Ditemukan 55419 dokumen yang sesuai dengan query
Hana Melinda
"
ABSTRAKPenelitian ini menganalisis kompleksitas penggambaran korban Gempa dan Tsunami Jepang tahun 2011 Bencana 3.11 di dalam film Himizu 2011 karya Sono Shion. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual dengan mengaplikasikan teori semiotik Barthes untuk memaknai konotasi yang terdapat di dalam film. Dari penelitian ini ditemukan penggambaran terhadap korban Bencana 3.11 sebagai sosok yang 1. Memiliki gangguan jiwa 2. Memiliki tendensi bunuh diri dan 3. Teralienasi dari masyarakat. Dalam penelitian ini juga ditemukan penggambaran masyarakat Jepang sebagai sosok yang gaman dan ganbaru. Dengan menunjukkan penggambaran korban sebagai sosok yang menyedihkan dalam film Himizu merupakan cara sutradara Sono Shion untuk mengangkat sisi lain dari korban Bencana 3.11 dengan cara mendramatisasi berbagai sisi kelam dampak bencana. Penggambaran terhadap korban Bencana 3.11 dalam film merupakan bentuk komentar sosial dari sutradara Sono Shion atas narasi dominan penggambaran korban Bencana 3.11 sebagai sosok yang bersikap gaman dan ganbaru yang digambarkan oleh media.
ABSTRACTThis research analyzes the complex portrayals of 2011 Japan Earthquake and Tsunami 3.11 Earthquake victims in Sono Shion rsquo s movie, Himizu 2011 . The method used in this research is textual analysis supported with the appliance of Barthes semiotic theory to analyze the signs that are present in the movie. The result of this research shows that the victims of 3.11 Earthquake are depicted in the movie as 1. Suffering mental issues 2. Having suicidal tendencies 3. Alienated from society. A depiction of Japanese society as gaman and ganbaru was also found in this research. By showing those poor depictions of the victims in the movie, Himizu acts as Sono Shion rsquo s social commentary to the dominant narrative of 3.11 Earthquake victims in the media. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pardede, Trifena Artanauli
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan cara menggambarkan korban bencana yang sesuai untuk anak-anak dan juga nilai yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan deskripsi kualitatif, metode pengumpulan data, melalui studi pustaka, metode analisis data dan metode berpikir induktif. Hasil penelitian akan disampaikan dalam deskriptif analitis. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa cara yang digunakan dalam menggambarkan korban bencana dalam komik anak-anak tidak dengan gambar yang mengerikan, namun lebih menekankan pada cerita. Komikus menggunakan hal-hal yang biasa ada pada anak-anak, yaitu teman, keluarga, sahabat, tempat bermain, dan benda kesayangan. Keempat data mengandung nilai pendidikan karakter dan nilai kemanusiaan, yaitu peduli sosial dan sesama.
The purpose of this research is to find out how to describe disaster victims that are appropriate for children and also the value they contain. The analysis is using qualitative description method, data collection method, namely literature study, data analysis method and inductive thinking method. The result of the study will be presented in analytical descriptive. The result shows that the method used in describing victims of disasters in children`s comics is not with terrible images, but rather emphasizes the story. Comic artist use things that are common to children, namely friends, family, bestfriends, playground, and favorite objects. All four data contain the values of character education and human values, namely social care and others."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tutut Dwi Destyaning Tyas
"
ABSTRAK Higashi Nihon Daishinsai yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011 merupakan gabungan bencana alam gempa bumi dan tsunami serta bencana akibat kesalahan manusia, yaitu kecelakaan reaktor nuklir Pembangkit Tenaga Listrik Fukushima Daiichi. Di tengah kondisi pasca bencana yang minim fasilitas, masyarakat juga diresahkan oleh ancaman radiasi yang diakibatkan oleh kecelakaan nuklir.
Keadaan pasca bencana tersebut menginspirasi penulis-penulis Jepang untuk memberikan dukungan moral melalui karya sastra. Karya sastra tersebut diantaranya puisi, teater film, kumpulan cerita pendek, novel dan lain sebagainya. Karya-karya yang mengangkat tema Bencana 3.11 kemudian dikenal dengan genre baru, yaitu Sastra Pasca Bencana (Shinsaigo Bungaku). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Sosiologi Sastra serta konsep Sastra Pasca Bencana untuk menganalisis masalah radiasi yang tercermin dalam novel Chikurin Shouja.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pembingkaian ulang terhadap gambaran keadaan pasca bencana dari media dan karya-karya yang muncul tepat setelah bencana. Pembingkaian ulang tersebut terlihat dari persepsi dan sikap tokoh yang berbeda dengan tokoh dalam karya Sastra Pasca Bencana terdahulu.
ABSTRACTHigashi Nihon Daishinsai which hit Japan on March 11, 2011 (3.11 Disaster) was a triplefold disaster of both natural disasters (earthquakes and tsunamis) and human eror disaster (Fukushima Daiichi Power Plant nuclear accident). Beside the material losses public was also troubled by the threat of radiation caused by the nuclear accident reactor at the Fukushima Daiichi nuclear power plant.The post-disaster situation inspired Japanese writers to provide moral support through literary work. These literary works include poetry, movie, theater, short stories, novels and etc. Those work know known as post-disaster literature (Shinsaigo Bungaku). This study uses qualitative methods with a sociological approach and post-disaster literary concepts to analyze how the radiation problems reflected in Chikurin Shouja.The results of this study indicate a re-framing description of post-disaster conditions from previous literary works. The re-framing can be seen from the radiation perceptions showed by characters in Chikurin Shouja and characters in the previous post-disaster literary works."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T52439
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
JPKS 12(1-3)2013
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Tyasyifa Wimahavinda Kardono
"Genre horor terkenal atas penggambaran seksis terhadap tokoh perempuan, yang sangat memberlakukan stereotip gender tradisional. Tulisan ini menganalisis Goosebumps (2015) dan Goosebumps: Haunted Halloween (2018), yang merupakan film adaptasi dari seri buku horor R.L. Stine. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemungkinan penggambaran para tokoh utama perempuan dan tokoh utama laki-laki yang menentang stereotip gender konvensional dan memastikan agensi tokoh utama perempuan karena film horor cenderung mengobjektifikasi tokoh perempuan. Tugas akhir ini menggunakan teori true cult of womanhood oleh Welter (1966) dan teori male gender role identity oleh Pleck (1981) serta teori representasi oleh Hall (1997) untuk menganalisis percakapan dan interaksi para karakter, serta agensi tokoh utama perempuan dalam dua film ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggambaran tokoh utama perempuan dan tokoh utama laki-laki dalam film-film ini masih sesuai dengan stereotip gender tersebut. Selain itu, terdapat ambivalensi karena teks sering bertentangan dengan penggambaran karakter pada bagian awal dan akhir dalam kedua film tersebut, sehingga mereka digambarkan sebagai tokoh utama perempuan dan tokoh utama laki-laki yang konvensional. Para tokoh utama perempuan pada awalnya digambarkan sebagai sosok yang berdaya dan mandiri, namun seiring berjalannya cerita, mereka menjadi karakter yang membutuhkan bantuan dan dukungan dari tokoh utama laki-laki dalam mengatasi masalah.
The horror genre is notorious for sexist depictions of female heroines, which heavily imposes traditional gender stereotypes. This paper analyses Goosebumps (2015) and Goosebumps: Haunted Halloween (2018), which are the movie adaptations of R.L. Stine’s horror book series. It aims to see the possibility of the female heroines and male heroes to defy conventional gender stereotypes and determine the female heroines’ agency as horror movies tend to objectify the female characters. This paper uses the cult of true womanhood theory by Welter (1966) and male gender role identity theory by Pleck (1981) as well as representation theory by Hall (1997) to analyse the conversation and interaction of the characters, as well as the agencies of the female heroines in these two movies. This research shows that the female heroines and male heroes in these movies still conform to these gender stereotypes. Moreover, an ambivalence is apparent as the text often contradicts the portrayals of the characters in the earlier part of the two films and the endings, as a result depicting them as conventional male heroes and female heroines. The female heroines at first are depicted as empowered and independent, but as the story progresses, they become characters that need male heroes’ help and support to overcome problems. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Salsabila Nisrina
"Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakter wanita di film-film orisinil Netflix. Ada beberapa gerakan perempuan yang telah muncul di industri film, namun masih banyak masalah mengenai peran perempuan di dalam industri ini. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis bagaimana karakter dan peran wanita sesuai jenis kelaminnya dan menggolongkannya ke dalam dua kategori, yaitu sifat maskulin dan feminin. Ppenelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif, yaitu analisis konten.
This paper is about the portrayal of women in Netflix Original movies. There have been several movements of women empowerment in the film industry, however some are inapparent as there are still numerous issues rising on women`s roles in the industry. Therefore, this study sheds light on how female characters behave in accordance to their gender and be interpreted into two categories, masculine and feminine traits. Based on Muted-Group Theory, this study was carried out by using a quantitative method on content analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Tambunan, Fitri
"Hubungan antara perempuan dan konstruksi gender telah banyak diteliti sampai saat ini. Beberapa penelitian mengenai kasus ini banyak berfokus pada dampak negatif dari konstruksi gender yang dialami perempuan. Seringkali perempuan menjadi korban dari fenomena konstruksi gender dalam masyarakat sebagaimana perempuan dituntut sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Adanya persepsi ini, memunculkan pertanyaan, seperti: apakah perempuan selalu seperti itu? Apakah perempuan harus selalu mengikuti konstruksi gender dalam masyarakat? Konstruksi gender juga berdampak pada peranan manusia dalam masyarakat, dan kemudian menciptakan suatu identitas. Tulisan ini membahas tentang gambaran seorang perempuan (khususnya perempuan yang belum menikah) melalui sebuah film berjudul Confession of a Shopaholic, yang dipengaruhi oleh konstruksi gender dalam masyarakat. Hal ini juga membahas bagaimana respon tokoh perempuan terhadap konstruksi gender yang pada akhirnya berpengaruh dalam pembentukan identitas tokoh perempuan tersebut.
The relation between women and gender construction has been discussed many times. Most discussions of the issue focus on the negative impacts of gender construction for women. Women become the victim of the phenomenon of gender construction in society that they have to be what the society expects them to be. This perception then leads to questions: are women always like that? Do women always have to follow gender construction in society? Gender also constructs human's roles in a society, and those roles then create an identity. This paper talks about a woman?s image (especially a single woman) through a movie Confession of a Shopaholic, which is influenced by gender construction in society. It also extends the woman?s response towards gender construction of the society around her as it later creates her identity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
JPKS 12(1-3)2013
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38652
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nindya Noviani
"Pertolongan pertama adalah tindakan medis dasar yang tidak dapat dihindari oleh SDM Potensi BASARNAS ketika Operasi SAR dilakukan. Walaupun dikategorikan sebagai tindakan medis dasar, pertolongan pertama dapat menentukan hidup korban yang ditolong karena pertolongan pertama dilakukan dengan tujuan untuk mencegah korban mendapatkan cedera yang lebih parah atau bahkan meninggal. Namun hingga saat ini, belum ada aturan yang mengatur secara khusus mengatur mengenai tanggung jawab hukum atas tindakan medis dasar yang dilakukan SDM Potensi saat Operasi SAR. Penelitian ini akan mencoba menjawab tiga permasalahan, yaitu bagaimana pengaturan partisipasi relawan saat bencana di Indonesia, bagaimana wewenang SDM Potensi atas tindakan medis yang dilakukan saat bencana, dan juga bagaimana pertanggungjawaban hukum atas tindakan medis yang dilakukan SDM Potensi kepada korban bencana. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan cara mengumpulkan data melalui studi pustaka serta wawancara dengan narasumber terkait dan hasilnya dipaparkan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa SDM Potensi tetap dapat dimintai pertanggungjawaban secara pidana maupun perdata apabila dalam upaya memberikan perawatan kepada korban bencana dilakukan tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, Standar Operasional Prosedur (SOP) pertolongan pertama, dan juga aturan yang berlaku.
First aid is a basic medical action that can’t be avoided by The Human Resource Potential (HR Potential) of BASARNAS during SAR Operation. Even though it is only categorized as a basic medical act, first aid can determine victims’ life because first aid is done to prevent them from getting more severe injuries or experiencing death. Despite there is no a specific regulation about basic medical action conducted by HR Potential of BASARNAS during SAR operations. This legal research focuses on answering three problems. First, how the legal rules in Indonesia regarding volunteer participation during disasters. Second, how is the authority of HR Potential for medical actions committed during the disaster. And last, how a HR Potential’s legal responsibilities in conducting medical actions against disaster victims. This research is performed using normative juridical method, the data are collected from library studies and interviews involving related respondents. The results will be presented descriptively. Based on these researches, it can be concluded that HR Potential of BASARNAS can still be held liable for criminal and civil liability if they give medical treatment to the disaster victims are not following with the competence owned, standard operational procedures (SOP), and rules."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library