Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Joko Romadhon
"ABSTRAK
Penelitian ini membantu pengelola pusat perbelanjaan untuk pertama kalinya memiliki mekanisme yang ilmiah dalam menentukan harga sewa unit properti retail berdasarkan aspek ketertampakan visibility . Perhitungan nilai ketertampakan unit retail secara akurat merupakan hal yang sangat penting karena ketertampakan merupakan faktor yang mempengaruhi harga sewa unit retail. Belum ada penelitian yang secara akurat menghitung nilai ketertampakan dan pengaruh nilai ketertampakan terhadap harga sewa unit retail. Untuk mencari pengaruh nilai ketertampakan, diperlukan pemahaman mengenai konsep ketertampakan, bagaimana mengukur ketertampakan, dan variabel yang mempengaruhi harga sewa retail. Penelitian menggunakan metode transformasi bertahap dimana hasil dari penelitian pertama akan dikonfirmasi oleh penelitian berikutnya. Penelitian menggunakan metode kualitatif pada penelitian tahap 1 dan metode kuantitatif pada penelitian tahap 2. Hasil regresi menunjukan nilai ketertampakan memiliki kofisien 40.74 terhadap harga sewa unit retail. Nilai ketertampakan dapat berpengaruh hingga Rp. 103.058 dari harga sewa toko dengan nilai ketertampakan tertinggi. Ketertampakan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi harga sewa unit retail bersama luas lantai, jarak menuju pintu utama, apakah toko tersebut dikenai kontrak bulanan, dan apakah toko tersebut berasal dari grup brand tertentu.

ABSTRACT
This research will help developer for the first time to has a scientific mechanism to determine retail rent price from visibility aspect. An accurate retail visibility measurement is very important because visibility is one of a factor that determined retail rent price. Until now, research that accurately measured the effect of visibility to retail rent price hasn rsquo t been existed. In order to find the effect of visibility value, it is crucial to understand what is the concept of visibility, how to measure visibility, and what are the variables determining retail rent price. The research used sequential transformative method. Research was using qualitative method at the first sequence and quantitative research at the final sequence. Qualitative research confirmed findings of literature review. The findings at qualitative research confirmed by quantitative research. Regression result showed that visibility value has 40.74 coefficient. Visibility value could affect up until Rp. 103.058 of rent price. Visibility is one of the affecting factor with leasable area, distance to entrance, whether the store has monthly contract, whether the store sells watch and gold, and whether the store comes from favourable brand. "
2018
T50885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retha Shaumy
"Penelitian ini bertujuan membahas mengenai bagaimana pemerintah DKI Jakarta dalam melakukan formulasi kebijakan kenaikan nilai sewa reklame di DKI Jakarta, implikasi dari adanya kebijakan kenaikan nilai sewa reklame di DKI Jakarta serta upaya-upaya yang yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta untuk tetap mengoptimalkan penerimaan pajak reklame setelah adanya kebijakan kenaikan nilai sewa reklame. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian ini adalah dalam melakukan formulasi kebijakan kenaikan nilai sewa reklame di DKI Jakarta, dilakukan empat tahap yaitu perumusan masalah, penyusunan agenda, pemilihan alternatif kebijakan dan penetapan kebijakan. implikasi dari adanya kenaikan nilai sewa reklame ini adalah realisasi pajak reklame yang menurun. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta untuk tetap mengoptimalkan penerimaan pajak reklame adalah mengeluarkan peraturan mengenai penetapan baru tentang nilai kontrak reklame dan juga mengeluarkan peraturan mengenai pembebasan sebesar 50% atas pajak reklame terhutang.

This study aims to discuss about how the government of Jakarta in conducting policy formulation rise in rents billboard in Jakarta, the implications of their policy to increase the value of the lease billboards in Jakarta as well as the efforts made by the government of Jakarta to keep optimizing the advertisement tax revenues after the policy to increase the value of the lease billboards. The approach taken in this study is a qualitative and depth interviews.
The results of this study is to conduct policy formulation rise in rents billboard in Jakarta, conducted four stages: problem formulation, preparation of agenda, selection of policy alternatives and determining policies. The implications of the increase in rental value of this advertisement is declining realization advertisement tax. Efforts made by the Jakarta administration for optimizing advertisement tax receipt is issued new regulations regarding the determination of the value of advertising contracts and also issue rules regarding exemption of 50% on the billboard tax payable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S58788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Khairunnisa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh nilai ketertampakan 3 dimensional pada pengalaman belanja dan besar kontribusi yang dapat diberikan pada harga sewa antar unit retail di pusat perbelanjaan. Saya merumuskan pertanyaan penelitian berupa
seberapa besar kontribusi nilai ketertampakan 3 dimensional pada pengalaman belanja dalam menentukan harga sewa antar unit retail di pusat perbelanjaan. Ketertampakan merupakan salah satu faktor yang dapat menetukan harga sewa, sehingga penting untuk dilakukan pengukuran agar menghasilkan hasil akhir yang tepat. Penelitian terdahulu dalam mengukur nilai ketertampakan baru dilakukan secara 2 dimensional, padahal ketertampakan dipengaruhi oleh lebar dan tinggi dari objek yang dilihat. Pada penelitian ini, pengukuran nilai ketertampakan dilakukan secara 3 dimensional yaitu mengukur nilai
volume dari area tampak muka toko. Strategi penelitian yang Saya gunakan adalah eksplanatori dengan pendekatan metode kuantitatif uji regresi STATA pada 150 unit toko yang diuji berdasarkan muka toko permanen, tidak bagian dari food court dan tidak bagian dari area pameran. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketertampakan
memiliki peran dalam menciptakan pengalaman belanja sehingga memberikan pengaruh yang positif terhadap harga sewa antar unit retail di pusat perbelanjaan. Rata-rata dari keseluruhan unit toko, nilai ketertampakan memberikan kontribusi sebesar Rp 15,403 (6%) dari harga sewa yang ditawarkan setiap m2. Selain nilai ketertampakan, faktor kelompok brand, level lantai, jangka sewa dan luas unit juga berpengaruh dalam menentukan harga sewa antar unit retail pada penelitian ini.

ABSTRACT
This research aims to explain the effect of 3 dimensional visibility value on shopping experience and the amount of contribution that can be influenced on rental prices between retail units. I formulated a research question in the form of how much contribution the 3-dimensional visibility value has to the shopping experience in determining rental prices between retail units in a shopping center. Visibility is one of the factors that can determine the price of rent, so it is important to take measurements to give an accurate result. Previous research in measuring the visibility value was done in 2 dimensions way, whereas visibility was influenced by the width and height of the object. In this research, the measurement of visibility value is done in 3-dimensional way, namely measuring the volume value of the storefront area. I used an explanatory research design with a quantitative analysis method of the STATA regression test on 150 units of stores based on a permanent storefront, not part of the food court and not part of the exhibition area. The research findings show that visibility has a role in creating a shopping experience that has a positive influence on rental prices between retail units. The visibility value in the existing store units, average gives a contribution amount of Rp 15,403 (6%) of the rental price. Besides the visibility value, in this research factors such as brand group, floor level, rental term and unit area also influence in determining the rental price between retail units."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Din, Rasshied
London: Conran Octopus, 2000
725.21 DIN n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ross, Michael D.H.
London: MacDonald, 1960
658.87 ROS o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syaiful Aliim
"ABSTRAK
Perkembangan industri retail di Indenesia saat ini sangat pesat. Dengan melihat perkembangan tersebut ada peluang yang dapat dimanfaatkan oleh operator maupun vendor hardware. Internet of Thing adalah konsep memanfaatkan objek yang ada dilingkungan sekitar untuk melakukan hal-hal yang bisa memberikan manfaat dengan menggunakan koneksi internet. Kunci utama dari IoT adalah sensor dimana perkembangan teknologi saat ini ukuran sensor semakin kecil dan daya tahan terhadap lingkungan maupun pemakaian energi yang semakin kecil. IoT sendiri memiliki 4 layer yaitu Application, Service Support, Network dan Device dimana masing-masing memiliki peluang tersendiri
Pada tesis ini sebuah model implementasi IoT dikembangkan dengan menggunakan salah satu pendekatan System Engineering yaitu V-Model. Dengan melakukan perhitungan kelayakan ekonomi dari model implementasi IoT tersebut dengan membuat tiga skenario untuk 3G, 4G dan menggunakan fixed line. Hasil yang diperoleh adalah Fixed line dengan nilai NPV : Rp 26.004.323.111 dan IRR : 14%, 3G dengan nilai NPV : Rp 35.514.751.788 dan IRR : 17%, dan 4G dengan nilai NPV : Rp 35.960.553.132 dan IRR : 17% sehingga layak untuk diimplementasikan karena NPV bernilai positif dan IRR > MARR yaitu 6.75 %. Kemudian berdasarkan justifikasi biaya CAPEX disimpulkan bahwa layer IoT application memiliki peluang paling baik untuk dikembangkan oleh pada developer aplikasi lokal di Indonesia. Sementara itu nilai tambah dari implementasi smart retail adalah mengurangi beban kerja karyawan, pengurangan kemungkinan barang hilang dan mempersingkat proses stock opname

ABSTRACT
The Development of retail industry in Indonesia is growing very fast. This development create the chance to telecom operator or hardware vendor to utilize such business opportunity. Internet of Thing is concept that utilize any object around us to do something smart by using internet connection. The main key of IoT is sensor, in which such technology development is becoming smaller, stand with any environment and using less energy. IoT consist of four i.e. layer, application, service support, network and device which has own opportunities
This thesis proposed the implementation model of IoT on retail industry in Indonesia. We develop model by using system engineering approach V-model. By doing a calculation of economic feasibility using three scenarios (3G, 4G and fixed line). There are results that : fixed line scenario value of NPV is Rp. 26.004.323.111 and IRR 14 %, 3G scenario results value of NPV is Rp 35.514.751.788 and IRR 17 %, and 4G scenario results NPV value at Rp. 35.960.553.132 and IRR 17 %. This result proves that model implemenatation of IoT is feasible. Based on CAPEX factor, it is conclude that layer Application has more opportunity for local developer in Indonesia. Meanwhile added value from implementation smart retail may reduce human working load, decreasing lost of goods and shortening stock opname process."
2016
T45817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrah Gani
"ABSTRAK
industri retail modern saat ini sedang berkembang pesat khususnya pada sektor minimarket. 212 Mart sebagai pendatang baru dalam industri retail modern dengan berbasis syariah harus bersaing dengan kompetitornya. Memastikan kualitas layanan, sangat penting bagi 212 Mart untuk memberikan kepuasan pelanggan dan menjaga loyalitas pelanggan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan perlu diidentifikasi secara sistematis atribut kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan memprioritaskan mode kegagalan kritis yang berakibat pada penurunan kualitas layanan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan minimarket 212 Mart berbasis syariah dengan mengusulkan suatu metode pendekatan Retail Service Quality Scale (RSQS) untuk melihat tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan nilai GAP antara ekspektasi dan persepsi, dan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menentukan mode kegagalan kritis pelayanan serta tindakan perbaikan yang tepat. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelanggan 212 Mart belum puas dengan pelayanan yang diberikan 212 Mart. Adanya kegagalan kritis pelayanan 212 Mart pada aktivitas barang masuk yang sering terlambat dan barang dagangan yang tidak stabil, juga pada saat pelanggan memilih barang, tidak ada barang / produk di rak yang dipilih serta strategi harga dan promosi yang kurang.

ABSTRACT
The modern retail industry is currently growing rapidly, especially in the minimarket sector. 212 Mart as a newcomer to the modern retail industry with sharia-based must compete with its competitors. Ensuring service quality, is very important for 212 Mart to provide customer satisfaction and maintain customer loyalty. To improve service quality, it needs to be systematically identified service quality attributes that affect customer satisfaction and prioritize critical failure modes that result in a decrease in service quality. This study aims to improve the quality of sharia-based 212 Mart minimarket services by proposing a Retail Service Quality Scale (RSQS) approach to see the level of customer satisfaction based on the GAP score between expectations and perceptions, and the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method to determine critical service failure and appropriate corrective action. In this study it was found that 212 Mart customers were not satisfied with the services provided by 212 Mart. There is a critical failure of the 212 Mart service on the activity of incoming goods that are often late and unstable merchandise, also when the customer selects the goods, there are no goods / products on the shelf selected and the price and promotion strategies are lacking."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestyana Dyah Kuntari
"Para pengembang kembali bersemangat untuk membangun berbagai proyek properti, seperti perumahan, apartemen, dan pusat perbelanjaan (mal dan pusat perdagangan) sejak tahun 2000 setelah sektor properti di Indonesia sempat terpuruk akibat hempasan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998.
Jumlah pusat perbelanjaan (mal dan pusat perdagangan) yang dibangun para pengembang sejak tahun 2000 hingga saat ini selalu tumbuh. Selain dipicu kegairahan sektor konsumsi yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir, hal ini juga disebabkan masih tingginya kepercayaan para pengembang terhadap prospek bisnis ritel di Indonesia. Bergairahnya bisnis properti tersebut tidak lepas pula dari dukungan pihak perbankan dalam membantu pendanaannya. Meskipun masih belum semudah sebelum masa krisis dalam mengucurkan bantuan, beberapa bank besar telah secara konsisten menyalurkan kreditnya ke sektor properti, terutama dalam bentuk kredit konstruksi dan kredit real estat untuk proyek-proyek yang dinilai prospektif.
Bertumbuhnya jumlah pusat perbelanjaan akibat ekspansi para pengembang ini secara umum akan menguntungkan konsumen karena dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan, konsumen akan dihadapkan pada semakin banyak pilihan tempat berbelanja. Persaingan yang semakin ketat antar pusat perbelanjaan dan juga antar pengecer akan menguntungkan konsumen, karena pusat-pusat belanja tersebut akan berusaha semakin keras untuk menarik konsumen dengan memberikan pelayanan yang lebih baik. Namun sebaliknya, dari sudut pandang pengembang, timbul kekuawatiran mengenai kemungkinan terjadinya kelebihan pasokan pusat perbelanjaan (terutama pusat perdagangan).
Pesatnya pertumbuhan pembangunan pusat perbelanjaan tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga meluas ke wilayah-wilayah di sekitar Jakarta, terutama kawasan-kawasan permukiman yang merupakan kawasan yang berkembang seiring dengan perkembangan Jakarta. Depok, sebagai salah satu kawasan permukiman di selatan Jakarta dipandang sebagai ladang potensial pusat perbelanjaan. Berbagai pengembang mencurahkan sumber dayanya untuk membangun berbagai pusat perbelanjaan modem di Depok.
Grup ABC, salah satu pengembang properti yang telah memiliki sejarah keberhasilan dalam mengembangkan kompleks perumahan, mengembangkan sebuah kompleks hunian di daerah Sawangan, Depok yang berjarak kurang lebih 5 km dari Margonda Raya. Seperti halnya dengan kompleks hunian lain yang dikembangkannya, Grup ABC berencana untuk melengkapi kompleks hunian tersebut dengan berbagai fasilitas yang dianggap penting bagi penghuni. Salah satunya adalah fasilitas pusat belanja. Selain melengkapi kompleks perumahan yang dikembangkannya sehingga meningkatkan nilai kompleks tersebut, Grup ABC memandang bahwa lokasi yang cukup jauh dari pusat keramaian Depok masih memberikan peluang berkembangnya sebuah sebuah pusat belanja sehingga mereka mempertimbangkan untuk membangun trade center XYZ.
Untuk mengambil keputusan apakah harus membangun proyek pusat perdagangan tersebut atau tidak, Grup ABC harus menganalisa kelayakan proyek, terutama dari segi finansial, untuk mengetahui apakah proyek tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, dan lebih jauh lagi apakah proyek yang direncanakan sejalan dengan strategi dan operasi perusahaan.
Penilaian kelayakan finansial investasi proyek XYZ dilakukan dengan capital budgeting. Seluruh informasi mengenai lingkungan bisnis perusahaan menjadi dasar pengambilan berbagai asumsi yang diperlukan dalam analisis. Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis capital budgeting adalah menentukan relevant cash flow, yaitu serangkaian arus kas tertentu yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan untuk pertimbangan pengambilan keputusan. Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merima atau menolak proyek tersebut, digunakan teknik discounted cash flow dengan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI), serta dengan dilengkapi dengan metode discounted payback period.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, proyek pembangunan trade center XYZ layak untuk dikerjakan oleh Grup ABC karena dari analisis tersebut diperoleh Net Present Value positif yang berarti bahwa proyek akan mampu meningkatkan nilai perusahaan, selain juga proyek mampu memberikan tingkat pengembalian investasi yang lebih besar dari biaya modal, serta pengembalian yang lebih pendek daripada umur produktif proyek.

Companies in property industry have started to develop aggressively various kinds of property products such as housing residents, apartments, office buildings, and shopping centers in 2000, after the fall of the industry all together with the economic crisis happened in 1997-1998.
The number of shopping centers developed has been increasing since the year of 2000. The trend is supported by the consumptions sector which has been the motor of economic development in last five years that is seen as a promising retail business future by developers_ Finance institutions also have an important role in financing the projects. Even though banks are still consistent in tight credit policy, several big banks have been continuously financing property industry through construction credit and real estate credit for prospective projects.
The increasing number of shopping centers will give benefit for the customers since they will have more choices. The more intense competition between shopping centers and between retailers requires the players to provide better services to attract customer. On the other side, the increasing number of shopping centers raises a concern of over supply.
The rapid growth of shopping centers development does not only happen in Jakarta but also in areas surrounding, i.e. the residential areas which develop simultaneously with the development of Jakarta. Depok, a residential area south to Jakarta is viewed as a potential location to develop shopping centers. Many property companies have started to invest their resources to build modem shopping centers in the area.
ABC Groups, a property company whose success history in developing housing residents, develop a housing complex in Sawangan, a 5 kilometers away from Margonda Raya, Depok The company planned to complete its housing complex with prominent facilities including a shopping center. They planned to develop XYZ trade center. More than just for completing the housing complex that will increase its value, ABC Group saw an opportunity to develop a shopping center for the location is far enough from other shopping centers.
Before deciding whether to go on with the project or not, ABC Group should analyze its feasibility, especially in financial term to determine whether the project will increase the firm's value and align with the company 's strategic and operation.
Feasibility analysis of investment on XYZ trade center is done by applying capital budgeting theories based on assumptions developed from all information about its business environment. First step in capital budgeting is to define relevant cash flow which is a series of cash flow which should be taken into account in decision making. The discounted cash flow method for Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Profitability Index (PI methods) completed with the discounted payback period method, are used as the basis to make a decision whether ABC Group should accept or reject the project.
From the analysis, XYZ trade center is feasible to be developed by ABC Group for the analysis resulted in positive Net Present Value. Positive Net Present Value means that the project will increase value of the firm. The conclusion is supported by the higher Internal Rate of Return of the project than its cost of capital, and the project's payback period is shorter than its economic life.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Werdiningsih
"Salah satu strategi pemasaran dalam usaha retail adalah memperluas jaringan layanannya yaitu dengan membuka layanan di beberapa wilayah yang dianggap potensial. Dengan sistem Depot-Outlet, maka retail dapat melakukan penyebaran jaringan layanan dengan lebih luas, efisien dan terintegrasi.
Dalam retail, biaya stok dan distribusi adalah komponen utama dalam menentukan harga jual, Dengan kuantiti stok dan jaringan distribusi yang optimal diharapkan dapat menekan biaya stok dan distribusi.
Pengiriman secara periodik adalah pengiriman stok dari depot ke outlet dalam waktu dan kuantiti replenishment tertentu dengan frekuensi yang telah ditetapkan. Besarnya kuantiti harus sesuai dengan demand yang ada, baik itu berdasarkan order tertinggi ataupun kapasitas maksimal.
Jaringan distribusi yang optimal adalah jaringan distribusi yang mempertimbangkan jumlah biaya, jumlah armada yang diperlukan dan utiliti armada yang dapat menekan biaya distribusi stok depot-outlet. Strategi jaringan distribusi juga bisa dilakukan dengan zonifikasi outlet berdasarkan wilayah jaringan jalan dan pengurutan rute (route sequencing) untuk meminimalkan armada.
Dengan kombinasi kuantiti yang ditetapkan dan ROUTER sebagai alat bantu untuk mendapatkan jaringan jalan yang optimal, didapatkan bahwa untuk replenishment ke order tertinggi, skenario optimal adalah skenario dengan frekuensi ABA sequence, yaitu kombinasi frekuensi pengiriman 3x, 4x dan 5x dari total kuantiti 378.8 m3 dengan pengurutan rute dengan waktu replenishment selama 5 hari. Total biaya distribusi sebesar Rp 26.849.103,- dengan biaya per unit adalah Rp 70.898 1 m3. Frekuensi armada yang diperlukan per harinya adalah 4 unit untuk hari 1-3 dan 2 unit untuk hari 4 dan 5.
Sedangkan untuk replenishment ke kapasitas maksimal skenario dengan frekuensi BC sequence, yaitu kombinasi frekuensi pengiriman 4x dan 5x dan kuantiti sebesar 416.7 m3 dengan pengurutan rute merupakan skenario paling optimal dengan waktu replenishment selama 5 hari. Total biaya sebesar Rp 30.540.955,- dengan biaya per unit adalah Rp 74.499 m3. Frekuensi armada yang diperlukan per harinya adalah 3 unit untuk hari 1-4 dan 2 unit untuk hari 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T11487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadi Yuliasmono
"ABSTRAK
Globalisasi yang mengusung tema besar liberalisasi ekonomi dan mekanisme pasar
besar telah menyatukan dan mempercepat kegiatan perekonomian di seluruh dunia
dengan mengurangi berbagai biaya dan tarif yang menjadi barrier bagi perdagangan
internasional. Seiring dengan itu, modal dan investasi asing termasuk dari sektor
bisnis ritel, bergerak cepat mencari tempat yang dianggap dapat mendatangkan
keuntungan semaksimal mungkin, dan salah satu tempat itu adalah negara Indonesia,
negara yang pada akhirnya harus membuka diri dan menerima kehadiran peritel asing
dengan sjumlah kebijakan dan regulasi yang membawa implikasi atau dampak postif
maupun negatifnya, terutama yang menyangkut erksistensi pasar tradisional, sektor
UMKM, dan sektor tenaga kerja.

Abstract
The theme of globalization and economic liberalization of the market mechanism has
to unite and accelerate economic activity around the world by reducing the various
costs and tariffs become barriers to international trade. Along with that, capital and
foreign investment, including from the retail business sector, to move quickly to find
a place that is considered to be profitable as possible, and one where it is the state of
Indonesia, a country which in turn should open up and accept the presence of foreign
retailers with a number of policy and regulatory implications as well as negative or
positive impact, particularly with respect to the existence of traditional markets,
SME sector, and labor sectors."
2012
T30501
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>