Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Fajarwati
"STEMI masih menjadi penyebab kasus kematian utama di Indonesia. Di Jakarta, angka kejadian STEMI meningkat setiap tahunnya. IKP primer merupakan tindakan utama untuk penanganan STEMI, namun tidak mengatasi penyebab terjadinya oklusi. Pengetahuan pencegahan sekunder diperlukan untuk mencegah terjadinya restenosis sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup setelah IKP primer.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan pencegahan sekunder dengan kualitas hidup pada pasien STEMI Pasca IKP Primer. Desain penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan potong lintang cross sectional. Responden terdiri dari 60 pasien STEMI pasca IKP Primer yang dipilih melalui teknik consequtive sampling. Instrumen yang digunakan Maugerl Cardiac Prevention Questionnare MICRO-Q dan Seattle Angina Questionaire-7 SAQ 7.
Hasil penelitian menunjukkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan pencegahan sekunder dengan kualitas hidup pada STEMI pasca IKP primer p=0,662; =0,05. Namun, pengetahuan pencegahan sekunder penting untuk tetap diperlukan sabagai salah satu komponen yang dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien STEMI pasca IKP primer.

STEMI is one a leading cause of death cases in Indonesia. In Jakarta, the incidence of STEMI increases anually. Primary PCI is the main treatment eventhough it is not the causes of occlusion. Secondary prevention knowledge is needed to prevent the occurrence of restenosis so it can improve quality of life after primary PCI.
This research has purpose to know the relationship between knowledge level about secondary prevention and quality of life in STEMI patient after Primary PCI. This is analytic with cross sectional approach. Respondents consisted of 60 STEMI patients post Primary PCI selected through concequtive sampling technique. The instrument is the Maugerl Cardiac Prevention Questionnare MICRO Q and Seattle Angina Questionaire 7 SAQ 7.
The results showed no correlation between knowledge level and quality of life in STEMI after primary IKP p 0,662 0,05. However, secondary prevention knowledge is important to remain as one of the components that can improve quality of life in STEMI post primary IKP.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailiyatul Munawaroh
"ST elevation myocardial infarction STEMI merupakan kasus infark miokardium yang paling banyak ditemukan dengan intervensi utamanya ialah primary percutaneous coronary intervention PPCI. Pasca PPCI, kualitas hidup pasien STEMI ditentukan oleh kemampuannya mengontrol faktor risiko terjadinya infark berulang. Dalam hal ini diperlukan dukungan keluarga. Karena itu peneliti ingin melihat hubungan dukungan keluarga dengan pasien STEMI pasca PPCI. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan desain cross sectional. 34 responden direkrut dalam penelitian ini.
Hasil menunjukan nilai mean dukungan keluarga ialah 64,44 dari nilai maksimal 75 dan nilai mean kualitas hidup 68,36 dari nilai maksimal 100. Hasil uji korelasi menunjukan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup p value = 0,310, Hasil penelitian merekomendasikan perlu dilakukan penelitian serupa dengan menyeragamkan karakteristik responden dan mengontrol faktor perancu.

ST elevation myocardial infarction is the most common myocardial infarction cases. The main intervention of this case is primary percutaneous coronary intervention PPCI. After PPCI, quality of life in STEMI patienst is depend on their ability to control risk factor of reinfarction. In this condition patients need family support. Therefore, the researcher want to know about the correlation between family support and quality of life in patient after PPCI. This research is a correlation research which use cross sectional dsign. 34 respondents are recruited in this research.
The result shows that the average value of family support is 64.44 from maximumvalue 75 and the average value of quality of life is 68,36 from maximum value 100. Correlation test result shows that there is no correlation between family support and quality of life p value 0,310. This result recommend that similar research should be done with equal respondents characteristics and controlled counfounding factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnesia Dinda Asyla
"Henti jantung merupakan kegawatdaruratan mengancam nyawa yang memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Penanganan yang dilakukan berupa prosedur Bantuan Hidup Dasar. Pengetahuan terkait Bantuan Hidup Dasar sangat penting dimiliki oleh masyarakat, terutama masyarakat awam khusus seperti mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan yang merupakan calon tenaga kesehatan di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terkait Bantuan Hidup Dasar pada mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 111 responden yang didapatkan melalui teknik stratified purposive sampling. Tingkat pengetahuan dinilai dengan menggunakan kuesioner Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar sedangkan sikap dinilai dengan menggunakan kuesioner Sikap Terkait Bantuan Hidup Dasar yang dibuat berdasarkan indikator American Heart Association 2020. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terkait Bantuan Hidup Dasar dengan nilai p value = 0,005 (p value < 0,05). Dalam meningkatkan sikap positif yang dimiliki, mahasiswa dapat terlebih dahulu meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat yakin dan percaya diri ketika menemukan kasus atau korban yang membutuhkan pertolongan dan dapat melakukan tindakan secara cepat dan tepat. 

Cardiac arrest is a life-threatening emergency that requires prompt and appropriate treatment. Handling is carried out in the form of Basic Life Support procedures. Knowledge related to Basic Life Support is very important for the community, especially the general public, such as students of the Health Sciences Cluster who are future health worker candidates. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge and attitudes related to Basic Life Support among college students. The research design used was cross-sectional, involving 111 respondents obtained through stratified purposive sampling techniques. The level of knowledge was assessed using the Basic Life Support Knowledge Level questionnaire, while attitudes were assessed using the Attitudes Related to Basic Life Support questionnaire, which was made based on the American Heart Association 2020 indicators. The results of the analysis using the Chi-Square test showed that there was a significant relationship between the level of knowledge and related attitudes about basic life support, with a p value of 0.005 (p value < 0.05). In improving their positive attitude, students can first increase their knowledge so that they can be confident when they find cases or victims who need help and can take action quickly and precisely."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa Umam
"Obesitas bukan lagi menjadi masalah kesehatan di Negara maju, namun juga di Negara berkembang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan obesitas dan hubungan karakteristik dengan upaya pencegahan obesitas remaja di SMAN 97 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi melibatkan 97 sampel remaja usia 15-17 tahun direkrut menggunakan simple random sampling dengan memilih tiga kelas dari sembilan kelas X dan kelas XI dan quota sampling untuk pemilihan sampelnya. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data diolah dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan obesita (p = 0,222; α = 0,05). Namun, terdapat hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan upaya pencegahan obesitas. Disarankan agar tak hanya dilakukan pendidikan kesehatan tentang obesitas saja, tetapi juga dengan berbagai pendekatan pada remaja yang dapat mengubah sikap dan perilaku mencegah obesitas.

Obesity was no longer a prevalent health problem in developed countries, but also for developing countries. The study was conducted to determine relationship between knowledge and prevention efforts in adolescence at 97 Senior High School. The research design descriptive correlation involving 97 samples of adolescents aged 15-17 years. Simple random sampling & quota sampling were used to select classes and student. Data was collected using questionnaire and analyzed with chi square.
The results showed there was no relationship between knowledge with prevention efforts in adolescence (p = 0,222; α = 0,05). However, there was a significant relationship between gender and prevention efforts. It is recommended obesity prevention should include a variety of approaches to change attitudes and behaviors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Panma
"Hemodialisis merupakan salah satu terapi untuk pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis selain memiliki efek terapeutik juga menimbulkan dampakjangka panjang yang menurunkan kualitas hidup pasien. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis yaitu depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di RSAU Dr. Esnawan Antariksa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 119 orang pasien di unit hemodialisis. Analisis data menggunakan uji korelasi, independent t-test dan one way anova. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan dukungan sosial p-value 0,009, r=0,240, tingkat spiritual p-value 0,000 dan depresi p-value 0,000. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu depresi. Penelitian ini merekomendasikan kepada perawat untuk melakukan pengkajian depresi sebagai screening awal untuk menentukan intervensi keperawatan guna meningkatkan kualitas hidup.

Hemodialysis is one of the treatment of chronic renal failure. Beside its therapeutic effects, hemodialysis cause long term impact that decrease quality of life. There are several factors considered have influences quality of life of hemodialysis patients, which are depression, spiritual level and social support. The aim of this study is to determine relationship between depression, spiritual level and social support with quality of life of hemodialysis patient in RSAU Dr. Esnawan Antariksa. This study was a cross sectional design, involved 119 hemodialysis patients Data were analysed using correlation test, independent t test, and one way anova. The results showed there was a significant relationship between quality of life and social support p value .009, r .240, spiritual level p value .000 and depression p value .000 . The most influential factor quality of life is depression. This study recommends that nurses should assess depression level in hemodialysis patient as early screening to determine nursing intervention that can improve quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chiquita Pramesta
"ABSTRACT
Ada berbagai faktor yang dipengaruhi oleh kesejahteraan psikologis, seperti usia, jenis kelamin, dan pengalaman hidup. Relawan dengan tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi memiliki risiko rendah mengalami stres traumatis sekunder setelah kembali dari lokasi bencana. Skala Ryff's Well-Being Psychological dan Secondary Traumatic Stress Scale digunakan untuk mengidentifikasi kesejahteraan psikologis dan stres traumatis sekunder pada relawan yang ditugaskan setelah Tsunami di Pandeglang, Banten. Desain penelitian cross sectional digunakan, teknik sampel menggunakan total sampling yang melibatkan 32 relawan, dan analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara kesejahteraan psikologis dan stres traumatis sekunder (α = 0,001). Tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat mengurangi stres traumatis sekunder (p = 18.701). Hal ini diperlukan untuk melakukan penyaringan kesejahteraan psikologis untuk mengurangi stres traumatis sekunder.

ABSTRACT
There are various factors that are influenced by psychological well-being, such as age, gender, and life experience. Volunteers with a high level of psychological well-being have a low risk of experiencing secondary traumatic stress after returning from the disaster site. The Ryff's Well-Being Psychological Scale and Secondary Traumatic Stress Scale are used to identify psychological well-being and secondary traumatic stress in volunteers assigned after the Tsunami in Pandeglang, Banten. The cross sectional research design was used, the sample technique used total sampling involving 32 volunteers, and the data analysis used chi square. The results showed that there was a significant correlation between psychological well-being and secondary traumatic stress (α = 0.001). A high level of psychological well-being can reduce secondary traumatic stress (p = 18,701). It is necessary to screen psychological well-being to reduce secondary traumatic stress."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cok Ratih Kusumawardhani
"ABSTRAK
Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil KPKBSK memiliki prevalensi yang terus meningkat dibandingkan dengan Kanker Paru Karsinoma Sel Kecil KPKSK . Klien dengan KPKBSK kebanyakan memiliki tingkat kecemasan sedang sampai berat dan penurunan pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pada klien KPKBSK. Penelitian ini menggunakan metode dan desain deskriptif korelatif pada 103 klien KPKBSK di RSUP Persahabatan Jakarta timur. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Tingkat kecemasan di ukur dengan menggunakan instrument Zung self rating anxiety scale dan kualitas hidup di ukur dengan menggunakan instrumen EORTC QLQ C-30 Versi 3.0. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pada klien KPKBSK di RSUP Persahabatan Jakarta timur p value < 0.05. Rekomendasi dari penelitian ini adalah diperlukan pelayanan kesehatan jiwa yang terintegrasi dalam pelayanan keperawatan pada klien KPKBSK yang mengalami masalah psikososial khusunya kecemasan, dengan memberikan pendidikan kesehatan dan konseling mengontrol kecemasan.

ABSTRACT
Lung cancer type Non Small Cell Lung Cancer NSCLC has an significant incidence rate compared with Small Cell Lung Cancer SCLC. Clients with NSCLC have a moderate to severe anxiety levels and decreased Quality of life. This is study aims to analyses the relationship between anxiety level with quality of life in NSCLC rsquo S clients. This study used correlative descriptive method and design on 103 NSCLC clients in Persahabatan Hospital East Jakarta. Samples recruited using consecutive sampling. The levels of anxiety was measured with zung self rating anxiety scale and the quality of life was measured using EORTC QLQ C 30 Versi 3.0. The result of this study shows that there is relationship between anxiety levels with quality of life on NSCLCs clients in Persahabatan Hospital p value 0,05 . The recommendation of this study is, NSCLC clients need an integrated mental health services, especially to clients who have a psychosocial problems such as anxiety, by giving health education and counseling to control anxiety."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mailani Wulandari
"ABSTRAK
Luka tekan masih menjadi masalah utama bagi pelayanan kesehatan khususnya keperawatan. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas perawatan. Penelitian ini membahas hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat terhadap praktik pencegahan luka tekan di ruang rawat inap di RS Persahabatan Jakarta tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Total sampel sebanyak 107 perawat dan menggunakan kuesioner PUKT Pieper rsquo;s Pressure Ulcer Knowledge Test dan kepatuhan yang dimodifikasi. Hasil analisis Chi Square didapatkan bahwa dari 63,6 68 perawat yang memiliki pengetahuan baik/tinggi terdapat 55,9 38 perawat yang patuh terhadap praktek pencegahan luka tekan, namun tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan praktik pencegahan luka tekan p value = 0,442; OR = 1,478; 95 CI 0,670 ndash; 3,259 . Perawat di RS Persahabatan Jakarta disarankan terus meningkatkan pengetahuannya agar tercipta kepatuhan yang tinggi dalam pelaksanaan praktik pencegahan luka tekan dan diperlukan adanya perawat yang bertanggung jawab secara khusus terhadap pasien yang memiliki risiko luka tekan. Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka kejadian luka tekan di layanan kesehatan.

ABSTRACT
Pressure ulcer remains a major problem for health services, especially in nursing care. Strict observation is required to prevent a low quality of nursing care. This study aimed to identify relationship between level of knowledge and nurse compliance with prevention of pressure ulcer in inpatient ward at Persahabatan Hospital in 2017. The study design was analytic with cross sectional approach. 107 nurses were selected by purposive sampling method and it used PUKT Pieper rsquo s Ulcer Knowledge Test and compliance questionnaire as instrument. Chi square analysis result indicated nearly half 63,6 68 of the nurses had good knowledge and 55,9 38 of them had good compliance on prevention of pressure ulcer, but there was not found significant correlation between level of knowledge with nurse compliance in prevention of pressure ulcer p value 0,442 OR 1,478 95 CI 0,670 ndash 3,259 . The study suggested all nurses of Persahabatan Hospital to improve their knowledge in order to improve compliance in prevention of pressure ulcer and the ward at Persahabatan Hospital must to been have the nurses who was specifically responsible for patients who have the risk of pressure ulcer injuries. It was expected that the incidence of pressure ulcer can be decreased in health service."
2017
S68987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Jos Iswadi
"Penularan HIV menjadi tantangan dunia hingga saat ini yang memerlukan pencegahan yang konprehensif berbasis pengetahuan. Remaja merupakan kelompok kecil yang rentan terhadap penularan HIV. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan penularan HIV dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 87 siswa SMA dengan teknik quota sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan penularan HIV. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan tingkat pengetahuan berhubungan signifikan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS (p=0,01, α=0,05). Analisis bivariat sikap dan perilaku menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS (p=0,20,α=0,05). Pendidikan kesehatan perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah untuk memperkaya remaja tentang informasi kesehatan khususnya HIV/AIDS sehingga dapat memutuskan mata rantai penularan HIV/AIDS.

HIV transmission is challenging the world to date and need base prevention conprehensive prooer knowledge. Teenagers are a small group who are vulnerable to HIV infection. This correlation descriptive study aimed to identify the correlation between knowledge and attitudes to HIV prevention behaviour with a cross-sectional approach involving juvenile respondents with a high school 87 students with quota sampling technique. The research instrument used questionnaires to measure the level of knowledge, attitudes, and behaviors to prevent HIV transmission. Results of bivariate analysis with chi-square test showed that there was a significant relationship between knowledge with behavior of the prevention of HIV/AIDS (p=0,01 α=0,05). Bivariate analysis of attitudes and behavior showed there was no significant relationship between attitude with behavior prevention of HIV/AIDS (p=0,20 α=0,05). Health education should be included in the education curriculum in schools to enrich the youth about health information in particular HIV/AIDS so that they can break the chain of transmission of HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaniago, Dilla Yulian
"Angka penularan HIV/AIDS masih terus bertambah pada saat ini. Penggunaan akun alter-ego di twitter telah menjadi salah satu media untuk transaksi seksual. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dan menggunakan data primer. Hasil analisis inferens dengan uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan (nilai p = 0,519; POR = 1,42; 95% CI = 0,48 – 4,23) dan sikap (nilai p = 0,285; POR = 0,58; 95% CI = 0,26-1,33) terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS. Namun analisis menunjukkan terdapat hubungan antara usia (nilai p = 0,030; POR = 0,33; 95% CI = 0,13 – 0,83), status pekerjaan (nilai p = 0,045; POR = 0,38; 95% CI = 0,16 – 0,90), dan status perkawinan (nilai p = 0,020; POR = 0,11; 95% CI = 0,01 – 0,93) terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS. Program dan pelayanan kesehatan perlu melakukan penjangkauan pemberian pendidikan dan promosi kesehatan terkait HIV/AIDS pada pengguna akun alter-ego di twitter dengan memaksimalkan penggunaan internet serta sosial media misalnya mengadakan webinar terkait HIV/AIDS dan memperkuat kolaborasi dengan lintas sektor lainnya seperti perusahaan, dinas kesehatan setempat, LSM dan lainnya.

The rate of transmission of HIV/AIDS is still increasing at this time. The use of alter-ego accounts on Twitter has become a medium for sexual transactions. This study aims to identify the relationship between the level of knowledge and attitudes towards HIV/AIDS prevention behavior. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and uses primary data. The results of the inference analysis using the chi-square test showed that there was no relationship between the level of knowledge (p value = 0.519; POR = 1.42; 95% CI = 0.48 – 4.23) and attitude (p value = 0.285; POR = 0 ,58; 95% CI = 0.26 – 1.33) on HIV/AIDS prevention behavior. However, the analysis showed that there was a relationship between age (p value = 0.030; POR = 0.33; 95% CI = 0.13 – 0.83), employment status (p value = 0.045; POR = 0.38; 95% CI = 0.16 – 0.90), and marital status (p value = 0.020; POR = 0.11; 95% CI = 0.01 – 0.93) on HIV/AIDS prevention behavior. Health programs and services need to outreach the provision of education and health promotion related to HIV/AIDS to alter-ego account users on Twitter by maximizing the use of the internet and social media, for example holding webinars related to HIV/AIDS and strengthening collaboration with other cross-sectors such as companies, health offices local, NGOs and others."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>