Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titik Nurhayati
"ABSTRAK
Fokus pembahasan tesis ini tentang pelabuhan di Pantai Utara Jawa tahun 1877-
1930 dengan studi kasus di Pelabuhan Batavia Semarang dan Surabaya. Sebagai
sebuah kajian arkeologi maritim penelitian ini menganalisis benda tinggalan
budaya yang bisa diamati dari ketiga pelabuhan tersebut mengenai bukti-bukti
tinggalan arkeologis dalam kaitannya dengan aktivitas maritim. Pembangunan
Pelabuhan Batavia Semarang dan Surabaya dalam rentang waktu 1877-1930
adalah pelabuhan besar dan sekaligus sebagai pusat perdagangan. Pelayaran dan
perdagangan masa ini berkembang pesat, pasca dibukanya Terusan Suez sehingga
arus memperpendek jarak antara Negara-Negara di Eropa dan Nusantara. Oleh
karenanya, pelabuhan ekpor-impor di Nusantara kemudian dibangun menjadi
pelabuhan modern"
2011
T49675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roziq Budiarto
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG
Sejak zaman dahulu, pelabuhan adalah sarana yang pant
ing. Tanpa adanya pelabuhan,maka daerah tersebut akan
terisolir. Pelabuhan tidak saja erat hubungannya dengan
bidang perkapalan, komoditi atau oasa-jasa lainnya pada
umumnya, akan tetapi juga berhubungan erat dengan keadaan
lalu lintas di dalair. dan ke luar dimana pelabuhan
tersebut berada. Sebagai negara yang memiliki pantai
laut berkat letak geografinya, maka lalu lintas laut
daerah sangat penting, karena dengan cara ini dapat
melakukan perdagangan dengan dearah lain.
MASALAH
Bagaimana perkembangan pelabuhan di pantai utara Jawa
dari tahun 1930 sampai dengan 1989 ?
METODE PENELITIAN
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan meliputi data
Jumlah pelabuhan di pantai utara Jawa, kunjungan kapal,
kunjungan perahu dan kapasitas muatan eksporimpor.
2. Membagi waktu penelitian menjadi tiga meliputi ;
a. Tahun 1930 - 1949.
b. Tahun 1950 - 1969.
c. Tahun 1970 - 1989.
3. Menghitung prosentase jumlah kunjungan kapal, kunju
ngan perahu dan kapasitas muatan ekspor-impor.
4. Kemudian disajikan dalam tabel, peta dan grafik.
HASIL PENELITIAN
1. Berdasarkan Sejarah.
Jumlah pelabuhan yang ada di pantai utara Jawa dari
tahun 1930 sampai tahun 1989 mengalami peningkatan
jumlahnya dari 18 pelabuhan raenjadi 53 pelabuhan.
Berdasarkan PP Noll tahun 1983 Junkto PP No 56 - 57
1991, status pelabuhan dibagi menjadi dua meliputi ;
pelabuhan yang diusahakan dan pelabuhan yang tidak di
usahakan.
2. Berdasarkan Jumlah Kunjungan Kapal dan Perahu.
Jumlah kunjungan kapal dan perahu mengalami pening
katan di pelabuhan Banyuwangi, Cirebon, Pasuruan,
Probolinggo, Tegal. Jumlah kunjungan kapal meningkat dan jumlah kunjungan perahu tetap di peia'ouhan Tanjung
Priok, Tanjung Emas dan Tanjung Priok. Jumlah kunjungan
kapal menurun dan jumlah kunjungan perahu meningkat
dipelabuhan Sunda Kelapa, Banten, Kalianget.
Berdasarkan Kapasitas Muatan Ekspor-Impor.
Jumlah kapasitas muatan ekspor-impor meningkat di pelabuhan
Banten, Banyuwangi, Cirebon, Gresik, Tanjung
Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Tegal dan Sunda
Kelapa. Jumlah kapasitas muatan ekspor-impor menurun
di pelabuhan Kalianget, Pasuruan dan Probolinggo."
1997
S33655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Riswanto
1981
S33216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Triatmodjo
Yogyakarta: Beta Ofset , 2003
386 BAM p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadilah Yusuf
"Artikel ini membahas tentang perkembangan Pelabuhan Tanjung Priok mulai dari awal pembangunannya pada 1883 hingga 1925 ketika pelabuhan telah dilengkapi dengan stasiun. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan proyek yang dibangun sebagai respons dari pembukaan Terusan Suez di Mesir yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemaritiman dari Eropa menuju Timur Jauh, termasuk Hindia Belanda. Konsekuensinya, Pelabuhan Sunda Kelapa tidak dapat lagi menampung pesatnya aktivitas perkapalan dengan laut sebagai jalur utamanya. Sebagai penggantinya, pemerintah membangun Pelabuhan Tanjung Priok. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Artikel ini ditempatkan sebagai bagian dari historiografi maritim di Indonesia yang bertujuan mengungkap kejayaan pada masa silam. Dengan demikian, penulis membahas persoalan sebagai berikut: (1) realisasi pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok (2) kondisi Pelabuhan Tanjung Priok (3) pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok dan (4) unsur-unsur penunjang di Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, artikel ini juga memuat aktivitas pelabuhan sebelum pendirian kelembagaan formal Pelabuhan Tanjung Priok."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2023
900 HAN 7:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Bachtiar
"Pendangkalan pelabuhan akibat sedimentasi akan mempengaruhi pola operasi pelabuhan tersebut dan mengganggu navigasi kapal untuk bermanuver masuk ke dalam pelabuhan. Permasalahan tersebut akhirnya akan meningkatkan biaya operasi pelabuhan dan mengurangi profit margin. Tulisan ini membahas penanggulangan sedimentasi akibat pengaruh muara sungai di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Analisis karakteristik sedimentasi dilakukan dengan menggunakan model angkutan sedimen sebagai alat bantu. Model angkutan sedimen divalidasi dengan data hasil pengukuran berupa data elevasi pasang surut selama satu bulan dan data arus selama lima belas hari. Hasil simulasi model yang diverifikasi dengan data lapangan dijadikan sebagai dasar identifikasi karakteristik pola sedimentasi. Hasil simulasi model angkutan sedimen di pelabuhan menunjukan bahwa sedimentasi dipengaruhi oleh muara sungai di sebelah barat dan timur Pelabuhan dengan konsentrasi sedimen tersuspensi maksimum 0,15 kg/m3. Penanggulangan sedimentasi dengan pengerukan berkala, sedimen dibuang di area dumping dan dari hasil simulasi menunjukan area dumping eksisting merupakan area ideal karena sedimen tidak berpotensi kembali ke dalam area pelabuhan. Dengan difungsikanya kembali pemecah gelombang di Pelabuhan Tanjung Mas akan dapat secara efektif mengurangi sedimentasi di kolam pelabuhan, sehingga difungsikanya kembali pemecah gelombang dapat menjadi solusi dalam penanggulangan sedimentasi di kolam pelabuhan."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
627 JTHID 11:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S33712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asis Wiyanto
"Keberadaan pelabuhan khusus dan dermaga khusus (milik PERTAMINA), harus mendukung pola kebijakan transportasi taut Direktorat Perkapalan, Kebandaran dan Komunikasi yang berprinsip pada security of supply. Namun sebagian besar port time tanker dari 110 pelabuhan khusus dan 32 dermaga khusus masih belum seperti yang ditargetkan. Salah satunya adalah Pelsus Surabaya yang akan dipilih sebagai studi kasus.
Tesis ini membahas kontribusi penyebab keterlambatan port time tanker dan pengaruh reduksi keterlambatan terhadap lost cost. Kemudian dengan aplikasi model simulasi dievaluasi suatu upaya peningkatan flow rate pompa. Percobaan dengan model simulasi, juga dikembangkan untuk menjawab peramalan kebutuhan pada tahun 2004. Soft ware yang digunakan untuk menjalankan model simulasi adalah ProModel 3.01.
Kontribusi penyebab keterlambatan port time tanker terbesar baik untuk kapal milik maupun charter adalah waiting consignee . Berdasarkan hasil simulasi, suatu upaya peningkatan flow rate pompa sampai 70 % dari kapasitas pompa kapal, port time tanker dapat dipercepat menjadi 54.4 % dari waktu semula. Apabila peningkatan flow rate ini konsisten dilakukan, sampai tahun 2004, maka fasilitas dermaga yang ada masih mampu untuk mendukung kegiatan kapal tanker yang akan sandar dengan rata-rata utilisasi dermaga < 67 % dan rata-rata port time tanker < 48 % jamlcall. Berarti belum diperlukan suatu investasi pengembangan fasilitas utama pelabuhan. Sebaliknya jika tanpa upaya tersebut, pada tahun 2004 diperkirakan utilisasi dermaga akan > 87 % dan rata-rata port time tanker akan > 112 jam/call.
Mengingat permasalahan keterlambatan port time taker sangat serius pada waktu yang akan datang, maka seyogyanya manajemen melakukan evaluasi terhadap masing-masing Pelsus yang dimiliki, terutama pelabuhan yang mempunyai port time tanker dan utilisasi dermaga yang tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
"Studi ini mengkaji perkembangan pelabuhan dan kota Cilacap dalam periode kolonial Hindia Belanda (ca1830-1940). Perkembangan yang dimaksud disini ialah suatu proses bagaimana sebuah pelabuhan di suatu daerah yang semula hampir-hampir tak dikenal (terra incognita) secara lambat laun berkembang dan berperan besar khususnya di bidang ekspor, di bagian selatan Jawa Tengah. Disebut sebagai pelabuhan yang semula tak dikenal, karena tradisi pelayaran dan perdagangan baik antar pulau maupun internasional di Jawa terletak di pantai utara. Pelabuhan-pelabuhan seperti Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Tuban, Jepara, Panarukan, telah lama berkembang jauh sebelum kedatangan orang Barat.
Sejalan dengan kepentingan pemerintah kolontal yang sejak 1800 telah memperlihatkan ciri lebih ambisius daripada sebelumnya untuk menggali dan memanfaatkan sebanyak mungkin hasil-hasil pertanian, khususnya di Jawa, untuk diekspor ke pasar Eropa, fungsi pelabuhan Cilacap mulai terangkat dari skala perdagangan tukar-menukar (ruilhandel) ke pelabuhan yang berorientasi ekspor ke luar negeri. Perdagangan kecil yang dimaksud adalah kegiatan mempertukarkan barang-barang seperti ikan asin, garam, terasi dari penduduk dl sekitar pantai Cilacap dengan beras dan hasil bumi lainnya dengan orang dari pedalaman.
Eksistensi dan peran pelabuhan Cilacap sudah tentu tidak dapat dilepaskan dari daerah belakang (hinterland), tempat produk ekspor (cash-crops) dihasilkan, dan pasar dunia tempat komoditi itu dijual. Lalu lintas ekspor itu juga diimbangi oieh kegiatan impor, yakni barang-barang yang didatangkan dari luar negeri dan didistribusikan ke daerah-daerah pedalaman. Dilihat dari arus keglatan tersebut maka prasarana dan sarana komunikasi dan transportasi memegang peran penting. Ketika alat-alat transportasi modern belum diperkenalkan maka arus barang dari dan ke pelabuhan Cilacap sangat tergantung pada keramahan alam. Jalan sungai mempunyai fungsi utama.
Perkembangan prasarana dan sarana modern di suatu daerah biasanya tidak dapat dipisahkan dari potensi daerah itu sendiri, artinya seberapa jauh daerah itu dianggap menguntungkan. Perkembangan pelabuhan Cilacap sebenarnya juga tidak berbeda dari kecenderungan umum itu. Kehadiran unsur-unsur seperti produk ekspor dari pedalaman, pelabuhan dan pasar, yang didukung oleh prasarana dan sarana, telah memungkinkan terjadinya anus barang, yang pada gilirannya melahirkan pula mobilitas sosial geografis. Adalah dapat dikatakan jika proses-proses itu kemudian mewujudkan suatu perkembangan lokalitas kota. Dengan demikian dapatlah diajukan suatu hipotesa bahwa perkembangan aktivitas pelabuhan telah mendorong pertumbuhan dan perkembangan kota Cilacap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002
330.9 Zuh c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>