Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasyad Khalifah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Zink merupakan merupakan salah satu mikronutrien esensial sehingga defisiensi zink dalam tubuh menyebabkan ukuran lingkar kepala dan perkembangan kognitif pada bayi tidak sesuai dengan seusianya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar zink dengan ukuran lingkar kepala dan perkembangan kognitif bayi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian poteng lintang terhadap 97 subjek yang memenuhi kriteria penelitian Variabel-variabel dianalisis dengan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Korelasi antara kadar zink dan ukuran lingkar kepala dilakukan dengan uji korelasi Pearson sedangkan hubungan kadar zink dan perkembangan kognitif dilakukan dengan uji T independen hubungan bermakna.

ABSTRACT
Background Zinc is one of the essential micronutrients for human body. Zinc deficiency could lead to smalerl head circumference and late of cognitive development. Objective This study is aimed to seek the relationship between serum zinc level with head circumference and cognitive development in children. Method This study used cross sectional model in 97 subjects that suitable to the criteria. Variabels are then analysed with Kolmogorov Smirnov test. Correlation between serum zinc level and head circumference is analysed with Pearson correlation formula, and relation between serum zinc level and cognitive development is analysed with T independent formula significant correlation."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurani Rahma Arafah
"ABSTRAK
Zat besi dapat mempengaruhi berat badan dan perkembangan bayi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar zat besi dengan berat badan pada bayi usia 8-10 bulan di Jakarta Pusat. Metode: Studi cross-sectional digunakan pada 75 bayi yang memenuhi kriteria penelitian. Kadar zat besi diukur menggunakan metode LC-MS/MS Liquid Chromatography ndash; Tandem Mass Spectometry , sedangkan berat badan menggunakan penilaian klinis oleh tenaga terlatih dengan timbangan badan elektronik dengan akurasi 10g. Data dianalisis normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan korelasinya dengan uji Spearman. Hasil: Hasil menunjukan tidak terdapat korelasi bermakna antara kadar zat besi dan berat badan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat p=0,483 . Diskusi: Disimpulkan bahwa hubungan antara kadar zat besi dengan berat badan pada bayi usia 8-10 bulan di Jakarta Pusat bernilai positif, namun secara statistik tidak bermakna.

ABSTRACT
Iron can affect the body weight of infants and their development. Objective This research is intended to analyze the correlation between level of iron and body weight in infant aged 8 10 months in Central Jakarta. Method A cross sectional study was conducted in 75 infants that fulfills the criteria for this research. The level of iron was measured by using LC MS MS Liquid Chromatography ndash Tandem Mass Spectrometry method, while the body weight was measured by a trained clinician with an electronic scale. The scale has an accuracy of 10 g. Afterwards the data was analyzed for normality by using Kolmogorov Smirnov test and tested for correlation through Spearman test. Result There is no significant correlation between level of iron and body weight of infants aged 8 10 months in Central Jakarta p 0.483 . Discussion In conclusion, there is a positive relationship between the level of iron and body weight in infant aged 8 10 months in Central Jakarta, however there is no significant relationship. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valensia Vivian The
"ABSTRACT
Kualitas tidur, yang dipengaruhi oleh kadar seng, penting untuk tumbuh kembang bayi. Dalam penelitian ini, dianalisis hubungan antara kadar seng dengan kualitas tidur bayi usia 8-10 bulan di Jakarta Pusat. Studi yang digunakan adalah potong lintang dari 84 bayi sehat di Jakarta Pusat pada tahun 2014. Kadar seng diperiksa dengan metode LC-MS/MS dan kualitas tidur dinilai menggunakan BISQ. Sampel terbanyak adalah bayi perempuan usia 8 bulan. Konsentrasi rerata seng adalah 65,24 13,14?g/dL. Data kadar seng diuji normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis uji T tidak berpasangan menunjukan tidak terdapat hubungan antara kadar seng dan kualitas tidur bayi di Jakarta Pusat.

ABSTRACT
Sleep quality, related to zinc concentration, is important for babies. This research analyzed the relationship between zinc concentration and 8 10 months old baby rsquo s quality of sleep in Central Jakarta. Cross sectional study was done involving 84 healthy babies at Central Jakarta in 2014. The zinc concentration was measured with LC MS MS and sleep quality with BISQ. The largest sample was 8 months old girls. The mean zinc concentration was 65,24 13,14 g dL. The distribution of zinc concentration data was analyzed with Kolmogorov Smirnov test. The independent T test result is no relation between zinc concentration and sleep quality in 8 10 months babies."
2016
S70382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Purbasari
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar zat mangan dengan status perkembangan bayi. Studi cross-sectional dilakukan pada 84 bayi berusia 8-10 bulan di Jakarta Pusat tahun 2014. Metode pengukuran kadar zat mangan menggunakan LCMS/MS sedangkan status perkembangan dinilai dengan kuesioner Denver. Kemudian, dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan diperoleh distribusi kadar mangan tidak normal sehingga analisis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney nilai p signifikan.

ABSTRACT
Kadar mangan memiliki nilai tengah 1,9?g/L dan jumlah bayi suspek gangguan perkembangan sebanyak 6 orang. Dari uji Mann-Whitney diperoleh nilai p=0,439 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar zat mangan dan status perkembangan bayi.
Purpose of this study is to determine relation between manganese concentration and developmental status. Cross sectional study was done involving 84 infants aged 8 10 months old in Central Jakarta on 2014. Manganese concentration was measured by LCMS MS while developmental status was assessed by Denver questionnaire. Next, Kolmogorov Smirnov normality test was done and showed non normal data distribution hence followed by Mann Whitney test."
2016
S70387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Fahreza Akbar
"ABSTRAK
>
Latar Belakang: Selenium secara tidak langsung dapat berpengaruh pada kadar hemoglobin melalui fungsi proteksinya, namun tidak diketahui efeknya secara langsung pada bayi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi Kadar Selenium dengan Kadar Hemoglobin Bayi Usia 8-10 Bulan di Jakarta Pusat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan pada 75 sampel sesuai dengan kriteria penelitian. Kadar selenium dalam serum diukur dengan metode LC-MS/MS Liquid Chromatography ndash; Tandem Mass Spectrometry dan kadar hemoglobin diukur menggunakan HemoCue Hemoglobin system yang dilakukan oleh tenaga terlatih. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Pearson korelasi bermakna jika diperoleh p0,05. Kesimpulan: Dapat disimpulkan tidak terdapat korelasi bermakna antara kadar selenium dengan kadar hemoglobin bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat.

ABSTRACT
Background Selenium can indirectly influence haemoglobin levels by its protective function, but its effect is unknown on infants. Objective This study is aimed to observe the correlation between selenium levels and haemoglobin levels on 8 to 10 months old infants in Central Jakarta. Method This study applies the crosssectional design which was conducted on 75 samples based on study criteria. Selenium levels were measured by LC MS MS Liquid Chromatography ndash Tandem Mass Spectrometry method and haemoglobin levels were assessed using HemoCue Hemoglobin system by trained personnel. The data was analyzed with KolmogorovSmirnov test and Spearman correlation test significant correlation if p0.05 . Discussion In conclusion, there was no significant correlation between selenium levels and haemoglobin levels on 8 to 10months old infants in Central Jakarta. p 0.53."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Naura Assyifa
"

Vitamin D dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar vitamin D dengan panjang badan bayi di Jakarta Pusat. Studi cross-sectional dilakukan terhadap 75 subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Kadar vitamin D dalam serum diukur dengan metode CLIA (Chemiluminescence Immunoassay), dan panjang badan bayi diukur dengan teknik terstandarisasi dengan ketelitian 1mm oleh tenaga terlatih. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Pearson (korelasi bermakna jika p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian (80%) tidak memiliki asupan vitamin D yang cukup. Nilai tengah kadar vitamin D bayi berusia 8-10 bulan di Jakarta Pusat sebesar 26,4 ng/dL, sedangkan nilai tengah panjang badan bayi 70,63 cm. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi bermakna antara kadar vitamin D dengan panjang badan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat (p=0,563).

 


 

Vitamin D can influence bone growth. This study aims to determine the correlation between vitamin D levels and body length on 8 to 10 months old infants in Central Jakarta. Cross-sectional study was conducted on 75 infants which met the criteria. Serum vitamin D levels were measured with CLIA (Chemiluminescence Immunoassasy), while body length was measures by antropometric standardized technique by trained personnel. The data was analyzed with Kolmogorov-Smirnov test and Pearson test (significant correlation if p<0,05). The result shows that the majority of subjects (80%) do not have adequate vitamin D intake. The median value of vitamin D levels on 8 to 10 months old infants in Central Jakarta is 26.4 ng/dL, while the median value of body length is 70.63 cm. The result shows that there are no significant correlation between vitamin D levels and body length on 8 to 10 months old infants in Central Jakarta (p=0,563).

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Gunawan
"Panjang badan merupakan salah satu parameter kualitas hidup anak. Pertumbuhan linier dipengaruhi oleh mikronutrien, salah satunya selenium. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi kadar selenium dan panjang badan bayi usia 8-10 bulan di Jakarta Pusat. Metode penelitian berupa cross sectional dengan menggunakan data sekunder penelitian yang dilakukan pada tahun 2014. Terdapat 75 data yang digunakan yang sesuai kriteria penelitian. Data dikumpulkan di lokasi Cempaka Putih Barat, Kramat, Paseban, dan Rawasari. Kadar selenium diukur menggunakan metode LCMS/MS, sementara panjang badan diukur dengan length board. Distribusi data kadar selenium normal dan panjang badan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dilakukan uji bivariat menggunakan korelasi Pearson dengan nilai p yang dianggap bermakna < 0,05. Karakteristik subjek terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah bayi perempuan sebanyak 39 bayi 52 . Sementara, bayi terbanyak berdasarkan usia adalah usia 8 bulan sebanyak 34 bayi 45,33 . Rerata kadar selenium 63,0267 13,2665 ?g/L dan rerata panjang badan 70,5453 2,8048 cm. Uji korelasi menghasilkan nilai r 0,277 p=0,016 . Dari penelitian ini, korelasi kadar selenium dan panjang badan bersifat lemah, signifikan, dan berbanding lurus.

Body length is one of the life quality parameters. Linear growth is influenced by micronutrients, one of which is selenium. The aim of this study is to find whether there is a correlation between selenium level and body length on 8 to 10 month old infants in Central Jakarta. This study used cross sectional method using secondary data from study which was done in 2014. There are 75 data which are used in this study which fulfill research criteria. Data were collected in Cempaka Putih Barat, Kramat, Paseban, and Rawasari. Selenium level was measured by LCMS MS method while body length was measured by length board. Selenium level and body length data distribution are normal using Kolmogorov Smirnov test. Bivariat test used Pearson correlation using p value which is considered significant is 0,05. The highest number in gender group is female babies, 39 babies 52 . While the highest number in age group is 8 month old babies, 34 babies 45,33 . The selenium level mean is 63,0267 13,2665 g L while the body length mean is 70,5453 2,8048 cm. Correlation study result is r 0,277 p 0,016 . From this study, the correlation between selenium level and body length is weak, significant, and positively proportional."
2016
S70392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha
"Kromium dapat memengaruhi nafsu makan tetapi belum diketahui pengaruhnya
pada bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi kadar kromium dengan
nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat. Studi potong lintang dilakukan
terhadap 75 bayi yang sesuai dengan kriteria penelitian. Kadar kromium dalam
serum diukur dengan LC-MSIMS (Liquid Chromatography - Tandem Mass
Spectrometry), sementara nafsu makan diukur dengan VAS (Visual Analogue
Scale) oleh tenaga terlatih. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smimov dan
uji Spearman (korelasi bennakna bila p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa subjek penelitian paling banyak berjenis kelamin perempuan dan berusia 8
bulan. Nilai tengah nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat sebesar
8,000cm, sementara nilai tengah kadar kromium 0,024ng/mL. Hasil penelitian
menunjukkan tidak terdapat korelasi bennakna antara kadar kromium dengan
nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat (p=O,782)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Adhi Darmawan
"Gangguan tidur pada bayi atau anak merupakan masalah yang sering didapatkan orang tua. Sekitar 20-30 % bayi di dunia mengalami gangguan pada tidurnya. Gangguan tidur pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dalam aspek fisik, sosial, kognitif, dan perilaku anak. Hal ini penting karena perkembangan dan pertumbuhan memegang peranan penting hingga usia lima tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mencari prevalensi gangguan tidur dan hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan dan pertumbuhan anak usia usia 6 sampai 36 bulan di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan April 2014 hingga Juli 2015 terhadap 62 anak usia 6-36 bulan di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive dan merupakan studi analitik seksi silang. Pengambilan data pada sampel dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner yang telah di uji coba dan BISQ.
Hasil analisis bivariate menunjukkan P-value >0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gangguan tidur sebanyak 17,7% dari 62 subjek terdiri dari 33 anak laki-laki dan 29 anak perempuan. Dari tingkat pendidikan ayah dan ibu sebagian besar masuk ke dalam kategori menengah dengan 63,4 % dan 59,6%. Sebanyak 59,6 % anak minum ASI pada variabel perilaku anak sebelum tidur dan 38,7 % mengaku biasa saja pada kategori kesulitan menidurkan anak. Pada status gizi dan status perkembangan, 72,7 % anak dikelompokkan ke kategori status gizi normal dan 58% anak dikelompokkan ke kategori status perkembangan sesuai. Setelah dilakukan uji hipotesis Fisher, tidak ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara gangguan tidur dengan pertumbuhan dan perkembangan (P>0,05).

Sleep disorder on kids is a problem that is often faced by parents. Around 20 to 30% babies have sleep disorder worldwide. Sleep disorder can cause disturbance to children?s growth and development. This issue needs to be addressed well, considering this particular age is the golden period that determines the children?s future growth and development. This research aims to seek for the relation between sleep disorder with growth and development on children aged 6 to 36 months in Kampung Melayu, East Jakarta. This research is a cross-sectional study, and the data is taken through anthropometry measurement and filling two sets of questionnaires, general questionnaires regarding growth and development and BISQ. Data is then analyzed in bivariate, which the result shows p value > 0,05. This means that there is no statistically relevant relation between sleep disorder with nutritional status and development.
This study shows that the prevalence of sleep disorder is 17,7% out of 62 subjects, which consist of 33 boys and 29 girls. The education status shows that 63,4% of fathers and 59,6% of mothers are in average category. 59,6% of children are breastfed before sleep and 59,6% of parents don?t undergo significant problems while putting their children to sleep. For the categories of nutritional status and development, 72,7% of children have normal nutritional status and 58% have appropriate development. Through Fisher test, there is no statistically relevant relation between sleep disorder and growth and development (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Puspita
"Peningkatan jumlah lanjut usia di Indonesia sering diiringi dengan peningkatan gangguan kognitif. Leptin diketahui memiliki fungsi protektif terhadap fungsi kognitif pada lanjut usia, namun hingga saat ini hasil temuan peran leptin pada fungsi kognitif masih beragam, dan belum banyak dibahas di Indonesia. Selain itu peneliti melakukan analisis tambahan menggunakan Food Record dan penilaian antropometri pada subjek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar plasma leptin dengan fungsi kognitif pada lanjut usia di Jakarta. Penelitian ini merupkan penelitian analitik deskriptif potong lintang yang menggunakan purposive sampling sebagai metode pengambilan sampel. Subjek merupakan lanjut usia yang bertempat tinggal di Panti Sosial yang kemudian dilakukan pemeriksaan fungsi kognitif menggunakan instrumen MoCA-INA, kuesioner IADL, GPAQ, Food Record, plasma leptin, komposisi tubuh serta antropometri, yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil dari penelitian, karakteristik subjek berusia 60-74 tahun, dengan mayoritas jenis kelamin wanita (69,1%), dengan status gizi normal (45,5%), massa lemak berkisar antara 18,10-57,10 %, massa otot berkisar antara 20,20-57,50 kg. Mayoritas tidak merokok, tingkat pendidikan rendah (≤ 12 tahun wajib belajar), aktifitas fisik sedang dengan keseluruhan kapasitas fungsional subjek mandiri. Sebesar (96,4%) lanjut usia mengalami gangguan fungsi kognitif, kadar leptin plasma memiliki nilai terendah 1,4 ng/mL, tertinggi 119,48 ng/m dengan median 6,2 ng/mL. Pada analisis bivariat ditemukan kadar leptin, IMT (Indeks Massa Tubuh), massa lemak, pendidikan, dan IADL memiliki hubungan bermakna dengan fungsi kognitif pada lanjut usia di Jakarta. Korelasi kadar leptin plasma dengan fungsi kognitif pada lanjut usia di Jakarta memiliki korelasi positif sedang dengan nilai r 0,52 dan signifikansi 0,000.

The increasing of elderly population often accompanied by a rise in cognitive disorders. Leptin is known to have a protective function against cognitive decline in elderly. However, current finding regarding the role of leptin in cognitive function is vary, and has not been extensively discussed in Indonesia. Food record and anthropometric assessment is conducted as an additional analyses on subject. Aim of this study is to determine the relationship between plasma leptin levels and cognitive function in the elderly in Jakarta. This is a cross sectional descriptive analytical research using purposive sampling as the sampling method. Subject are elderly residing in social welfare home, and being assessed using MOCA-INA instrument, IADL and GPAQ questionnaire, plasma leptin, body composition, anthropometric and Food Record are measured. The data is analysed through univariate, bivariate and multivariate analysis. Result of this study are subject characteristic of age ranging from 60-74 years, with female as the majority (67.5%), normal nutritional status (46.2%), body fat ranging from 18.10 to 57.10 %, muscle mass 20.20 to 57.50 kg. Majority of subject do not smoke, have a low education level (≤ 12 year of education), engage in moderate physical activity, and having independent functional capacity. A total of 96.2% of the subject experience cognitive impairment. Plasma leptin levels ranging from 1.4 to 8.5 ng/mL, with median of 5.9 ng/mL. There is a significant relationship between leptin levels, body mass index, body weight, total body fat, education and IADL with cognitive function in the elderly in Jakarta. The correlation between plasma leptin levels and cognitive function in the elderly in Jakarta, shows a moderately positive correlation with r value of 0.47 and a significance of 0.000."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>