Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205951 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Puspita Sari
"Kejadian penyakit kulit pada santri di pondok pesantren masih banyak terjadi. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan santri mengenai kebersihan diri dan lingkungan sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan dengan perilaku perawatan diri santri di pondok pesantren X Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 107 sampel yang diambil menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini juga menggunakan lembar observasi mengenai sanitasi lingkungan untuk mendukung hasil penelitian. Analisis statistik menggunakan chi-square mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan memiliki hubungan yang sangat bermakna dengan perilaku perawatan diri p=0,001; OR=5,924. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan melalui promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan.

The incidence of skin diseases in students at boarding schools is still common. It was because the students have poor knowledge about personal hygiene and environment so it can affect the behavior of self care. Research aimed to analize relationship between level of knowledge of personal hygiene and environment with Self Care in Students at Boarding School X Bogor Regency. The research used design cross sectional with 107 samples which is chosen by stratifed random sampling. This research also used an observation sheet on environmental sanitation to support the research results. Statistic analized used chi square with the result that level of knowledge of personal hygiene and environment had correlation with self care practice p 0,001 OR 5,924. This study recommended the nurses to improved the knowledge of personal hygiene and environment with heath promotion in order to avoid skin disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Fauziyyah
"Penyakit menular di negara berkembang terjadi sangat cepat karena kurangnya penerapan praktik kebersihan pribadi dan kondisi sanitasi yang memadai. Praktik kebersihan pribadi seperti mencuci tangan telah terbukti mengurangi kemungkinan penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kebersihan diri santri di pondok pesantren di Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 146 santri di dua pondok pesantren di Bogor dengan menggunakan metode total sampling dan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan kurang sama (50%), sikap siswa terhadap personal hygiene kurang (54,8%) dan perilaku personal hygiene siswa tergolong baik (51,4%). Rekomendasi dari hasil penelitian ini perlu dilakukan dalam penyuluhan kesehatan khususnya terkait personal hygiene di pesantren di Indonesia karena masih terdapat santri yang kurang pengetahuan, sikap dan perilaku terkait personal hygiene.

Infectious diseases in developing countries occur very rapidly due to the lack of adequate personal hygiene practices and sanitary conditions. Personal hygiene practices such as washing hands have been shown to reduce the chances of illnesses such as diarrhea and respiratory infections. This study aims to describe the level of knowledge, attitudes and personal hygiene behavior of students in Islamic boarding schools in Bogor. This study used a cross sectional descriptive research design. This research was conducted on 146 students in two Islamic boarding schools in Bogor using a total sampling method and using univariate analysis. The results showed that students who had good knowledge and less knowledge were the same (50%), students 'attitudes towards personal hygiene were less (54.8%) and students' personal hygiene behavior was classified as good (51.4%). Recommendations from the results of this study need to be carried out in health education, especially regarding personal hygiene in Islamic boarding schools in Indonesia because there are still students who lack knowledge, attitudes and behavior related to personal hygiene."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metter, Molly
Boise : Healthwise, Incorporated, 2000
362.1 MET h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mulida Arifiati
"Operasi CABG merupakan salah satu penanganan bedah pada PJK dan meningkatkan kualitas pasien kehidupan baik. Namun pasien yang telah menjalani CABG tetap berisiko untuk kejadian iskemik. Pencegahan sekunder kardiovaskular memainkan peran penting untuk mempertahankan jangka panjang patensi cangkok, memperlambat proses aterosklerotik, dan mencegah hasil kardiovaskular yang merugikan. Perubahan perilaku dipengaruhi oleh keyakinan seseorang untuk berubah dan dukungan disekitarnya. Keyakinan yang dianggap berpengaruh terhadap pola perubahan perilaku adalah perceived benefit dan perceived barrier. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perceived benefit, perceived barrier dan dukungan sosial terhadap perawatan diri pasien setelah operasi CABG. Metode: desain cross-secrtional, dengan jumlah sampel 75 responden, kriteria inklusi: Pasien operasi CABG lebih dari 6 bulan, Usia lebih dari 30 tahun, Hasil analisis terdapat empat hubungan yang bermakna terhadap perawatan diri, didapatkan pendidikan nilai p 0,015, perceived benefit  nilai p 0,001, perceived barrier dengan nilai p 0,004 , dan dukungan sosial nilai p 0,000. Dan hasi tidak bermakna pada usia nilai p 0.631 dan pengetahuan nilai p 0.418 Jenis kelamin nilai p 0,357. Kesimpulan : terdapat hubungan yang bermakna anatara perceived benefit, perceibved barrier, dan dukungan sosial terhadap perawatan diri pasien setelah operasi CABG

CABG surgery is one of the surgical treatments for CHD and improves the patient's quality of life. However, patients who have undergone CABG remain at risk for ischemic events. Cardiovascular secondary prevention plays an important role in maintaining long-term graft patency, slowing the atherosclerotic process, and preventing adverse cardiovascular outcomes. Behavior change is influenced by a person's belief to change and support around him. The beliefs that are considered to have an effect on the pattern of behavior change are perceived benefits and perceived barriers. The purpose of this study was to determine the relationship of perceived benefit, perceived barrier and social support to patient self-care after CABG surgery. Methods: cross-sectional design, with a sample of 75 respondents, inclusion criteria: CABG surgery patients more than 6 months, age more than 30 years, the results of the analysis there are four significant relationships with self-care, education p value is 0.015, perceived benefit value p 0.001, perceived barrier with p value 0.004 , and social support p value 0.000. not significant, namely age p value 0.631 and knowledge p value 0.418 Gender p value 0.357. Conclusion: there is a significant relationship between perceived benefit, perceived barrier, and social support for patient self-care after CABG surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthon Nashir. Y
"Latar Belakang: Skabies merupakan penyakit yang dapat terjadi di mana saja, terutama di tempat padat penghuni, seperti pondok pesantren. Faktor yang menyebabkan terjadinya skabies pada remaja adalah tingkat pengetahuan, perilaku, tinggal di tempat padat penghuni, dan hygiene yang buruk. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene, sanitasi lingkungan dan perilaku dengan kejadian skabies. Metode: Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Santri SMP Putra dengan jumlah 96 Santri. Teknik sampel menggunakan total sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan univariat dan bivariat dengan analisis chi-square. Hasil: hasil penelitian menunjukan karakteristik usia di diketahui rerata usia santri adalah 13,61 tahun dengan hampir setengahnya santri kelas IX (45,8%). Sebagian besar dalam kategori iya (74,0%), pengetahuan tentang personal hygiene didapatkan setengahnya responden dalam kategori pengetahuan kurang (57,3%), pengetahuan tentang sanitasi lingkungan didapatkan sebagian besar dalam kategori pengetahuan kurang (58,3%), perilaku tentang personal hygiene didapatkan sebagian besar dalam kategori perilaku kurang (64,6%). Berdasarkan analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara pengetahuan personal hygiene, pengetahuan sanitasi lingkungan, perilaku dengan kejadian skabies. Kesimpulan: pengetahuan personal hygiene, pengetahuan sanitasi lingkungan, perilaku terkait personal hygiene merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian skabies.

Background: Scabies is a common disease that occurs in many places, such as Islamic boarding schools. Factors that cause scabies in adolescents are the level of knowledge, behavior, living in densely populated places, and poor hygiene. Objective: To determine the correlation between knowledge of personal hygiene, environmental sanitation and behavior with the incidence of scabies. Method: This type of research is a quantitative cross-sectional design. The population in this study were all male junior high school students with a total of 96 students. The sample technique used total sampling, data collection used a questionnaire and data analysis used univariate and bivariate with chi-square analysis. Results: The results showed that the age characteristics of the students were 13,61 with almost half of the students in class IX ( 45,8%). Most were in the yes category (74,0%), knowledge about personal hygiene was found by half of the respondents in the less knowledge category (57,3%), knowledge about environmental sanitation was obtained mostly in the less knowledge category (58,3%). about personal hygiene, most of them were in the less behavioral category about personal hygiene (64,6%). Based on bivariate analysis, it showed that there was a correlation between knowledge of personal hygiene, knowledge of environmental sanitation, behavior related to personal hygiene and the incidence of scabies Conclusion: knowledge of personal hygiene, knowledge of environmental sanitation, behavior related to personal hygiene are factors that influence the incidence of scabies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Luthfi Afina
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit kulit yang mudah menular dalam lingkungan padat seperti pesantren. Pemberantasan pedikulosis membutuhkan perilaku yang tepat, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang baik yang dapat diperoleh melalui penyuluhan. Karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan sehingga penyuluhan perlu disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan karakteristik demografi. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 151 santri pesantren X yang dipilih dengan metode total populasi. Data diolah dengan program SPSS 11.5.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden terbanyak adalah santri berusia 16-18 tahun (47%), laki-laki (58,3%), madrasah Tsanawiyah (50,3%). Tidak ada santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 23,2% santri memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 76,8% santri memiliki tingkat pengetahuan buruk. Dari uji chi-square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan usia (p=0,587), jenis kelamin (p=0,814) dan tingkat pendidikan (p=0,358). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan santri tergolong buruk dan tidak berhubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis capitis is a skin disease that could be transmitted easily in a crowded environment like Islamic boarding school. Eradication of pediculosis needs appropriate behavior which requires good knowledge which can be given through health promotion. Demographic characteristics might influence the knowledge level, therefore health promotion needs to be adjusted according to the characteristic. This study aims to know the relationship between students? knowledge level about transmission and eradication of pediculosis capitis and their demographic characteristic. This study was conducted on January 22 2011 by giving questionnaire to 151 students (total population method). The data was processed using the SPSS 11.5 program.
The result showed that the majority of respondents are students aged 16-18 years old (47%), males (58,3%), Tsanawiyah students (50,3%). No student had good knowledge, 23,2% had fair knowledge, and 76,8% had poor knowledge. Based on chi-square test, there were no significant differences between knowledge level of transmission and eradication of pediculosis and age (p=0,587), sex (p=0,814) and grade of study (p=0,358). It was concluded that the students? knowledge about transmission and eradication of pediculosis was poor and had no association with their characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arista Citra Rahmawati
"Perineal hygiene merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan organ reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku perineal hygiene pada santriwati di Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan jumlah sampel 98 responden. Teknik sampling yang digunakan cluster sampling dan simple random sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan 41 (41,8%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 52 (53,1%) responden memiliki sikap perineal hygiene cukup dan 59 (60,2%) responden memiliki perilaku perineal hygiene cukup.
Hasil analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perineal hygiene (p-value = 0,001) serta hubungan antara sikap dan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,026) namun tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,346). Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan sikap perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Responden dengan sikap baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 6 (42,9%) responden. Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai remaja dan praktik perineal hygiene di masa yang akan datang.

Perineal hygiene is an action to maintain the cleanliness and healthyness of the reproductive organs. This research was conducted to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes and behavior of perineal hygiene in female students at Ibn Taymiyyah boarding school in Bogor, West Java. The study design is cross sectional using 98 respondents. The sampling technique used was cluster sampling and simple random sampling. The results of univariate analysis showed 41 (41.8%) respondents have a good level of knowledge, 52 (53.1%) respondents have enough attitude perineal hygiene and 59 (60.2%) respondents have enough perineal hygiene behavior.
The results of chi-square analysis showed there is relationships between the level of knowledge with perineal hygiene attitude (p-value = 0.001) and relationships between attitudes and perineal hygiene behavior (p-value = 0.026) but there’s no relationship between the level of knowledge with perineal hygiene behavior (p-value = 0.346). Respondents with good level of knowledge and good attitudes of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. Respondents with a good attitude and good behavior of perineal hygiene are 6 (42.9%) respondents. Respondents with a good level of knowledge and good behavior of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. This research can be used to be materials to develop the research about teenagers and perineal hygiene practice in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayati
Jakarta: Kencana, 2013
610.73 WAH m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Sofyan Prasetyo
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovascular terbanyak. Hipertensi di
RSUD Kudus menempati peringkat tiga besar berdasarkan kunjungan pasien.
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan
self care management pada pasien hipertensi di RSUD Kudus. Desain
menggunakan survey analitik pendekatan cross sectional, teknik sampling yang
digunakan adalah pruporsive sampling dengan jumlah sampel 157. Analisis
statistik menggunakan chi square. Penelitian mendapatkan hasil bahwa efikasi
diri, dukungan sosial, pendidikan dan komplikasi memiliki hubungan bermakna
dengan self care management. Penelitian ini merekomendasikan untuk
meningkatkan efikasi diri dengan memperhatikan pendidikan san usia sehingga
self care management menjadi lebih baik.

ABSTRACT
Hypertension is the most of caused cardiovascular disease in the word and
Indonesia. Hypertension in RSUD Kudus had leather of third caued of visiting
patient The aims of research was identified factors associated with self-care
management in the patient with hypertension in RSUD Kudus. Design approach
used analytic cross sectional survey, techniques of sampling used purposive
sampling with 157 samples. Statistical analysis was used chi square. The result of
research obtained that self-efficacy; social support, education and complications
had significant relationships with self care management. The study recommended
to increase self efficacy by focusing to education and aged so, the self care
management by better."
2012
T31185
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahmawati
"DM tipe 2 memiliki pengaruh cukup besar terhadap seluruh aspek kehidupan klien serta memiliki risiko terjadinya berbagai komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Self-care diyakini mampu mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan klien DM serta mencegah terjadinya komplikasi. Selain perhatian dan kasih sayang klien DM juga membutuhkan informasi terkait penyakit DM dari lingkungan sekitarnya termasuk keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan informasi keluarga dengan self-care klien DM tipe 2 di Kelurahan Ambarketawang Yogyakarta. Desain penelitian menggunakan analitic correlation dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dukungan informasi keluarga dan self-care kepada 119 responden. Hasil menunjukkan bahwa dukungan informasi keluarga memiliki hubungan kuat dan positif dengan self-care klien DM tipe 2 p value: 0,000 . Peningkatan dukungan informasi keluarga dianjurkan guna meningkatkan status kesehatan klien DM.

DM type 2 has a considerable influence on all aspects of a client 39 s life as well as having the risk of complications that can be life threatening. Self care is believed to be able to maintain and improve the health status of the DM client and prevent complications. DM client also requires information related to DM disease of the surrounding environment, including the family. This study aims to determine the relationship of the family with information support self care clients type 2 diabetes in Ambarketawang Yogyakarta. The study design using analytic correlation with cross sectional approach. The data collection was conducted using questionnaires family support and self care to 120 respondents. The results show that the support of family information has a strong and positive relationship with self care clients with type 2 diabetes p Value 0,000 . Improved the support of family information is recommended in order to improve the health status of the DM client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>