Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Indriyati
"ABSTRAK
Periode postpartum menuntut ibu beradaptasi terhadap perubahan fisik secara dramatis, sehingga dapat memengaruhi psikologis ibu, salah satunya terjadi kecemasan. Kecemasan postpartum yang berkelanjutan berdampak negatif bagi ibu dan bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan postpartum. Desain penelitian berupa eksperimen dengan pendekatan RCT Randomized Controlled Trial pada 60 ibu postpartum di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Kabupaten Grobogan pada bulan Juni 2018. Instrument yang digunakan Postpartum Specific Anxiety Scale PSAS dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi deep breathing dan dzikir efektif menurunkan kecemasan ibu postpartum, ditunjukkan dengan hasil uji statistik MD 95 CI = -12,167 dan p=0,003. Berdasarkan hasil uji statistik pada alpha 0,05 terdapat perbedaan kecemasan ibu postpartum yang siginifikan pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan deep breathing dan dzikir p=0,002 , dan menunjukkan bahwa deep breathing dan dzikir menurunkan kecemasan ibu postpartum sebesar 10,333. Perawat maternitas di klinis maupun komunitas direkomendasikan untuk menerapkan terapi komplementer seperti terapi deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan ibu postpartum.

ABSTRACT
Periode postpartum menuntut ibu beradaptasi terhadap perubahan fisik secara dramatis, sehingga dapat memengaruhi psikologis ibu, salah satunya terjadi kecemasan. Kecemasan postpartum yang berkelanjutan berdampak negatif bagi ibu dan bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan postpartum. Desain penelitian berupa eksperimen dengan pendekatan RCT Randomized Controlled Trial pada 60 ibu postpartum di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Kabupaten Grobogan pada bulan Juni 2018. Instrument yang digunakan Postpartum Specific Anxiety Scale PSAS dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi deep breathing dan dzikir efektif menurunkan kecemasan ibu postpartum, ditunjukkan dengan hasil uji statistik MD 95 CI 12,167 dan p 0,003. Berdasarkan hasil uji statistik pada alpha 0,05 terdapat perbedaan kecemasan ibu postpartum yang siginifikan pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan deep breathing dan dzikir p 0,002 , dan menunjukkan bahwa deep breathing dan dzikir menurunkan kecemasan ibu postpartum sebesar 10,333. Perawat maternitas di klinis maupun komunitas direkomendasikan untuk menerapkan terapi komplementer seperti terapi deep breathing dan dzikir untuk menurunkan kecemasan ibu postpartum."
2018
T50841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius A.L. Berek
"Slow deep breathing (SDB) adalah tindakan nonfarmakologis untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi primer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas SDB terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi primer. Metode penelitian ini menggunakan desain Randomized Clinical Trial dengan pretest dan post test control group. Sampelnya 142 responden, meliputi 33 responden kelompok rendah garam (RG), 37 responden kelompok SDB, 39 responden kombinasi kelompok SDB dan RG; dan 33 responden kelompok kontrol. Sampel diambil dengan cara randomisasi.
Hasil penelitian menunjukan penurunan tekanan darah secara bermakna terutama pada kelompok SDB. Tekanan darah sistolik menurun 28,59 mmHg (P value=0,002) dan tekanan darah diastolik 16,92 mmHg (P value=0,007). Analisis dengan uji Tukey diketahui tekanan darah sistolik yang berbeda secara bermakna yaitu antara SDB dan kelompok kontrol (P value=0,001). Tekanan darah diastolik yang berbeda secara bermakna, yaitu: RG dan SDB-RG (P value=0,046); RG dan kelompok kontrol (P value=0,003); SDB dan SDB-RG (P value=0,038) serta SDB dan kelompok kontrol (P value=0,005). Penelitian ini merekomendasikan penerapan SDB untuk membantu menurunkan prevalensi hipertensi sehingga meminimalkan komplikasi yang mungkin timbul.

Slow deep breathing is a nonpharmacology therapy to reduce blood pressure in patients with primary hypertension. The purpose of this study was to determine the effectiveness of slow deep breathing exercise to reduce blood pressure in patients with primary hypertension in Atambua East Nusa Tenggara. The method of this research was a quantitative research: a randomized clinical trial design with pretest and post test control group. The sample was 142 respondents, which consisted of 33 respondents in the lower salt (RG) group, 37 respondents in the slow deep breathing (SDB) group, 39 respondents in the combination of SDB-RG group; and 33 respondents in the control group. The method of sampling used a randomization.
The results showed that there were differences in the reduction of systolic blood pressure in SDB group for 28.59 mm Hg and diastolic blood pressure for 16.92 mmHg. The result of Anova analysis showed that there was a significant decrease on average of systolic blood pressure (p = 0.002) and diastolic blood pressure (p = 0.007). Further analysis by Tuckey test of systolic blood pressure found that between SDB group and control group were significantly different, however the other groups was not significant. (P = 0.001). After undergoing further Tukey analysis we found that the systolic blood pressure of four groups has significant differences. The SDB and controlling groups have P value=0,001 differences. RG and the controlling groups have P value=0,003 differences. SDB and SDB-RG groups have P value=0,038 differences. And SDB and controlling groups have P value=0,005 differences. This research would like to suggest applied non-pharmacological actions particularly toward SDB groups in order to decrease the prevalence of hypertension. This will minimize consequences caused by this problem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29384
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shopiati Merdika Nugraha
"Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya keluhan depresi pasca melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbandingan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 106 ibu pasca melahirkan di Tasikmalaya yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale.
Hasil penelitian diperoleh presentase ibu remaja lebih banyak mengeluhkan depresi pasca melahirkan, dan hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa. Namun ada perbedaan keluhan postpartum blues antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya (p=0,032; α= 0,05). Penelitian ini direkomendasikan untuk meningkatkan usaha preventif dan promotif dalam meningkatkan kesehatan ibu pasca melahirkan agar meminimalkan risiko depresi pasca melahirkan.

Age is one of factors that affect the occurrence of postpartum depression complaints. The purpose of this study was to identify the difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya. The method of research in this study was descriptive correlative with cross sectional approach, involving 106 postpartum mothers, collected by stratified random sampling technique. This study used the instrument of Edinburgh Postnatal depression Scale.
The results showed that the adolescent mothers had more postpartum depression complaints, and the data analysis showed there were no difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers. But this study showed there was a difference of postpartum blues complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya (p=0,032; α=0,05). This study recommended to improve the preventive and promotive actions to increase the postpartum maternal health in order to minimize the risk of postpartum depression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulfah
"Studi bank dunia (word bank) pada tahun 1995 di beberapa negara menunjukan hari-hari produktif yang hilang disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa. Penyebab terganggunya kesehatan jiwa sangat luas, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa dan masingmasing berinteraksi dengan persoalan hidup yang semakin beragam. Diantara gangguan jiwa yang menyerang manusia diantaranya seperti stress, depresi, schizofernia dan lain sebagainya.
Metode penyembuhan yang terus dikembangkan melalui berbagai pendekatan untuk mengatasi gangguan kesehatan jiwa, seperti melalui pendekatan medis konvensional dengan obat-obatan yang berorientasi pads fisik, pendekatan psikoterapeutik dengan metode yang bersifat verbal, pendekatan medic alternative atau yang dikenal dengan pengobatan lengkap menggunakan metode holistic.
Dalam Islam dikenal perintah untuk melak-akan ritual ibadah seperti zildr, dapat berpengaruh dalam merrgurangi maupun mengatasi gangguan kesehatan jiwa. Metode zildr yang telah dikembangkan oleh komunitas tarekat dengan eksplorasi fisik dan jiwa, dapat menjadi salah satu alternative pilihan bagi masyarakat metropolis yang ingin mencegah ataupun mengatasi gangguan jiwanya akibat dari pola hidup yang mengiringi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh zikir tarekat Qodiriyah dan Naqsabandiyah yang ada di Pejaten Jakarta Selatan, dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data diambil melalui dokumen, pengamatan langsung dan wawancara mendalam pada anggota tarekat tersebut. Untuk mendapatkan gambaran umum tentang pola dan hubungan antar kategori digumakan analisis kasus perkasus dan kemudian dilakukan analisis antar kasus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa zikir Tarekat Qodiriyah dan Naqsabandiyah memberi pengaruh terhadap kesehatan jiwa. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek perubahan yang dirasakan subyek sebelum dan sesudah mengamalkan zikir. Melalui gerakan pemafasan yang berfungsi melancarkan peredaran darah, mengendurkan otot-otot syaraf, memusatkan fikiran pada fitrah tujuan hidup penciptaan manusia (beribadah kepada Allah), maka akan muncul pemikiran bahwa semua yang terjadi adalah kehendak-Nya dan hanya Dia-lah yang Maha Besar, Maha berkendak atas semuanya, dan hanya kepada-Nya tempat memohon dan bergantung, dari penghayatan tersebut seseorang merasa aman dan tentram, keyakinan bahwa semua persoalan hidup baik yang besar maupun yang kecil dapat diatasi dengan mudah.

World Bank study is in 1995 in several countries showed missing productive days were caused by problems of mental health. The cause to the disturbance of mental health is every extensive, a lot of factors which disturb our mind and each interact with the problems of ever diverse living. Mental disturbance that attacks human beings amongst others are stress, depression, schizophrenia and so on.
Healing method which continues to be developed though various approaches to overcome mental health disturbance, such though as through conventional medical approaches by means of medicines which are oriented to physic, psychotherapeutic approach with a verbal method, alternative medical approach or known as complete medication using a holistic method.
In Moslem an order is known to perform a religious ritual such as zikir (repeated chanting to praise the God) which has an effect in reducing as well as overcoming mental health disturbance. Zilch method which has been developed by tarekat community (community who follows the truth) both with physical and mental exploration may become one of selected alternatives for metropolis communities who want to prevent or overcome the mental disturbance due to the life patterns that accompany them.
This research is conducted with the purpose to evaluate the effect of zikir tarekat Qodiriyah and Naqsabandiyah existing in Pejaten South Jakarta, by using a qualitative method. Data is taken through a document, direct observation and in-depth interview with members of the tarekat. In order to get a general picture regarding pattern and relationship among categories an analysis case by case and then an analysis among cases is conducted.
Research result shows that zikir Tarekat Qodiriyah and Naqsabandiyah give an impact to mental health. This may be viewed from the aspects of change felt by a subject before and after practicing zikr. Through breathing movement which functions as smoothing blood circulation, relaxing nerve muscles, concentrating the mind on the original objective of life of human creation (performing religious services to Allah), will emerge a thought that everything that happens is His wish and only in Him the Almighty, with His wish to everything, and only to Him the place for one to ask for favor and to depend on, from the afore-said total comprehension one may feel safe and tranquil, with faith that all life problems either big or small may be able to be easily overcome.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Ningsih Tresia
"Ibu mengalami perubahan suasana hati selama periode postpartum. Perubahan suasana hati seperti sering menangis, sedih, marah, lelah dan sulit tidur disebut postpartum blues. Postpartum blues dapat terjadi pada ibu persalinan pervaginam dan sectio caecaria (SC). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan kejadian postpartum blues pada ibu persalinan pervaginam dan SC. Sampel pada penelitian ini berjumlah 91 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling. Hasil menunjukkan kejadian postpartum blues pada persalinan SC sebesar 88,1% dan pervaginam sebesar 71,9%. Oleh karena itu, petugas kesehatan sebaiknya lebih memperhatikan kondisi ibu postpartum khususnya pada ibu persalinan SC.

Women experience mood swings during the postpartum period. Mood swings such as frequent crying, sadness, anger, fatigue and difficulty sleeping are called postpartum blues. Postpartum blues can occur in vaginal delivery and caecarean section (SC). This research used descriptive design to identify characteristics and the incidence of postpartum blues at vaginal delivery and caecarean section. The participants of this research were 91 postpartum. Sampling technique used in this research was consecutive sampling. The result of this research showed the percentage postpartum blues at caesarean section 88,1% and vaginal delivery 71,9%. Therefore, medical team needs to observe the condition of postpartum, in particular postpartum at caesarean section.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Indriayani
"

Pada periode postpartum, orang tua harus beradaptasi dengan perubahan keseimbangan kondisi fisik dan mental mereka. Kegagalan untuk beradaptasi dapat menyebabkan depresi pada kedua orang tua. Dalam penelitian ini, kami bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian depresi ayah pada periode postpartum dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Jakarta, Indonesia. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 390 ayah dengan pengambilan sampel berturut-turut. Depresi ayah diukur menggunakan EPDS versi Indonesia. Instrumen lain yang digunakan adalah versi Bahasa Indonesia dari Family Coping Questionnaire dan Postpartum Social Support Questionnaire, Dyadic Adjustment Scale dan Postpartum Bonding Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 36,7% ayah berisiko mengalami depresi pada periode postpartum dan faktor yang mempengaruhi kepuasan hubungan dengan pasangannya (rasio odds [OR] = 34,43, interval kepercayaan 95% [CI]: 15,8-74,6) , dukungan sosial (OR = 33.728, 95% CI 15.4-73.8), ikatan ayah dan bayi (OR = 17.816, 95% CI 8., 9-35.4), pendapatan keluarga (OR = 2.415, 95% CI: 1.323-4.411 ), dan status pekerjaan (OR = 0,091, 95% CI: 0,01-0,8) Penelitian ini memberikan wawasan tentang kondisi ayah selama periode postpartum di Indonesia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki faktor-faktor psikososial ayah lainnya selama periode childbearing di Indonesia.


In the postpartum period, parents must adapt to changes in the balance of their physical and mental conditions. Failure to adapt can lead to depression in either parent. In this study, we aimed to identify the incidence of paternal depression in the postpartum period and the influencing factors in Jakarta, Indonesia. This cross-sectional study involved in 390 fathers with consecutive sampling. Paternal depression was measured using the Indonesian version of the Edinburgh Postpartum Depression Scale. Other instruments used were the Indonesian version of the Family Coping Questionnaire and Postpartum Social Support Questionnaire, Dyadic Adjustment Scale, and the Postpartum Bonding Questionnaire. The results revealed that approximately 36.7% of fathers are at risk for depression in the postpartum period and the influencing factors are satisfaction of relations with their partner (odds ratio [OR]=34.43, 95% confidence interval [CI]: 15.8-74.6), social support (OR = 33,728, 95% CI 15.4-73.8), father and baby bonding (OR = 17,816, 95% CI 8.,9-35.4), family income (OR = 2.415, 95% CI: 1.323-4.411), and working status (OR = 0.091, 95% CI: 0.01-0.8)  This study provides insight into the father's condition during the postpartum period in Indonesia. Further research is needed to investigate other psychosocial factors of the father during the childbearing years in Indonesia.

 

"
2019
T53261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Suryani
"Latar Belakang,Tingginya kejadian depresi yang dialami ibu dilaporkan oleh WHO (2018) 15,6% pada masa hamil, 19,8% pada postpartum. Hal ini akan mempengaruhi emosional dan mood ibu dalam berinteraksi dengan bayi dan resiko mencederai dirinya.
Tujuan penelitian, mengembangkan dan mengevaluasi skala maternal blues model Suryani (MBS) periode antepartum, postpartum melalui bonding attachment dalam memprediksi postpartum blues.
Metode penelitian, desain penelitian adalah research and development dengan proses tiga tahap. Tahap pertama mengidentifikasi item pernyataan dengan studi kualitatif terhadap 18 partisipan ibu antepartum dan postpartum. Tahap dua validasi skala MBS terhadap ibu antepartum sebanyak 450 responden, postpartum 501 responden. Tahap tiga penerapan skala MBS pada 60 ibu antepartum dan postpartum. Draft skala MBS diuji validasinya terhadap skala maternity blues Kennerley. Pengumpulan data menggunakan Puskesmas Jakarta Selatan. Analisis data kualitatif dengan konten analisis, analisis faktor, uji korelasi, uji diagnostik dan uji general linear model (GLM).
Hasil penelitian, skala MBS antepartum dihasilkan 24 item pernyataan terdiri dari delapan faktor internal (menggambarkan resiko postpartum blues), 16 faktor eksternal (menggambarkan sumber pendukung). Skala MBS periode postpartum ada 32 item yang terdiri dari 24 faktor internal dan delapan faktor eksternal. Tahap uji coba terhadap ibu antepartum sejak 35 minggu sampai postpartum diperoleh bahwa skala MBS dapat memprediksi resiko postpartum blues (RR faktor internal .85, RR faktor eksternal .25).
Kesimpulan, skala MBS periode antepartum dan postpartum dapat memprediksi kejadian postpartum blues. Skala direkomendasikan untuk digunakan oleh perawat/bidan dalam pengkajian antepartum dan postpartum sehingga resiko postpartum blues dapat dicegah sejak dini.

Background, Increasing the evident of mentally deprivation among women were reported by WHO (2018) that 15.6% happened since pregnancy and 19.8% happened after delivered their baby. This will in turn affect the emotional and mood of women wheninteracting with baby and danger the life of the baby and theirselves.
The purpose of research, development and evaluation of maternal blues scale model of the Suryani (MBS) in the period antepartum, postpartum through bonding attachment in predicting postpartum blues.
Methods, The research design is research and development with a three-stage process. The first stage identified statement items with qualitative studies of 18 antepartum and postpartum maternal participants. The second stage is MBS scale validation that participant by 450 pregnant women and 501 postpartum women. The draft of MBS scale has been tested of its validation toward the excity scale by Kennerley's. Phase three applies the MBS scale for 60 antepartum and postpartum mothers that observed pregnant women from 35 weeks until they delivered their babies. This study conducted at in the South Jakarta community Health Center in 2017Year. Data analysis used thematic content analysis, factor analysis, correlation tests, diagnostic tests and GLM
Results of the study, antepartum MBS scale, produced 24 items statement consists of eight internal factors (describing the risk of postpartum blues) and 16 external factors (describing sources of support). Postpartum MBS scale, produced 32 items statement consists of 24 internal factors and eight external factors.. Both scales produced NFI > .80 and goodness of fit > .5. That showed good validity and reliability. The third phase showed that the scale of MBS can predict the risk of postpartum blues.
Conclusions, MBS antepartum and postpartum scale period can predict the incidence of postpartum blues. Scale is recommended to be use by nurses / midwives in antepartum and postpartum assessment."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2564
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yafeti Nazara
"Latar belakang. Ibu-ibu postpartum sering mengalami depresi, sebagai akibat gangguan adaptasi psikologis pada periode postpartum, sehingga sangat diperlukan tindakan keperawatan dalam mencegah terjadinya depresi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas intervensi psikoedukasi yang diberikan kepada ibu-ibu postpartum terhadap pencegahan terjadinya depresi postpartum dan adanya pengaruh usia, paritas, pekerjaan, pendidikan dan dukungan keluarga terhadap efek intervensi dalam mencegah depresi postpartum. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimentai dengan post test only design. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Gunung Sitoli dan di lima Puskesmas di Kabupaten Nias. Sampel adalah ibu yang melahirkan normal, didampingi suami, ibu dan bayi dalam kondisi sehat tanpa komplikasi sebanyak 85 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Edinburg Postpartum Depression Scale (EPDS) dan intervensi yang diberikan adalah psikoedukasi dengan media booklet.
Hasil kejadian depresi postpartum berhubungan dengan faktor pendidikan dan dukungan keluarga. Intervensi psikoedukasi efektif secara signifikan (p= 0,001), Odds Ratio (OR) : 5,924 (95 % CI : 2,081-16,868) mencegah terjadinya depresi postpartum. Faktor dominan yang berpengaruh pada efektifitas intervensi psikoedukasi adalah dukungan keluarga dengan nilai p x,001, OR : 80 (95 % CI : 6,069 - 1054,570).
Simpulan. Intervensi psikoedukasi efektif secara bermakna mencegah terjadinya depresi postpartum setelah dikontol oleh faktor dukungan keluarga.
Rekomendasi : Psikoedukasi perlu diimplementasikan disemua tatanan pelayayan keperawatan matemitas dengan memberikan booklet sebagai media. Perlu juga dikembangkan program suami siaga dan keluarga siaga dalam memberi dukungan bagi ibu selama periode postpartum.

Background : Postpartum mothers have experienced many postpartum depression frequently, as a result of psychological adaptation disturbances at postpartum period, therefore nursing care for postpartum mothers in preventing depression is needed. This research purposes to prove the effectiveness of psycho-education intervention effect which is given to postpartum mothers in preventing the existence of postpartum depression and effect of age, parity, occupation, education and family support to affect an intervention in preventing a postpartum depression. This research used a quasi experimental with post test only design. Research was implemented at public hospital of Gunung Sitoli and five community health centers in Sub-Province of Nias and used 85 mothers with normal childbirth as samples, they were accompanied by their husband, condition of mothers and their babies were healthy without complication. This research used an Edinburgh Postpartum Depression Scale questionnaire as instrument and psycho-education intervention was given with a booklet as media.
Result: The incident postpartum depression related to education and family support. This research showed that psycho-education intervention was effective significantly (p= 0,001), Odds Ratio (OR): 5,924 (95 % Cl : 2,081-16,868) to preventing a postpartum depression occurrence. The most dominant variable on effectiveness of psycho-education intervention is family support variable with p-value is p = 0,001, OR : 80 (95 % CI : 6,069 - 1054,570).
Conclusion: Psycho-education intervention is very effective for preventing a postpartum depression occurrence after controlled by family support factor.
Recommendation: Psycho-education is important to implement in maternity services and use a booklet as media. It is also important to develop an alert husband and family program in supporting mother during postpartum period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susilowati
"Pelayanan kesehatan reproduksi yang memadai menyangkut aspek fisik, mental dan sosial, tidak terbatas pada kemampuan bereproduksi saja, tetapi juga termasuk keamanan dan keberhasilan reproduksi. Wanita sebagai pelaku reproduksi mempunyai tugas khusus yang berbeda dengan pasangannya, yaitu mengaudung dan melahirkan. Keadaan ini berisiko terhadap kesehatan fisik dan mental. Sampai saat ini aspek kesehatan mental pada ibu dan anak masih sangat sedikit diperhatikan. Salah satu gangguan mental yang mengancam wanita pascapersalinan adalah depresi pascapersalinan. Gangguan ini berdampak negatif pada kehidupan pribadi wanita tersebut maupun perkawinannya serta hubungan dengan anaknya sehingga terjadi gangguan perkembangan emosional dan tingkah laku anak di kemudian hari.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa angka kejadian depresi pascapersalinan berkisar antara 10% - 15% atau 20% - 25% pada penelitian lain. Di Indonesia penelitian tentang hal ini lebih banyak dilakukan di rumah sakit dibandingkan di masyarakat. Pada masyarakat di Kecamatan Bojongloa Kaler kota Bandung yang penduduknya padat dengan jumlah persalinan pada tahun 1999 sebesar 3161 orang, belum diketahui data tentang depresi pascapersalinan. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengetahui kasus depresi yang terjadi pada ibu pascapersalinan 4 minggu - 12 bulan serta beberapa variable yang berhubungan dari faktor psikologik-edukasional, faktor sosiocultural dan faktor obstetrik-ginekologik.
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode potong lintang. Penarikan sampel dilakukan dengan metode klaster 2 tahap. Pengumpulan data terhadap 210 responden dibantu oleh 10 orang kader yang sudah dilatih terlebih dahulu. Analisis data terhadap variabel yang diteliti menggunakan perangkat lunak C-Sampel pada Epi Info 6.04.
Berdasarkan uji univariat dan bivariat diperoleh gambaran tentang karakteristik ibu yaitu sebagian besar responden berusia antara 20 - 30 tahun, berpendidikan rendah, sebagai ibu rumah tangga, menginginkan anaknya, memiliki dukungan sosial yang cukup, status sosial ekonomi rumah tangganya rendah, multipara, saat bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan, dan kondisi bayi saat dilahirkan baik. Angka kejadian depresi pascapersalinan (DPP) di Kecamatan Bojongloa Kaler adalah 15,7% dengan estimasi interval sebesar 9,37 % - 22, 06 % pada tingkat kepercayaan 95 % dan variabel yang berhubungan dengan DPP yaitu usia, status sosial ekonomi rumah tangga, dukungan sosial, keinginan punya anak, jenis persalinan dan persepsi ibu terhadap kondisi bayinya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko depresi pascapersalinan melalui peningkatan pelayanan kesehatan berupa promosi kesehatan tentang usia kehamilan dan persalinan yang aman, pendidikan kesehatan bagi suami dan anggota keluarga lain, pelayanan ANC dan kunjungan rumah pada ibu nifas serta mempeluas informasi tentang DPP. Bagi ibu, perlu pembiasaan diri dalam pemeriksaan kesehatan selama kehamilan dan masa nifas secara teratur dengan memperhatikan juga faktor usia serta berusaha mencari aktivitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga selain kesibukan di rumah-taggga. Bagi suami dan anggota keluarga, perlu mengupayakan dukungan sosial-spiritual yang memadai bagi ibu hamil/nifas. Dan dibuatkannya program promosi, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang memadai terhadap depresi pascapersalinan, oleh penentu kebijakan kesehatan di tingkat pusat maupun daerah.

Postpartum Depression and It?s The Related Factors at Bojongloa Kaler District in Bandung, 2001Reproductive health services included physical, mental and social aspects are not merely reproductive ability, but safety and success of reproduction as well. Woman as a reproductive subject has a special task which differs from her spouse, those are pregnant and child bearing. These conditions have a risk to physical and mental health. The problem of mental health is still ignored up to now. One of Psychiatric disturbances after delivery is postpartum depression (PPD). This disturbance may have a long-term negative impact on her family and her personal life besides she interacts with her infant who might cause her child's emotional development and behavior deviation in the future.
Many researches in overseas reported that incidence of postpartum depression ranges from 10% to 25%. In Indonesian, many postpartum depression studies have been done, but those studies are more based on hospital than community oriented. Bojongloa Kaler district with it?s densely population and the amount of childbirth is 3161 per people in 1999, has not been known with the case of postpartum depression. Therefore the objectives of the study are to know depression prevalence among mothers who were at 4 weeks to 12 months postpartum, and also its factors such as psychological educational, social cultural and obstetric gynecological factors.
This research design is observational study with a cross sectional method. Using a two-stage cluster sampling. Data were collected by ten cadres who were trained before. Data analysis used a software C-Sample on Epi Info 6.04.
The description of respondents are at the mean of age 20 to 30 years old, low educated, being a housewife, wanted to have child, have a good social support, low social economic status, multiparity, most were assisted by health staff when they delivered their babies, and they perceived then new babies were are bad condition. It was shown that among 210 subjects, proportion of postpartum depression in Bojongloa Kaler District was 15.7% (95 % CI was 9.37% to 22.06%. More as, variables related to postpartum depression were age, household sock) economic status, social support, wanted to have child, type of childbirth, and mother perception on her infant condition as well.
Accordingly, the risk to postpartum depression can be prevent and reduced by intervention such as increasing health care through health promotion especially on age of pregnancy and safe childbirth, health education for husband and family, ante natal care services and home visit to postpartum mother due to enhance the information about postpartum depression. Regarding the pregnancy, mother should concern on her age, despite doing regular ante natal and post natal care. They were expected to find a positive activity in addition to their domestic task, particularly which could also increase their welfare. The husband and family were required to give social and spiritual support for pregnant and postpartum mother. Nevertheless, health policy maker at central and regional level need to make interesting promotion, education and services of health programs to postpartum depression."
2001
T8440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kurniawati
"Ikatan antara ibu dan bayi memengaruhi kesejahteraan bayi dan ibu. Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kondisi psikososial dan kepuasan terhadap pelayanan persalinan dengan ikatan ibu dan bayi. Teknik consecutive sampling dilakukan untuk memilih 246 ibu postpartum.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kondisi psikososial ibu tidak berisiko (76.4%), puas terhadap pelayanan persalinan (62.6%) dan ikatan ibu dan bayi baik (73.2%). Terdapat hubungan antara kondisi psikososial dengan ikatan ibu bayi (p=0.000; OR=54.765; 95% CI=22.987-130.475), antara kepuasan terhadap pelayanan persalinan dengan ikatan ibu dan bayi (p=0.000; OR= 6.7; 95% CI=3.594-12.489). Faktor dominan yang memengaruhi ikatan adalah kondisi psikososial (OR= 45.904; 95%CI=15.351-137.272). Ikatan ibu dan bayi dapat ditingkatkan dengan melibatkan aspek psikososial ibu dalam asuhan dan memfasilitasi ibu untuk mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan persalinan.

The mother and baby bonding attachment affect wellness of both. This study aimed to identify the relationship between postnatal psychosocial and the satisfaction of intrapartum care with the mother-baby bonding attachment. This cross sectional study involved 246 postpartum women selecting by consecutive sampling.
The results showed that majority of the psychosocial conditions was not at risk (76.4%), satisfied with the intrapartum care (62.6%) and the mother-baby bonding attachment was good (73.2). There were relationship between psychosocial conditions with the mother-baby bonding attachment (p=0.000; OR=54.765; 95% CI =22.987-130.475), satisfaction of intrapartum care with the mother-baby bonding attachment (p=0.000; OR= 6.7; 95% CI=3.594-12.489) and the dominant factor was psychosocial condition (OR= 45.904; 95% CI=15.351-137.272). This bonding attachment can be enhanced by involving of psychosocial aspects in care and facilitate the mothers to achieve intrapartum satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>