Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Perdata Muda
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang model dan matriks key risk indicators KRI atau indikator risiko kunci atas risiko-risiko signifikan perusahaan, serta merancang proses penerapannya dalam proses manajemen risiko perusahaan. Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada unit analisa PT ABC yang bergerak pada bidang perkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan pada tesis ini adalah kuantitatif dan kualitatif metode campuran . Analisis dan perancangan KRI yang dilakukan berupa penentuan akar risiko, indikator pemantauan, serta ambang batas threshold dari risiko-risiko signifikan yang berpengaruh pada penurunan kinerja keuangan perusahaan. Risiko-risiko yang signifikan tersebut diidentifikasi dari laporan tahunan perusahaan tahun 2015, di antaranya risiko rendahnya produksi Tandan Buah Segar TBS sawit, risiko kerusakan perkebunan karena bencana kebakaran, risiko fluktuasi pada nilai tukar mata uang, dan risiko fluktuasi pada harga komoditas. Perancangan juga dilakukan atas kerangka kerja KRI dalam penerapannya pada manajemen risiko perusahaan. Perancangan KRI ini diharapkan membantu perusahaan untuk melakukan proses pemantauan monitoring , terutama terhadap peristiwa-peristiwa yang menjadi indikasi terjadinya suatu risiko. Berdasarkan peringatan dan informasi dini dari KRI, perusahaan dapat melakukan berbagai tindakan mitigasi lebih awal guna mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa risiko likelihood maupun dampak impact yang ditimbulkan oleh risiko tersebut.

ABSTRACT
The purpose of this research is to design the model and matrix of key risk indicators KRI for the significant risks in the company, as well as to design the implementation process in the enterprise risk management process. This research is a case study on PT ABC as analysis unit which is engaged in oil palm plantation business. The methods used in this research are quantitative and qualitative mixed methods . The analysis and design of KRI are in the form of determining the risk root causes, indicators used to conduct monitoring, and thresholds of significant risks that affect the decline in company rsquo s financial performance. These significant risks are identified based on company 39 s annual report 2015, which is risk of low palm oil FFB production, risk of damage to plantations due to fire disasters, risk of fluctuations in exchange rates, and risk of fluctuations in commodity prices. This research also design the framework of KRI in its application to company rsquo s risk management process. The design of this KRI is expected to help the company to conduct the monitoring process on the events that indicate the occurrence of a risk based on warnings and early information from the KRI system. Afterward, the company may undertake early various mitigation actions to reduce the likelihood and impact of those risks."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Dwi Purnamasari
"Early Warning System EWS merupakan alat skoring yang digunakan untuk memantau kondisi pasien di ruang perawatan maupun di Instalasi Gawat Darurat IGD. Pada IGD yang cenderung overcrowded dan memiliki arus perpindahan pasien yang lambat penggunaan EWS digunakan untuk memantau kondisi pasien melalui tanda-tanda vital sehingga perburukan kondisi pasien dapat segera dikenali.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang initial assessment dengan penatalaksanaan EWS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional yang dilakukan kepada 70 perawat IGD.
Hasil menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat terhadap initial assessment dengan penatalaksanaan EWS di IGD p= 0.001 yang menunjukan semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat tentang EWS yang terdapat dalam initial assessment maka penatalaksanaan EWS yang dilakukan semakin baik, sehingga peningkatan pengetahuan melalui pelatihan perlu ditingkatkan agar penatalaksanaan EWS yang baik dapat dilaksanaakan secara menyeluruh.

Early warning system EWS is a physiological scoring to observe the patients condition not only in hospital wards but also in Emergency Department ED. At an overcrowded ER that have slow of patient flow, EWS is use as an early detection of patients deterioration by observing the vital signs.
The purpose of this study is to identify the relationship between nurses knowledge of initial assessment and the application of EWS at emergency department. This is a quantitative study that used descriptive correlative with cross sectional design toward 70 emergency nurses.
The result showed there is a relationship between Nurses Knowledge of Initial Assessment and The Use of Early Warning System at Emergency Room p 0 .001 that show that the higher the level of nurses knowledge, their behavior is better. It is recommended to maintain the use of EWS in ED that already good through training regularly re sertification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Prastio
"

Kondisi pasien selama di Instalasi Gawat Darurat dapat mengalami perburukan, sehingga perlu melakukan deteksi dini dengan Early Warning Score yang harus dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat mengenai kesesuaian pelaksanaan Early Warning Score. Penelitian deskriptif ini menggunakan purposive sampling yang melibatkan 70 perawat di Instalasi Gawat Darurat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 44 perawat (62,9%) telah mempersepsikan dirinya melaksanakan Early Warning Score sesuai Standar Prosedur Operasional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya dan menjadi evaluasi bagi perawat dalam pelaksanaan Early Warning Score sesuai Standar Prosedur Operasional di Rumah Sakit.


The condition of the patient while in the Emergency Department can be deteriorating, so it is necessary to conduct early detection with an Early Warning Score which must be carried out in accordance with Standard Operating Procedures. This study aims to determine the perceptions of nurses regarding the suitability of the implementation of Early Warning Score. This descriptive study used purposive sampling involving 70 nurses in the Emergency Department. The results of this study indicate that 44 nurses (62.9%) have perceived themselves to be implementing Early Warning Score according to the Standard Operating Procedures. This research is expected to be preliminary data for further research and can be used as evaluation for nurses in implementing Early Warning Score according to the Standard Operating Procedures at the hospital.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Wicaksono
"Studi ini mengkaji ke(tidak)selarasan antara berbagai budaya bencana, Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS), dan profil risiko setempat yang diungkap oleh tsunami non-tektonik tahun 2018 yang dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau di Labuan. Dengan mengembangkan model hubungan segitiga, penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana sistem peringatan tsunami telah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik lokal. Berdasarkan pengumpulan data kualitatif, penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum tsunami 2018 dan tanpa mengingat memori tsunami Krakatau 1883, berbagai kelompok lokal memiliki pemahaman yang sangat seragam tentang tsunami yang hanya dipicu oleh gempa. Setelah tsunami 2018, informan melaporkan peningkatan kesadaran tentang berbagai jenis tsunami dan risiko gempa. Namun, ini tidak serta-merta menjadi kenyataan praktik di lapangan; faktor struktural dan budaya secara signifikan menghambat pemerintah lokal dan lembaga manajemen bencana. Penelitian ini mengidentifikasi langkah-langkah untuk meningkatkan keselarasan, misalnya, melibatkan anggota masyarakat dalam pemeliharaan teknologi peringatan, menyesuaikan materi peningkatan kesadaran dengan profil bahaya setempat dan menghubungkan peningkatan kesadaran dengan tradisi lokal. Namun, reformasi lebih dalam dari InaTEWS diperlukan, termasuk mengatasi ego sektoral dan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman lokal ke dalam pembuatan kebijakan. Dengan menangani ketidakselarasan ini, penulis berpendapat bahwa pihak berwenang dapat lebih baik mendukung masyarakat dalam memahami dan merespons risiko tsunami, dan pada akhirnya meningkatkan kesiapsiagaan.

This study examines the (mis)alignments between multiple disaster cultures, the Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), and local risk profiles revealed by the 2018 non-tectonic tsunami triggered by the Anak Krakatau volcanic eruption in Labuan. Developing a triangle model, the research aims to assess to what extent the tsunami warning system is adapted to local needs and characteristics. Based on qualitative data collection, it shows that before the 2018 tsunami and notwithstanding memories of the 1883 Krakatau tsunami, different local groups shared a strikingly homogeneous understanding of tsunamis as exclusively triggered by earthquakes. After the 2018 tsunami, participants reported increased awareness of different tsunami types and earthquake risks. However, this rarely translated into practical changes on the ground; structural and cultural factors significantly hampered local government and disaster management agencies. The research identifies steps to improve alignment, e.g., involve community members in warning technology maintenance, tailor awareness-raising materials to the local hazard profile and connect awareness-raising with local traditions. However, deeper reform of the InaTEWS is necessary, including overcoming sectoral silos and incorporating local knowledge and experiences into policy-making. By addressing these (mis)alignments, we argue authorities can better support communities in understanding and responding to tsunami risks, ultimately enhancing preparedness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Analistiana Dewi
"Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, dengan teknologi yang semakin canggih, salah satunya adalah teknologi Internet of Things (IoT). Internet of Things menyediakan layanan kesehatan karena berbagai fungsinya, seperti aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan. Makalah ini menyajikan solusi untuk memudahkan pengguna dalam memantau kesehatan dengan menggunakan parameter tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan saturasi oksigen. Dengan berbasis Early Warning Score sehingga perawatan dan pemantauan kesehatan dapat dilakukan di rumah berdasarkan pemantauan real-time dan dicatat serta disimpan secara lokal. Sistem juga ditampilkan melalui situs web dan dapat dikirim melalui email untuk analisis lebih lanjut. Subyek dimonitor pada jam-jam tertentu, 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Hasil tanda vital dari 15 subjek dengan rentang usia 18±63 menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolic 125, tekanan darah diastolic 81, nadi 88,55, suhu tubuh 36,88, dan saturasi OK 97,53. Pengukuran tanda-tanda vital rata-rata pada pria menunjukkan tekanan darah sistolic 131, tekanan darah diastolic 84, detak jantung 93,3, suhu tubuh 36,9, dan saturasi oksigen 97,63. Sedangkan rata-rata pengukuran tanda vital pada wanita menunjukkan tekanan darah sistolic 119, tekanan darah diastolic 79, detak jantung 84,4, suhu tubuh 36,9, dan saturasi oksigen 97,44. Penelitian dari 15 subjek menunjukkan perhitungan skor total ews secara otomatis <4, hal ini menunjukkan bahwa risiko klinis rendah dari 15 subjek.

Health is an important thing in life, with increasingly sophisticated technology, one of which is Internet of Things (IoT) technology. The Internet of Things provides health services because of its various functions, such as the accessibility and affordability of health services. This paper presents a solution to make it easier for users to monitor health by using parameters of vital signs such as blood pressure, pulse, body temperature, and oxygen saturation. With an Early Warning Score based so that health care and monitoring can be carried out at home based on real-time monitoring and recorded and stored locally. The system is also displayed via the website and can be emailed for further analysis. Subjects were monitored in certain hours, 1 hour, 2 hours and 3 hours. The results of the vital signs of 15 subjects with an age range of 18±63 showed an average of 125 systolic blood pressure, 81 diastolic blood pressure, 88.55 pulse, 36.88 body temperature, and 97.53 OK saturation. The average vital signs measurements in men showed a systolic blood pressure of 131, a diastolic blood pressure of 84, a pulse of 93.3, a body temperature of 36.9, and an oxygen saturation of 97.63. Meanwhile, the average measurement of vital signs in women showed systolic blood pressure of 119, diastolic blood pressure of 79, pulse of 84.4, body temperature of 36.9, and oxygen saturation of 97.44. Research from 15 subjects showed the calculation of the total ews score automatically <4, this indicates that the clinical risk is low from 15 subjects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berry Satria Hendrawan
"Sistem informasi memainkan peran penting dalam bisnis manufaktur saat ini terutama dalam bidang Supply Chain Management (SCM) yang memerlukan dukungan sistem Information, Communication, And Technology (ICT) yang handal.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki jalannya proses dalam supply chain planning dalam memberikan umpan balik yang cepat terhadap sales forecast yang diberikan oleh tim sales. Lamanya umpan balik yang diterima oleh tim sales menyebabkan angka forecast accuracy menurun dan juga tingkat inventory menjadi tinggi sehingga dapat menghambat proses rantai pasok secara keseluruhan.
Pada penelitian ini berhasil di rancang suatu sistem peringatan dini yang dapat menghindari kegagalan peramalan sehingga dapat meningkatkan performa perencanaan rantai pasok menggunakan metode rekayasa proses bisnis untuk mendeteksi kegagalan peramalan sistem ERP. Penggabungan terhadap 5 (lima) usulan perbaikan menghasilkan 3 (tiga) skenario gabungan perbaikan dan dilakukan simulasi terhadap skenario tersebut.
Skenario terbaik didapatkan melalui skenario ke-3 yang menghasilkan waktu siklus pemberian umpan balik kepada tim sales menjadi 14 hari dari waktu semula 52 hari yang berarti terjadi pengurangan waktu sebesar 73% dengan menghilangkan 7 proses dalam aliran informasi perencanaan rantai pasok.

Information systems play a vital role in today's manufacturing business, especially in the field of Supply Chain Management (SCM), which requires reliable support system of Information, Communication, and Technology (ICT).
This study aims to improve the way in supply chain planning processes in providing rapid feedback to the sales forecast provided by the sales team. The length of feedback received by the sales team's lead figure decreased of forecast accuracy and inventory levels become too high that can hamper overall supply chain process.
This research succeeded in designing an early warning system to avoid the forecast failure during this study so it can improve the performance of supply chain planning using business process engineering methods to detect failure of forecasting ERP system. Merging the five (5) of the proposed improvements resulted in 3 (three) joint scenarios and simulation improvements to the scenario.
The best scenario is obtained through 3rd scenario that produces the cycle time providing feedback to the sales team to 14 days from the time of the original 52-day time which means a reduction by 73% by eliminating the 7 processes in the flow of information supply chain planning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muhyidin Farid
"Salah satu upaya perlindungan dari potensi bahaya radiasi di lingkungan sebagai dampak dari adanya lepasan radiasi disekitar fasilitas nuklir adalah dengan pemantauan dosis radiasi di lingkungan secara waktu nyata dan terus-menerus. Penelitian ini mengkaji sistem pemantaun radiasi di lingkungan yang telah diterapkan saat ini, kemudian mengembangkan sistem tersebut agar lebih berdayaguna dalam rangka kesiapsiagaan nuklir. Pengembangan sistem dilakukan melalui penambahan jaringan sensor nirkabel dan fitur peringatan dini.Jaringan sensor nirkabel JSN yang diaplikasikan kedalam sistem, meliputi JSN berbasis radio frekuensi RF dan general packet radio service GPRS. Faktor koreksi hasil pengukuran JSN GPRS tipe Pancake terhadap peralatan komersial JSN RF untuk pengukuran paparan radiasi lingkungan adalah 0.657, sedangkan faktor koreksi JSN GPRS tipe NaI Tl adalah 0,502. Data yang dikirim oleh perangkat deteksi gamma dikumpulkan di server yang dikelola oleh Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir PPIKSN-BATAN. Data yang diterima server disimpan di database xmonitoring, dapat dilihat secara langsung nilai paparan radiasi di lingkungan melalui phpmyadmin. Disain website dapat dikunjungi pada alamat http: 223.25.97.90/radmon-farid/index.php. Sistem peringatan dini akan dikirimkan ke operator penanggungjawab sistem radmon, apabila parameter pembatas paparan radiasi lingkungan sebesar 0,3 ?Sv/jam terlampaui. SMS peringatan dini akan dikirimkan kepada operator sistem radmon setelah 15 - 60 detik data pengukuran paparan radiasi lingkungan diterima oleh server.

One effort to protection from increasing of potentially environmental radiation hazards as impact of radiation discharge around nuclear facilities by environmental radiation monitoring in real time and continuously. This research focus on radiation monitoring sistem, then develop this sistem more efficiently for nuclear preparedness. This system was developed through addition of wireless sensor networks and early warning features. Wireless sensor networks WSN was applied to this system, including WSN based on radio frequency RF and general packet radio service GPRS. The correction factor of WSN GPRS Pancake type measurement results compare to WSN RF commercial equipment for environmental radiation exposure is 0.657, and correction factor for WSN GPRS NaI Tl type is 0.502. Data has been collected on the servers, who manage by Center for Informatics and Nuclear Strategic Zone Utilization BATAN Serpong. The value of doserate data was received of the server will be viewed on the graph of the website, with address 223.25.97.90 radmon farid index.php. This system will be sent to the radmon operator, if the parameters of threshold environmental radiation level was exceeded from 0.3 Sv h. after 15 60 seconds of measurement data of environmental radiation exposure received by the server. SMS early warning will be delivered to the operator this system, after 15 60 seconds environmental radiation exposure measurement was received."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Dea Indriasvary
"Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan Key Risk Indicators (KRI) atau indikator risiko utama atas risiko-risiko signifikan perusahaan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada PT. A yang bergerak sebagai perusahaan penyedia energi gas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan telaah dokumen perusahaan. Perancangan KRI yang dilakukan berupa penentuan risiko menengah kemudian penentuan akar risiko, indikator KRI, serta ambang batas (threshold) dari risiko-risiko signifikan yang berpengaruh pada kinerja perusahaan baik itu dari sisi operasional maupun finansial. Risiko-risiko signifikan tersebut teridentifikasi dari risk register perusahaan. Risiko-risiko signifikan yang teridentifikasi yaitu tidak tercapainya pendapatan PT. A dan meningkatnya piutang pelanggan. Hasil perancangan dari PT. A yaitu untuk tidak tercapainya pendapatan pada PT. diperoleh tiga penyebab menengah, tiga akar penyebab, dan empat indikator KRI. Untuk meningkatnya piutang pelanggan pada PT. A diperoleh satu penyebab menengah, dua akar penyebab, dan dua indikator KRI. Perancangan KRI ini diharapkan dapat memberikan mitigasi lebih dini terhadap potensi terjadinya risiko utama yang berdampak besar terhadap pencapaian kinerja.

The purpose of this research is to design key risk indicators (KRI) or the main risk indicators for the company’s significant risks. This research takes a case study at PT. A, which operates as a gas energy provider company. The method used in this research is qualitative and quantitative. The KRI design is carried out in the form of determining the medium risk and then determining the root causes, KRI indicators, and the threshold of significant risks that affect the company’s performance both in terms of operational and financial. These significant risks were identified from the company’s risk register. The identified significant risks are the not achieving revenue and the increase in customer receivables. The results of designing KRI from PT. A for not achieving revenue at PT. A obtained three intermediate causes, three root causes, and four KRI indicators. For increase in customer receivables at PT. A obtained one intermediate cause, two root causes, and two KRI indicators. The design of this KRI is expected to provide early mitigation of the potential for major risks that have a major impact on performance achievement."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Dea Indriasvary
"Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perancangan Key Risk Indicators (KRI) atau indikator risiko utama atas risiko-risiko signifikan perusahaan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada PT. A yang bergerak sebagai perusahaan penyedia energi gas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan telaah dokumen perusahaan. Perancangan KRI yang dilakukan berupa penentuan risiko menengah kemudian penentuan akar risiko, indikator KRI, serta ambang batas (threshold) dari risiko-risiko signifikan yang berpengaruh pada kinerja perusahaan baik itu dari sisi operasional maupun finansial. Risiko-risiko signifikan tersebut teridentifikasi dari risk register perusahaan. Risiko-risiko signifikan yang teridentifikasi yaitu tidak tercapainya pendapatan PT. A dan meningkatnya piutang pelanggan. Hasil perancangan dari PT. A yaitu untuk tidak tercapainya pendapatan pada PT. A diperoleh tiga penyebab menengah, tiga akar penyebab, dan empat indikator KRI. Untuk meningkatnya piutang pelanggan pada PT. A diperoleh satu penyebab menengah, dua akar penyebab, dan dua indikator KRI. Perancangan KRI ini diharapkan dapat memberikan mitigasi lebih dini terhadap potensi terjadinya risiko utama yang berdampak besar terhadap pencapaian kinerja.

The purpose of this research is to design key risk indicators (KRI) or the main risk indicators for the company’s significant risks. This research takes a case study at PT. A, which operates as a gas energy provider company. The method used in this research is qualitative and quantitative. The KRI design is carried out in the form of determining the medium risk and then determining the root causes, KRI indicators, and the threshold of significant risks that affect the company’s performance both in terms of operational and financial. These significant risks were identified from the company’s risk register. The identified significant risks are the not achieving revenue and the increase in customer receivables. The results of designing KRI from PT. A for not achieving revenue at PT. A obtained three intermediate causes, three root causes, and four KRI indicators. For increase in customer receivables at PT. A obtained one intermediate cause, two root causes, and two KRI indicators. The design of this KRI is expected to provide early mitigation of the potential for major risks that have a major impact on performance achievement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Setiawan
"Pada penelitian ini membahas sistem pemantauan pada stairlift menggunakan internet of things (IoT), di mana sistem tertanam dalam fisik stairlift menggunakan sensor yang dipasang pada komponen stairlift dan kemudian diintegrasikan ke dalam platform IoT cloud (thingspeak) melalui jaringan internet. Akuisisi data fisis multi-sensor dapat berjalan, banyak informasi yang dapat diakses seperti: temperature motor, kecepatan, beban penumpang, konsumsi daya, getaran bearing dan getaran motor. Sistem pemantauan dapat berjalan secara real time, sehingga membuat pemantauan terpusat dan kegagalan operasi stairlift dapat dicegah sedini mungkin melalui early warning system (EWS) via Telegram. Selain itu, sistem ini dapat memberikan dukungan analisis teknis dalam mengembangkan prototype stairlift di masa mendatang. Berdasarkan analisis hasil pemantauan yang diperoleh, prototype stairlift layak dikembangkan untuk skala industri, secara operasional memenuhi ASME A18.1, ISO 10816 dan ISO 2372. Hal ini ditunjukkan dalam ujicoba variasi beban penumpang hingga maksimum 115 kg diperoleh kecepatan maksimum rata-rata <0,2 m/s, temperature motor <74,6 ˚C, konsumsi daya <600 watt, acceleration getaran bearing <0,5 g'peak dan kecepatan getaran motor (RMS) <4,5 m/s. Namun masih dibutuhkan improvement pada sistem teknis operasional prototype stairlift diantaranya temperature motor, konsumsi daya dan kecepatan agar dapat berjalan stabil.

This research discusses monitoring systems on stairlift using internet of things (IoT), where the system embedded in the physical stairlift uses sensors that are mounted on the stairlift component and then integrated into the IoT cloud platform (thingspeak) via the internet network. Multi-sensor physical data acquisition can run, a lot of information that can be accessed such as: motor temperature, speed, passenger load, power consumption, bearing vibration and motor vibration. The monitoring system can run in real time, thus making centralized monitoring and failure of stairlift operations preventable as early as possible through the early warning system (EWS) via Telegram. In addition, this system can provide technical analysis support in developing stairlift prototypes in the future. Based on the analysis of the monitoring results obtained, the prototype stairlift is suitable for industrial scale development, operationally compliant with ASME A18.1, ISO 10816 and ISO 2372. This is shown in the trial of passenger load variations up to a maximum of 115 kg obtained an average maximum speed <0, 2 m/s, motor temperature <74.6˚C, power consumption <600 watts, bearing vibration acceleration <0.5 g'peak and motor vibration speed (RMS) <4.5 m/s. However, improvements are still needed in the operational technical system of the prototype stairlift including motor temperature, power consumption and speed so that it can run stably."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>