Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Indri Hapsari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek dari remitansi pada pendidikan anak pada keluarga dengan kiriman uang. Penelitian ini manggunakan data dari International Family Life Survey IFLS gelombang kelima yang dilaksanakan pada tahun 2014, data ini berbentuk cross section dan data yang dipakai adalah data berkelanjutan. Penelitian ini manontrol krakteristic individu dan karakteristik rumah tangga dan masalah endogenitas dengan menggunakan estimasi instrumental variable. Metode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah IV-Probit estimasi. Remitansi sebagai variabel utama dan status pernikahan jenis kelamin, umur kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga dan harta sebagai variabel control. Penelitian ini menemukan bahwa remitansi mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap kemungkinan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi pada anak di keluarga yang mendapatkan remitansi. Penelitian ini menunjukan adanya dampak negative terhadap pembentukan anak akibat absennya orangtua di keluarga.

ABSTRACT
This study investigated the impact of remittances on education outcome of children in migrant household using cross sectional data from on going longitudinal survey International Family Life Survey fifth wave that collected in 2014. The study controls household rsquo s characteristics and individual characteristics and endogenity problem using Instrumental Variables estimation. Using Instrumental Variable Probit IV Probit regression, the estimates is now not spurious, significant and large. The remittance is the main variable and the married status, sex category, age of household rsquo s head, household rsquo s head education, and wealth as control variable. This research finds that remittance has negative and significant effect on probability of having higher education on children in migrant households. This study shows the trade off of parents leaving households influence negatively on human formation on children. "
2017
T49666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Indri Hapsari
"ABSTRACT
This study investigated the impact of remittances on education
outcome of children in migrant household using cross sectional data from ongoing longitudinal survey International Family Life Survey fifth wave that collected in 2014. The study controls household characteristics and individual characteristics and endogeneity problem using Instrumental Variables estimation. This research using Instrumental Variable Probit Estimation. The remittance is the main variable and the married status, sex category, age of household head, household head education, and wealth as control variable. This research finds that remittance has negative and significant effect on
probability of having higher education on children in migrant households. "
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2019
330 JPP 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siwi Rosari Tunggadewi
"Status gizi anak merupakan salah satu determinan terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka panjang. Sesuai dengan ketentuan WHO, kondisi malnutrisi pada anak dapat dikategorikan menjadi stunting, wasting, underweight, dan overweight. Kondisi stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang dampaknya terlihat dalam jangka panjang. Kondisi wasting adalah kondisi malnutrisi kronis yang dampaknya dapat terlihat dalam jangka pendek dan memerlukan penanganan intensif sesegera mungkin. Sementara itu, kondisi underweight adalah kondisi yang menggambarkan kondisi stunting dan wasting yang terjadi bersamaan. Penelitian ini menggunakan metode PSM (Propensity Score Matching) untuk mengestimasi dampak dari penerimaan remitansi. Hasil analisis menunjukkan bahwa remitansi secara signifikan mempengaruhi kondisi stunting dan underweight anak. Sementara itu, penerimaan remitansi baru akan mempengaruhi kondisi wasting pada anak yang tinggal di daerah perkotaan. Ditemukan juga bahwa remitansi berdampak pada peningkatan risiko seorang anak mengalami overweight, khususnya pada anak yang tinggal di Pulau Jawa. Mekanisme dari kejadian ini dapat dijelaskan melalui kurangnya pengasuhan anak karena adanya anggota keluarga yang bermigrasi sehingga meskipun rumah tangga anak tersebut memiliki pendapatan tambahan dari remitansi, makanan yang dikonsumsi justru bukanlah makanan yang bergizi seimbang. Kemudian, apabila remitansi tersebut diperoleh dari ibu yang berperan sebagai migran, diketahui bahwa remitansi justru berdampak negatif terhadap kondisi malnutrisi anak, khususnya pada anak yang tinggal di luar Pulau Jawa dan tinggal di keluarga berpendapatan tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa peran seorang ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat digantikan dalam bentuk materil. Sementara itu, apabila remitansi tersebut diperoleh dari sosok ayah, maka ditemukan penurunan risiko seorang anak untuk mengalami malnutrisi pada ketiga indikator stunting, wasting, dan underweight, khususnya pada anak yang tinggal di Luar Jawa. Oleh karena itu, migrasi paternal memiliki dampak yang lebih baik dibanding migrasi maternal karena laki-laki memiliki kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dari wanita dan memiliki kemungkinan untuk memperoleh upah yang lebih besar, sehingga kemungkinan sosok ayah tersebut dapat mengirimkan remitansi menjadi semakin besar.

The nutritional status of children is one of the most important determinants in their long-term growth and development. According to WHO guidelines, malnutrition in children can be categorized into stunting, wasting, underweight, and overweight. Stunting is a condition of chronic malnutrition with long-term impacts, while wasting is acute malnutrition with short-term effects requiring immediate intensive care. Meanwhile, underweight can be defined a combination of stunting and wasting. This study uses the Propensity Score Matching (PSM) method to estimate the impact of remittances. The analysis shows that remittances significantly affect children's stunting and underweight conditions. Remittances then increase the possibilities of a children to be wasted only if that children live in urban areas. It was also found that remittances increase the risk of overweight, particularly for children living in Java. This can be explained by the lack of childcare due to migrating family members; despite additional income from remittances, the consumed food may not be nutritionally balanced. If the remittance comes from a mother who is a migrant that seeks for better job, it negatively impacts child malnutrition, especially for those living outside Java and in high-income families. This indicates that a mother's role in a child's growth and development cannot be replaced materially. In contrast, if the remittance comes from the father, there is a reduction in the risk of malnutrition (stunting, wasting, and underweight), especially for children living outside Java. Therefore, paternal migration has a more positive impact than maternal migration because men have better job opportunities and higher potential wages, increasing the likelihood of sending remittances."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Setiawan
"Remitansi merupakan outcome dari fenomena migrasi yang efeknya dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga migran, sehingga dapat memengaruhi alokasi dana untuk pendidikan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris pengaruh remitansi terhadap pendidikan anak serta mengidentifikasi perbedaan pendidikan anak pada rumah tangga penerima remitansi dan non penerima remitansi. Data yang digunakan bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) gelombang 5 yang dikumpulkan pada tahun 2014. Untuk mengatasi permasalah endogenitas pada variabel remitansi digunakan instrumen variabel yaitu traditional migrant-sending district dan deviasi curah hujan. Dengan menggunakan metode recursive bivariate probit, penelitian ini menemukan bahwa remitansi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendidikan anak. Pengaruh negatif remitansi dapat dijelaskan dari perbedaan karakteristik rumah tangga penerima remitansi dan non penerima remitansi. Selain itu pengaruh negatif remitansi terhadap pendidikan juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti absenya orang tua dalam rumah tangga, kondisi pasar tenaga kerja, dan adanya efek insentif.

Remmitances are direct outcome of the migration that can increase the income of the migrant households. Therefore, it affects the budget allocation for their children's education. This research aims to empirically study the effect of remittances on children's education and identify differences in children's education in remittance-receiving households and non-remittance-receiving households. We use data from the 5th batch of the Indonesia Family Life Survey (IFLS) which was collected in 2014. To overcome the endogeneity problem in the remittance variable, instrumental vareables are used, namely traditional migrant-sending district and rainfall deviation. Using the recursive bivariate probit method, this study showed that remittances negatively and significantly effected children's education. The negative effect of remittances can be explained from the differences in the characteristics of remittance-receiving households and non-remittance-receiving households. In addition, the negative effect of remittances on education can also be caused by several factors such as parental absence, labor market conditions, and the incentive effects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aquila Widyawati
"Ada beberapa alasan mengapa orang memilih untuk bermigrasi dari negara asalnya. Salah satu alasan terpenting adalah karena masalah ekonomi seperti pengangguran atau gaji yang tidak mencukupi di negara asal mereka. Dalam hal migrasi dan faktor ekonomi terkait dengan remitansi. Remitansi membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga yang menjadikannya kekuatan anti-kemiskinan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh remitansi terhadap kemiskinan di Indonesia. Studi ini mengamati dampak remitansi terhadap kemiskinan di Indonesia dari tahun 1995 hingga 2019. Data diperoleh melalui beberapa laporan tahunan dari beberapa sumber resmi pemerintah. Untuk mengeksplorasi estimasi dan hasil ekonomi, digunakan data deret waktu dan analisis Ordinary Least Squared (OLS). Hasilnya menunjukkan bahwa tiga dari empat variabel ditemukan signifikan secara statistik. Variabel tersebut adalah remitansi, PDB per kapita atau pendapatan, dan inflasi. Remitansi memiliki hubungan negatif dengan kemiskinan, sedangkan Inflasi dan PDB per kapita memiliki hubungan positif dengan kemiskinan. Artinya, remitansi mengurangi kemiskinan. Namun, dampak remitansi dalam pengentasan kemiskinan relatif rendah. Hal ini dapat dijelaskan dengan tren penurunan pekerja migran, latar belakang pendidikan rendah, remitansi yang tidak tercatat, dan lain-lain.

There are several reasons why people choose to migrate from their home country. One of the most important reasons would be due to the economic problems like being unemployed or having insufficient salary in their home countries. In the case of migration and economic factors, it is related to remittances. Remittances help to increase the household income which makes them a powerful anti-poverty force. This study aims to examine the effects of remittances on poverty in Indonesia. This study observes the remittances impact on poverty in Indonesia from 1995 to 2019. The data is obtained through several annual reports of several official government sources. To explore the estimated and economic results, time-series data and Ordinary Least Squared (OLS) analysis were used. The results show that three out of four variables are found to be statistically significant. Those variables are remittances, GDP per capita or income, and inflation. Remittances have a negative relationship with poverty, while Inflation and GDP per capita have a positive relationship with poverty. This means that remittances reduce poverty. However, the impact of remittances in poverty reduction is relatively low. It can be explained by the decline trend of migrant workers, low education background, unrecorded remittances, and others."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irpan Pebri Setiadi Hsb
"Kemiskinan energi masih menjadi permasalahan penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kemiskinan energi erat kaitannya dengan kekurangan pendapatan dalam memenuhi layanan energi dasar. Remitansi diyakini menjadi salah satu stimulus yang potensial dalam mengurangi kemiskinan energi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh remitansi dalam mengurangi kemiskinan energi multidimensi rumah tangga di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) periode tahun 2007 dan 2014. Untuk mengatasi masalah endogenity yang muncul karena adanya reverse causality antara remitansi dan kemiskinan energi, maka penelitian ini menggunakan instrumental variables berupa traditional migrant-sending district. Dengan menggunakan metode 2SLS (two-stage least squares) diperoleh bahwa remitansi dapat menurunkan kemiskinan energi multidimensi di Indonesia. Rumah tangga penerima menggunakan tambahan pendapatan untuk membeli layanan energi seperti listrik, peralatan rumah tangga, dan komunikasi sehingga konsumsi energi meningkat dan selanjutnya kemiskinan energi menurun. Selanjutnya karakteristik rumah tangga juga signifikan dalam mempengaruhi kemiskinan energi seperti status pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, ukuran keluarga, kepemilikan rumah, dan lokasi tempat tinggal. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa ketimpangan pendapatan memediasi hubungan remitansi dan kemiskinan energi.

Energy Poverty is still an important issue especially in developing countries like Indonesia. Recent studies showed that energy poverty is closely related to a lack of income in fulfilling basic energy needs. Remittances are believed to be one of the potential stimulus in reducing energy poverty. This study aims to analyze the effect of remittances in reducing multidimensional energy poverty of households in Indonesia. The data used in this study comes from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) for the 2007 and 2014 periods. To overcome the endogeneity problem that arises because of the reverse causality between remittances and energy poverty, this study uses instrumental variables in the form of traditional migrant-sending districts. By using the 2SLS (two-stage least squares) method, it is found that remittances can reduce multidimensional energy poverty in Indonesia. Recipient households use the additional income to purchase energy services such as electricity, household appliances, and communications so that energy consumption increases and subsequently energy poverty decreases. Furthermore, household characteristics are also significant in influencing energy poverty such as employment status, education, sex, family size, home ownership, and location of residence. In addition, this study also found that income inequality mediates the relationship between remittances and energy poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Amalia
"Kendati migrasi tenaga kerja ke luar negeri telah menjadi bagian dari strategi pembangunan pemerintah Indonesia, perhatian akan dampak dari remitansi terhadap ekonomi masih minim, termasuk juga penelitian mengenainya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengisi lokus tersebut dengan melakukan analisis pengaruh remitansi terhadap kesejahteraan pada tingkat subnasional dengan indikator konsumsi per kapita, pertumbuhan konsumsi dan tingkat kemiskinan.
Analisis dilakukan untuk periode tahun 2007 hingga 2009 dengan individu tujuh belas daerah naungan BP3TKI yang mencakup 33 provinsi Indonesia. Dengan menggunakan metode regresi Ordinary Least Square (OLS), remitansi ditemukan terbukti berdampak positif secara signifikan terhadap konsumsi per kapita daerah, namun tidak terbukti berdampak terhadap tingkat kemiskinan dan pertumbuhan konsumsi daerah.

Although internasional labor migration has become a part of the Indonesian government's development strategy, attention to the impact of remittances on the economy is still minimum, including from research perspective. Therefore, this study seeks to fill this locus by analyzing the effect of remittances on welfare at subnational level with per capita consumption, consumption growth and poverty rate.
Analyzes were conducted for the period of 2007 to 2009 with seventeen regions covering 33 provinces of Indonesia. By using simple Ordinary Least Square (OLS) regression, remittances are found to significantly increase per capita household consumption, but cannot be proved to have impacts on poverty rate and consumption growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denissa Kumala
"Skripsi ini membahas perihal dampak educational mismatch terhadap pendapatan yang fokus kepada pekerja dengan lulusan pendidikan tinggi di Indonesia yang diidentifikasi berdasarkan kelompok usia (age group). Adanya permasalahan peningkatan angka pengangguran pada individu tamatan pendidikan tinggi serta munculnya isu terkait ketidaksesuaian vertikal antara pekerjaan dengan tingkat pendidikannya, menjadi latar belakang dari studi ini. Metode normatif digunakan dalam menganalisis data Sakernas 2022 untuk mengukur tingkat mismatch yang terjadi pada pekerja tamatan pendidikan tinggi serta metode regresi OLS untuk mengukur dampak antara overeducation dan undereducation terhadap upahnya. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pekerja tamatan pendidikan tinggi pada usia 20-64 tahun yang mengalami overeducation memiliki dampak yang signifikan negatif dan yang mengalami undereducation berdampak signifikan positif terhadap upah mereka. Dampak ketidaksesuaian vertikal yang dirasakan oleh pekerja dengan tamatan pendidikan tinggi ternyata lebih kecil dibandingkan pekerja dengan tamatan pendidikan dibawah tingkat pendidikan tinggi.

This undergraduate thesis examines the impact of educational mismatch on income, focusing on workers with higher education graduates in Indonesia that identified by age group. The problem of increasing unemployment among higher education graduates and the emergence of issues related to the vertical mismatch between jobs and education levels are the background of this study. The normative method is used in analyzing the 2022 Sakernas data to measure the level of mismatch that occurs among workers who have graduated from higher education as well as the OLS regression method to measure the impact of overeducation and undereducation on their wages. The results of this study show that workers with higher education aged 20-64 years who experience overeducation have a significant negative impact and those who experience undereducation have a significantly positive impact on their wages. The impact of vertical mismatch felt by workers with higher education levels is apparently greater than for workers with less than a high education level."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Dwi Rahayu
"Para pekerja migran yang kembali ke Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Pekerja migran dianggap menyediakan remitansi uang selama di luar negeri sehingga pemerintah berharap agar uang tersebut nantinya akan diinvestasikan dalam kegiatan ekonomi ketika kembali ke daerah asalnya untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan kewirausahaan mereka. Penelitian ini berfokus pada potensi kewirausahaan pada pekerja migran Indonesia (PMI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi kewirausahaan pada purna pekerja migran Indonesia (PMI) dan bagaimana peran remitansi sosial yang diperoleh selama bermigrasi ke luar negeri terhadap kewirausahaan purna PMI setelah kembali ke daerah asalnya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan focus group discussion (FGD) pada purna pekerja migran di daerah Karawang (Jawa Barat), Blitar (Jawa Timur), Kendal (Jawa Tengah), dan Banyumas (Jawa Tengah). Penelitian ini akan menyajikan data deskriptif tentang faktor-faktor yang mendorong pekerja migran untuk berwirausaha dan bagaimana purna pekerja migran tersebut memanfaatkan remitansi sosialnya untuk berwirausaha. Hasil menunjukkan bahwa remitansi sosial yang dibawa pekerja migran ke daerah asalnya berperan dalam mendorong kewirausahaan para purna pekerja migran di daerah Karawang, Blitar, Kendal, dan Banyumas. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar penyusunan usulan kebijakan pengembangan kewirausahaan bagi para pekerja migran, terutama yang telah kembali ke Indonesia. Potensi serta sumber daya purna PMI ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menurunkan pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan, serta dalam jangka panjang diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan.

Return migrant workers in Indonesia have great potential to be developed. Migrant workers may provide financial remittance to Indonesia, which can be invested in economic activities when returning to the home country to stimulate economic growth through entrepreneurial activities. This research focuses on the entrepreneurial potential of Indonesian return migrant workers. The purpose of this study is to explore the potential of entrepreneurship in Indonesian return migrant workers and how the role of social remittances obtained during migrating abroad to the entrepreneurship of Indonesian return migrant workers after returning to their home regions. The study was conducted using a qualitative approach with interviews and focus group discussion (FGD) methods for Indonesian return migrant workers in Karawang (West Java), Blitar (East Java), Kendal (Central Java), and Banyumas (Central Java). This research will present descriptive data on the factors that encourage migrant workers to become entrepreneurs and how these migrant workers utilize their social remittances for entrepreneurship. The results show that the social remittances brought by migrant workers to their home regions play a role in encouraging the entrepreneurship of Indonesian return migrant workers in the Blitar, Kendal, Banyumas, and Karawang areas. We expect the results of the study can be the basis for developing entrepreneurship development policy proposals for migrant workers, especially those who have returned to Indonesia. We finally hope that the potential and resources of Indonesian return migrant workers can help to reduce unemployment and improve welfare, and to reduce poverty in the long run."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Widia Pangesti
"Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki asosiasi anatara usia pernikahan pada ibu terhadap pendidikan intergenerasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) gelombang 5 dengan menggunakan model regresi logistik biner. Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah anak yang telah berusia 25 tahun atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendidikan intergenerasi sebagai variabel tidak bebas dan usia pernikahan ibu sebagai variabel bebas utama. Variabel bebas lainnya yang digunakan adalah jenis kelamin, pendidikan ayah, rasio biaya pendidikan, tempat tinggal, dan wilayah tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pernikahan ibu berkorelasi positif dan berdampak secara siginifikan terhadap pendidikan intergenerasi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas memiliki pendidikan intergenerasi yang rendah lebih tinggi pada anak yang lahir dari ibu menikah pada saat usia 18 tahun atau kurang daripada pada anak dari ibu yang menikah pada usia lebih dari 18 tahun. Pengaruh yang sama ditunjukkan setelah dikontrol terhadap jenis kelamin, pendidikan ayah, rasio biaya pendidikan, tempat tinggal, dan wilayah tempat tinggal. Penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas pendidikan intergenerasi yang rendah lebih tinggi pada anak yang berjenis kelamin perempuan, memiliki ayah dengan tingkat pendidikan rendah, memiliki rasio biaya pendidikan rumah tangga yang rendah, bertempat tinggal di pedesaan, serta berdomisili di Pulau Jawa.

This study investigated the association between maternal age at marriage and intergenerational education in Indonesia. This study used a binary logistic regression model with secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) wave 5 in 2014. The unit of analysis used in this study was children aged 25 years or older with. This study used intergenerational education as the dependent variable and maternal age of marriage as the main independent variable. Meanwhile, other independent variables used were gender, father's education, the ratio of education costs, place of residence, and region of residence. The results of the study showed that mother’s age at marriage age was positively correlated and significantly impacted intergenerational education in Indonesia. It shows that the probability of having a low intergenerational education was higher among children who were born to mothers who were married at child’s age (18 years or younger) than among children of mothers who were married at older than 18 years. The same effect was shown after controlling for gender, father's education, the ratio of education costs, place of living area, and place of residence. This study shows that the probability of low intergenerational education was higher for female children, had fathers with low levels of education, had a low ratio of household education expenditure, lived in rural areas, and lived in Java."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>