Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151063 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meta Meidiana
"ABSTRAK
Saat ini media-media berita di Indonesia mulai menerapkan jurnalisme presisi. Jurnalisme presisi merupakan kegiatan jurnalistik yang menggunakan metode penelitian ilmu sosial untuk mendapatkan informasi. Penggunaan penelitian dapat menghasilkan informasi yang lebih reliabel. Penerapan jurnalisme presisi pada media berita mempengaruhi bentuk manajemen media dan redaksional. Pelaksanaan penelitian menjadi inti dalam proses redaksional. Hasil informasi yang reliabel membuat penerapan jurnalisme presisi seringkali dikaitkan dengan kredibilitas media. Makalah ini membahas bahwa penerapan jurnalisme media pada satu media dan media lain dapat berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan organisasi media serta sumber daya yang dimiliki. Penerapan jurnalisme presisi dapat mendukung dimensi kredibilitas media yaitu akurasi, objektivitas, dan dapat dipercaya.

ABSTRACT
Recently, many Indonesian news media start to apply precision journalism. Precision journalism is journalistic activity that uses social research method to get information. The uses of research can results more reliable information. The application of precision journalism in news media could affect the media and newsroom management form. The practice of research is the core in newsroom process. This paper examine the differences that may occur in terms of application of precision journalism in news media. The differences are cause by the condition of organization and resources that owned by the media. The application of precision journalism could support the accuracy, objectivity, and trustworthiness dimensions of media credibility."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Dzulfiqar Anas
"
ABSTRAK
Dalam kondisi persebaran informasi pada era digital yang kian rumit jurnalisme dituntut untuk meningkatkan standarnya melalui pengadopsian metode ilmiah. Di tengah tuntutan tersebut, media berita daring Tirto.id berdiri dengan membawa nilai-nilai jurnalisme presisi sebagai dasar praktiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap praktik empiris dari klaim kualitas pada media berita Tirto.id yang memposisikan diri bekerja berdasarkan prinsip jurnalisme presisi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan metode penelitian studi kasus, serta meminjam teori jurnalisme presisi dan strukturasi Anthony Giddens sebagai dasar analisisnya. Temuan menunjukkan bahwa penerapan jurnalisme presisi didorong oleh kepentingan media berita untuk melakukan strategi diferensiasi di tengah persaingan pasar. Namun, dari segi pembangunan pengetahuan dan penerapan kebijakan produksi, media berita Tirto.id belum sepenuhnya berkomitmen untuk menerapkan prinsip jurnalisme presisi.

ABSTRAK
In the complicated information flow of digital era, journalism is expected to improve its standards through the adoption of scientific methods. To meet this expectation, Tirto.id as an online news media was founded and attributing itself with the values of precision journalism as the basis for its practice. This study aims to reveal the empirical practice of quality claims that news media Tirto.id brings as a news media committed to the principle of precision journalism. This research uses a critical paradigm, case study research metod and the theory of precision journalism and the structuration theory from Anthony Giddens as the basis of its analysis. The findings suggest that the application of precision journalism is driven by the interest of the news media to carry out differentiation strategies in the midst of market competition. However, in the terms of knowledge building and implementation of production policy, Tirto.id has not been fully committed to applying precision journalism principles."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Setiawan
"Dalam asuransi, risiko dipindahkan dari pemegang polis ke perusahaan asuransi dengan membayar kompensasi berupa premi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan besar premi yang harus dibayar adalah menggunakan teori kredibilitas. Pada teori kredibilitas, premi pada tahun yang akan datang dihitung menggunakan kombinasi dari data masa lalu pemegang polis dan data lain yang bersesuaian. Salah satu model kredibilitas yang telah dikembangkan adalah model kredibilitas Bühlmann dan model Bühlmann-Staub. Asumsi model ini adalah setiap pemegang polis memiliki karakter dan tingkat risiko yang berbeda-beda dan dikelompok berdasarkan parameter risiko. Pada praktiknya, data asuransi dapat dikelompok berdasarkan lebih dari satu parameter risiko. Pada tugas akhir ini dibahas perumuman dari model Bühlmann-Straub, yaitu model kredibilitas hierarki, dimana data portofolio asuransi dikelompokkan dengan lebih dari satu parameter risiko. Selain itu, dalam memprediksi besar tarif premi digunakan kuantil dari besar klaim kontrak, menggantikan mean dari besar klaim kontrak. Penggunaan kuantil disebabkan data asuransi cenderung berekor tebal, dimana tidak jarang terdapat klaim yang bersifat outlier. Pembentukan model kredibilitas kuantil hierarki dimulai dengan menentukan faktor kredibilitas untuk sektor dan kontrak yang meminimumkan mean squared error antara parameter yang digunakan untuk memprediksi tarif premi dengan penaksirnya. Untuk menghitung faktor kredibilitas, diperlukan nilai dari parameter struktural model, yang ditaksir menggunakan metode non-parametrik. Setelah mendapatkan taksiran dari parameter struktural model serta faktor kredibilitas untuk masing-masing sektor dan kontrak, tarif premi dapat ditentukan untuk masing-masing sektor dan kontrak. Kemudian, akan dilihat performa dari model ini apabila terdapat outlier pada data. Secara umum, model ini robust terhadap outlier untuk kuantil yang nilainya tidak mendekati satu.

In insurance, the risk is transferred from the policyholder to the insurance company with paying compensation in the form of premiums. One method that can be used to determine the amount of premium that to be paid is using the credibility theory. In credibility theory, future premiums can be determined with the combination of past data of policyholder and the other corresponding data. One of the the credibility models that has been developed are the Bühlmann credibility model and Bühlmann-Straub credibility model. This model assumes that each policyholder has a different characteristic and level of risk and can be group based on risk parameter. In practiced, the data of insurance can be grouped based on more than one risk parameter. This thesis discusses a generalization of the Bühlmann-Straub credibility model, that is hierarchical credibility model, which the data of insurance portofolio grouped with more than one risk parameter. In order to predict the premiums rate, the quantile of the contract claim amount is used, replacing the mean of the contract claim amount. The use of quantiles is due to the fact that insurance data tends to be thick-tailed, where outlier claims are not uncommon. The construction of the hierarchical quantile credibility model begins by determining the credibility factor for sectors and contracts that minimizes the mean squared error between the parameters used to predict premium rates and their estimators. To calculate the credibility factor, takes the value of the structural parameters of the model, which estimated using non-parametric methods. After obtaining estimation of the structural parameters of the model as well as the credibility factor for each sector and contract, premium rates can be determined for each sector and contract. Then, the performance of this model will be seen if there is outlier in the data. In general, this model will be robust against outliers for quantile values that are not too large."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Fadhila Henryantoputra
"Saat ini banyak penelitian yang telah meneliti efek dari iklan personalisasi pada periklanan tradisional. Namun, masih sedikit yang meneliti efeknya terhadap iklan di media sosial khususnya Instagram. Dengan menggunakan metode PLS-SEM, penelitian ini memfokuskan efek dari iklan personalisasi yang dirasakan oleh konsumen di Instagram pada reaksi sikap dan perilaku konsumen (kredibilitas iklan, penghindaran iklan, skeptisisme iklan, sikap iklan, niat perilaku, dan keterlibatan pelanggan) terhadap iklan. Penelitian ini menggunakan data sampel pengguna Instagram generasi Z yang menggunakan aplikasi media sosial tersebut dalam satu minggu terakhir. Berdasarkan data sampel yang didapat, hasil temuan menunjukkan 14 dari 15 hipotesis didukung. Temuan ini membuktikan bahwa iklan personalisasi mampu meningkatkan respons positif konsumen (misalnya meningkatkan kredibilitas dan sikap iklan) dan mengurangi respons negatif mereka terhadap iklan (misalnya menurunkan skeptisisme iklan dan kecenderungan untuk menghindari iklan). Respons yang positif ini terbukti mampu meningkatkan kemungkinan konsumen untuk membeli serta keterlibatan mereka terhadap iklan personalisasi.

Today many studies have examined the effect of personalized advertising on traditional advertising. However, few have examined the effect on advertising on social media, especially Instagram. By using the PLS-SEM method, this study focuses on the effects of personalized advertising felt by consumers on Instagram on the reaction of consumers' attitudes and behavior (ad credibility, ad avoidance, ad skepticism, attitude towards ad, behavioral intentions, and customer engagement) on advertising. This study uses sample data of Z generation Instagram users who had used the social media application in the past week. Based on the sample data obtained, the findings show that 14 of the 15 hypotheses are supported. This finding proves that personalized advertising can increase consumers' positive responses (e.g., increase the credibility and attitude of advertisements) and reduce their negative responses to advertisements (e.g., reduce advertising skepticism and tendency to avoid advertising). This positive response is proven to be able to increase the likelihood of consumers to buy and their involvement in personalized advertising."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyaal Tsaabitah
"Riset ini bertujuan untuk melihat penerapan elemen jurnalisme konstruktif, baik yang dikomunikasikan secara eksplisit maupun dengan cara komunikasi yang disimpulkan. Dalam mengidentifikasi penerapan elemen jurnalisme konstruktif, pemenuhan unsur berita 5W1H tetap diperhatikan dalam berita yang membahas terkait vaksinasi Covid-19 yang ada dalam situs media siber Good News From Indonesia. Jurnalisme konstruktif merupakan salah satu pendekatan yang dapat membantu jurnalis untuk mengemas berita bernada positif, berorientasi solusi, lengkap, dan mempunyai konteks mendalam. Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah analisis isi kualitatif terhadap 9 berita tentang vaksinasi Covid-19 yang dirilis pada masa PPKM Darurat di Indonesia pada situs media siber Good News From Indonesia. Hasil temuan riset menunjukkan bahwa berita tentang vaksinasi Covid-19 di media siber Good News From Indonesia tidak sepenuhnya konstruktif dan tidak pula memenuhi unsur berita 5W1H secara menyeluruh.

This research aims to look at the application of constructive journalism elements, whether communicated explicitly or by way of inferred communication. In identifying the application of constructive journalism elements, the fulfillment of 5W1H news elements is still considered in news that discusses Covid-19 vaccination on Good News From Indonesia cyber media site. Constructive journalism is an approach that can help journalists to produce news in a more positive tone, solution-oriented, complete, and has in-depth context. Qualitative content analysis is the method used in this research. Analysis is conducted on 9 news that talks about the Covid-19 vaccination that was released during the PPKM Darurat period in Indonesia on Good News From Indonesia cyber media site. The research findings show that the news about Covid-19 vaccination in the Good News From Indonesia cyber media is neither entirely constructive nor does it fulfill the elements of 5W1H news as a whole."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Healza Kurnia Hendiastutjik
"Jika pada akhirnya seluruh media menerapkan platform UGC atau platform kolaboratif sebagai sarana interaksi antara pembaca dan para jurnalis di media tersebut, peran jurnalis tidak mudah untuk saat ini. Inilah yang kemudian menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini di mana menurut tulisan Bruns (2018) bahwa dengan adanya praktik jurnalisme kolaboratif maka akan ada satu aspek penting yang harus ikut diulas lebih mendalam yakni kurasi berita. Menggunakan paradigma post-positivistik dan pendekatan kualitatif, penelitian ini memiliki kebaharuan dalam fenomena rekonstruksi berita dan proses kurasi yang dilakukan oleh jurnalis sekaligus content writer di sebuah media daring Indonesia. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara hingga studi dokumentasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik coding dan mencocokkan dengan teori dan konsep dari kurasi berita dan jurnalisme kolaboratif. Hasil penelitian menunjukkan media positioning, pengalaman kerja, hingga gaya bahasa menjadi temuan penting dalam penelitian ini. Selain itu, berdasarkan temuan di lapangan proses kerja kurasi berita dalam platform kolaboratif Urbanasia.com, Urban ID membuat pola kurasi berita konvensional berubah menjadi pola yang lebih kompleks dan interaksi yang lebih intens antara pembaca dan jurnalis profesional.

If in the end all media implement the UGC platform or collaborative platform as a means of interaction between readers and journalists in the media, the role of journalists is not easy at this time. This then became the focus of researchers in this study where according to the writing of Bruns (2018) that with the practice of collaborative journalism, there will be one important aspect that must be discussed more deeply, namely news. Using a post-positivistic paradigm and a qualitative approach, this research updates the renewal in the news reconstruction phenomenon and the curation process carried out by journalists as well as content writers in a media that is brave in Indonesia. Researchers used observation, interviews and documentation studies to collect the data. The analysis was carried out using coding techniques and matching the theories and concepts of collaborative news and journalism. The results show that the position of the media, work experience, and language style are important findings in this study. In addition, based on findings in the news curation work process in the collaborative platform Urbanasia.com, Urban ID has made conventional curated news patterns change into more complex patterns and more intense interactions between readers and professional journalists."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.P. Henny Puspawati
"Framing menekankan diri pada dua dimensi besar yakni, seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek realitas. Dalam prakteknya, framing dijalankan media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain; serta menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana-penempatan yang mencolok (menempatkan di headline, halaman depan atau badan belakang), pengurangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan.
Kekuatan media antara lain melalui proses pembingkaian (framing), teknik pengemasan fakta, penggambaran fakta, pemilihan sudut pandang (angle), penambahan atau pengurangan foto dan gambar dan lain-lain, berpeluang untuk jadi peredam atau pendorong. Di sinilah media kerap dituduh sebagai conflict intensifier (memperuncing konflik). Di sisi lain, media dihadapkan pada tuntutan berbagai pihak untuk turut menciptakan kondisi yang kondusif untuk menyelesaikan konflik (conflict diminisher). Memenuhi harapan ini mengandung resiko media harus menyeleksi --bahkan menutupi--fakta-fakta yang dianggap sensitif bagi kelompok-kelompok tertentu. Dengan gaya penyajian yang hiperbolis, media dianggap memprovokasi pihak yang bertikai untuk segera memulai peperangan. Media juga dituduh mengondisikan publik untuk menerima perang sebagai satu-satunya opsi yang realitas.
Terlepas dari tuduhan tersebut, banyak aspek yang harus dikaji dari pemberitaan media tentang konflik Aceh. Media bagaimanapun adalah variabel determinan dalam sebuah konflik. Pihak-pihak yang bertikai sangat berambisi untuk menggunakan media sebagai alat propaganda. Di sisi lain, publik sangat tergantung pada ekspos media untuk mengetahui perkembangan konflik. Dengan kata lain, wacana media tentang kasus Aceh menunjukkan bahwa keterlibatan media dalam sebuah konflik menjadi suatu keniscayaan jurnalistik konflik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kritis, dengan pendekatan ini ingin melihat dan memahami bagaimana praktik pembingkaian (framing) jurnalisme damai dan jurnalisme perang dalam berita mengenai konflik Aceh antara TNI dan GAM di harian Kompas dan Republika selama pemberlakuan Darurat Militer pertama di Aceh selama periode 18 Mei sampai 16 Nopember 2003. Alasan utama pemilihan periode pertama pemberlakuan darurat militer itu adalah meningkatnya frekuensi pemberitaan media terhadap konflik (perang) di Aceh.
Hasil penelitian ini menunjukkan, penggambaran dan penonjolan berita yang cenderung lebih berpihak kepada TNI daripada GAM cukup banyak ditemui selama periode penelitian ini dilakukan. Umumnya, kedua media justru lebih menonjolkan aspek-aspek berita yang bernilai jurnalisme perang ketimbang jurnalisme damai.
Bagaimana prasangka itu diwujudkan dalam presentasi jumalisme perang oleh media? Kita dapat merunutnya dari evaluasi-evaluasi yang diberikan media terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam perang yang menjadi obyek liputan. Juga dari penggunaan istilah-istilah kunci yang bersifat konotatif, metafor dan hiperbola, serta simbol-simbol visual (foto) yang digunakan untuk merekonstruksi fakta perang. Prasangka itu juga terpancar dari prioritas yang diberikan media kepada sumber-sumber berita tertentu dan bagaimana pernyataan sumber berita ditonjolkan atau sebaiknya ditenggelamkan (proses-proses framing).
Secara singkat, kajian ini berimplikasi kepada pengembangan praktik jurnalisme damai yang seharusnya dikedepankan oleh media. Dari masa diberlakukannya darurat militer di Aceh yang berdampak pada derasnya arus pemberitaan media bernuansa peperangan, terdapat implikasi konseptual atas praktik jurnalisme yang tidak kondusif dan kompatibel dalam proses demokratisasi informasi. Terdapat 2 (dua) implikasi teoretis yang sekaligus dapat dibaca sebagai kelemahan mendasar implementasi jumalisme perang dalam proses demokratisasi.
Pertama, dari konteks interaksi antara struktur-struktur sosial dan pelaku-pelaku sosial dalam mengkonstruksi realitas perang di satu pihak dipandang sebagai kemajuan mendasar dalam mengedepankan jumalisme patriotik atau jumalisme nasionalisme tanpa legitimasi dan kontrol sosial yang jelas, menjadi lebih maju. Di lain pihak, mengakui keberadaan media sebagai agen perubahan sekaligus kontrol sosial yang menjadi momentum bagi kembalinya hak-hak dasar warga negara dalam konteks memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka untuk menikmati jumalisme damai. Implikasinya adalah bahwa praktik jumalisme perang tidak kondusif bagi hak publik itu sendiri.
Implikasi teoretis kedua yang ditawarkan secara sederhana dalam penelitian ini adalah sebuah upaya memberanikan diri mengatakan "tidak" pada praktik jumalisme perang, terutama yang berkaitan dengan hak publik yang terbebas dari kekerasan oleh media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fikri AR
Malang: UB Press, 2016
070.4 FIK j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Haryanto
Jakarta: Buku Kompas, 2014
070.4 IGN j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Earlene Vinsensia
"Persepsi nilai produk merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi intensi membeli konsumen. Salah satu cara untuk memunculkan persepsi nilai produk yang baik di mata konsumen adalah melalui influencer yang kredibel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran persepsi nilai produk sebagai mediator dalam hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli pada pengguna Instagram. Partisipan penelitian ini merupakan 311 pengguna Instagram berjenis kelamin perempuan dan berusia 18-24 tahun. Hasil analisis mediasi menunjukan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli melalui persepsi nilai produk (ab = 0,236, p < 0,05). Selain itu, terdapat pula efek langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli (c’ = 0,146, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi nilai produk memediasi secara parsial hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli pada pengguna Instagram. Dengan demikian, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pelaku bisnis dalam memilih influencer yang ingin diajak bekerja sama, yaitu dengan memperhatikan kredibilitas influencer.

Product perceived value is an important factor that can influence consumer purchase intention. One way to bring up a good consumer's product perceived value is through a credible influencer. This study aimed to look at the role of product perceived value as a mediator in the relationship between influencer's credibility and purchase intentions on Instagram users. The participants of this study were 311 Instagram users who were female and aged around 18-24 years. The results of mediation analysis showed that there was an indirect relationship between influencer credibility and purchase intention through product perceived value (ab = 0,236, p <0,05). In addition, there was also a direct effect between influencer's credibility and purchase intention (c‘= 0,146, p <0,05). This shows that product perceived value partially mediates the relationship between influencer credibility and purchase intention on Instagram users. Thus, this research can be useful for businessmen in choosing influencers who they want to work with, by paying attention to influencer’s credibility."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>