Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Pramudita Faddila
"ABSTRAK
Kegiatan aktivitas fisik dan konsumsi makanan yang seimbang adalah upaya untuk menekan angka overweight pada masa anak-anak agar tidak berlanjut menjadi obesitas maupun penyakit degenaratif lainnya. Secara global, sebanyak 42 juta anak mengalami overweight pada tahun 2015 dan angka kegemukan di Indonesia sekitar 10,8 pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi dengan kejadian overweight pada anak usia 10-12 tahun di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional dimana sampel penelitian sebanyak 49.620 anak. Hasil penelitian menunjukkan 14,5 anak mengalami overweight. Hanya aktivitas fisik yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian overweight p=0,014 , sedangkan konsumsi makanan berisiko p=0,518 serta buah dan sayur p=0,693 tidak signifikan terhadap kejadian overweight. Anak yang kurang aktif berisiko 1,11 kali 95 CI= 1,02 ndash;1,21 untuk menjadi overweight dibandingkan dengan anak yang aktif. Hasil analisis multilevel menunjukkan variasi kejadian overweight antar provinsi lebih besar jika dibandingkan dengan faktor risiko pada level individu MOR=1,37 . Kejadian overweight berhubungan dengan aktivitas fisik yang dilakukan anak-anak, sedangkan konsumsi tidak memiliki hubungan yang bermakna. Dibutuhkan strategi dan sosialisasi aktivitas fisik pada anak dengan melibatkan berbagai sektor dan built environment agar anak lebih aktif untuk mengurangi kejadian overweight.

ABSTRACT
Physical activity and balanced food consumption is an attempt to reduce overweight in childhood so as not to continue to be obese or other degenerative diseases. Globally, 42 million children are overweight by 2015 and overweight in Indonesia is around 10.8 in 2013. The purpose of this study was to examine the association between physical activity and consumption with overweight among children aged 10 12 years in Indonesia 2013. This study uses secondary data Riskesdas 2013 with a cross sectional study design where the sample of research is 49,620 children. The results showed 14.5 of respondents had overweight. Only physical activity had significant association with overweight p 0,014 , whereas risky food consumption p 0,518 with fruit and vegetable consumption p 0,693 was not significant. Less active respondents were at risk 1.11 times 95 CI 1.02 1.21 to become overweight compared with active respondents. Multilevel analysis results show that variation in overweight between provinces is greater when compared to risk factors at the individual level MOR 1.37 . Overweight are related to the physical activity of children, while consumption is unrelated. It needed strategy and promotion of physical activity in children by involving parents and built environment to make children more active to reduce overweight."
2018
T51426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriarni
"Di era globalisasi ini banyak terjadi masalah gizi ganda. Masalah ini terutama banyak terjadi di negara berkembang dan negara miskin. Masalah gizi ganda adalah munculnya masalah gizi lebih dengan gizi kurang juga masih menjadi masalah di negara tersebut. Masalah gizi lebih ini terjadi karena makanan murah yang dikonsumsi banyak mengandung tinggi gula, tinggi lemak, tinggi garam dan tinggi kalori yang dapat menyebabkan kegemukan terutama pada anak-anak. Kegemukan pada anak-anak akan menyebabkan menyebabkan timbulnya risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, dan lain-lain kelak jika mereka dewasa nanti.
Masa anak-anak merupakan masa yang penting untuk proses tumbuh kembangnya, untuk itu sangat diperlukan konsumsi makanan yang mengandung zatzat gizi yang diperlukan oleh tubuh anak-anak sesuai dengan kebutuhannya. Jika berlebihan akan menimbulkan dampak yang buruk bagi anak-anak. Konsumsi makanan pada anak-anak ditentukan dari apa yang mereka konsumsi sejak dini. Makanan yang pertama kali dikonsumsi oleh anak-anak adalah air susu ibu (ASI). ASI diketahui banyak mengandung gizi penting yang dibutuhkan oleh bayi, untuk itu pemerintah dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kehidupan pertama bayi. ASI juga diketahui memiliki efek protektif terhadap kegemukan pada anak. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai hubungan antara konsumsi ASI eksklusif dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada anak usia 6-23 bulan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Desain penelitian Riskesdas 2010 adalah cross sectional (potong lintang). Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Variabel dependen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah status kegemukan pada anak usia 6-23 bulan berdasarkan IMT/U.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil proporsi kegemukan pada anak usia 6-23 bulan adalah 22,6% dan proporsi ASI eksklusif sebesar 19,9%. Dari hasil uji chisquare diketahui tidak ada hubungan bermakna antara ASI eksklusif dengan kegemukan, sedangkan hubungan yang bermakna ditemukan pada variabel berat lahir, pekerjaan ibu dan pengeluaran keluarga. Faktor yang paling berhubungan dari semua variabel independen yang diteliti adalah berat lahir.

Globalization era has make a double burden on nutrition problem. This problems happened in the develeloped and poor country. Double burden on nutrition is a problem with overnutrition has come while the undernutrition still become a problem. Overnutrition arise because a children consume cheap food that contain of high sugar, high fat, high salt and high calory that can cause a degenerative diseases such as cardiovaskuler, diabetes mellitus when they grow up later.
Children period plays an important role for their development and growth, and for that they need the food that contain of nutrition that they need. If it more than they need, it will become a bad impact for the child. For babies, the first food that they consume is breastmilk. Breastmilk has been known as an important nutrition for the baby so that the World Health Organization has recommend to give breastmilk only for the first six months of their early life. Breastmilk has a protective effect for overweight on child. Based on that reason, the writer interested to analyze the association between breastfeeding and other factors with overweight on children ages 6-23 months in Indonesia 2010.
This research is a quantitative research using a secondary data from health research 2010 (Riskesdas 2010). Riskesdas 2010 design is a cross sectional. Data analysis are univariat, bivariat and multivariat. The dependent variable is an overweight status based on Basal Metabolism Index per Age (BMI/Age).
This research has found that overweight proportion is 22,6% while the breastfeeding proportion is 19,9%. Chi-Square test has found that there is no relationship between breastfeeding with overweight while the significant relationship has been found on birth weight, mother occupation and family expenses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29791
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syahminar Rahmani
"Prevalens gizi lebih dan obesitas pada anak di Indonesia masih cukup tinggi. Konsumsi susu formula, terutama tingginya kandungan tinggi protein, berhubungan dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak sehingga kadar protein pada susu formula dianjurkan untuk diturunkan. Belum pernah terdapat penelitian di Indonesia mengenai hubungan konsumsi susu pertumbuhan dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak.
Tujuan: Mengetahui rerata asupan energi, rasio kalori susu pertumbuhan dibandingkan kalori total per hari, protein susu pertumbuhan, dan rasio kalori protein susu pertumbuhan dibandingkan kalori protein total per hari dan hubungannya dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak usia 2-3 tahun. 
Metode: Studi potong lintang dilakukan untuk mengetahui proporsi gizi lebih dan obesitas, dilanjutkan dengan studi kasus kontrol untuk mengetahui hubungan susu pertumbuhan terhadap kejadian gizi lebih dan obesitas dengan matching usia dan jenis kelamin. Penelitian dilakukan di Posyandu Jakarta Pusat dan Timur bulan September hingga Desember 2018. Kelompok kasus merupakan subyek gizi lebih dan obes, sedangkan kelompok kontrol merupakan subyek gizi baik. Subyek menjalani pengukuran antropometri dan penilaian asupan nutrisi menggunakan food record selama 3 hari.
Hasil: Sebanyak 292 subyek dengan kelompok kasus 34 subyek dan kelompok kontrol 68 subyek. Proporsi gizi lebih dan obesitas pada anak usia 2-3 tahun sebesar 12%. Terdapat perbedaan bermakna pada asupan energi susu pertumbuhan [516,1 (0-1546,7) vs 238,5 (0-1090,4) kkal/hari, p<0,001], rasio kalori susu pertumbuhan dengan kalori total per hari [41,1 (0-83,7) vs 20,8 (0-80,7)%, p<0,001], protein [18,9 (0-71,7) vs 8,6 (0-50,7) g/hari, p<0,001], dan rasio kalori protein susu pertumbuhan dengan kalori protein total [46,9 (0-89,5) vs 19 (0-72,3)%, p<0,001] antara kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Konsumsi susu pertumbuhan yang berlebih berhubungan dengan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak usia 2-3 tahun.

Overweight and obesity prevalence in Indonesia is quite high. Recent studies suggest that consumption of infant formula, particularly high protein content, was related to overweight and obesity in children. Therefore, protein content in infant formula was recommended to be lowered. Currently, there is no data on the association between growing-up milk consumption and overweight and obesity in children aged 2-3 years in Indonesia.
Objective: To determine the average intake of growing-up milk energy, ratio of growing-up milk calories to the total calories per day, growing-up milk protein, and ratio of growing-up milk protein calories to the total protein calories per day and their relationship with overweight and obesity children aged 2-3 years.
Methods: Cross-sectional study was conducted to determine the proportion of overweight and obesity, followed by case-control study to determine the relationship between growing-up milk consumption with overweight and obesity. Overweight and obese subjects were considered as the case group, while normal weight subjects were categorized as control group. Study was conducted in Jakarta since September to December 2018. Three days-food record analysis were performed.
Results: A total of 292 subjects with 34 cases and 68 controls. The proportion of overweight and obesity in children aged 2-3 years was 12%. There were significant differences between case and control group in terms of growing-up milk energy intake [516.1 (0 to 1546.7) vs. 238.5 (0 to 1090.4) kcal/day, p<0.001], ratio of growing-up milk calories to total calories per day [41.1 (0 to 83.7) vs 20.8 (0 to 80.7)%, p<0.001], growing-up milk protein [18.9 (0 to 71.7) vs 8.6 (0 to 50.7) g/day, p<0.001], and ratio of growing-up milk protein calories to total protein calories [46.9 (0 to 89.5) vs. 19 (0 to 72.3)%, p<0.001].
Conclusion: Excessive consumption of growing-up milk had significant relationship with overweight and obesity in children aged 2-3 years. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerin Nabila Fitriyah
"Obesitas anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan saat ini. Salah satu kontributor obesitas pada anak saat ini yaitu konsumsi berlebih minuman manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Variabel independen utama penelitian yaitu konsumsi minuman manis dan variabel kovariat yaitu demografi, pola hidup dan konsumsi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pekerjaan ibu. Desain studi penelitian ini yaitu cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Data penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar dengan jumlah sampel sebesar 841 anak usia 10 – 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta pada tahun 2018 yaitu sebesar 13,4%. Hasil penelitian belum dapat membuktikan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas pada anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimalisasi program unit kesehatan sekolah oleh pemerintah serta
dukungan dari anggota keluarga dalam pelaksanaan pola makan gizi seimbang dan aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada anak.

Childhood obesity is a significant public health problem currently. One of the biggest contributors to childhood obesity is excessive sugar-sweetened beverages consumption. The aim of the study was to determine the association between sugar-sweetened beverages consumption and obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta based on Riskesdas 2018 data. The main independent variable was sugar-sweetened beverages consumption and covariate variables were demographics, lifestyle and consumptions pattern, father’s education, mother’s education, father’s occupation and mother’s occupation. This study used cross-sectional design with bivariate and stratification analysis. This study used Basic Health Research data with total sample of 841 children aged 10 – 12 years. The results showed that the prevalence of obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta was 13,4%. The results of the study have not been able to prove a significant relationship between the consumption of sugar-sweetened beverages and obesity in children aged 10-12 years in DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimization of school health program as well as support from family members in implementing a balanced nutritional diet and physical activity can help prevent obesity in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Chairulina Dara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan kejadian
karies pada anak gemuk usia 3-5 tahun. Subjek penelitian adalah anak usia 3-5
tahun sebanyak 34 anak yang terdiri dari 17 anak gemuk dan 17 anak normal.
Disain penelitian adalah deskriptif analitik potong lintang. Pengambilan data
dilakukan dengan pengisian kuesioner. Pemeriksaan klinis untuk memperoleh data
kejadian karies dilakukan dengan kriteria def-t. Hasil penelitian memperlihatkan
adanya hubungan tidak bermakna (p>0,05) antara gaya hidup (pola makan
selingan dan aktivitas fisik) dengan kejadian karies. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan adanya hubungan tidak bermakna antara gaya hidup dan kejadian
karies pada anak gemuk.

Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship between lifestyle and
caries incidence in overweight children age 3-5 years old. The subject of this
study were children age 3-5 years old, as many as 34 children consisting of 17
overweight children and 17 normal weight children. Design of this study was a
cross sectioned experiment. Input data was done with questionare. Clinical
examination with the def-t index was used to measure caries incidence. The result
showed no significant result (p>0,05) between lifestyle (in-between meal and
physical activities) and caries incidence. In conclusion, there is no significant
association between lifestyle and caries incidence in overweight children."
2012
T31181
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Ajeng Pratiwi
"Obesitas pada anak menjadi masalah gizi utama dalam beberapa dekade terakhir dan berkembang pesat di banyak negara, termasuk Indonesia. Pangan olahan khususnya ultra processed food (UPF) sebagai bagian dari klasifikasi NOVA diketahui memiliki ciri-ciri padat energi tinggi, berlemak, bergula dan asin sehingga dapat menyebabkan obesitas. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan UPF dengan indeks massa tubuh menurut umur (BAZ) pada anak usia sekolah 10-12 tahun di Surabaya. Pengumpulan data dilakukan di tiga sekolah negeri dan swasta di Surabaya, Jawa Timur Indonesia selama Maret-April 2020. Responden penelitian ini adalah siswa SD kelas 4 dan 5 sebanyak 136 siswa yang dipilih secara acak. Pengukuran berat badan dan tinggi badan diperoleh untuk menghitung BAZ, sedangkan konsumsi UPF diperoleh dengan food frequency questionnaire (FFQ) dan recall 24 jam. FFQ untuk menilai konsumsi UPF disusun berdasarkan 1x recall 24 jam pada studi utama. Kuesioner terstruktur dan kuesioner aktivitas fisik untuk anak (PAQ-C) digunakan untuk menilai status sosio- demografi, tingkat aktivitas fisik, asupan energi, waktu di depan layar dan morbiditas anak. Uji Spearman digunakan pada analisis bivariat dan regresi linear digunakan untuk analisis multivariat, analisis data menggunakan SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13% responden mengalami kelebihan berat badan dan 24% obesitas; konsumsi UPF menyumbang 14% dari total asupan energi dengan median energi dari UPF 247 kkal/hari. Sebagian besar responden mengonsumsi energi yang tidak cukup dan aktivitas fisik rendah. Tidak ada hubungan signifikan antara konsumsi UPF dan BAZ (r=-0.097, p=0.196). Hanya aktivitas fisik yang berhubungan signifikan dengan BAZ pada analisis multivariat (p=0.014). Jenis UPF Obesogenik dan Non Obesogenik perlu dibedakan untuk mendapatkan korelasi yang jelas antara konsumsi UPF dan BAZ pada anak usia sekolah.

Childhood obesity became the major nutritional problem in the last decades and growing rapidly in many countries, including Indonesia. Processed food especially ultra-processed food (UPF) as part of NOVA classification had known contain obesogenic nutrient which were high energy dense, fatty, sugary and salty may lead to overweight and obesity. This cross-sectional study aimed to assess the correlation between UPF and body mass index for age (BAZ) among school age children 10- 12 years old in Surabaya. Data collection was conducted in three public and private school in Surabaya, East Java Indonesia during March-April 2020. Elementary students in the 4th and 5th grade were enrolled 136 students randomly selected as respondents. Weight and height measurement were obtained for calculating the BAZ, while UPF consumption was obtained by food frequency questionnaire (FFQ) and 24-hours recall. FFQ to assessed UPF consumption was developed based on single 24-hours recall from bigger study. Structured questionnaire and physical activity questionnaire for children (PAQ-C) were used to assessed socio- demographics status, physical activity level (PAL), energy intake, sedentary screen time and child morbidity. Spearman test for bivariate analysis and linear regression for multivariate analysis, all data analyzed used SPSS version 20. The result found 13% of respondents were overweight and 24% obese; UPF consumption contribute 14% of total energy intake with median energy from UPF 247 kcal/day. Most of respondent had inadequate TEI and low PAL. No significant association was found between UPF consumption and BAZ (r=-0.097, p=0.196). Only physical activity that significant in multivariate analysis (p=0.014). It is necessary to distinguish the type of obesogenic and non-obesogenic UPF to get clear correlation between UPF consumption and BAZ among school age children."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anggraini Pradityaningsih
"Berat badan lebih (BB Lebih) saat ini menjadi permasalahan umum di masyarakat yang dapat meningkatkan morbiditas anak ketika dewasa. Diperlukan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kondisi BB lebih ini. Tujuan penelitian ini untuk menurunkan proporsi BB lebih pada anak usia sekolah dasar. Desain yang digunakan adalah studi potong lintang (cross-sectional). Sampel yang digunakan sebanyak 288 siswa yang berasal dari SDN Duren Sawit 08 Pagi, Jakarta Timur. Data diambil dengan melakukan pengukuran antropometri dan pembagian kuesioner kepada sampel penelitian. Dari penelitian, didapatkan hasil sebanyak 25,7% responden mengalami berat badan berlebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gaya hidup, yakni lama menonton televisi, lama waktu tidur, lama bermain games atau komputer, serta kegiatan di luar sekolah tidak berhubungan dengan kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di DKI Jakarta. Sementara ti, faktor akses dari sekolah berhubungan dengan kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di DKI Jakarta (p < 0,05).

Overweight nowadays is a common problem in the community that can increase child morbidity. Thus, identification of the factors that affect this condition is needed. The purpose of this study is to decrease proportion of child`s overweight and obesity. The study design is cross-sectional. The samples were 288 students which taken from SDN Duren Sawit 08 Pagi, Jakarta Timur. Data was obtained by doing anthropometric measurements and distributing questionnaire to the samples. This study found that 25,7% respondence are overweight. This study shows that lifestyle factor, which is tv watching, nighttime sleep duration, playing games or computer, and physical activity is not related to overweight in school-aged children. Otherwise, access to school has significant difference with overweight in school-aged children in DKI Jakarta (p >0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Siti Ratna Mulia
"Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan pegawai di RSUD Karawang padatahun 2015 diketahui prevalensi berat badan lebih yaitu 30 . Tujuan daripenelitian ini untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian beratbadan lebih setelah dikendalikan dengan variabel jenis kelamin, umur, riwayatkeluarga, pendidikan, perilaku konsumsi buah dan sayur, perilaku konsumsimakanan berlemak, kebiasaan sarapan, durasi tidur, pengetahuan dan sikap padaPegawai RSUD Karawang. Penelitian ini dilakukan di RSUD Karawang padabulan Maret 2017. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional.Pengambilan sampel dilakukan dengan sampel random sampling. Pengumpulandata dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner pada 122 responden.
Hasilpenelitian ini menemukan sebanyak 54,9 responden di RSUD Karawang yangmemiliki berat badan lebih IMT >25kg/m2 . Responden yang memiliki beratbadan lebih adalah 34,3 yang melakukan aktivitas fisik secara aktif dan65,7 aktivitas fisiknya kurang aktif. Hasil regresi logistik menunjukkanhubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian berat badan lebihsetelah dikendalikan variabel durasi tidur dan perilaku konsumsi makananberlemak. Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko terjadinya beratbadan lebih, risiko ini meningkat jika durasi tidur kurang dan perilaku konsumsimakanan berlemak yang sering.

Based on the results of medical examination of employees in RSUD Karawang in2015 known overweight prevalence of 30 . The purpose of this research is toknow the relationship of physical activity with the Overweight after controlled bysexes, age, family history, education, consumption behavior, sleeping time,knowledge and attitude on RSUD Karawang employee. This research wasconducted at RSUD Karawang in March 2017. The research used design crosssectional study. Data collection was done through interview with questioner on122 respondents. Sampling was done by random sampling sample.
The results ofthis study found some 54.9 respondents in RSUD Karawang suffers from beratbadan lebih BMI 25kg m2. Respondents suffers from overweight is 34.3 who do physical activity actively and equal to 65,7 physical activity lessactive.The logistic regression results showed significant relationship betweenphysical activity and overweight after controlled variable sleeping time and highconsumption behavior of fatty food. Less physical activity become the risk factorof overweight status. The risk can be increaseddue to lack of sleeping time andhigh consumption behavior of fatty food.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Budi Febriani
"Overweight dan obesitas kini menjadi tantangan dalam dunia kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang terus meningkat secara global Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik anak jenis kelamin, karakteristik orang tua pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga dan riwayat obesitas orang tua, daerah tempat tinggal, aktifitas fisik, kebiasaan makan konsumsi fast food, cemilan/minuman manis, kebiasaan Saracen, sedentary behavior durasi menonton TV/video, durasi bermain games dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Instrumen penelitian menggunakan timbangan digital dan microtoa serta kuesioner untuk ibu dan FFQ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51.8 siswa masuk dalam kategori overweight dan obesitas. Variabel yang berhubungan dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018 adalah aktifitas fisik p=0.001, OR=2.3, konsumsi cemilan/minuman manis p=0.001, OR= 2.2 , Konsumsi fast food p=0.001, OR= 2, riwayat obesitas ayah p=0.012, OR= 1.5 dan riwayat obesitas ibu p=0.034, OR=1.4.
Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar memantau berat badan siswa sedikitnya setiap 6 bulan dan diharapkan orangtua turut serta dalam mengawasi pola makan anak serta membatasi sedentary behavior.

Overweight and obesity has been recognized in public health because of the increasing prevalence globally. This study aims to know the relationship between gender, mother rsquo s education, mother rsquo s employment status, family income, parent rsquo s obesity history. areas of residence, physical activity, eating habits fast food consumption, sweet snacks drinks, breakfast habits , sedentary behavior duration of watching TV video, duration of game play and duration of sleeping with overweight and obesity in schoolchildren in Badung Regency of Bali Province in 2018.
This research was conducted in May 2018 with cross sectional design. The sampling technique was simple random sampling. The research instrument used digital and microtoa scales and questionnaires for mother and FFQ.
The results showed that 51.8 of students fall into the category of overweight and obesity. Variables related to overweight and obesity in school children in Badung Regency Bali Province 2018 are physical activity p 0,001, OR 2,3, snack consumption sweet drink p 0,001, OR 2, 2, fast food consumption p 0.001, OR 2, history of father obesity p 0.012, OR 1.5 and maternal obesity obesity p 0.034, OR 1,4.
Researchers suggest to the school to monitor the weight of students at least every 6 months and is expected parents participate in supervising the child 39s diet and limit the sedentary behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Retno Yunitasari
"Indonesia menghadapi masalah gizi yang cukup serius. Sebagian besar stigma masyarakat di Indonesia akan merasa bangga bila memiliki anak balita yang bertubuh gendut dan masih berpikiran anak gemuk itu lucu dan menggemaskan. Padahal, anak yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas juga cenderung mengalami kelebihan berat badan dan obesitas di usia remaja dan dewasa. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menimnulkan kerugian ekonomi dan penurunan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gizi lebih (overweight/obesitas) pada anak balita usia 24-59 bulan terhadap gizi lebih pada dewasa usia 22-26 tahun. Desain yang digunakan adalah studi longitudinal menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) I tahun 1993 dan IFLS 5 tahun 2014. Sampel yang diapat di follow up dari IFLS 1-IFLS5 sebanyak 608 orang. Analisis statistik yang dilakukan yaitu univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak usia 24-59 bulan di tahun 1993 yang memliki status gizi lebih sebesar 3.30%, sementara saat usia dewasa 22-26 tahun di tahun 2014 yang memiliki status gizi lebih sebesar 23.8%. Overweight/obesitas pada usia 24-59 bulan tidak memengaruhi overweight/ obesitas usia 22-26 tahun (p=0.758 dan OR=1,18).

Indonesia faces a quite serious nutritional problem. Most of the stigma of parents in Indonesia is they will be proud if they have fat toddlers and still think that fat children are cute and adorable. In fact, children who were overweight and obese also tend to be overweight and obese in their adolescence and adulthood. If it is not handled quickly, it can cause economic losses and a decrease in the quality of human resources. The aim of this study was to find out effects of overweight and obesity on toddlers aged 24-59 years against overweight and obesity in adults aged 22-26 years (Based on IFLS Data for 1993 and 2014). The design used was longitudinal study using data from Indonesian Family Life Survey (IFLS) I in 1993 and IFLS 5 in 2014. Samples eligible were as many as 608 people. Data was analyzed by using univariate, bivariate, and multivariate method. This results of this study were only 3.3% of subject was overweight/obese toddler in 1993, while in 2014, adult whose are overweight/ obese were 23.8%. (Overweight / obesity in toddlers at the age of 24-59 years did not affect overweight / obesity in adult aged 22-26 years (p = 0.758 and OR = 1.18)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>