Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Khadafi
"Proyek EPC Engineering, Procurement, and Construction memiliki tantangan yang sangat tinggi, mulai dari saling ketergantungan antar aktifitas yang ada, fase overlaps antar masing-masing aktifitas tersebut, pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan yang lebih detail, kompleksitas struktur organisasi, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul selama masa pelaksanaan. Permasalahan utama yang sering dihadapi khususnya pada Proyek EPC Pipeline adalah terjadinya cost overrun dalam proses engineering, procurement dan construction. Perubahan selalu terjadi dengan persentase berkisar antara 5 - 10 dari kontrak. Keterlibatan pihak eksternal dan internal dapat memunculkan risiko baru terhadap pihak kontraktor terutama di fase pengendalian. Oleh karena itu, diperlukan analisis risiko berbasis PMBOK 2017 yang menemukan bahwa kesalahan dalam perbedaan persepsi desain DED dengan basis desain FEED dan tidak adanya struktur organisasi change order yang merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan respon preventif yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan konsinyering pada fase engineering dimulai, mediasi dengan third party institution dan membuat struktur organisasi dalam prosedur change order. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan secara optimal bahkan terdapat respon yang tidak diterapkan, maka dari itu diperlukan beberapa langkah untuk perbaikan.

EPC Engineering, Procurement, and Construction projects have very high challenges, starting from interdependence between existing activities, overlapping phases between each activity, breaking activities into more detailed work activities, organizational structure complexity, and uncertainty in predictive accuracy arising during the execution period. The main problems that are often faced, especially in the EPC Pipeline Project is the cost overrun in the engineering, procurement and construction process. Changes always occur with percentages ranging from 5 10 of the contract. The involvement of external and internal parties can lead to new risks to the contractor, especially in the control phase. Therefore, it is necessary to simulate a risk model based on PMBOK 2017 which finds that difference of design perception of DED with design basis FEED and the absence of change order organizational structure are the dominant risk. Further evaluations are made and it is known that risk mitigation is an appropriate preventive response. Meanwhile, appropriate corrective action is to do consignment in the engineering phase begins, mediation with the third party institution and the making of an changes organizational structure in the change order procedure. Unfortunately, the risk response is still not running optimally and even there is a response that is not applied, therefore some steps needed to improve."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledi Khalidannisa
"Proyek EPC umumnya dilaksanakan pada pekerjaan kompleks dengan unsur uncertainty yang tinggi, untuk itu dilakukan kegiatan subcontracting sebagai kegiatan transfer risiko. Sayangnya, besarnya keterlibatan subkon khusunya pada pengendaliaan subcon piping menimbulkan risiko baru bagi pihak kontraktor terutama pada kinerja biaya. Oleh karena itu, dilakukan sebuah simulasi model risiko berbasis PMBOK 2013 yang menemukan bahwa angka rejection rates yang tinggi serta inspeksi yang tidak berjalan optimal merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan repon prefentive yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan claim, reward system dan penyesuaian metode kerja. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan optimal bahkan terdapat respon yang belum diterapkan untuk itu dilakukanlah beberapa improvisasi.

EPC projects commonly used for the complex works that have many uncertainty, so subcontracting is one of alternatives that choosen as a risk transfer. Unfortunetly, the magnitude of involment subcontractor in EPC projects especially control piping subcont activity reliefs a new risk to main-contractor, mainlly impact to cost performance. Therefore,simulation risk modeling based PMBOK2013 was built and generate high percentage from rejection rates and low perfromance from inspection activity are the main risk. Furthermore, risk mitigation is prefentive action that most appropriate.Meanwhile,the most appropriate corrective action is doing the claim,reward system and construction method adaptation. Unfortunately,the following risk repson still not doing optimal,even the respon hasn’t been applied. So, there’re some improvitation that applied in controling procurement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Analisis risiko pada pipa bawah laut 16? Main Oil Line EFPRO - EKOM di Laut Jawa ini dilakukan mengingat adanya potensi bahaya dan risiko tumpahan minyak sehingga dapat berdampak pada ekosistem laut disekitar operasi kerja. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan dilakukan dengan metode semi kuantitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penilaian risiko yang dikembangkan oleh Kent Muhlbauer (2004) dalam bukunya Pipeline Risk Management.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tingkat risiko relatif sehingga didapatkan gambaran risiko yang berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan guna mencegah kejadian kecelakaan yang diakibatkan kegagalan pipa.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada pipa sepanjang 32.14 km tersebut memiliki nilai rata-rata untuk Design Index sebesar (59.13), Corrosion Index (68.16), Third-party Damage Index (72) dan Incorrect Operations Index (82). Sedangkan nilai risiko relatif tertinggi adalah pada Kilometer Post (KP) 0-1 jalur pipa.

Risk analysis of subsea pipeline 16" Main Oil Line (MOL) EFPRO - EKOM located at Java Sea was conducted because of the potential hazards and the risk of oil spills that possible impact on ecosystems around the work operations. This research is descriptive analytic and performed by semi-quantitative method. The model used in this study is a model of risk assessment developed by Kent Muhlbauer (2004) in his book ?Pipeline Risk Management.
The purpose of this study was to obtain relative risk that are useful to management in making decisions in order to prevent the occurrence of accidents which caused by the failure of the pipe.
The results of this study showed that the pipeline along the 32.14 km has an average value for the Design Index (59.13), Corrosion Index (68.16), Third party Damage Index (72) and Incorrect Operations Index (82). While the value of the highest relative risk was at Kilometre Post (KP) 0-1 pipeline.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Andi Firdaus
"Perencanaan adalah sebuah alat mendasar dalam manajemen proyek yang digunakan untuk mencapai ruang lingkup, biaya, dan waktu yang direncanakan. Salah satu penyebab kegagalan proyek disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam perencanaan, perencanaan yang kurang baik, dan manajemen yang tidak efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa indikator atau risiko apa saja dalam proses perencanaan manajemen proyek yang berpengaruh terhadap kinerja waktu yang selanjutnya dilakukan analisa level risiko dengan menggunakan metode AHP berbasis PMBOK 2013 sehingga didapatkan risk rating untuk indikator dan faktor risiko tersebut untuk kemudian dirumuskan respon preventif dari masing-masing risiko tersebut. Dari respon preventif yang telah dirumuskan akan dilakukan pengembangan sistem perencanaan manajemen proyek berupa perbaikan SOP dari kegiatan yang sudah dan pembuatan SOP baru bagi kegiatan yang belum ada. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan strategi baru dalam meningkatkan kualitas perencanaan yang berdampak terhadap kinerja waktu proyek di Kementerian X.

Planning is a fundamental tool used in project management to achieve the scope, cost, and time planned. One of the causes of project failure is caused by differences in the planning, improper planning, and inefficient management. This study was conducted to analyze the indicators or risk anything in the planning process of project management that affect the performance of time later to analyze the level of risk by using AHP based on PMBOK 2013 to obtain the risk rating for the indicators and risk factors are then formulated in response to a preventive of each masing risks. From preventive response has been formulated will develop project management planning system in the form of improvement SOP of existing practices and make the new SOP for activities that did not exist. Hopefully this research can be used as a new strategy to improve the quality of planning that impact on the performance of a project in the Ministry of X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Faridh
"Sering terjadinya perubahan pada proyek EPC Power Plant merupakan fenomena yang sering ditemui. Kurangnya pengendalian terhadap ruang lingkup merupakan penyebab terjadinya deviasi biaya akibat perubahan ruang lingkup pada proyek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi deviasi biaya akibat perubahan ruang lingkup dillihat dari sisi kontraktor, mencari penyebab dan dampaknya serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang dapat meminimalisir terjadinya deviasi tersebut. Setelah itu, melihat bagaimana tingkat penerapan respon risiko tersebut pada perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan di masa yang akan datang.

Frequent changes in EPC Power Plant Project are a common phenomenon. Lack of control over the scope is the cause of the cost deviation on the scope of the project. This study aims to find out the factors that affect the deviation cost due to changes in scope from contractor’s side, look for causes and effects as well as corrective and preventive actions that can minimize those deviations. Then, evaluate the implementation of those risk responses on the company and give recommendation for improvement in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nadya Yulianti
"

Tahap perencanaan berperan penting dalam sebuah proyek, termasuk proyek feasibility study. PT. PLN (Persero) Pusenlis mempunyai prosedur yang mengatur proses bisnisnya, yaitu Prosedur Enjiniring. Hasil analisis komparasi dan analisis risiko pada tahap perencanaan feasibility study berdasarkan PMBOK menghasilkan SOP baru pada area scope management, time management, cost management, time management, human resource management, stakeholder management serta pengembangan SOP lama yaitu integration management  dan risk management. SOP baru menjabarkan kegiatan tahap inisiasi - penutupan, dengan masing-masing penanggungjawab, durasi, dan outputnya. Dengan mengembangkan sistem perencanaan proyek berbasis PMBOK 2013 dengan pendekatan risiko, maka kinerja waktu perencanaan proyek feasibility study dapat ditingkatkan.


Planning stage is important in a project, including feasibility study project. PT. PLN (Persero) Pusenlis have a "Procedure Engineering" that manage the bussiness process. Comparation analysis and  risk analysis on planning stage of feasibility study based on PMBOK resulting new SOP in  scope management, time management,cost management, time management, human resource management, stakeholder management and developing an existing SOP in integration management dan risk management. The new SOP describe a whole activities from initiating until closing by adjusting the PIC, duration, and output. With developing the project system planning based on PMBOK 2013, the time performance can be improved.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T52832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Indah Vita Damayanti
"Proyek EPC umumnya dilaksanakan pada pekerjaan kompleks dengan unsur uncertainty yang tinggi. Proses Pengawasan dan Pengendalian dalam pelaksanaan proyek sangat diperlukan oleh fungsi manajemen namun terkadang hal ini kurang diperhatikan dan dianggap sepele sehingga mengakibatkan terlambatnya suatu proyek serta juga mengakibatkan terjadinya penambahan biaya proyek. Pada
penelitian ini dilakukan evaluasi serta pemetaan resiko tehadap system pengawasan dan pengendalian pada pelaksanaan proyek EPC Onshore Brownfild ditinjau dari
sisi pemiliki proyek dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian lingkup memiliki peran yang sangat dominan dalam pengawasan dan pengendalian proyek EPC Onshore brownfield. Integrated Control Change merupakan salah satu tindakan preventive untuk memantau perubahan lingkup kerja yang di pilih dalam rangka meningkatkan
kinerja biaya proyek EPC Onshore Brownfield.

EPC projects are generally carried out on a complex job with a high element of uncertainty. Process Monitoring and controlling of a project is required by the management function but sometimes this activity considered insignificant, resulting delays in project and further impacted to project cost overun. This study intended to evaluate and map the risks of failure in project monitoring and controlling system using Structural Equation Modeling (SEM). The research resulted that the scope control has the significant role in monitoring and controlling EPC Onshore Brownfield. Integrated control change is one of the preventive response for monitoring and controlling process in onshore brownfild facilities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T54616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Navisyah Al Farisi
"Proyek EPC Engineering, Procurement, dan Construction terdiri dari banyak proses kerja dan disiplin keilmuan. Superintendent adalah kordinator pekerjaan konstruksi disiplin tertentu di suatu area. PT. X memiliki banyak dokumen internal untuk proyek EPC, namun tidak ada yang khusus menjelaskan tugas dan tanggung jawab superintendent. Selain itu, terdapat risikodan tugas superintendent yang belum tertulis. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu prosedur dan check list kerja yang dapat membuat superintendent bertugas secara detail dan menyeluruh. Metode survai dan analisis risiko diaplikasikan dalam penelitian ini. Mayoritas superintendent PT. X menerima dan menilai prosedur yang dibuat dapat meningkatkan kinerja waktu proyek.

EPC Engineering, Procurement, and Construction project consists of much work process and scientific discipline. Superintendents are coordinator of construction work in certain discipline of a working area. PT. X has many internal documents for EPC project, but nothing specifically explain superintendent rsquo s job and responsibility. Besides that, much superintendent rsquo s risk and task is not written yet. Due to this condition, this research purpose is to arrange a work procedure and check list causes superintendents to work in detail and comprehensive. Survai method and risk analysis are applied in this research. Majority of superintendent PT. X accepts and assess that the created procedure can enahance the project time performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novika Candra Fertilia
"Proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) merupakan jenis proyek konstruksi yang kompleks, sehingga keterlambatan proyek merupakan fenomena yang kerap terjadi pada proyek EPC. PT. KE merupakan salah satu badan usaha yang mengelola proyek EPC yang dalam pelaksanaannya banyak mengalami keterlambatan, salah satu penyebabnya adalah dispute antara desain dan dokumen kontrak yang menunjukkan lemahnya proses perencanaan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peristiwa risiko dalam tahap perencanaan yang mempengaruhi kualitas perencanaan dalam keterkaitannya dengan kinerja waktu untuk mengembangkan kerangka perencanaan proyek yang diharapkan dapat dijadikan strategi baru dalam meningkatkan kinerja waktu proyek berbasis PMBOK 2013. Pada penelitian ini ditemukan 3 faktor risiko dominan dan 1 tambahan aktivitas precanaan berdasarkan PMBOK 2013.

EPC project (Engineering, Procurement, Construction) ia a complex construction project, in such a way that delay becomes heaps of times phenomenon. PT. KE is one of the most EPC company which execute many EPC project in each successive is delay and one of causal factor is the weaknes of project planning processes.
This paper will indicate risk factors in project planning phases had an effect on time performance to developt a new frame work of planning process as a strategy to increase time performance. The result of this paper are 3 high risk and 1 activity in planning process need to be added according to PMBOK 2013.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Zahrina Putri
"Pada beberapa proyek di PT.X terdapat keluhan pembengkakan biaya akibat banyaknya pekerjaan rework. Hal ini diindikasikan karena kurangnya pengelolaan SDM. Tim proyek seharusnya direkrut dan dikelola agar memiliki kemampuan tertentu agar menghasilkan kinerja biaya yang baik salah satunya dengan meminimalisir rework. Namun acuan yang digunakan untuk mengembangkan kompetensi tersebut belum mempertimbangkan faktor- faktor risiko penyebab rework. Sebagai respon permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat mempengaruhi tugas dan tanggung jawab tim proyek dalam pengendalian mutu agar tidak terjadi rework sehingga meningkatkan kinerja biaya, serta mengembangkan kompetensinya berdasarkan jobdesc baru dengan adanya aktifitas yang dibutuhkan untuk merespon risiko tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dan metode survey. Sementara untuk mengetahui faktor risiko dominan menggunakan analisa risiko kualitatif. Penelitian ini menghasilkan sebuah tabel yang berisi elemen-elemen kompetensi beserta unjuk kerja terhadap 6 fungsi dalam organisasi proyek PT.X yang berperan dalam aktivitas respon risiko dominan yang telah diidentifikasi, serta modul pelatihan yang sesuai untuk mengisi gap kompetensi yang ada.

In some projects in PT.X cost overrun being big problem due to large number of rework. This is indicated due to lack of human resources management. Project teams should be recruited and managed to have a certain understanding and ability to be able to produce good performance by minimizing rework. As reponse, this study aims to identify risks that may affect the tasks and responsibilities of the project team in quality control in order to avoid rework so cost performance can be improve and then to develop its competence based on new jobdesc by the activities required to respond those risks.
The research method used is case study and survey. A case study conducted on PT.X as a building contractor. While the survey was conducted to determine the dominant risk factors using qualitative risk analysis. This study produces the elements of competence along with the performance of the 6 functions within the PT.X project organization that play a role in identified dominant risk response activities, as well as appropriate training modules to fill in the existing competency gap.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>