Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elisa
"Salah satu penyebab tingginya tekanan darah pada anak-anak dan remaja adalah kegemukan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi pada siswa di SMP Islam Al Azhar 2 Jakarta Selatan. Disain penelitian ini adalah Cross Secsional.
Dari hasil penelitian diketahui sebanyak 36,0 siswa mengalami tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi dan 40,7 siswa mempunyai status gizi gemuk dan obesitas IMT/ U > 1 SD. Hasil Uji Chi Square menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kegemukan dan obesitas p value = 0,000 , aktivitas fisik p value = 0,019 , durasi tidur p value = 0,031 dan asupan energi p value =0,003 dengan tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi.
Dari uji regresi logistik multivariabel diperoleh hasil bahwa kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi p value = 0,000, OR = 4,048 dan faktor konfoundingnya adalah durasi tidur dan asupan energi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yamg memiliki berat badan gemuk dan obesitas mempunyai risiko mengalami tekanan darah diatas normal prehipertensi dan hipertensi 4,048 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa yang memiliki berat badan normal dan kurus setelah dikontrol variabel durasi tidur dan asupan energi.

One of the causes of high blood pressure in children and adolescents is overweight and obesity. The purpose of this study is to determine whether overweight and obesity is a risk factor of blood pressure above normal prehypertension and hypertension among students in Al Azhar 2 Islamic Junior High School South Jakarta. The design of this study is Cross Secsional.
The result showed that 36.0 of students had blood pressure above normal prehypertension and hypertension and 40,7 had overweight and obesity IMT U 1 SD. Chi Square test showed that there were significant difference between overweight and obesity p value 0.000 , physical activity p value 0,019 , sleep duration p value 0,031 and energy intake p value 0,003 with blood pressure above normal prehypertension and hypertension.
Multivariable logistic regression test showed that overweight and obesity were risk factors of blood pressure above normal prehypertension and hypertension p value 0,000, OR 4,048 and confounding factors are sleep duration and energy intake
So it can be concluded that students who have overweight and obesity have a risk of blood pressure above normal prehypertension and hypertension 4.048 times greater than students who have normal weight and lean after controlled variable sleep duration and energy intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Lydia Gresari Br
"

ABSTRAK

Nama : Lydia Gresari Br Sembiring
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul : Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Remaja 15-19
: Tahun di Indonesia: Analisis Data Indonesian Family Life Survey Five
: (IFLS5)
Pembimbing : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari M.Kes
Hipertensi pada remaja akan mempengaruhi peranan mereka sebagai calon generasi
bangsa berhubungan penurunan fungsi kognitif, peningkatkan resiko morbiditas dan
mortalitas terkait peningkatan kasus stroke dan gangguan jantung di usia muda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi pada remaja 15-19 tahun di Indonesia secara
nasional, di daerah perkotaan, dan perdesaan berdasarkan jenis kelamin, daerah tempat
tinggal, indeks massa tubuh berdasarkan usia (IMT/U), kondisi psikologis, tingkat
keanekaragaman makanan, ketahanan pangan, konsumsi protein, konsumsi sayuran,
buah, gorengan, makanan dan minuman manis, makanan cepat saji, makanan instan dan
aktifitas fisik, serta kebiasaaan merokok menggunakan data IFLS 5 dengan desain
penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di
perkotaan (7,85%) lebih besar dibandingkan tingkat nasional (6,78%) dan daerah
perdesaan (5,14%). Terdapat hubungan jenis kelamin dan indek massa tubuh
berdasarkan usia, ketahanan pangan dengan hipertensi secara nasional, di daerah
perkotaan dan perdesaan, variabel konsumsi sayuran berhubungan dengan hipertensi
hanya secara nasional, sedangkan aktifitas fisik berhubungan dengan hipertensi hanya di
daerah perdesaan. IMT/U merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan
hipertensi secara nasional (OR: 3,818) dan di daerah perkotaan (OR: 4,238), namun
faktor dominan di perdesaan adalah jenis kelamin (OR:2,974). Penelitian ini
menegaskan faktor resiko hipertensi pada remaja bersifat multifaktoral seperti yaitu
jenis kelamin, status gizi IMT/U, ketahanan pangan dan konsumsi sayuran.
Kata kunci:
Hipertensi, remaja, 15-19 tahun, IFLS 5


ABSTRACT

Name : Lydia Gresari Br Sembiring
Study Program: Nutrition Science
Title : Prevalance and Risk Factor of Hypetension in Adolence among15-19
: years in Indonesia : Analysis Data Indonesian Family Life Survey Five
: (IFLS5)
Counsellor : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari M.Kes
Hypertension in adolescents will affect their role as a generation that results in
decreased cognitive function, increased risk of morbidity and mortality related to
increased cases of stroke and heart disorders at a young age. This study aims to
determine the prevalence and risk factors associated with the incidence of hypertension
in adolescents 15-19 years in Indonesia in urban areas, and rural areas based on sex,
residence, body mass index based for age, psychological level, level food contribution,
food security, protein consumption, consumption of vegetables, fruits, fried foods,
sweet foods and drinks, fast food, instant foods and physical activities, and smoking
habits using IFLS 5 data with cross-sectional research design. The results showed that
the prevalence of hypertension in urban areas (7.85%) was greater than the national
level (6.78%) and rural areas (5.14%). Regarding sex and mass index based on age,
food security with national hypertension, in urban and rural areas, the vegetable
consumption variable is related to hypertension only nationally, while physical activity
related to hypertension is only in rural areas. BMI for age is the dominant factor
associated with hypertension nationally (OR: 3,818) and in urban areas (OR: 4,238), but
the dominant factor in rural areas is gender (OR: 2,974). This study discusses the risk
factors for hypertension in multifactoral adolescents such as sex, nutritional status of
BMI for age, food security and vegetable consumption.
Key words:
Hypertension, adolescent, 15-19 years old, IFLS 5

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diza
"Penelitian ini memberikan kontribusi berupa studi empiris risk preference dan time preference di Indonesia kaena merupakan alasan dasar pengambilan keputusan oleh individu. Penelitian ini mengestimasi pengaruh risk preference dan time preference orang tua terhadap keputusan imunisasi anak menggunakan data IFLS 2014. Imunisasi dasar bagi anak adalah keputusan yang dibuat oleh orang tua untuk anaknya. Pembentukan keputusan orang tua mempertimbangkan faktor uncertainty dari adverse events imunisasi dan preventable desease yang hendak dilawan melalui imunisasi. Riset di Amerika Serikat dan Jepang menunjukkan bahwa seseorang yang risk averse cenderung memilih untuk diimunisasi karena preventable desease dianggap beresiko terhadap kesehatan.
Namun penelitian ini menemukan bahwa risk aversion ibu berpengaruh negatif terhadap keputusan imunisasi anak, sedangkan time preference orang tua tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan imunisasi anak. Hal ini mengindikasikan bahwa resiko yang dianggap lebih membahayakan kesehatan anak adalah adverse events imunisasi bukan preventable desease. Kondisi ini dapat dijelaskan dengan model probability weight function dimana resiko adverse events yang kecil di-overvalue akibat perceived risk atas adverse events yang tinggi.

This study contributes to empirical studies of risk preference and time preference in Indonesia. These preferences are the basic reason for individual decision making. This study estimated the effect of parents risk preference and time preference on childrens immunization decisions using 2014 IFLS data. Parents make a decision to Immunize their children or not. In the decision-making process, parents consider the uncertainty about immunization such as the likelihood of preventable diseases and adverse events following immunization. Research in the United States and Japan show that someone who is a riskaverse tends to be immunized because of the risk of preventable disease.
However, this study finds that maternal risk aversion has a negative effect on children's immunization decisions, while parents time preference does not significantly influence childrens immunization decisions. This indicates parents consider that adverse events following immunization is more harmful to childrens health rather than the preventable disease. This condition can be explained by a probability weight function model where the risk of small adverse events is overvalued due to the high perceived risk to adverse events.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Basir
"Penyakit ISPA di Kecamatan Teluk Naga masih merupakan penyakit dengan kasus tertinggi dari 10 penyakit utama. Cakupan rumah sehat di Kecamatan Teluk Naga masih terbilang rendah yaitu hanya sebesar 32,97%. Nitrogen dioksida dan sulfur dioksida merupakan polutan gas yang dapat berasal dari bahan bakar memasak, seperti kayu bakar, batubara, minyak tanah dan bahkan gas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nitrogen dioksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2) dalam rumah sebagai salah satu zat pencemar yang bersumber dari aktivitas dalam rumah dalam kaitannya dengan kejadian gangguan saiuran pernapasan anak balita. Selain NO2 dan SO2, diteliti pula mengenai lingkungan fisik rumah, karakteristik balita dan sumber pencemar dan aktivitas rumah tangga. Lingkungan fisik rumah yang diteliti meliputi dari ventilasi rumah dan kamar, jenis lantai, jenis dinding, kepadatan rumah dan kamar, letak dapur, ventilasi dapur, kelembaban dan suhu. Karakteristik balita yang diteliti meliputi jenis kelamin, status gizi, status imunisasi lengkap, status imunisasi campak, dan pemberian ASI exclusive. Sumber pencemar dan aktivitas rumah tangga yang diteliti meliputi perokok dalam rumah, penggunaan bahan bakar untuk memasak, penggunaan obat nyamuk dan kebiasaan anak ikut ibu memasak.
Dengan menggunakan jenis rancangan cross sectional, pengambilan sampel menggunakan cara cluster, digunakan 120 anak balita yang diteliti.
Terdapat 13,6% balita yang mengalami batuk pilek disertai kesulitan bemapas dan 42,2% balita yang mengalami batuk pilek selama 2 minggu terakhir. Sebanyak 53% balita tinggal dalam rumah dengan kadar NO2 tinggi dan sebanyak 50% balita tinggal dalam rumah dengan kadar SO2 tinggi. Dengan menggunakan analisa bivariat menggunakan uji chi square (X2) tidak diperoleh hubungan yang bermakna pada 502 dengan gangguan saluran pemapasan pada balita. Pada NO2 walaupun diperoleh hubungan yang bermakna secara statistic, tetapi dikarenakan bersifat protektif (OR
Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis bahan bakar memasak, letak dapur, suhu, status imunisasi lengkap dan status imunisasi campak dengan kejadian batuk pilek disertai kesulitan bernapas pada balita. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis bahan bakar memasak dan suhu dengan kejadian batuk pilek pada balita.
Disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara NO2 dan SO2 dengan gangguan saluran pernapasan pada balita. Disarankan agar sektor terkait memberikan himbauan dan bantuan untuk pergantian bahan bakar memasak dari kayu bakar menjadi paling tidak minyak tanah ataupun gas dan agar bidan desa setempat memberikan informasi akan pentingnya imunisasi bagi kesehatan balita.

Acute Respiratory Infections in Kecamatan Teluk Naga still reached the highest cases in 10 main diseases in Kecamatan Teluk Naga. The coverage of healthy house in Kecamatan Teluk Naga still in low percentage, which was only 32.97% in 2004. Nitrogen dioxide and sulfur dioxide are gas pollutants which can come out from energy used such as woods, coal, kerosene and even gas.
The objective of this research was to know the association between nitrogen dioxide and sulfur dioxide inside house as pollutants which can come out from household activities and the occurrence of respiratory tract symptoms in children. Another variables that had been observed were physical house environment, pollutants source and household activities and also children characteristics. Physical house environment consists of ventilations around the house and children bedrooms, floor type, walls type, house density, bedroom density, kitchen location, kitchen ventilation, humidity and temperature. Pollutants source and household activities consists of smoker inside house, energy used, repellant, and mother's habit to take their child to the kitchen while cooking.
Children characteristic consists of gender, nourish status, complete immunization status, measles status, and exclusive breast feeding.
This research conducted cross sectional design by using cluster with the number of sample was 120.
There were 13.6% children who had cough, runny nose and difficulty of breathe and 42.2% children who had cough and runny nose. 53% children lived in the house with high concentration of NO2 and 50% children lived in the house with high concentration of SO2. By using chi square (X2) analysis, there were no association between S02 and respiratory tract symptoms in children. There was association between NO2 and respiratory tract symptoms in children with odd ratio < 1, but since the association was protective, we considered it as no association.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiya Puspa Nugraha
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang menyebabkan 1 dari 8 kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perilaku berisiko hipertensi dengan tingkat pengetahuan tentang faktor risiko hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain analytical cross sectional dengan sampel sebanyak 394 mahasiswa di Universitas Indonesia. Tingkat pengetahuan tentang faktor risiko hipertensi dikaji menggunakan Hypertension Knowledge Questionnaire (HKQ). Penelitian menunjukkan mean skor mahasiswa sebesar 9.63 dari skor maksimal 12. Proporsi mahasiswa mengkonsumsi makanan cepat saji sebesar 90.1 %, aktivitas fisik kurang 67.3%, stress sebesar 49.7 %, merokok sebesar 22.1 %, BMI>25 sebesar 16.8 %, dan minum alkohol sebesar 12,2%. Berdasarkan uji Chi Square dua perilaku berisiko hipertensi terbukti berhubungan dengan tingkat pengetahuan, yaitu perilaku merokok p 0,007(p<0,05) (OR) 2,0 (95% CI 1,2-3,2) dan mengkonsumsi minuman beralkohol p 0,001(p<0,05) (OR) 3,7 (95% CI 1,9-7,1). Tingkat pengetahuan tentang faktor risiko hipertensi tidak berhubungan dengan perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji dan aktivitas fisik. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti faktor lain yang mempengaruhi dua perilaku tersebut.

ABSTRACT
Hypertension is a disease that causes 1 of 8 deaths in the world. This study aims to find the relationship between hypertension risk behavior and level of knowledge about hypertension risk factors among university students. This study used an analytical cross-sectional design with a 394 sample of respondents who were under graduate students at the Universitas Indonesia. Level of knowledge on hypertension risk factors was examined using a Hypertension Knowledge Questionnaire (HKQ). The results of knowledge score showed that a mean score of 9.63 out of 12. The proportion of students who had consumed fast food was 90.1%, less physical activity was 67.3%, experienced stress was 49.7%, smoking was 22.1%, BMI> 25 was 16.8%, and drinking alcohol was 12,2%. Two hypertension risk behaviors shown to have relationship with the level of knowledge, smoking behavior with p=0.007 (p <0.05) (OR=2.0) (95% CI 1.2 to 3.2) and consuming alcohol were p= 0.001 (p <0.05) (OR=3.7 )(95% CI 1.9 to 7.1). There was no relationship between level of knowledge on hypertension risk behaviors with fast food consuming and physical activity behaviors among the university students. Further study is expected to examine other risk behavior factors that might relate to these two behaviors.
;"
2016
S65289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erviana Indriani
"Pajanan kebisingan secara terus-menerus di tempat kerja dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. PT. X merupakan pabrik tekstil yang memiliki mesin yang dapat menimbulkan kebisingan tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pajanan kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja di departemen spinning dan weaving. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan besar sampel 103 pekerja yang dipilih dengan cara proportionate stratified random sampling. Variable independen pada penelitian ini adalah tingkat kebisingan dan variable dependen adalah kejadian hipertensi, dengan variable perancu yaitu karakteristik dan perilaku individu. Intensitas kebisingan di PT. X diketahui berada diatas NAB. Dari 103 pekerja, terdapat 35 (34%) pekerja mengalami hipertensi. Analisis intensitas kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja mnggunakan uji chi square diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan (p value: 0,136). Hasil yang signifikan dengan tekanan darah tinggi pada pekerja yaitu variable usia value: <0,033 dan kebiasaan merokok value: 0,036). Hasil analisis multivariate menunjukan bahwa pekerja yang bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB memiliki risiko mengalami hipertensi 3,172 kali lebih besar dibandingkan pekerja yang tidak bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB setelah dikontrol variable usia dan kebiasaan merokok. Pekerja yang terpapar kebisingan, memiliki usia >40 tahun, dan memiliki kebiasaan merokok berisiko mengalami hipertensi. Rekomendasi yang diberikan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, melakukan rotasi kerja dan menggunakan peredam suara pada area produksi

Repeated noise exposure in the workplace may increase the blood pressure of workers. PT. X is a textile factory that has a machine that can cause high noise. This study aimed to determine the association between noise exposure with high blood pressure in workers in the department spinning, weaving, and dyeing. This study used cross sectional design with a sample size of 103 workers selected by proportionate stratified random sampling. The independent variable in this study is the noise exposure and the dependent variable is the high blood pressure, with confounding variables are individual characteristics and lifestyle. The result of noise exposure at PT. X above the threshold limit value (TLV) of noise. 35 (34%) out of 103 workers had hypertension. The result of statistic analysis with chi squre test showed no significant relationship between noise exposure with high blood pressure (p value: 0,136). High blood pressure has a significant relationship with age (p value: 0.033) and smoking habits (p value: 0.036). Multivariate analysis showed that workers exposed to noise above the TLV had a 3,172 times risk of hypertention han workers who were not exposed to noise above the TLV after being controlled by age and smoking habits. Workers who are exposed to noise, over 40 years old and have smoking habits have a risk of hypertension. Recommendations in this study are to measuring blood pressure routinely, rotating job, and using sound-absorbing material in the production area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistyowati
"Studi ini adalah penelitian deskriptif analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, bertujuan menganalisis hubungan aspek fisik danaspek psikososial dengan status hipertensi lansia di Poli Lansia Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Jatinegara Tahun 2014. Rata-rata tekanan sistolik adalah 149,47 mmHg,terendah 130 mmHg dan tertinggi 210 mmHg. Ujibivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antaraaspek fisik, usia, komplikasi dan lama hipertensi dengan status hipertensi pada lansia.Uji multivariat secara bermakna menunjukkan bahwa faktor penentu menurun atau meningkatnya tekanan darah sistolik pada lansia adalah komplikasi penyakit. Secara bersama-sama, aspek fisik dan aspek psikososial ternyata tidak berperan dalam menentukan tekanan darah sistolik lansia.

This study is a quantitative descriptive analytic cross-sectional approach, aimed at analyzing the physical aspects of the relationship and the psychosocial aspects of the status of elderly hypertension in The Poly Elderly Community Health Center Jatinegara 2014. Average systolic pressure was 149.47 mmHg, 130 mmHg lows and highs of 210 mmHg.Bivariate test showed significant relationship between the physical aspect, age, complications and duration of hypertension in the elderly with hypertension status.Significant multivariate test showed that the deciding factor decreases or increases in systolic blood pressure in the elderly is a complication of the disease. Taken together, the physical aspects and psychosocial aspects did not play a role in determining systolic blood pressure of elderly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patrick Feriano S
"ABSTRAK
Latar Belakang:Hipertensi menjadi faktor penyebab disabilitas dan kematian tertinggi nomor dua di Indonesia pada tahun 2017, dengan mengetahui faktor-faktor risiko yang berperan penting pada kejadian hipertensi pada mahasiswa dapat menurunkan angka kejadian hipertensi angkatan kerja di masa depan.
Tujuan:Mengetahui kejadian hipertensi pada mahasiswa baru dan faktor-faktor risiko kejadian hipertensi pada mahasiwa baru sebuah universitas di Depok 2018/2019
Metode:Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru sebuah Universitas di Depok 2018/2019, sebanyak 2608 data kesehatan mahasiswa baru yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menganalisa kejadian hipertensi dan faktor-faktor risiko hipertensi yang terdiri dari merokok, obesitas, aktivitas fisik, riwayat hipertensi keluarga, dan gender. Selanjutnya data dianalisis dengan uji Kormogolov-Smirnov untuk sebaran normalitas, uji chi square hubungan faktor dengan kejadian hipertensi dan uji regresi logistik biner untuk pengaruh faktor risiko .
Hasil:Kejadian hipertensi sebanyak 84 subjek dari 2608 subjek dengan faktor risiko yang berperan paling kuat hingga paling lemah obesitas (OR: 5.64, CI: 3.47-9.18), gender laki-laki (OR: 5.30, CI: 2.88-9.74), riwayat keluarga hipertensi (OR: 1.70, CI: 1.05-2.75), dan aktivitas fisik kurang (OR: 1.53, CI: 0.97-2.40 ).
Kesimpulan:Obesitas menjadi faktor risiko paling kuat menyebabkan hipertensi, diikuti dengan gender laki-laki, riwayat keluarga hipertensi, dan aktivitas fisik kurang.

ABSTRACT
Background: Hypertension is the second leading factorof disability and death in Indonesia in 2017, knowing the risk factors that have an important role in the incidence of hypertension in adolescent can reduce the incidence of hypertension.
Objective: To determine incidence of hypertension in and risk factors for hypertension in new students at university in Depok 2018/2019
Methods: This Study uses secondary data from the result of new studednts health examination at university in Depok 2018/2019, 2608 student health status data used in this study. This study observed the incidence of hypertension and the risk factors of hypertension consisting of smoking, obesity, physical activity, family history of hypertension, and sex. Then the data were analyzed with Kormogolov-Smirnov test for normality distribution, Chi Square test for correlation and binner logistic regresion test for influence factors.
Results: The incidence of hypertension was 84 from 2608 subject with risk factor that had strongest to weakest role is obesitiy (OR: 5.64, CI: 3.47-9.18), sex male (OR :5.30, CI: 2.88-9.74), family history of hypertension (OR: 1.70; CI:1.05-2.75), and lack of physical activity (OR: 1.53, CI:0.97-2.40)
Conclusion: Obesity is the strongest risk factor for hypertension, followed by sex, family history of hypertension, and lack of physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Handryani
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan karena merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan hipertensi pada penduduk usia produktif di Jakarta Timur pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 314 orang berumur 15-64 tahun. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Jakarta Timur berdasarkan data Posbindu Jakarta Timur adalah sebesar 47,1%. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, dan obesitas.

Hypertension is a public health problem that must be considered because it is the major risk factor for cardiovascular disease and its prevalence is increasing year by year. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the relationship between risk factors for hypertension and hypertension in the productive age population in East Jakarta in 2017. The study used a cross sectional study design with a total sample of 314 people aged 15-64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in East Jakarta based on East Jakarta Posbindu data is 47.1%. Risk factors that have a significant relationship with hypertension are age, sex, family history of hypertension, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrilia Dwi Lestari
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung, stroke dan banyak penyakit lain yang menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Hipertensi pada wanita harus mendapatkan perhatian yang serius karena mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor dominan kejadian hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban di Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 tahun 2014) dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 6.503 orang yang terdiri dari 3.675 wanita di daerah rural dan 2.828 wanita di daerah urban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3.675 wanita di di daerah rural terdapat 17,63% orang menderita hipertensi dan dari 2.828 wanita di daerah urban terdapat 18,14% orang menderita hipertensi. Setelah dilakukan analisis multivariat untuk melihat faktor dominan hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban didapatkan bahwa umur sebagai faktor dominan di kedua daerah tersebut dengan masing-masing di daerah rural dengan PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) dan di daerah urban dengan PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).

Hypertension is one of the non-communicable diseases that is the cause of other noncommunicable diseases such as heart disease, stroke and many other diseases which are the leading causes of death in the world. Hypertension in women must get serious attention because it increases over time and can cause further complications. This study aims to look at the dominant factor in the incidence of hypertension in women in rural and urban areas in Indonesia in 2014. This study uses secondary Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 2014) with a cross sectional study design. The total sample is 6,503 people consisting of 3,675 women in rural areas and 2,828 women in urban areas. The results of this study indicate that of 3,675 women in rural areas there were 17.63% of people suffering from hypertension and from 2,828 women in urban areas there were 18.14% of people suffering from hypertension. After multivariate analysis to see the dominant factor of hypertension in women in rural and urban areas, it was found that age was the dominant factor in the two regions with each in the rural area PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) and in urban area PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>