Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mustika Bayu Martanti
"ABSTRAK
Pertumbuhan kota dan meningkatnya jumlah penduduk harus diimbangi dengan penyediaan fasilitas umum yang mencukupi, begitupun dengan fasilitas kesehatan. Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan kewajiban Pemerintah, termasuk Pemerintah Daerah. Pemprov DKI Jakarta sejak tahun 2016 telah membuka RSUD Kecamatan yang merupakan rumah sakit kelas D sebagai lsquo;jembatan rsquo; antara jenjang fasilitas pelayanan primer Puskesmas dengan Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kota agar dapat merespon peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap akses layanan kesehatan sekunder yang lebih merata. Selain menambah jumlah fasilitas kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta, berdirinya RSUD Kecamatan membawa perubahan dalam aksesibilitas dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aksesibilitas geografis dan utilisasi RSUD Kecamatan di Jakarta Timur serta menjelaskan keterkaitan antara aksesibilitas dengan utilisasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan dibantu instrumen SIG, dengan menggunakan data sekunder dari masing-masing RSUD. Dari penelitian ini diketahui bahwa hadirnya 3 RSUD Kecamatan di Jakarta Timur secara geografis telah dapat telah dapat menjangkau hampir seluruh wilayah di Jakarta Timur, kecuali sedikit wilayah pada bagian sisi sebelah timur laut kota Jakarta Timur. Hal ini menunjukkan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah berhasil memeratakan akses geografis penduduk Jakarta Timur untuk menuju fasilitas pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
The city growth and the increased number of population should be balanced with sufficient public facility, as well as health facility. The provision of health facility is an obligation of the government, including regional government. Since 2016, the provincial government of the Special Capital Region of Jakarta has opened District General Hospital, which is a class D hospital, as a lsquo bridge rsquo between primary service facility Public Health or Puskesmas and City General Hospital in order to respond the increase of the community rsquo s need of secondary healthcare service more equally. In addition to increase the number of health facilities owned by the provincial government of the Special Capital Region of Jakarta, the establishment of District General Hospital brings change in the accessibility and utilization of health service facility in Jakarta. The aim of this research is to find out geographical accessibility and utilization of District General Hospital in East Jakarta, as well as to explain the relationship between the accessibility and utilization. This research uses analytical descriptive method, helped by GIS software, using secondary data of each hospital. Based on the research, it can be seen that the establishment of 3 District General Hospitals in East Jakarta geographically has been able to reach almost all areas in East Jakarta, except for a few areas on the northeast side of East Jakarta. It indicates that the provincial government of the Special Capital Region of Jakarta has successfully eased the geographical access of the East Jakarta residents to the health service facility. "
2018
T51515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Farisya Rahmani
"Kesehatan adalah aspek paling penting dalam kehidupan setiap manusia. Mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan adalah hak dasar yang harus dipenuhi bagi setiap warga negara. Salah satu bentuk upaya untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh, adil, dan merata adalah melakukan perbaikan dan peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Terletak di wilayah ibukota negara, Kota Jakarta Timur memiliki 10 puskesmas kecamatan yang melayani masing-masing wilayah kecamatan. Dengan jumlah puskesmas tersebut, Kota Jakarta Timur dianggap mampu menjangkau kebutuhan pelayanan kesehatan dengan menyediakan tenaga kesehatan yang dapat melayani seluruh penduduknya. Akan tetapi, tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan primer bisa menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pola spasial aksesibilitas puskesmas kecamatan dan karakteristik wilayah layanan puskesmas kecamatan di Kota Jakarta Timur. Untuk mendapatkan nilai aksesibilitas digunakan metode pendekatan enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA). Dari hasil analisis metode E2SFCA, wilayah kelurahan dengan nilai indeks aksesibilitas tertinggi adalah Kelurahan Rawa Bunga dan Kelurahan Balimester. Hasil tersebut menunjukkan pola spasial indeks aksesibilitas puskesmas kecamatan bervariasi pada wilayah kelurahan dengan tingkat aksesibilitas sangat tinggi hingga tingkat aksesibilitas sangat rendah, variasi pola dipengaruhi oleh jarak dan ketersediaan jaringan jalan. Sementara itu, masing-masing wilayah layanan puskesmas kecamatan memiliki karakteristik yang sangat beragam. Pada aspek kepadatan penduduk semua wilayah layanan didominasi oleh kepadatan sedang, aspek kerapatan jalan didominasi kerapatan rendah, sementara frekuensi tenaga kesehata berada di kelas sedang hingga tinggi.

Health is the most important aspect of the life of every human being. Getting a healthy living environment and obtaining health services are fundamental rights that must be fulfilled for every citizen. One form of effort to organize comprehensive, fair, and equitable health development is to improve and increase the number of health service facilities such as health centers. Located in the national capital area, East Jakarta City has 10 sub-district health centers serving each sub-district area. With this number of public health centers, East Jakarta City is considered capable of meeting the needs of health services by providing health workers who can serve the entire population. However, the uneven distribution of health workers in primary care facilities can become an obstacle for the community to have easy access to health services. Therefore, the purpose of this study was to identify the spatial pattern of accessibility of sub-district health centers and the characteristics of the sub-district health center service areas in East Jakarta City. To get the accessibility value, the enhanced two-step floating catchment area (E2SFCA) approach is used. From the results of the analysis of the E2SFCA method, the urban village areas with the highest accessibility index values are Rawa Bunga and Balimester. These results show that the spatial pattern of the accessibility index of subdistrict health centers varies in kelurahan areas with a very high level of accessibility to a very low level of accessibility, the variation in pattern is influenced by the distance and availability of the road network. Meanwhile, each sub-district health center service area has very diverse characteristics. In the aspect of population density, all service areas are dominated by medium density, the aspect of road density is dominated by low density, while the frequency of health workers is in the medium to high class."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Ignatia Fergaus Enggarsetia
"Tujuan: Didapatkannya informasi mengenai hubungan oral health literacy ibu dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan kuesioner HeLD dan kuesioner utilisasi pelayana kesehatan gigi dan mulut anak.
Hasil: Nilai reliabilitas internal kuesioner HeLD adalah sebesar 0.90 Croncbach's alpha. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara utilisasi pada kelompok dengan oral health literacy rendah dengan kelompok dengan oral health literacy tinggi.

Goal: The goal of this thesis is to get information about the relationship of mother's oral health literacy with the utilization of children rsquo s teeth and mouth treatment.
Methods: This Thesis uses cross sectional method that is utilized with HeLD Questionnaire and another questionnaire regarding the utilization of children rsquo s teeth and mouth health treatment.
Result: Internal reliability of the HeLD questionnaire reaches 0.90 Cronbach's alpha . There is significant difference between utilization of the group with low oral health literacy and the group with high oral health literacy p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Jessica Gedalya
"Prevalensi Karies Gigi pada anak di DKI Jakarta sebesar 81,2% merupakan penyakit gigi dan mulut nomor satu pada anak, sehingga diperlukan informasi mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.
Tujuan: Mengetahui hubungan berbagai faktor- faktor terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.
Metode: Desain cross-sectional dengan pengambilan sampel secara convenience sampling. Pengambilan data diambil melalui pengisian kuesioner oleh 250 responden Ibu , dan dilakukan pemeriksaan gigi pada 250 responden anak menggunakan alat standard untuk melakukan pengukuran kepenyakitan karies gigi menggunakan indeks deft. Hubungan antara utilisasi dengan faktor-faktor usia anak, pendidikan Ibu, jarak, sosial ekonomi, pengetahuan, dan sikap dianalisis dengan uji korelasi eta. Sedangkan hubungan antara utilisasi dengan pekerjaan Ibu, jaminan pemeliharaan kesehatan, perceived need , dan normative need dianalisis dengan uji koefisien kontingensi.
Hasil: Terdapat hubungan bermakna antara utilisasi dengan faktor-faktor pekerjaan ibu (p) = 0,025, faktor jarak (r) = 0,287, faktor jaminan pemeliharaan kesehatan (p) = 0,000, dan faktor sosial ekonomi (r) = 0,241.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor-faktor pekerjaan Ibu, jarak, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak. Tidak terdapat hubungan atara faktor-faktor usia anak, pendidikan Ibu, perceived need, normative need, pengetahuan, dan sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.

Caries Prevalence of Children in DKI Jakarta, of 81.2%, become the number one dental and mouth disease in children, for that information about factors that contribute to dental and oral health services utilization of children is needed.
Objective: Knowing the relationship between various factors to the utilization of children dental and oral health services.
Methods: Cross sectional design with convenient sampling. Data retrieval by filling out questionnaires to 250 mother respondent, and performing dental examination to 250 child respondent, using standard dental appliance, to measure level of caries using deft index. Relationship between the utilization with child age, mother education level, distance, social economic, knowledge, and behavior factors are analyzed by using eta correlation test. While relationship between the utilization with maternal job, health care insurance, perceived need and normative need are analyzed with contingency coefficient test.
Results: There is significant relationship between the utilization with maternal job factor (p) = 0,025, distance factor (r) = 0,287, health care insurance (p) = 0,000, and social economic factor (r) = 0,241.
Conclusion: There is a relationship between maternal job, distance, health care insurance, and income level with the utilization of children dental and oral health services. There is no relationship between child age, mother education level, perceived need, normative need, knowledge, and behavior with the utilization of children dental and oral health services.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Agung Nur`Alim
"Penelitian ini menganalisis utilisasi fasilitas kesehatan tingkat pertama pelayanan kesehatan mental di Indonesia. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan data sampel BPJS tahun 2015-2022 yang berisi data kunjungan tahun 2022. Penelitian ini menggunakan Chi-square. Dalam penelitian ini dapat diobservasi bahwa utilisasi pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh peserta JKN pada tahun 2015-2022 sebesar 331.008.686 kunjungan dengan total kunjungan ke pelayanan kesehatan mental di FKTP sebesar 1.158.843 kunjungan. Proporsi utilisasi pelayanan kesehatan mental di FKTP di Indonesia lebih besar pada jenjang umur dewasa dengan besar 994.553 kunjungan, jenis kelamin laki-laki sebesar 639.442 kunjungan, status belum kawin sebesar 632.421, tinggal di Provinsi Jawa Tengah sebesar 234.583 kunjungan, berkunjung ke puskesmas sebesar 935.204 kunjungan, dan segmen peserta PBI APBN sebesar 470.619 kunjungan. Oleh karena itu, memastikan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan mental di FKTP beserta tenaga ahli kesehatan mental yang terlatih dan sesuai standar harus ditingkatkan, terlebih daerah dengan kunjungan tertinggi.

This study analyses the utilisation of first-level health facilities for mental health services in Indonesia. The study used a cross-sectional design using BPJS sample data for 2015-2022 which contained visit data for 2022. This study used Chi-square. It was observed that the utilisation of primary healthcare services by JKN participants in 2015-2022 was 331,008,686 visits with a total of 1,158,843 visits to mental health services at primary healthcare facilities. The proportion of mental health service utilisation at primary healthcare facilities in Indonesia is greater in the adult age group with 994,553 visits, male gender with 639,442 visits, unmarried status with 632,421 visits, living in Central Java Province with 234,583 visits, visiting puskesmas with 935,204 visits, and the PBI APBN participant segment with 470,619 visits. Therefore, ensuring the availability of mental health service facilities at FKTP along with trained and standardised mental health experts must be improved, especially in areas with the highest visits."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ayu Puspitasari
"ABSTRAK
Tingkat kematian ibu yang tinggi seringkali dikaitkan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal yang tidak memadai. Pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal di Indonesia menunjukkan variasi antarprovinsi yang diduga dipengaruhi oleh faktor kontekstual yang melekat pada tiap provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan faktor kontekstual regional dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal oleh wanita. Metode regresi logistik multilevel digunakan untuk menguji hipotesis bahwa faktor ketersediaan infrastruktur kesehatan dan faktor aksesibililitas berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik daerah tempat dimana wanita tinggal berpengaruh nyata dalam memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal yang dilakukannya. Faktor rata-rata jarak untuk mencapai rumah sakit terdekat merupakan satu-satunya faktor kontekstual yang secara signifikan berhubungan dengan ketiga dimensi pelayanan kesehatan maternal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin jauh jarak yang harus ditempuh untuk mencapai rumah sakit terdekat, maka kecenderungan wanita untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan maternal di daerah tersebut pun akan semakin berkurang. Oleh karena itu, untuk mengurangi kesenjangan antardaerah dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal, intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperpendek jarak menuju fasilitas pelayanan kesehatan disertai dengan perbaikan jalan dan peningkatan sistem transportasi sehingga akses menuju fasilitas kesehatan menjadi lebih mudah dan biaya transportasi yang harus dikeluarkan menjadi lebih murah.

ABSTRACT
High maternal mortality rates are often associated with inadequate maternal health service utilization. The utilization of maternal health services in Indonesia shows variations between provinces which is allegedly influenced by contextual factors inherent in each province. This study aims to investigate the relationship between contextual factors and maternal health service utilization. Multilevel logistic regression method was used to test the hypothesis that availability of health infrastructure and accessibility factors were associated with maternal health service utilization. The results of this study indicate that the characteristics of the area where women live have significant effect on maternal health service utilization. The average distance to reach the nearest hospital is the only contextual factor that is significantly associated with the three dimensions of maternal health services. The results of this study indicate that the farther the distance to reach the nearest hospital, the propensity to utilize maternal health services will decrease. Therefore, to reduce disparities between regions in maternal health service utilization, interventions that can be carried out are by shortening the distance to health facilities accompanied by road improvements and improving the transportation system so that access to health facilities becomes easier and transportation costs that must be incurred become cheaper."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghata Fisca Fatya Prasasti
"Penelitian ini membahas terkait analisis utilisasi dan biaya pelayanan kesehatan pasien diabetes mellitus (DM) pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi  DKI Jakarta berdasarkan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan total sampling dari sampel seluruh data peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi DKI Jakarta dengan diagnosis penyakit diabetes mellitus (DM). Data sampel menunjukkan bahwa dari populasi 46.348 peserta, 3.598 di antaranya mengidap diabetes mellitus (DM). Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan diabetes mellitus (DM) di Provinsi DKI Jakarta mengakses layanan rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) sebanyak 8,36 kali per tahun dan rawat inap tingkat lanjut (RITL) sebanyak 4,07 kali per tahun. Total biaya pelayanan kesehatan untuk peserta diabetes mellitus (DM) di RITL 86,67% dan di RJTL 13,33%. Karakteristik peserta yang paling banyak mengakses layanan kesehatan adalah lansia, perempuan, pilihan FKTP di Puskesmas, peserta segmen PBPU dan PBI APBD, serta hak rawat kelas III. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan diabetes mellitus (DM) di Provinsi DKI Jakarta memiliki tingkat utilisasi layanan kesehatan yang cukup tinggi, terutama untuk RJTL. Biaya pelayanan kesehatan untuk pasien diabetes mellitus (DM) di RITL tinggi, yang menunjukkan bahwa penyakit diabetes mellitus (DM) memberikan beban biaya yang signifikan bagi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

This study discusses the analysis of utilization and costs of health service for diabetes mellitus (DM) patients among National Health Insurance (JKN) participants in DKI Jakarta Province based on the 2023 BPJS Health Sample Data. This research is a quantitative study with data collection method through a cross-sectional design. This research’s sampling technique uses total sampling from a sample of all National Health Insurance (JKN) participants data in DKI Jakarta Province with a diagnosis of diabetes mellitus (DM). Sample data shows that out of a population of 46,348 participants, 3,598 have diabetes mellitus (DM). The research results show that on average, participants of the National Health Insurance (JKN) with diabetes mellitus (DM) in DKI Jakarta Province access outpatient advanced care (RJTL) 8.36 times per year and inpatient advanced care (RITL) 4.07 times per year. The total healthcare service costs for diabetes mellitus (DM) participants are 86.67% in RITL and 13.33% in RJTL. Characteristics of participants who access healthcare services the most include the elderly, females, choosing FKTP in Community Health Centers (Puskesmas), participants in the PBPU and PBI APBD segments, and entitled to class III care. The research concludes that National Health Insurance (JKN) participants with diabetes mellitus (DM) in DKI Jakarta Province have a relatively high healthcare service utilization rate, especially for RJTL. Healthcare service costs for diabetes mellitus (DM) patients in RITL are high, indicating that diabetes mellitus (DM) imposes a significant cost burden on the National Health Insurance (JKN) program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Nur Fajri
"Pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk berskala ekonomi rakyat dan menjadi indikator stabilitas pangan. Kecamatan Cakung merupakan kecamatan terluas (22%) dengan jumlah penduduk terbanyak (17,5%) di Jakarta Timur, namun hanya memiliki 3 pasar dari 33 pasar tradisional di Jakarta Timur yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Dengan menggunakan metode analisis spasial yaitu analisis komparasi keruangan, dan metode analisis kuantitatif deskriptif serta metode crosstab, dilakukan penelitian dengan tujuan melihat secara spasial, wilayah mana saja yang menjadi jangkauan pelayanan pasar tradisional dan bagaimana hubungannya dengan karakteristik lokasi dan karakteristik konsumen. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Pasar Cakung merupakan pasar tradisional dengan jangkauan pelayanan lokal. Dengan karakteristik lokasi cukup lengkap dan strategis, dan karakteristik konsumen wiraswasta yang sering membeli barang kebutuhan pribadi biaya rendah dan mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah. Kemudian Pasar Ujung Menteng, memiliki jangkauan pelayanan kota. Dengan karakteristik lokasi lengkap dan sangat strategis, dan karakteristik konsumen wiraswasta yang sering membeli barang yang dijual kembali biaya sedang dan mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah. Sedangkan Pasar Klender SS, memiliki jangkauan pelayanan kota. Dengan karakteristik lokasi sangat lengkap dan strategis, dan karakteristik konsumen yaitu wiraswasta yang sering membeli barang kebutuhan pribadi biaya rendah dan cukup mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah.

Traditional markets are the main place for selling people's economic products and become food indicators. Cakung sub-district is the largest sub-district (22%) with the largest population (17.5%) in East Jakarta, but only has 3 markets out of 33 traditional markets in East Jakarta managed by PD Pasar Jaya Market. By using the method of spatial analysis and quantitative descriptive analysis methods, research was conducted on the range of traditional market services based on the location characteristics and consumers characteristics. The results of the research show that Cakung Market is a traditional market with local service coverage. With the characteristics of complete enough and strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy personal necessities at low costs and are easy to reach market with low transportation costs. Then Pasar Ujung Menteng, has a city service coverage. With the characteristics of complete and very strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy goods that are resold at moderate costs and are easy to reach market with low transportation costs. Meanwhile, Pasar Klender SS has a city service coverage. With the characteristics of a very complete and strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy personal necessities at low costs and are quite easy to reach market with low transportation costs. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Maulani Fadrianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan sumber daya danmanajemen proses organisasi pemerintahan dalam melaksanakan ketercapaiankesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Jatinegara dan KecamatanMatraman. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode cross sectionalmenggunakan kuesioner dan didukung wawancara mendalam untuk konfirmasihasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ketersediaan sumberdaya dan manajemen proses dalam organisasi pemerintahan telah baik, namundemikian pencapaian SPM dan PHBS di kedua wilayah tersebut masih belummencapai target nasional. Disarankan kepada Pemerintah Kota AdministrasiJakarta Timur agar melakukan penguatan manajemen organisasi agar semakinmampu meningkatkan kesehatan masyarakat dan membangun kerja sama lintassektor serta upaya pemberdayaan masyarakat harus diintegrasikan ke dalamtatanan pengorganisasian masyarakat di tingkat Kelurahan dengan melengkapikompetensi pegawai.

This research aimed to evaluating availability of resources and managementprocesses of government organizations in implementing the achievement of publichealth in Jatinegara District and Matraman. The research using cross sectionalmethod with questionnaire and supported by in depth interview to confirm theresult. The results show that in general the availability of resources and processmanagement in government organizations have already been higher, however theachievement of SPM and PHBS in both areas still has not reached the nationaltarget. It is suggested to East Jakarta Municipal Administration to strengthenorganizational management in order to increase public health and build crosssectoralcooperation and the effort of community empowerment should beintegrated with overall community organization at village level by completingemployee competency."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Althaf F. Wibowo
"Skripsi ini membahas tentang pengukuran kesiapan sebuah klinik dalam menghadapi transformasi digital. Penelitian ini mengeluarkan hasil berupa framework perhitungan kesiapan digital yang mengukur 5 dimensi yaitu: infrastruktur fisik, infrastruktur non fisik, SDM, dukungan manajemen, dan budaya organisasi. Framework ini kemudian digunakan untuk menghitung kesiapan digital di sebuah klinik dimana ditemukan terdapat 8 sub-kriteria yang masih berada di bawah tingkat target, sehingga perlu dilakukan penyusunan langkah-langkah untuk dapat meningkatkan kesiapan digital. Kemudian dari proses penyusunan langkah dan penentuan langkah-langkah yang paling prioritas dikeluarkanlah rekomendasi agar klinik melakukan penambahan unit komputer, menyediakan anggaran digital tahunan, dan melakukan upgrade operating system.

This thesis discusses the measurement of a clinic's readiness to face the digital transformation. The research produces a digital readiness calculation framework that measures five dimensions: physical infrastructure, non-physical infrastructure, human resources, management support, and organizational culture. This framework is then used to calculate the digital readiness of a clinic, where it's found that there are 8 sub-criteria that are still below the target level. Therefore, it is necessary to develop steps to improve digital readiness. Then, from the process of compiling steps and determining the most priority steps, recommendations are issued for the clinic to add computer units, provide annual digital budget, and upgrade the operating system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>