Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Izhhar Aufar Azhari
"Penelitian ini menganalisis pengaruh dari informasi financial pada value dan glamour stock dengan perilaku dari investor yang mengacu kepada confirmation bias. Hal ini dinilai dapat membuat para investor yang masuk ke dalam pasrar saham value stock dan glamour stock akan memiliki reaksi yang berbeda-beda menanggapi informasi finansial yang dikeluarkan oleh perusahaan dikarenakan pola pikir yang mengacu kepada confirmation bias. Sampel yang digunakan adalah saham non keuangan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2016. Terdapat dua variabel independent yang digunakan di dalam penelitian yaitu F Score dan G Score, serta book-to-market value. Sementara variabel dependent yang digunakan di sini adalah raw return dari perusahaan. Sampel dikelompokan berdasarkan G Score dan F Score dan juga book-to-market, lalu dibentuk tiga portofolio berdasarkan pengelompokan yang sudah dibuat sebelumnya. Setelah pembentukan portofolio, dilakukan dua uji tes yaitu uji t-test dan uji regresi. Penelitian ini menemukan bawa tidak terjadinya perilaku confirmation bias terhadap para investor di Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan tidak terjadinya fenomena underreaction dan overreaction pada investor dan investor cenderung rasional dengan memilih saham yang memiliki kinerja yang baik di masa lalu. Dengan demikian disarankan untuk para investor memilih saham dengan kinerja yang baik di masa lalu.

This study analyzes the influence of financial information on value and glamour stock to investor behavior referring to confirmation bias. This is considered to make investors who enter the value stock and glamour stock market will have different reactions to respond to financial information issued by the company due to the mindset that refers to confirmation bias. Sample used in this research are non financial stock from Bursa Efek Indonesia in the period of 2007 to 2016. Independent variables used in this research are F Score and G Score, and book to market value. While the dependent variable used here is the raw return of the firm. Samples are grouped based on G Score and F Score values as well as book to market values, then three portfolios are formed base on groupings that previously made. After the establishment of the portfolio, two tests were tested, namely t test and regression test. Two t tests were performed in testing the hypothesis that had been made and the regression test was performed to provide additional evidence in proving the strength of F Score and G Score in predicting future returns in the context of value and glamour stock. This research found that no evidence show that confirmation bias occur in Indonesian investor. This is shown by the absence of underreaction and overreaction on the investors and investor tend to be rational by picking sock who have great past performance. Thus it is advisable for investors to choose stocks with good performance in the past.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Aditya Nugraha
"Studi sebelumnya yang menguji pengaruh variabel interaksi ICT dan inklusi keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi menghasilkan kesimpulan yang ambigu dan beragam. Penelitian ini akan menyajikan bukti empiris dan menjawab ambiguitas studi sebelumnya terkait pengaruh ICT terhadap pertumbuhan ekonomi, inklusi keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi, interaksi ICT dan inklusi keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi, ICT terhadap inklusi keuangan, dan ICT terhadap gap inklusi keuangan pada negara berpendapatan tinggi dan negara berpendapatan rendah. Data yang digunakan merupakan data panel level negara yang diestimasi dengan dynamic panel model dan pendekatan ekonometri System GMM. Hasil estimasi menunjukkan semua variabel ICT berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel inklusi keuangan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, kecuali deposito yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi pada kelompok negara berpendapatan rendah. Kemudian, variabel interaksi ICT dan inklusi keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi untuk variabel inklusi keuangan tertentu. Selanjutnya, ICT terbukti sebagai determinan inklusi keuangan, dan dapat mengurangi gap inklusi keuangan tertentu. Terdapat perbedaan pengaruh antar kelompok negara berpendapatan tinggi dan berpendapatan rendah terkait interaksi ICT dan inklusi keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi, ICT terhadap inklusi keuangan dan ICT terhadap gap inklusi keuangan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengambil kebijakan perlu memperhatikan pengembangan ICT yang terintegrasi dengan layanan keuangan perbankan dan disertai peningkatan kualitas pendidikan sebagai upaya peningkatan inklusi keuangan, mengurangi gap inklusi keuangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

The previous studies that examine the impact of interaction variables of Information and Communication Technologies (ICT) and financial inclusion on economic growth resulted in some mixed conclusions and ambiguous. Therefore, this paper studies the impact of ICT on economic growth, financial inclusion on economic growth, and the interaction variable between ICT and financial inclusion on economic growth, and highlights the impact of ICT on financial inclusion and financial inclusion gap in high-income and low-income countries groups. The countries level data were used in this study and estimated using the dynamic panel data model and System Generalized Method of Moment (Sys GMM) estimator. The results suggest that ICT has a significant and positive influence on economic growth while only one variable of financial inclusion has a significant and positive influence on economic growth in low-income countries groups. Then, the interaction variable of ICT and financial inclusion has a substantial and positive impact on economic growth only in certain interaction variables. Moreover, there is some evidence that ICT has been experienced as an essential determinant of financial inclusion that positively influences financial inclusion and reduce some financial inclusion gaps. In addition, there are some differences between high-income and low-income countries groups regarding the impact of ICT and financial inclusion on economic growth, ICT on financial inclusion, and ICT on the financial inclusion gap. So, based on this study, the development of integration of ICT and financial banking services should be taken into account by state policymakers, and the quality improvement on education that hopefully improve financial inclusion, reduce the gap of financial inclusion, and encourage further economic growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Arisandi
"Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan pada Lembaga X atas penerapan rerangka tata kelola data berdasarkan Data Management Body of Knowledge (DMBOK) yang diterbitkan oleh The Data Management Association pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permasalahan pengelolaan data sektor jasa keuangan (SJK) terintegrasi dan memberikan rekomendasi perbaikan program tata kelola data dalam mendukung tugas dan fungsi Lembaga X. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dalam mendeskripsikan rerangka tata kelola data SJK terintegrasi berdasarkan aktivitas tata kelola data dalam DMBOK. Instrumen penelitian yang digunakan berupa interviu, kuesioner, dan analisis konten dari beberapa dokumen yang dikumpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat permasalahan terhadap pengelolaan data SJK terintegrasi yang disebabkan oleh faktor-faktor terkait tata kelola data: peraturan, proses operasional, sumber daya manusia, dan teknologi. Lembaga X dapat menggunakan pedoman tata kelola data berdasarkan DMBOK dalam mengatasi permasalahan atas pengelolaan data SJK terintegrasi. Secara keseluruhan, program tata kelola data yang dibangun oleh Lembaga X masih memerlukan perbaikan pada aktivitas tata kelola data: perencanaan, operasional, dan pengendalian. Saran perbaikan program tata kelola data SJK terintegrasi pada Lembaga X adalah pembuatan dan penetapan piagam tata kelola data, penyesuaian roadmap, penilaian tingkat kematangan kapabilitas pengelolaan data secara teratur, pendefinisian rerangka operasional tata kelola data, pembentukan tim manajemen perubahan, pembuatan mekanisme dan prosedur penanganan permasalahan data, penyelesaian pembuatan aturan pengelolaan data, pengembangan tools dan teknik yang mendukung keseluruhan program tata kelola data, serta pengembangan matriks pengelolaan data SJK terintegrasi

This research is a case study conducted at the Institution X on the application of a data governance framework based on the Data Management Body of Knowledge (DMBOK) published by The Data Management Association in 2017. The purpose of this research is to analyze problems with the integrated financial services sector (FSS) data management and provide recommendations for improving data governance programs in support of Institution X's duties and functions. This study used a qualitative approach in describing the integrated FSS data governance framework based on data governance activities in the DMBOK. The research instruments used were interviews, questionnaires, and content analysis of several documents collected. The results showed that there were problems with the integrated FSS data management caused by factors related to data governance: regulations, operational processes, human resources, and technology. Institution X can use data governance guidelines based on DMBOK in overcoming problems with integrated FSS data management. Overall, the data governance program developed by Institution X still requires improvements in data governance activities: planning, operational, and control stages. Suggestions for improving the integrated FSS data governance program at the Institution X are the creation and establishment of a data governance charter, roadmap adjustments, regular assessment of data management capability maturity levels, defining data governance operational frameworks, forming a change management team, establishing mechanisms and procedures for handling data problems, completing data management rules, developing tools and techniques that support the overall data management program, and developing an integrated FSS data governance matrix."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anessa Musfitria
"Penyampaian informasi keuangan melalui website perusahaan semakin banyak dilakukan perusahaan karena kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan media pelaporan konvensional. Bapepam-LK (kini OJK) bahkan telah mewajibkan pelaporan keuangan dalam website perusahaan melalui keputusan KEP-431/BL/2012. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh intenet financial reporting terhadap biaya modal yang terdiri dari Biaya Ekuitas dan Biaya Utang. Indeks IFR mengadopsi penelitian Prasetya et al., (2010) dimana IFR dibagi menjadi 3 aspek yaitu aspek konten, aspek ketepatan waktu dan aspek presentasi. Variabel kontrol yang digunakan adalah Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Umur Perusahaan, Likuiditas dan Interest Coverage Ratio. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar pada indeks kompas 100 periode Agustus 2016-Januari 2017. Hasil penelitian membuktikan bahwa Internet Financial Reporting secara keseluruhan maupun setiap aspeknya tidak berpengaruh signifikan terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang. Hanya variabel Petumbuhan perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap Biaya Ekuitas, dan hanya variabel Likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap Biaya Utang.

Submission of financial information through the company website more done by the company because of its advantages compared with conventional reporting media. Bapepam-LK (now OJK) has even required financial reporting on the company's website through the decision of KEP-431 / BL / 2012. This study aims to see the effect of Intenet Financial Reporting on capital costs consisting Cost of Equityt and Cost of Debt. The IFR index adopts Prasetya et al., (2010) where IFR is divided into 3 aspects: content, timeliness and presentation aspects. The control variables used are Company Size, Profitability, Corporate Growth, Leverage, Age of Company, Liquidity and Interest Coverage Ratio. The sample used is a company listed on the Compass index 100 period August 2016-January 2017. The results prove that Internet Financial Reporting as a whole and every aspect has no significant effect on the Cost of Equity and Cost of Debt. Only variable of company's growth has significant effect to Cost of Equity, and only Liquidity variable has significant effect to Cost of Debt."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T51996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caesar Lintang Kawani
"Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) adalah sistem informasi yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawasan dan layanan informasi di sektor keuangan. OJK telah memastikan bahwa data yang dilindungi dalam penggunaannya diatur oleh standar operasi prosedur. Namun, masih ada beberapa kasus penyalahgunaan data yang terjadi pada SLIK, seperti penjualan informasi debitur oleh karyawan bank. Skripsi ini memiliki pertanyaan penelitian mengenai: 1) Bagaimana hukum dan peraturan dalam SLIK di Indonesia; dan 2) Bagaimana tanggung jawab bank dalam hal penyalahgunaan data pada SLIK?. Tesis ini menggunakan metode penelitian normatif yuridis. Dasar hukum SLIK tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 18 / POJK.03 / 2017. OJK dapat menjatuhkan sanksi kepada Pelapor yang melakukan pelanggaran dengan tidak mematuhi ketentuan SLIK. Namun demikian, seluruh pasal dalam POJK No. 18 / POJK.03 / 2017 tersebut belum mengatur tentang peristiwa penyalahgunaan data, khususnya terkait dengan sengaja melakukan pelanggaran dalam penggunaan sistem SLIK. Data SLIK atau data Informasi debitur dianggap sebagai privasi data. Sayangnya di Indonesia, RUU Perlindungan Data yang diajukan masih berupa draft dan masih belum disahkan. Bank bertanggung jawab atas tindakan pegawainya, atas penyalahgunaan data bank akan dikenakan denda sebesar Rp.50.000.000 untuk setiap informasi debitur. Apabila pegawai bank menyalahgunakan data SLIK dengan menjual Informasi Debitur, maka bank bertanggung jawab untuk memutus kontrak kerja pegawai bank tersebut. Bank memiliki tanggung jawab terhadap nasabah yang datanya telah disalahgunakan oleh pegawai bank, bank tersebut memiliki sistem pengaduan, dimana nasabah dapat menyampaikan pengaduannya kepada Customer Care bank tersebut. Oleh karena itu, Penulis merekomendasikan agar OJK perlu meningkatkan fungsi pengawasan dan pengaturan di SLIK dan bank yang telah mengakses SLIK perlu meningkatkan pengawasan internal terhadap akses SLIK dan membatasi tindakan pegawai saat mengakses SLIK melalui ketentuan internalnya.

The Financial Information Service System (SLIK) is an information system managed by the Finansial Services Authority (OJK) to support the implementation of supervisory tasks and information services in the financial sector. OJK has ensured that procedure operations standards govern the data protected in its use. However, there are still some cases of misuse of data in SLIK, such as the selling of Debtor Information data by bank employees. Accordingly, this thesis seeks to answer: 1) How are the law and regulations of SLIK in Indonesia?; and 2) How are the responsibilities of banks in the event of misuse of SLIK data?. This thesis uses normative juridical for its research method. The legal basis for the SLIK is contained in the OJK Regulation Number 18/POJK.03/2017. OJK may apply sanctions against Reporters who commit violations by not adhering to the SLIK regulations. However, all these articles in POJK No. 18/POJK.03/2017 have not yet regulated events of misuse of data, especially regarding intentionally conducting offense in the use of the SLIK system. The SLIK data or the debtor's Information data is considered as data privacy. Unfortunately in Indonesia, the proposed Data Protection Act is still a draft and still not yet enacted. The banks have the responsibility for the actions of its employee, for the misuse of data the bank will get a fine of Rp.50.000.000 for each debtor's information. If a bank employee misuses the SLIK data by selling Debtor Information, the bank have the responsibility to terminate the employment contract of that bank employee. The bank have the responsibility for the customers whose data has been misused by the bank employee, the banks have a complaint system, in which the customers can submit their complaint to the Customer Care of that particular bank. Hence, the Author recommends that OJK needs to improve its supervisory and regulatory functions in SLIK and banks that have accessed to SLIK should improve the internal supervision of SLIK access and restricting employee actions when accessing the SLIK through their internal regulations."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khalis Gagah Pratama
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tahu pengaruh financial bias terhadap financial planning behavior pada generasi muda yang berumur 17 hingga 35 tahun di area Jabodetabek. Financial bias yang dianalisis dalam penelitian ini adalah overconfidence bias, mental accounting bias, dan loss aversion bias dan financial planning behavior yang dianalisis adalah financial planning behavior dalam berinvestasi. Sampel terdiri dari 101 responden yang memenuhi kriteria dalam mengisi kuisoner. Metode penelitian yang digunakan merupakan regresi linear berganda. Ditemukan bahwa overconfidence bias dan loss aversion bias memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial planning behavior dimana overconfidence bias berpengaruh secara positif dan loss aversion bias berpengaruh negatif. Akan tetapi, mental accounting bias tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial planning behavior.

This study aims to find out the effect of financial bias on financial planning behavior in young people aged 17 to 35 years in the Jabodetabek area. The financial bias analyzed in this study is overconfidence bias, mental accounting bias, and loss aversion bias and the financial planning behavior analyzed is financial planning behavior in investing. The sample consisted of 101 respondents who met the criteria for filling out the questionnaire. The research method used is multiple linear regression. It was found that overconfidence bias and loss aversion bias have a significant effect on financial planning behavior where overconfidence bias has a positive effect and loss aversion bias has a negative effect. However, mental accounting bias does not have a significant effect on financial planning behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Fauzi
"Industri FinTech merupakan inovasi layanan keuangan yang semakin populer di era digital di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak FinTech terhadap pengentasan kemiskinan dengan bukti yang ada di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder dari penduduk Indonesia di BPS dan data Fintech Lending dari OJK. Variabel yang diteliti adalah konsumsi rumah tangga per kapita, inflasi, FinTech, PDRB, pembayaran pihak ketiga. Penelitian menggunakan studi eksplanatori pendekatan kuantitatif. Menggunakan panel 34 provinsi dari 2019 hingga 2021. Menggunakan konsumsi rumah tangga per kapita sebagai proksi kemiskinan. Hasil menunjukkan keempat variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap konsumsi rumah tangga per kapita di Indonesia.

The FinTech industry is a financial service innovation that is increasingly popular in the digital era in Indonesia. This study aims to analyze the impact of FinTech on poverty alleviation with existing evidence in Indonesia. The data used are secondary data from the Indonesian population at the BPS and Fintech Lending data from the OJK. The variables studied are household consumption per capita, inflation, FinTech, GRDP, third party payments. The research uses an explanatory study with a quantitative approach. Using a panel of 34 provinces from 2019 to 2021. Using per capita household consumption as a proxy for poverty. The results show that the four variables have a significant influence on household consumptionper capita in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Ath-Thahirah
"Financial technology (fintech), khususnya Peer-to-Peer (P2P) Lending, telah berkembang pesat di Indonesia dan berpotensi mengancam perbankan tradisional yang juga memberikan layanan pembiayaan. Dalam hal ini, studi-studi terdahulu cenderung menemukan hasil yang inkonklusif dimana Fintech ditemukan memberikan pengaruh positif dan juga negatif terhadap kinerja perbankan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengkaji dampak fintech P2P lending terhadap kinerja perbankan di Indonesia, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Studi ini menggunakan metode Generalized Method of Moment (GMM) dimana sampel yang digunakan meliputi 63 bank konvensional dan 12 bank syariah di Indonesia periode 2016-2020. Variabel kinerja perbankan yang digunakan mencakup ROA sebagai variabel dependen, jumlah perusahaan P2P lending sebagai variabel independen, dan variabel kontrol meliputi ukuran bank, jumlah kantor cabang, rasio modal, ukuran pinjaman, penyisihan kerugian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan fintech P2P lending tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan secara agregat. Namun, analisis terpisah antara perbankan konvensional dan syariah, menemukan bahwa fintech P2P lending tidak mempengaruhi kinerja perbankan konvensional namun memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Hasil penelitian ini akan memberikan membantu regulator dan pelaku industri di sektor perbankan dan fintech P2P lending serta memperkaya literatur akademik dalam disiplin ini.

Financial Technology (Fintech), particularly Peer-to-Peer (P2P) Lending, has developed rapidly in Indonesia and has the potential to threaten traditional banks that also provide financing services. In this regard, previous studies found inconclusive results where Fintech was found to have positive and negative effects on banking performance. Therefore, this study aims to examine the impact of fintech P2P lending on banking performance in Indonesia, both conventional banking and Islamic banking. This study uses the Generalized Method of Moment (GMM) with sample includes 63 conventional banks and 12 Islamic banks in Indonesia in 2016-2020. The banking performance variables used include ROA as the dependent variable, the number of P2P lending companies as the independent variable, and control variables consisting of bank size, number of branch offices, capital ratio, loan size, and allowance for losses. The results indicate that the existence of fintech P2P lending does not have a significant effect on banking performance in the aggregate. Separate analysis for conventional and Islamic banking found that fintech P2P lending had no effect on the performance of conventional banking but had a significant positive effect on the performance of Islamic banking. The results of this study will help regulators and banking and fintech P2P lending industry players and enrich academic literature in these disciplines"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvionita Mirwanthy
"Automatic Exchange of Information (AEoI) yang diusul oleh negara-negara yang tergabung dalam G20 dan OECD ditujukan untuk mengatasi bentuk penghindaran maupun penggelapan pajak pada negara yang terkenal akan tax haven. Penelitian ini membahas dua rumusan permasalahan, yaitu pengaturan kebijakan terkait prinsip rahasia bank di Indonesia, Swiss dan Singapura dan dampak pengaturan Automatic Exchange of Information perpajakan terhadap prinsip rahasia bank yang diatur di Indonesia, Swiss, dan Singapura. Metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian yuridis-normatif dengan melakukan kajian terhadap penerapan teori-teori dan norma-norma hukum terhadap implementasinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan prinsip rahasia bank di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Di Swiss, pengaturan prinsip rahasia bank diatur Federal Law on Banks and Saving Banks 1934 dan beberapa yurisprudensi. Di Singapura, pengaturan prinsip rahasia bank diatur dalam Banking Act Chapter 19 (Revised Edition 2008). Adapun dampak dari kebijakan AEoI terhadap rahasia bank di Indonesia, Swiss, dan Singapura mengakibatkan adanya perubahan karakteristik rahasia bank, wewenang otoritas pajak dalam pembukaan rahasia bank dan jangkauan keberlakuan nasabah selaku subjek yang dituju.
Peneliti menyarankan perlu dilakukan perubahan ketentuan mengenai karakteristik subjek pelapor entitas yang wajib dilaporkan sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (2a) PMK No. 19/PMK.03/2018 agar pengaturan subjek pelapor yang dituju ditentukan secara tegas, sehingga tidak dikenakan kepada subjek pelapor yang merupakan nasabah domestik yang tidak memiliki domisili selain di negara Indonesia.

Automatic Exchange of Information (AEoI) proposed by countries incorporated in the G20 and OECD aimed at overcoming forms of avoidance and tax evasion in countries that are known for tax havens. As for countries that are AEoI participating countries, including Indonesia, Switzerland and Singapore. This study discusses two formulation of the problem, namely policy arrangements related to the principles of bank confidential in Indonesia, Switzerland and Singapore and the impact of the regulation of Automatic Exchange of Information taxation on the secret principles of regulated banks in Indonesia, Switzerland and Singapore. The research method used is juridical-normative research by conducting a study of the application of theories and legal norms to their implementation.
The results of the study indicate that the regulation of the principle of bank confidential in Indonesia is regulated in Law Number 7 of 1992 amanded by Law Number 10 of 1998 concerning Banking and Law Number 21 of 2008 concerning Islamic Banking. In Switzerland, the regulation of the principle of bank confidential is regulated in Federal Law on Banks and Savings Banks 1934 and several jurisprudences. In Singapore, regulation of the principle of bank secrecy is regulated in Banking Act Chapter 19 (Revised Edition 2008). The impact of the AEoI policy on bank secrets in Indonesia, Switzerland, and Singapore has resulted in changes in the banks secret characteristics, the authority of the tax authority in opening bank secrets and the range of customer validity as the intended subject.
The researcher suggests that changes in provisions regarding the characteristics of the reporting subject must be carried out which must be reported as stipulated in Article 19 paragraph (2a) PMK No. 19/PMK.03/2018 so that the intended subject matter of the reporting subject is determined so that it is not imposed on the reporting subject who is a domestic customer who does not have a domicile other than in the country of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Chairunnisa
"Akhir–akhir ini, berkembang fenomena influencer saham oleh influencer terkenal yang tampaknya mengarah pada bias perilaku pada pasar saham. Harga saham berubah secara signifikan setelah influencer saham membagikan informasi atau merekomendasi saham tertentu. Kami mengumpulkan data dari 132 investor individu yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kami melakukan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menggunakan 5 skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku herding. Namun, tidak ada bukti yang signifikan bahwa literasi keuangan memoderasi pada hubungan tersebut. Menariknya, kami menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada perilaku herding antara investor millennial dan non millennial.

Recently, there is a phenomenon in Indonesia’s capital market that famous influencers seem to lead to behavioral bias in the stock market. Stock price changes significantly after those stock influencers share information or recommend certain stocks. This research examines how the stock influencer’s credibility affects investors’ intention to invest in recommended stock. We collect data from 132 individual investors who participate in the research. We use a questionnaire with a 5-Likert scale. The result shows that an influencer’s credibility has a significant influence on investors’ herding behavior. However, there is no significant evidence that financial literacy matters in that relationship. Interestingly, we found there is no significant difference in herding behavior between millennial and non-millennial investors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>