Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Wahyudin
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perkembangan dan dinamika Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI pada masa Kardono pada kurun waktu 1983-1991. Dalam pembuatan skripsi ini menggunakan metode atau langkah-langkah penelitian Ilmu sejarah yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Pada masa ini PSSI berhasil mengangkat prestasi sepakbola Nasional dengan mendapatkan posisi empat Asian Games 1986 dan menjuarai Sea Games 1987 dan Sea Games 1991. Meskipun begitu, berbagai permasalahan seperti kasus suap juga terjadi di masa ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut PSSI membentuk Tim Pemberantasan dan Penanggulangan Masalah Suap (TPPMS). Dalam kepemimpinannya di PSSI Kardono mencoba meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia dengan kebijakan PSSI Garuda II dan kompetisi kelompok usia piala Haornas. PSSI di kepemimpinan Kardono ini melakukan berbagai kebijakan yang mengarah pada pembibitan dan juga peningkatan prestasi Tim Nasional.

ABSTRACT
This Thesis discusses about the development and dynamics of Indonesian Football Association or PSSI during Kardono period from 1983-1991. A Process this thesis using methods or steps of the study of the history of science that is Heuristik, Criticism, Interpretation and Historiography. At this time PSSI managed to raise the achievement of national football by getting the position of four Asian Games 1986 and won the 1987 Sea Games and Sea Games 1991. However, various problems such as bribery cases also occurred in this period. To overcome these problems PSSI formed the Tim Pemberantasan dan Penanggulangan Masalah Suap (TPPMS). In his leadership in PSSI Kardono tried to improve the achievement of Indonesian football with the policy of PSSI Garuda II and Haornas cup age group competition. PSSI in the leadership of Kardono is doing various policies that lead to the direct as well as the improvement of the achievement of the National Team.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Chuzaivah Ichsan
"Achmad Chuzaivah Ichsan. Skripsi berjudul Gentlement_s Agreement 15 Januari 1937 Antara PSSI dengan NIVU (dibawah bimbingan Iman Hilman M. Hum) Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004. 84 hlm + viii hal termasuk bibliografi, lampiran, indeks, dan riwayat singkat. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sepakbola di Indonesia pada tahun 1930-an. Dengan difokuskan pada kesepakatan yang terjadi antara PSSI dengan NIVU di tahun 1937. kesepakatan ini merupakan salah satu keberhasilan bangsa Indonesia dalam melawan dominasi bangsa Eropa. Penelitian dan pengumpulan bahan dilakukan melalui studi kepustakaan di berbagai perpustakaan di Jakarta dengan mempergunakan surat kabar dan majalah sejaman sebagai sumber primer. Penelitian juga dilakukan dengan melakukan wawancara dengan tokoh sepak bola sejaman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ferdinand Putra
"Sepak bola selalu menjadi olahraga yang paling populer di masyarakat Indonesia dan akhirnya menghasilkan banyak pecinta sepak bola. Sepak bola Indonesia sekaligus federasinya yaitu PSSI sering menjadi bahan pembicaraan berdasarkan persepsi para pecinta sepak bola. Saat ini, kinerja dari kepengurusan sekaligus ketua umum PSSI periode 2019-2023 sedang menjadi pembicaraan hangat oleh masyarakat pecinta sepak bola Indonesia di media sosial karena pergantian ketua umum sekaligus pengurus ke periode 2023-2027. Iwan Bule memiliki berbagai kinerja positif serta tindakan buruk selama masa jabatannya. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana rasa kepercayaan yang dimiliki berdasarkan persepsi masyarakat pecinta sepak bola Indonesia kepada Iwan Bule sebagai ketua umum PSSI periode 2019-2023 serta membuktikan apakah pada akhir kepemimpinannya, Iwan Bule sudah dapat memberikan rasa puas kepada para pecinta sepak bola Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data primer yang diperoleh dari wawancara serta pengumpulan data sekunder yang diperoleh melalui observasi daring. Hasil analisis menemukan bahwa rasa kepercayaan dapat dibangun seiring dengan berjalannya waktu. Meskipun pada awal kepemimpinan Iwan Bule tidak memiliki rasa kepercayaan dari para pecinta sepak bola, namun di akhir kepemimpinannya ia berhasil mendapatkan rasa kepercayaan yang menghasilkan rasa puas dari para pecinta sepak bola Indonesia.

Football has always been the most popular sport in Indonesian society and has finally produced a lot of football lovers. At present, the performance of the management as well as general chairman of PSSI for the 2019-2023 period is being hotly discussed by Indonesian football lovers on social media due to the replacement of the general chairman as well as administrators for the 2023-2027 period. Iwan Bule has had various positive performances as well as bad actions during his tenure. This study aims to find out how trust is held based on the perceptions of Indonesian football lovers in Iwan Bule as the general chairman of PSSI for the 2019-2023 period and to prove whether at the end of his leadership, Iwan Bule has been able to give satisfaction to Indonesian football lovers. By combining literature studies and qualitative content analysis, this study found that trust can be built over time. Even though at the beginning of Iwan Bule's leadership he did not have a sense of trust from football lovers, at the end of his leadership he managed to gain a sense of trust which resulted in satisfaction from Indonesian football lovers."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Bagas Satwika
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas peran Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia PBSI dalam pasang surut prestasi bulutangkis Indonesia khususnya di kejuaraan Thomas Cup pada rentang waktu tahun 1965 hingga 1989. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia selalu berusaha mempersiapkan pemain untuk berprestasi di kancah internasional khususnya kejuaraan Thomas Cup meskipun ada beberapa hambatan yang dihadapi seperti, Peristiwa Scheele, insiden Bangkok, dan pertikaian IBF dan WBF. Hasilnya adalah Indonesia berhasil menjadi negara peraih juara terbanyak sepanjang rentang waktu 1965 hingga 1989 dan PBSI memprakarsai bersatunya IBF dan WBF.

ABSTRACT
This thesis discusses about the role of The Badminton Association of Indonesia in the ups and downs of Indonesian badminton achievements, especially in the Thomas Cup on the period between 1965 to 1989. This research uses historical methods Heuristic, source criticism, interpretation, and historiography. This research proved that The Badminton Association of Indonesia is always trying to prepare players to excel in the international area, especially in the Thomas Cup, although there are some obstacles encountered such as, Scheele Event, Bangkok incident, and IBF WBF infighting. The result is that Indonesia succeeded in becoming the overall champion from 1965 to 1989 and the merger of IBF and WBF. "
2017
S69758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Ash Shidqi
"Artikel ini membahas dinamika Liga Bank Mandiri (LBM) pada periode 1999-2004 dan dampaknya terhadap prestasi klub dan tim nasional Indonesia. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Agum Gumelar memiliki tantangan yang luar biasa untuk menjalankan kompetisi setelah adanya krisis nasional. Salah satunya adalah kompetisi Liga Indonesia belum adanya sponsor yang mau mendanai bergulirnya kompetisi. Bank Mandiri sebagai bank hasil restrukturisasi dari empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia sepakat untuk mendanai Liga Indonesia selama lima musim berutut-turut dan nama liga berubah menjadi Liga Bank Mandiri. Dengan adanya sponsor maka berjalannya kompetisi diharapkan lebih profesional dan mampu meraih prestasi. Artikel ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan sumber-sumber yang berasal dari surat kabar sezaman, buku terbitan PSSI, buku sepak bola, jurnal, dan artikel internet. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PSSI terbantu dengan hadirnya Bank Mandiri yang mampu mendanai jalannya kompetisi. Selain itu, dampak yang cukup dirasakan adalah prestasi klub dan tim nasional Indonesia yang mampu bersaing di kompetisi level Asia serta memengaruhi peringkat Fédération Internationale de Football Association (FIFA) yang memuaskan dengan rata-rata peringkat 95.

This article discusses the dynamics of the Bank Mandiri League (LBM) from 1999 to 2004 and its impact on the achievements of Indonesian clubs and the national teams. The Indonesian Football Association (PSSI), under the leadership of Agum Gumelar, faced tremendous challenges in organizing competitions following the national crisis. One of the major challenges was organizing the Indonesian League without sponsors willing to fund the competition. Bank Mandiri, a bank formed from the restructuring of four government banks—Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, and Bank Pembangunan Indonesia—stepped in to sponsor the Liga Indonesia for five consecutive seasons, resulting in the league being renamed as Liga Bank Mandiri. With this sponsorship, it was anticipated that the competition would become more professional and capable of achieving greater success. This article employs historical research methods, utilizing sources such as contemporaneous newspapers, published books by PSSI, soccer literature, journals, and internet articles. The research findings suggest that PSSI received crucial assistance from Bank Mandiri, which provided funding for the competition. Moreover, a noticeable impact was observed in the achievements of Indonesian clubs and national teams, enabling them to compete at the Asian level competitions and subsequently improving the satisfactory ranking by the Fédération Internationale de Football Association (FIFA) to an average ranking of 95."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danis Rizal Hijriyan
"Artikel ini membahas mengenai peranan Soeratin Sosrosoegondo yang merupakan salah satu tokoh penting dalam pendirian PSSI. Soeratin memiliki peran besar dalam memperjuangkan sepak bola bumiputra dengan puncaknya adalah saat ditandatanganinya Gentlement’s Agreement tahun 1937. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa permasalahan yang dibahas yaitu mengenai dinamika keadaan sepak bola Hindia Belanda sebelum PSSI berdiri, kiprah Soeratin dalam memperjuangkan sepak bola Bumiputra, dan dampak perjuangan Soeratin terhadap sepak bola Bumiputra selama menjabat sebagai ketua PSSI. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang sebagian besar menggunakan surat kabar seperti Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië, Bataviaasch Nieuwsblad, De Koerier, De Locomotief, De Indische Courant, De Preanger-bode, De Preanger-bode, De Sumatra Post, Deli Courant,, Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, Moestika dan Pemandangan. serta terbitan berkala Berita PSSI 1940. Sumber yang didapat kemudian disaring sesuai dengan rumusan masalah yang ada. Penelitian ini menunjukkan bahwasannya Soeratin memiliki dedikasi yang tinggi dalam memperjuangkan sepak bola agar setara dengan NIVB/NIVU. PSSI didirikan atas semangat untuk menandingi federasi bangsa Belanda. Meskipun begitu, Soeratin tidak pernah menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan bangsa lain asalkan tidak melanggar asas dan juga PSSI tidak terikat dengan pihak lain atau dalam arti ditingkat yang setara. Pada akhirnya PSSI dan NIVU bekerja melalui Gentlement's Agreement 1937. Perjanjian tersebut menjadi puncak dedikasi Soeratin bagi persepakbolaan Bumiputra, karena pada akhirnya PSSI dan NIVU menjadi federasi yang setara. Kiprah Soeratin serta kontribusinya terhadap sepak bola maupun PSSI, menjadikannya layak untuk menyang gelar “Bapak Sepak bola Indonesia”.

This article discusses the role of Soeratin Sosrosoegondo, one of the important figures in the founding of PSSI. Soeratin had a significant role in fighting for native football, the peak of which was when he was signed Gentlement’s Agreement in 1937. In this research, several issues are discussed, namely regarding the dynamics of the state of Dutch East Indies football before PSSI was founded, Soeratin’s work in fighting for Bumiputra football, and the impact of Soeratin’s struggle on Bumiputra football while serving as chairman of PSSI. This research uses historical methods which mostly use newspapers such as Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië, Bataviaasch Nieuwsblad, De Koerier, De Locomotief, De Indische Courant, De Preanger-bode, De Preanger-bode, De Sumatra Post, Deli Courant,, Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, Moestika dan Pemandangan, as well as the periodic publication Berita PSSI 1940. The sources obtained were then filtered according to the existing problem formulation. This research shows that Soeratin has a high dedication to fighting for football to be equal to NIVB/NIVU. PSSI was founded in the spirit of competing with the Dutch national federation. Even so, Soeratin never ruled out the possibility of collaborating with other nations as long as it did not violate principles and PSSI was not bound to other parties or was at an equal level. In the end, PSSI and NIVU worked through Gentlement’s Agreement in 1937. This agreement was the culmination of Soeratin’s dedication to Bumiputra football because, in the end, PSSI and NIVU became equal federations. Soeratin’s work and contribution to football and PSSI make him worthy of the title “Father of Indonesian Football”."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Hafidh
"Artikel ini menelaah rangkaian peristiwa konflik yang terjadi pada organisasi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Era Nurdin Halid hingga La Nyalla Mattalitti pada 2010-2016. Dimulai dari konflik dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Andi Mallarangeng di tahun 2010 terkait dualisme liga, hingga pembekuan PSSI oleh Kemenpora Imam Nahrawi pada 2015. Dalam setiap konflik yang terjadi, Fédération Internationale de Football Association (FIFA) sebagai badan sepak bola dunia juga membantu mengatasi masalah yang terjadi pada organisasi PSSI. Akan tetapi, saat PSSI dibekukan oleh Kemenpora yang berarti hal ini bertentangan dengan Statuta FIFA, membuat FIFA juga ikut membekukan PSSI di tingkat internasional sampai Kemenpora mencabut pembekuan PSSI. Hal ini mengakibatkan kompetisi maupun liga yang diadakan oleh PSSI menjadi terhenti termasuk Tim Nasional yang tidak bisa berkompetisi di ajang internasional. Artikel ini bertujuan sebagai pengingat bahwa sepak bola Indonesia pernah mengalami masa-masa kelam akibat adanya intervensi pemerintah yang memiliki kepentingan politik sehingga menimbulkan konflik yang berujung pada pembekuan PSSI. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah dengan sumber berupa dokumen SK Menpora Nomor 01307 Tahun 2015 dan SK Menpora Nomor 14 Tahun 2016, surat kabar sezaman, buku, artikel jurnal, dan artikel daring. Dari hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa terdapat unsur politik dalam setiap konflik yang terjadi pada PSSI Era Nurdin Halid hingga La Nyalla Mattalitti.

This article examines the series of conflict events that occurred in the Indonesian Football Association (PSSI) from the Nurdin Halid Era to La Nyalla Mattalitti in 2010-2016. Starting from the conflict with the Ministry of Youth and Sports (Kemenpora) Andi Mallarangeng in 2010 regarding the dualism of the league, to the freezing of PSSI by the Kemenpora Imam Nahrawi in 2015. In every conflict that occurs, the Fédération Internationale de Football Association (FIFA) as world football governing body also help overcome problems that occur in the PSSI organization. However, when PSSI was frozen by the Ministry of Youth and Sports, this meant that this was against the FIFA Statutes, making FIFA also freeze PSSI at the international level until the Ministry of Youth and Sports lifted the suspension of PSSI. This resulted in competitions and leagues held by PSSI being stopped including the National Team which could not compete in international events. This article aims to serve as a reminder that Indonesian football has experienced dark times due to government intervention that has political interests, causing conflict which led to the freezing of PSSI. This article was written using the historical method with sources in the form of Menpora Decree Number 01307 of 2015 and Menpora Decree Number 14 of 2016, contemporary newspapers, books, journal articles, and online media. From the results of this study it can be found that there is a political element in every conflict that occurred in the PSSI Era Nurdin Halid to La Nyalla Mattalitti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Uden Kusuma Wijaya
"Ekosistem sepak bola Indonesia mengalami transformasi besar di era komputer dan internet saat ini. Berbagai aspek sepak bola terpengaruh oleh perubahan ini, termasuk cara klub berinteraksi dengan penggemar dan pemanfaatan teknologi digital. Industri sepak bola tidak lagi terbatas pada produksi bahan baku seperti jersey dan bola sepak, tetapi juga menghasilkan produk tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan atlet dan kebesaran klub. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dan mengidentifikasi model terbaik bagi ekosistem industri sepak bola Indonesia, serta mengidentifikasi stakeholder yang terlibat di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara dalam forum diskusi kelompok, observasi, dan studi pustaka berdasarkan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan peran penting suporter dalam mendukung klub favorit mereka dan memberikan pendapatan bagi klub tersebut. Selain itu, media digital juga dimanfaatkan secara luas untuk membangun citra klub dan menarik minat penonton. Video Streaming juga memiliki dampak besar terhadap antusiasme penonton dalam ekosistem sepak bola Indonesia. Penelitian ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana sebuah klub dapat memberikan kesejahteraan bagi atlet yang dinaunginya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika industri sepak bola dalam konteks pendapatan klub, pemanfaatan media digital, dan kesejahteraan atlet. Implikasi penelitian ini dapat membantu klub sepak bola Indonesia untuk mengoptimalkan potensi ekosistem industri sepak bola di era digital saat ini.

The transformation of the Indonesian football ecosystem has been significant in the current era of computers and the internet. Various aspects of football have been influenced by these changes, including how clubs interact with fans and utilize digital technology. The football industry is no longer limited to producing raw materials such as jerseys and footballs but has also expanded into creating additional products aimed at enhancing the well-being of athletes and the greatness of clubs. This research aims to answer and identify the best model for the Indonesian football industry ecosystem and to identify the stakeholders involved. The research methodology used is qualitative, involving interviews in group discussion forums, observations, and a literature review based on previous research. The results of the research indicate the vital role of supporters in supporting their favorite clubs and providing income to those clubs. Additionally, digital media is widely utilized to build a club's image and attract viewers' interest. Video streaming also has a significant impact on the enthusiasm of viewers within the Indonesian football ecosystem. This research also provides insights into how a club can enhance the well-being of the athletes it sponsors. Thus, this research offers a deeper understanding of the dynamics of the football industry in the context of club revenue, digital media utilization, and athlete well-being. The implications of this research can help Indonesian football clubs optimize the potential of the football industry ecosystem in the current digital era."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emiral Ghifari Risnadi
"Artikel ini membahas terkait pembinaan pemain muda sepak bola nasional dalam program binatama pada tahun 1979-1981. Terdapat permasalahan dalam sepak bola Indonesia tahun 1970-an, seperti pemain tim nasional yang sudah memasuki era pensiun dan kebutuhan pelatih yang berkualitas. DR. B. Edward Rahantoknam menyampaikan bahwa kualitas, kuantitas dan akreditasi pelatih nasional belum memadai sedangkan kebutuhan pemain berkualitas terus dibutuhkan. Permasalahan tersebut mengakibatkan prestasi sepak bola nasional terus menurun. Maka dari itu, PSSI melakukan terobosan dalam program pembinaan binatama dengan mengirimkan 24 pemain ke Brazil untuk mengadaptasi sistem sepak bola modern ala Amerika Latin. Melalui binatama, diharapkan kebutuhan pemain dan pelatih berkualitas yang diiringi dengan konsep pelatihan modern dapat terpenuhi dan diimplementasikan dalam pembinaan sepak bola Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi dengan pendekatan deskriptif analitis. Binatama berdampak pada pengembangan individu pemain meskipun dalam pelaksanaannya diwarnai dengan serangkaian permasalahan internal dan eksternal.

This article discuss about developing young players of national football team in Binatama program in 1979-1981. There were in Indonesian football in the 1970s, such as national team players entered in retirement times and needed for quality coaches. DR. B. Edward Rahantokam said that quality, quantity, and accreditation of national football team coach is insufficient, however needs of quality player keeps required. These problems have impact on declined in Indonesian football performance. So therefore, PSSI is doing breakthrough by sending 24 players to Brazil for adapting Latin American modern football. Through Binatama, It is hoped that the needs of quality players and coaches accompanied by modern training concepts can be fulfilled and implemented in the development of Indonesian football. The method used in this research is historical method which is Heuristik, critics, interpretation, and historiography with analytics descriptive approach. Binatama development is impacting individual development despite being filled with many internal and external problems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulhidayat
"ABSTRAK
Pada tanggal 30 Mei 2015, FIFA sebagai induk tertinggi organisasi sepakbola internasional menjatuhkan sanksi kepada PSSI. Hal tersebut terjadi karena FIFA menilai adanya intervensi yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dalam Statuta FIFA pasal 13 dan 17 menjelaskan bahwa menolak segala bentuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah, politisi, media, atau pihak ketiga lainnya. Disisi lain, Kementerian Pemuda dan Olahraga juga diberi kewenangan oleh undang-undang untuk mengatur kegiatan olahraga secara umum dalam ruang lingkup Negara Indonesia. Adapun permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana kewenangan dan peran Pemerintah dalam penyelenggaraan olahraga sepak bola profesional di Indonesia ?, Kedua, bagaimana penyelenggaraan kompetisi sepak bola di Indonesia dengan adanya Pembekuan PSSI ?. Metode Penelitian pada tulisan ini menggunakan metode yuridis normatif. Simpulan dari penelitian ini adalah Pemerintah tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan intervensi dan ikut campur dalam menyelenggarakan kompetisi sepak bola profesional di Indonesia. Sementara itu dengan adanya pembekuan PSSI ini, secara otomatis menghentikan liga karena PSSI tidak bisa melaksanakan tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola profesional di Indonesia. Saran penulis dalam penelitian ini adalah Pemerintah harus optimal dalam memberikan pelayanan dan kemudahan kepada PSSI dan PSSI harus transparan dalam menyelenggarakan kompetisi sepak bola profesional di Indonesia

ABSTRACT
On May 30, 2015, FIFA as the supreme parent of international football organizations imposed sanctions on the PSSI. This happens because FIFA assess the existence of intervention by the government through the Ministry of Youth and Sports. The FIFA Statutes chapters 13 and 17 make it clear that it rejects any form of intervention by governments, politicians, media, or other third parties. On the other hand, the Ministry of Youth and Sports is also authorized by law to regulate sports activities generally within the scope of the State of Indonesia. The problems to be studied in this research are as follows Firstly, what is the authority and role of the government in organizing professional football sport in Indonesia , Secondly, how is the implementation of football competition in Indonesia with the existence of PSSI Freezing . Research Methods in this paper using the method of normative juridical. The conclusion of this research is that the Government does not have the authority to intervene and interfere in organizing professional football competition in Indonesia. Meanwhile, with the freezing of this PSSI, automatically stop the league because PSSI can not perform the duties and functions to hold a professional football competition in Indonesia. The author 39 s suggestion in this research is the Government must be optimal in providing services and convenience to PSSI and PSSI must be transparent in organizing professional football competition in Indonesia."
Depok: 2017
T49569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>