Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudin
"Diabetes Melitus Tipe 2 DMT2 disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Karyawan PT.X menderita DMT2 dengan prevalensi 6;5 . Tujuan penelitian ini menganalisis polamakan dan aktivitas fisik penderita DMT 2; dengan metode penelitian kualitatif analisisdeskriptif pada 12 responden. Pola makan diukur menggunakan kuesioner FoodFrequency Quesionnair FFQ dan aktivitas fisik dengan International Physical ActivityQuesionnair IPAQ ; serta dilakukan observasi dan wawancara mendalam. Hasilpenelitian menunujukkan bahwa; karakteristik dari 12 orang responden berumur ge; 40tahun 75 ; laki-laki 91;7 ; dan responden yang memiliki riwayat keluarga DM 58;3 . Pola makan respnden tidak teratur; konsumsi karbohidrat berlebih atau tinggiIndeks Glikemiknya IG ; aktivitas responden kategori ringan dan jarang berolahraga.Rata-rata Metabolic Equivalent MET responden secara total dari aktivitas kerja;aktivitas transportasi; kegiatan di rumah dan berkebun; olahraga yaitu di bawah 600MET-menit/minggu; responden beralasan tidak ada waktu dan malas berolahraga.Disarankan program promosi kesehatan tentang makanan sehat atau rendah IG untukkaryawan dan istrinya; bila memungkinan perusahaan menyediakan makanan sehat bagikaryawan; promosi pentingnya olahraga dan membuat program olahraga untukmengimbangi aktivitas kerja yang ringan.

Diabetes is a non-infectious disease to 4 causes of death in Indonesia; prevalence of 6.9%; occurs at ≥ 15 years old (Kemenkes; 2014); Nearly 90% are Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) caused by unhealthy lifestyles. PT.X employees suffer from T2DM with a prevalence of 6.5%. The purpose of this study to analyze patterns of eating and physical activity of the patient DMT 2; with qualitative research methods of descriptive analysis on 12 respondents. The diet was measured by Food Frequency Quesionnair questionnaire and physical activity with International Physical Activity Quesionnair; and observation and in-depth interviews were conducted. The results showed that the characteristics of 12 respondents were ≥ 40 years old (75%); male (91.7%); and respondents who had a family history of DM (58.3%). Irregular eating patterns; excessive carbohydrate consumption or high Glycemic Index (GI). The activity of respondents in the category of mild and rarely exercise. Mean Total Metabolic Equivalent (MET) respondents from total work activities; transportation; domestic; exercise is below 600 MET-minutes/week; Respondents reasoned no time and lazy to exercise. Suggested health promotion programs on healthy or low GI foods for employees and their wives; if possible company provides healthy foods and create sports programs. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Ayatika Sadariskar
"First-degree relatives (FDR) dari pasien diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita DMT2 dan penyakit tidak menular lainnya. Selain disebabkan oleh faktor genetik, peningkatan risiko ini juga dapat disebabkan oleh agregasi familial dari berbagai perilaku kesehatan, beberapanya adalah pola diet dan aktivitas fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pola diet dan aktivitas fisik antara FDR dan non-FDR yang normoglikemik dan normotensi di Jakarta, Indonesia. Melalui desain studi potong lintangyang melibatkan 59 FDR dan 59 non-FDR, data poladiet diukur menggunakan 24-hour recall dan data aktivitas fisik menggunakan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) bahasa Indonesia yang sudah tervalidasi, dan dikelompokkan ke dalam kategori sesuai rekomendasi dan tidak sesuai rekomendasi (rekomendasi AMDR Institute of Medicine untuk pola diet dan WHO untuk aktivitas fisik).
Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat proporsi yang cukup besar pada pola diet yang tidak sesuai rekomendasi pada FDR (50,8%) dan non-FDR (45,8%). Sebagian besar subjek dengan ketidakseimbangan asupan memiliki asupan lemak yang berlebih, baik pada FDR (96,7%) maupun non-FDR (88,9%). Hasil yang serupa didapatkan untuk proporsi aktivitas fisik yang tidak sesuai rekomendasi pada FDR (52%) dan non-FDR (40%). Pada kelompok FDR, subjek perempuan memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih baik dibandingkan subjek laki-laki (OR 0,23; 95% CI 0,06-0,88; p = 0,026). Meski demikian, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada pola diet dan aktivitas fisik antara FDR dan non-FDR.
Hasil penelitian ini mendorong evaluasi program nasional untuk pencegahan DMT2 pada kelompok berisiko dan peningkatan upay promotif dan preventif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada umumnya.

First-degree relatives (FDR) of patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM) have a higher risk of developing T2DM and other non-communicable diseases. Besides genetic factors, this increased risk can also be caused by familial aggregation of various health behaviors, such as dietary patterns and physical activity.
This study compared diet and physical activity between normoglycemic and normotensive FDR and non-FDR in Jakarta, Indonesia. Through a cross-sectional design involving 59 FDR and 59 non-FDR, dietary data were collected using 24-hour recall and physical activity data were gathered using validated Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). These data were grouped into categories fulfilling and not fulfilling recommendations (AMDR Institute of Medicine recommendations for dietary patterns and WHO recommendations for physical activity).
Results showed that a considerable percentage of FDRs(50.8%) and non-FDRs(45.8%)did not consume their diets as recommended by the Institute of Medicine. Most of the subjects with intake imbalance had excessive fat intake, both among FDR (96.7%) and non-FDR (88.9%). The proportion of subjects with physical activity not meeting WHO recommendations was high among both FDR (52%) and non-FDR (40%). In the FDR group, female subjects had better levels of physical activity than male subjects (OR 0.23; 95% CI 0.06-0.88; p = 0.026). Overall, the differencesin dietary pattern and physical activity between FDR and non-FDR were not significant.
The results of this study encourage the evaluation of national programs to address T2DM in at-risk groups and the increase of efforts in health promotion and disease prevention to improve the health of the general public.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Nuraini Afifa
"Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit dengan prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia terbukti sebagai negara keenam dengan prevalensi DM tipe 2 terbesar di dunia. Sebagai penyakit multifaktorial, salah satu faktor yang disebutkan berpengaruh dalam kejadian DM tipe 2 adalah aktivitas fisik, yang didefinisikan sebagai pergerakan badan yang diproduksi kontraksi otot rangka yang meningkatkan konsumsi energi di atas level basal. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas fisik antara karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia penderita DM tipe 2 dan tanpa DM tipe 2. Pengambilan data dilakukan dengan rekam data aktivitas fisik selama 2 hari kerja dan 1 hari libur melalui kuesioner Bouchard dan anamnesis. Hasil pengolahan data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna tingkat aktivitas fisik pada subjek DM tipe 2 dan tanpa DM tipe 2 (p = 0,988). Melalui penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa aktivitas fisik tidak menjadi variabel tunggal dalam menyebabkan DM tipe 2.

Diabetes mellitus type 2 is a disease whose prevalence is increasing every year. Indonesia is considered as the 6th country of highest prevalence of DM type 2. As a multifactorial disease, one of factors that believed to be involved in causing DM type 2 is physical activity, which defined as bodily movement produced by skeletal muscle which increases energy expenditure above basal level. This research aims to know whether there is different physical activity level between DM type 2 and non DM type 2 employees of Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Collecting data is performed by recording of the physical activity in 2 weekdays and 1 weekend through Bouchard questionnaire and anamnesis. The result of data analysis using Kolmogorov-Smirnov test showed that there was no significant difference of physical activity level of the subjects (p = 0,988). According to this research, physical activity level is not the only contributing factor of DM type 2."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wahyuningtias
"Prevalensi DM di Kota Bogor yakni sebesar 2,1% hal ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi DM di Indonesia menurut data Riskesdas 2013 yakni sebesar 2,0%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol kadar Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Menurut uji Log-rank survival berdasarkan aktivitas fisik tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,941. Bahwa survival antara kelompok aktivitas fisik cukup dan kurang tidak berbeda survival-nya terhadap event kontrol glukosa darah buruk. Penderita DM tipe 2 yang cukup beraktivitas fisik memiliki HR sebesar 0,788 kali (95%CI: 0,456-1,360) dengan p value 0,392. Artinya, penderita DM tipe 2 yang cukup beraktifitas fisik maupun yang kurang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kontrol glukosa darah. Tidak ditemukan pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Hal ini dikarenakan banyak terjadi sensor dan lost to follow up juga titik pengamatan yang cukup jauh rentangnya yakni 2 tahun. Diperlukan upaya promosi kesehatan yang berkelanjutan dan bagi peneliti lain dapat melakukan studi dengan titik pengamatan dengan rentang waktu yang lebih singkat agar efek dari aktivitas fisik terhadap kontrol glukosa darah penderita DM tipe 2 dapat diukur lebih tepat.

The prevalence of DM in Bogor City which is equal to 2.1%, this is still higher than the prevalence of DM in Indonesia according to Riskesdas 2013 data which is equal to 2.0%. The purpose of this study was to determine the effect of physical activity on blood glucose level control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. According to the Log-rank survival test based on physical activity there was no significant difference with a significance value of 0.941. That survival between groups of physical activity is sufficient and the survival of the blood glucose control event is not different. Patients with type 2 DM who have enough physical activity have HR of 0.788 times (95% CI: 0.456-1.360) with p value 0.392. That is, patients with type 2 diabetes who have sufficient physical activity or those who do not show significant differences in blood glucose control. There was no effect of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. This is because there are a lot of sensors and lost to follow-up as well as a far enough observation point, which is 2 years. Continuous health promotion efforts are needed and other researchers can conduct studies with observation points with a shorter time span so that the effects of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes can be measured more precisely."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Toar Huberto Purnomo
"Aktivitas fisik dapat mengurangi risiko terjadinya dan mortalitas akibat Diabetes Mellitus DM tipe 2. Namun, hasil yang didapatkan dari aktivitas fisik oleh pasien DM tipe 2 berbeda-beda. Selain aktivitas fisik terdapat juga beberapa faktor lain yang memiliki hubungan signifikan terhadap faktor prognostik pasien DM tipe 2. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara aktivitas fisik dan faktor-faktor lain pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 57 subjek pasien di Rumah Sakit Husada Jakarta yang dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik p > 0,05 antara aktivitas fisik terhadap faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, status gizi, asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein dan pemberian tata laksana pada pasien DM tipe 2. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat dilakukan pada pasien DM tipe 2 tanpa harus memperhatikan faktor-faktor tersebut.

The effect of physical activity is known to be useful in Type 2 Diabetes Mellitus T2DM . However, the outcome of physical activity in T2DM patient is varied. Physical activity is not the only factor for the outcome for T2DM. This study objectives is to find the relation between those factors to physical activity in T2DM patient. A cross sectional study was designed in this study and 57 subject in Husada Hospital Jakarta is analyzed by using chi square analysis.
The result of this study shows that there are no significant relation p 0.05 between physical activity and related factors such as gender, age, nutritional status, energy intake, protein intake, carhbohydrate intake, fat intake and pharmacology therapy in T2DM patients. This result means that physical activity could be done in T2DM patients with or without the other related factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fierdania Yusvita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kejadian DM Tipe 2 pada pekerja PT.X Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui besaran kontribusi variabel independen (lokasi kerja, masa kerja, perilaku merokok, dislipidemia) terhadap variabel dependen (risiko DM tipe 2, usia, indeks masa tubuh, ukuran lingkar abdomen, aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, riwayat konsumsi obat anti-hipertensi, riwayat kadar glukosa tinggi dalam darah dan riwayat keluarga dengan DM). Penelitian menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 373 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen Medical Check Up (MCU). Proses input data menggunakan software EpiData dan Excel dan proses analisis dengan menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko DM tipe 2 pada pekerja di PT.X dipengaruhi oleh faktor risiko di antaranya faktor individu (usia, Indeks Masa tubuh, ukuran lingkar pinggang, aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah setiap hari, konsumsi obat-obatan anti hipertensi dengan rutin, riwayat pernah memiliki hasil pengukuran glukosa di atas normal, riwayat keluarga dengan DM, Lokasi Kerja dan dislipidemia (p value = 0,00). Dapat disimpulkan bahwa semua pekerja permanen PT. X berisiko menderita DM Tipe 2. Disarankan untuk mengotimalkan program manajemen kesehatan kerja dan promosi kesehatan terkait diabetes melitusdi tempat kerja.

The aims of this study is to analyze the risk of diabetes mellitus type 2 incident on workers of PT.X 2014. This study uses a quantitative approach with cross sectional study design which conduted to determine the contribution of independent variables (age, BMI, waist circumference size, physical activity, consumption of vegetables and fruits, anti-drug hypertension consumption, a history of high levels of glucose in the blood and family history with DM, the location of the work, the work?s period, the behavior of smoking, hypertension) to the dependent variable (risk of DM type 2). This study uses the total sampling (373 people). The data was collected using medical check up?s document. Processing the data in this study using SPSS.
This study found that there are risk factors of diabetes mellitus on workers at PT X including individu factor such as age, body mass index, waist circumference, physical activity, daily consumption of fruits and vegetables, history of antihypertensive drug treatment, high blood glucose, family history with DM, location of work and dislipidemia ( p value = 0.00 ). It can be concluded that risk of diabetes mellitus type 2 on workers including low risk. Management advised to optimizing occupational health program and promotion of health at work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledya Octaviani
"Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah akibat kelainan pada sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Tingginya kadar glukosa darah pada penderita diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan pada beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, jantung, saraf, dan pembuluh darah. Kadar glukosa darah pada penderita diabetes dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan, aktivitas fisik, dan lainlain.
Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi kadar glukosa darah pada penderita diabetes berdasarkan aktivitas fisik dan faktor lainnya. Penelitian ini dilakukan pada penderita diabetes di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu pada bulan April 2018. Desain penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 110 orang. Kadar glukosa darah diketahui melalui catatan medik responden, aktivitas fisik dan asupan diketahui melalui kuesioner aktivitas fisik GPAQ dan Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire SFFQ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,3 penderita diabetes memiliki kadar glukosa darah terkontrol. Uji chi-square menyatakan bahwa variabel aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, asupan serat, durasi penyakit, dan stres memiliki perbedaan bermakna dengan kadar glukosa darah. Untuk meningkatkan angka kadar glukosa darah terkontrol pada penderita diabetes, disarankan untuk diberikan edukasi mengenai aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, asupan serat, dan manajemen terhadap stres apabila diperlukan kepada penderita diabetes.

Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by high blood glucose levels due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. High blood levels in diabetics are associated with long term damage, dysfunction, and failure of some organs, especially the eyes, kidneys, heart, nerves, and blood vessels. Blood glucose levels of diabetics can be influenced by various factors such as intake, physical activity, and others.
This study aims to see the differences proportion of blood glucose levels in diabetics based on physical activity and other factors. The study was conducted on diabetics at Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu on April 2018. The design of this study is cross sectional with a total sample of 110 people. Blood glucose levels are known through the medical records of respondents, physical activity and intake are known through physical activity questionnaires GPAQ and Semi quantitative Food Frequency Questionnaire SFFQ.
The results showed that 57.3 of diabetics had controlled blood glucose levels. Chisquare test showed that physical activity, medication adherence, fiber intake, duration of disease, and stress have significant differences with blood glucose levels. To increase the rate of controlled blood glucose in diabetics, it is recommended to be educated about physical activity, fiber intake, and management of stress if necessary in diabetics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Luciana
"Aktivitas fisik sebagai salah satu pilar penatalaksanaan Diabetes Mellitus dan pemeriksaan HbAlc sebagai evaluasi kendali gula darah jangka panjang seringkali tidak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai fisibilitas dan efektivitas aktivitas fisik dan kendali gula darah pada penyandang DM tipe 2 di masyarakat pada umumnya.
Studi menggunakan desain kohort prospektif dengan 5 bulan masa pengamatan (12 November 2007 - 9 April 2008) dan 2 lokasi pengambilan sampel: di kelompok senam DM (persadia) dan di poliklinik DM RS Husada, Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-random sampling secara consecutive selama 2 bulan masa enrollment. Sampel adalah 95 orang penyandang DM tipe 2 yang telah menandatangani formulir informed consent.
Variabel independen utama adalah aktivitas fisik yang dinilai baik dari segi frekuensi, durasi, intensitas maupun kompositnya, menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Sedangkan variabel dependen-nya adalah kendali gula darah yang dinilai dari kadar HbAlc plasma vena darah dalam persen. Data dikumpulkan dan diukur dua kali: pada awal dan akhir penelitian (minimal 12 minggu setelah data pertama diambil). Analisis multivariat dilakukan dengan Regresi Cox Proportional Hazard menggunakan perangkat STATA versi 9.2.
Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dan kendali gula darah pada 95 orang penyandang DM tipe 2 di RS Husada Jakarta (HRadjusted = 0,54; 95%CI 0,27-1,11) selelah dikQntrol terhadap variabel pengobatan dan pola konsumsi serat. Dengan demikian, tenaga kesehatan tidak perlu lagi ragu-ragu untuk menganjurkan para penyandang DM tipe 2 untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam kehidupan mereka sehari-hari guna memperbaiki kendali gula darahnya.

Physical acitivity is often underutilized as one of the cornerstones of diabetes management and so is the use of HbAlc in long-term glycemic control. The purpose of this study is to assess the feasibility and effectiveness of physical activity and blood glucose control among diabetes type 2 patients in general population.
A prospective cohort study design was used to conduct the study for a period of 5 months (l2th November 2007 - 9th April 2008) using 2 catchment areas: diabetes exercise club (persadia) and diabetes policlinic Husada Hospital, Jakarta. A non-random (consecutive) sampling technique during a 2-month enrollment period yielded a participation of 95 type 2 diabetes patients as study subjects, all of whom have signed informed consents.
The main independent variable assessed was physical activity in the forms of frequency, duration, intensity and composite using validated questionnaires whilst the outcome of blood glucose control expressed as percentage of plama venous HbAlc. Data were collected twice: at baseline and at least 12 weeks after. Multivariate analysis was conducted using Cox Proportional Hazard Regression and the software STATA 9.2 version.
Results from the study found an association between physical activity and blood glucose control among 95 diabetes type 2 patients in Husada Hospital Jakarta (HRadjusted = 0,54; 95%CI 0,27-1,11) after adjusting for drug therapy and dietary pattern consumption of fibre. ThUs. health care providers should not be hesitant to advice diabetics patients to integrate physical activity into their daily lives in order to improve their glycemic control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Sonnya Ayutthaya
"

Penyakit komorbid Diabetes Melitus (DM) yang umum dan paling sering adalah hipertensi. DM dan hipertensi terdapat secara bersamaan pada 40%-60% penderita DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unmodifiable factors dan modifiable factors pada penderita DM tipe 2 sebagai faktor risiko hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang berobat di poli penyakit dalam RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi pada tanggal 30 September-19 Oktober 2019 dengan total sampel sebanyak 292 responden. Unmodifiable factors meliputi gender, umur, pendidikan, status perkawinan, lama menderita DM, hereditas DM, hereditas hipertensi dan golongan darah. Sedangkan modifiable factors terdiri dari indeks massa tubuh, pekerjaan, aktifitas fisik dan merokok. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg. Analisis data dengan Cox regression menggunakan Stata versi 15. Persentase hipertensi pada penderita DM tipe 2 adalah 46,57%. Dari analisis multivariat faktor risiko hipertensi yang signifikan untuk unmodifiable factors adalah faktor umur > 50 tahun (Pv= 0,02; PR= 1,93) dan kelompok dengan hereditas DM yang berasal dari kakek/nenek (Pv= 0,04; PR= 1,86) dan orang tua (Pv= 0,04; PR= 1,54). Sedangkan dari modifiable factors, Indeks Massa Tubuh berat badan lebih (Pv= 0,01; PR=1,81) dan obesitas (Pv=0,02; PR=1,81), merupakan faktor risiko hipertensi yang signifikan. Disarankan agar terhadap pasien DM tipe 2 terutama bila disertai dengan berat badan berlebih atupun obesitas perlu diberikan informasi lengkap tentang faktor risiko hipertensi.


The most common Diabetes Mellitus (DM) comorbid disease is hypertension. DM and hypertension are present simultaneously in 40% -60% of people with type 2 diabetes. The purpose of this study is to know unmodifiable factors and modifiable factors of type 2 DM patients as risk factors for hypertension, The design of this study was cross sectional. The sample of study was type 2 DM patients those seeking treatment at Department of Internal Medicine-dr Chasbullah Abdulmadjid Hospital-Bekasi on September 30-October 19, 2019 with a total of 292 respondents. Unmodifiable factors include gender, age, education, marital status, duration of DM, heredity of DM, heredity of hypertension and ABO blood group. While modifiable factors consist of body mass index, occupation, physical activity and smoking. Hypertension is a state of systolic blood pressure ≥140 mm Hg and /or diastolic blood pressure ≥90 mm Hg, Data were analysed with Cox regression using Stata versi 15.The precentage of hypertension in patients with type 2 DM was 46.57%. Multivariate analysis revealed that the significant hypertension risk factors for unmodifiable factors are age > 50 years (Pv= 0,02; PR= 1,93) and DM heredity from grandfather/grandmother (Pv= 0,04; PR= 1,86) and parents (Pv= 0,04; PR= 1,54). While from modifiable factors, Body Mass Index overweight (Pv= 0,01; PR=1,81) and obesity (Pv=0,02; PR=1,81) were the significant risk factors for hypertension. It is recommended that patients of type 2 diabetes especially when accompanied by overweight or obesity need to be given complete information about risk factors for hypertension

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Latar Belakang: Prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun, ini sesuai hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional penyakit DM sebesar 1,1% dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 2,1%. Sedangkan aktivitas fisik sebagai salah satu faktor risiko Diabetes Melitus tipe 2 prevalensi mengalami penurunan yaitu dari 48,2% menjadi 26,1% (Litbangkes 2013). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dengan DM tipe 2 di Indonesia berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013, Metode: Desain study cross sectional, dilaksanakan pada bulan bulan Mei-Juni tahun 2015, total sampel sebesar 22.779 orang, analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan Diabetes Melitus tipe 2 dengan uji statistik (OR=1,069: CI 95% : 0,978 – 1,167).

Background: The prevalence of DM in Indonesia is rising from year to year, this according to the results of Health Research (Riskesdas) in 2007 showed a national prevalence of 1.1% DM disease and by 2013 had increased to 2.1%. While physical activity as a risk factor for type 2 diabetes mellitus prevalence decreased from 48.2% to 26.1% (Research 2013). Objective: To determine the relationship between physical activity and type 2 diabetes in Indonesia based on data Riskesdas In 2013, Methods: cross sectional study, conducted in the month of May-June 2015, a total sample of 22 779 people, data analysis using logistic regression. Results: The study showed that there was no significant association between physical activity with diabetes mellitus type 2 with a statistical test (OR = 1.069: 95% CI: 0.978 to 1.167)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>