Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91052 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panjaitan, H. Hans
"ABSTRAK
Artikel 'Toleransi Pascakonflik Antaragama di Tobelo' ini akan mengukur tingkat toleransi beragama di Kabupaten Tobelo untuk melihat kondisi terkini terkait tingkat toleransi beragama di Tobelo. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk survei terhadap siswa sekolah menengah atas di Kabupaten Tobelo. Pendapat siswa Tobelo dapat menjadi alat ukur untuk melihat tingkat toleransi beragama di Tobelo. Temuan penelitian ini adalah: tingkat toleransi antaragama di Tobelo tinggi, namun berdasarkan data survei integrasi antar-kelompok masyarakat yang pernah terlibat konflik itu masih harus ditingkatkan untuk menumbuhkan rasa saling percaya antar-kelompok masyarakat yang berbeda agama. Karena itu saran penelitian ini adalah pemerintah daerah sepatutnya terus menumbuhkan jiwa dan semangat toleransi di antara pemeluk agama dengan misalnya, membangun komunitas-komunitas beragam agama, khususnya dalam lingkup pendidikan."
Jakarta: Reformed Center for Religion and Society (RCRS), Pusat Pengkajian Reformed bagi Agama dan Masyarakat, 2018
200 SODE 5:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This article wil measure the level of religious tolerance in Indonesia. The measurement of this level of tolerance is based upon views of some students' organizations in Jakarta. These samples are chosen because they are groups which have most involvement in the issue of religious the relationship. These samples which samples which are used to represent the population of students' organizations are five religious related organizations, namely: Christian students movement of Indonesia (GMKI), islam students community (HMI), buddhist students community of Indonesia (HIKMAHBUDHI), hindu dharma students union of Indonesia (KMHDI), and catholic students unity of the republic of Indonesia (PMKRI). The views of these students' organizations are expected to be measurement tools for the level of religious tolerance in Indonesian society, which are very important to preserve the integrity of Indonesia as nation. Data collection in this research uses surveys in the form of likert scale, as well as structured interview. Data analysis is done with triangulation method so that it is expected that data validity can be well preserved."
SODE 3:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Binsar Antoni
"Artikel yang berjudul‚ Tingkat Toleransi Antaragama di Masyarakat Indonesia‛ini akan mengukur tingkat toleransi antaragama di Indonesia. Pengukuran tingkat toleransi ini didasarkan pada pendapat organisasi mahasiswa di Jakarta. Sampel ini dipilih karena organisasi mahasiswa merupakan kelompok yang paling terlibat dalam persoalan hubungan antaragama. Sampel yang digunakan untuk mewakili populasi organisasi mahasiswa adalah lima organisasi mahasiswa beratribut keagamaan, yakni: Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Himpunan Mahasiswa Buddha Indonesia (HIKMAHBUDHI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), dan Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Pendapat organisasi mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi alat ukur tingkat toleransi antaragama dalam masyarakat di Indonesia, yang amat penting untuk memelihara keutuhan bangsa Indonesia. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dalam bentuk skala Likert, dan juga wawancara terstruktur. Analisis data dilakukan dengan metode triangulasi, sehinggadiharapkan validitas data dapat terjaga dengan baik"
Jakarta: Pusat Pengkajian Reformed, 2016
SODE 3:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Maris
"Skripsi ini membahas gagasan Karl May mengenai toleransi antarbangsa dan antaragama. Gagasan ini direpresentasikan oleh sebuah perkumpulan fiktif bernama Shen pada roman Und Friede auf Erden!. Ajaran perkumpulan Shen yang bertujuan mencapai perdamaian dunia tersebut disebarluaskan oleh para tokoh yang telah menjadi anggotanya. Hasil analisis interaksi antartokoh dalam penelitian ini adalah perubahan cara pandang dua tokoh Barat, yaitu der Governor dan Waller yang sebelumnya bersikap intoleran dan diskriminatif terhadap bangsa Timur dan agama lain. Perubahan sudut pandang kedua tokoh tersebut dan gagasan toleransi perkumpulan Shen dianalisis dengan konsep Blickwinkel dan toleransi aktif Alois Wierlacher.

The focus of this study is Karl May's conception of cultural and religious tolerance, based on his roman Und Friede auf Erden!. The thought or purpose of Shen community is to gain the peace of the world and expanded by its members. The analysis follows perspective transition of two main characters, der Governor and Waller, former practitioner of discrimination on the east and other religion. This transition and the teachings of Shen community, is analyzed with Blickwinkel concept and Alois Wierlacher's active tolerance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1610
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baerwald, Hans H.
London: Cambridge University Press, 1974
328.520 9 BAE j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clawson, Marion
New York: Gordon and Breach , 1972
628.167 CLA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Wahyuningroem
"Dalam konteks konflik atau pasca konflik, perempuan mengalami kekerasan berlapis: baik sehari-hari maupun struktural. Dua pendekatan utama yang biasa digunakan dalam studi dan program dalam kedua konteks tersebut adalah perdamaian dan keadilan transisional. Keduanya memberikan fokus pada kekerasan yang dialami perempuan, namun tidak cukup memberikan analisis dan solusi atas terjadinya ketidakadilan struktural yang dialami perempuan. Tulisan ini merupakan refleksi dari perjalanan panjang keterlibatan penulis dalam kedua pendekatan tersebut. Pertanyaan utama makalah ini adalah: bagaimana perdamaian dan keadilan transisional dapat memberikan solusi untuk mentransformasi ketidakadilan struktural yang dialami perempuan di wilayah konflik dan pasca konflik? Mulai dari mana?"
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2021
305 JP 26:3 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pattinama, Eklefina
"Desertasi ini mengkaji masalah integrasi pasca konflik, studi kasus di Maluku Tengah Saparua. Realitas konflik politisasi agama-etnis yang terjadi di Maluku Tengah Saparua, tahun 2000 antar negeri Sirisori Salam dan negeri Sirisori Sarani, membuat warga masyarakat mengalami penderitan secara sosial, budaya, ekonomi dan politik. Penderitaan mendorong kesadaran para pelaku berupaya mempertahankan diri, menciptakan budaya lokal untuk integrasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif secara khusus etnografi.
Untuk membaca data lapangan bagaimana proses reintegrasi yang dilakukan oleh para pelaku dan bagaimana mereka mengrekonstruks ikan integrasi pascakonflik, maka pemikiran Giddens dengan teori strukturasinya dimanfaatkan untuk itu. Temuan penelitian menunjukan bahwa (1). Atas inisatif para pelaku terjadi interaksi diantara para pelaku pada ruang dan waktu sesuai situasi berbeda. Pada situasi rawan interaksi pelaku terjadi di hutan, laut, pantai, loka/perbatasan pos militer. Di situasi keamanan terkendali interaksi pelaku korban konflik semakin melebar, di tempat kerja, ruang domestik dan publik. Adapun para pelaku reintegrasi lokal: kaum perempuan, petani, nelayan, pengemudi ojek, tukang bangunan, anak-anak, pemuda, tokoh pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, kelompok kekerabatan. (2). Dari interaksi para pelaku sehari-hari, berlangsung terus menerus dan berulang, mereka menciptakan budaya lokal untuk integrasi, antara lain : (a).budaya ?gandong? baru lintas agama etnis, membentuk kembali struktur tiga batu tungku dan pertemanan baru. (b).menciptakan kerjasma ekonomi ; budaya ?pela? baru lintas agama-etnis ; membudaya kontrak hutan dibayar dengan hasil hutan. (c). membudayakan doa dan dialog, serta budaya Silaturahmi. (d). Menciptakan budaya mempertahankan diri melalui: berteman dengan militer, jaga lingkungan bersama serta menciptakan strategi menghadapi kemungkinan konflik baru, dengan cara mempertahankan identitas diri dan mengalihkan perhatian pada kerja.
Implikasi teoritis: (1) Temuan penelitian menunjukan bahwa kajian terhadap masalah integrasi telah mengalami pergeseran perhatian dari ide ke aktual, dari kultural ke struktural Pergeseran ini menunjukan bahwa kebudayaan dibentuk oleh tindakan manusia, yang mengindikasikan bahwa kebudayaan bukan lagi sekedar struktur yang mengarahkan tindakan para pelaku. Tetapi dari tindakan para pelaku sehari-hari, struktur diproduksi dan sekaligus menjadi sarana dari tindakan. 2), Melalui interaksi sehari-hari para pelaku memproduksi struktur baru atau bentuk kerjasama baru lintas agama-etnis, untuk memenuhi kepentingan para pelaku ; ekonomi, sosial-budaya dan politik. 3). Untuk memperkuat kerjasama baru ini, maka dibutuhkan Trust (saling percaya). Trust menjadi sarana utama mengembangkan relasi-relasi sosial lintas ruang dan waktu. Dengan kata lain trust harus diusahakan, dikerjakan, dikelola (karena tidak lagi given). Intensitas tust ditentukan oleh kesalingan dalam pengungkapan diri antara para pelaku.
Kesimpulan : Integrasi pascakonflik produksi tindakan manusia, tidak hanya memiliki kekuatan kerjasama budaya, tetapi juga sosial, ekonomi, religi dan politik dalam kesatuan sistem yang saling terkait.

The dissertation examines the integration of post-conflict issues, case studies in Central Maluku Saparua. The reality of the politicization of religion-ethnic conflicts that occurred in Central Maluku Saparua, the year 2000 between negeri Sirisori Salam and negeri Sirisori Sarani, making residents experience suffering socially, culturally, economically and politically. The suffering encourages awareness of the agency to try to defend themselves, creating a local culture for the integration. This study is an ethnographic qualitative research in particular.
To read how the process of reintegration of field data performed by the agency and how they reconstruct integration of post-conflict, the writer makes use of Giddens assumption concerning with structuring theory . Findings showed that (1). Of the agency initiative, interaction can take place among the agency in space and time according to different situations. In vulnerable situations agency interaction occurs in the forest, ocean, beach, workshops / frontier military posts. In the under control security situation the interaction of agency victims of the conflict widened, in the workplace, domestic space and the public. The local reintegration agency are women, farmers, fishermen, and ojek drivers, construction workers, children, youngsters, government leaders, religious leaders, community and kinship group leaders. (2). Because of daily interaction of the agency which is on going and repetitive, the agency create a local culture for the integration, among others: (a). "Gandong" new cross-ethnic religious culture, reshaping the structure of three-stone stoves and a new friendship. (b). Creating economic cooperation; "pela" new cross-ethnic religious culture; entrenching forest products contracts and forest contracts paid for with its commodity. (c). Culturing prayer and dialogue, and cultural gatherings. (d). Cultures to defend themselves through: making friends with the military, sharing environment and strategic guard against the possibility of new conflicts by maintaining the identity and turning their attention to the work.
Theoretical implications are that: (1) There are findings that showed that the study of the problem of integration has been a shift attention away from idea to actuality, from the cultural to the structural. The shift shows that culture is shaped by human action, and this indicates that culture is no longer a structure that directs the actions of the agency. But based on the actions of everyday agency, structures are produced and become the means of action. (2) Through the daily interactions, the agency produce new structures or new forms of co-operation across religions, ethnicities to meet the interests of the agency economically, socio-culturally and politically. (3) To strengthen this new partnership, the Trust is required (mutual trust). Trust becomes the primary vehicle for developing social relations across space and time. In other words, trust must be cultivated, treated, managed (because it is no longer given). The trust intensity is determined by the reciprocity in selfdisclosure among the agency.
Conclusions: The integration of post-conflict is produced by human action; it does not only have the power of cultural cooperation only, but also social, economic, religious and political unity of interrelated systems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
D00903
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>