelenggaraan manajemen sekuriti fisik di pusat perbe1anjaan Jakarta City Centre memedukan profesionalisme dad kontraktor keamanan dan dukungan dari seluruh pihak pemangku kepentlngan khususnya pengelola pusat perbelanjaan.

Seeking to provide an account of physical security management, this study has examined the effective way to protect people and their assets from any suffer of financial lost or another damages. at the Jakarta City Centre shoping mall.
Research methods used in the study are primarily those of qualitative approach : observation. in-depth interviews, document and audiovisual analysis.
Through qualitative data analysis, this study has found that the physical securitymanagement at the Jakarta City Centre has done by private security contractor. namely P.T. Garda Sekurindo. However, the management has not been done optimum due to security interference such as robbing and acts of damaging. This security interference has caused a lot of lost and damages. especially to the shaping mail's stakeholders and has threatened them also.
To create security interference-free situation, the physical security management at the Jakarta City Centre acquires proffesionalism from the private security contrnctor and from all stakeholders. particularly from the mall management.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T 25465
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>