Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155266 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luciana Kabang
"Halusinasi merupakan salah satu gejala skizofrenia paranoid. Halusinasi merupakan persepsi sensorik palsu yang tidak berkaitan dengan stimulus eksternal yang nyata. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menyampaikan asuhan keperawatan halusinasi pada Tn. R dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis kepada Tn. R yang berusia 28 tahun selama 11 hari rawat pada tanggal 7 ndash; 18 Mei 2018. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien mengenal dan mengontrol halusinasinya serta mengikuti program pengobatan secara optimal. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien terlihat dari penurunan tanda dan gejala halusinasi yang diperlihatkan oleh klien serta kemampuan klien mengaplikasikan kegiatan yang dilatih. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga dan kelompok.

Hallucination is one of clinical manifestations of paranoid schizophrenia. Hallucination is a false sensory perception which has no association with the actual external stimulus. This study case aimed to elaborate on nursing care provided for Mr. R with hallucination and paranoid schizophrenia. The nursing care was provided for Mr. R, 28 year old male, for 11 days long starting from 7th to 18th of May 2018 by referring to standards of generalist nursing care. The nursing intervention emphasized on client rsquo;s ability to recognize and control his hallucination as well as to comply with the regimen program properly. The interventions provide positive impact on client as manifested by relieved signs and symptoms of hallucination and his proficiency in applying trained activities. Follow-up plan of care is supposed to be promoted for individual, family, group, and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"Gangguan sensori persepsi: halusinasi merupakan merupakan gejala positif dari skizofrenia yang timbul dari respon maladaptif. Faktor predisposisi terjadinya halusinasi dapat disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis, pemberian pola asuh yang tidak efektif, dan kegagalan dalam menjalankan tugas pekembangan. Faktor presipitasi berasal dari ketidakpatuhan mengkonsumsi obat, larangan orang tua untuk tidak keluar rumah, dan pemasungan. Tujuan laporan kasus untuk menyampaikan asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran pada Tn. R yang berusia 24 tahun. Pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan model adaptasi stres menurut Stuart sebagai landasan dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa. Tindakan keperawatan yang dilakukan menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan. Staretegi pelaksanaan yang dilakukan adalah mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, patuh minum obat, bercakap-cakap, dan membuat jadwal kegiatan. Alternatif pemecahan masalah menggunakan pendekatan strategi modifikasi perilaku. Strategi modifikasi perilaku sangat efektif dilakukan untuk membantu klien mengendalikan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.

Perceptual sensory disorders: hallucinations are a positive symptom of schizophrenia arising from maladaptive responses. Predisposing factors of hallucinations can be caused by a family that is not harmonious, giving ineffective parenting, and failure in carrying out pekembangan tasks. Precipitation factors stem from non-adherence to taking drugs, prohibition of parents to not go out, and shelter. The purpose of case reports to convey nursing care perceptory sensory disorders: auditory hallucinations on Tn. R is 24 years old. Implementation of nursing care using Stuart 39;s adaptation of stress model approach as a foundation in doing mental nursing care. Nursing actions performed using the strategy implementation approach. Staretegi implementation is to teach how to control hallucinations by rebuking, obedient medication, conversation, and schedule activities. Alternative problem solving using behavior modification strategy approach. Behavior modification strategies are very effective to help clients control the signs and symptoms of auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadly
"Isolasi sosial adalah salah satu tanda negatif dari skizofrenia. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Praktik profesi ners merupakan proses pembelajaran di lahan praktek dengan melakukan asuhan keperawatan kepada klien secara langsung. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis tentang asuhan keperawatan isolasi sosial pada Tn. P dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis selama enam hari rawat pada tanggal 7 - 12 Mei 2018 pada Tn. P dengan usia 32 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Hasil didapatkan masalah keperawatan utama adalah isolasi sosial. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien membina hubungan saling percaya dan meningkatkan kemampuan klien berinteraksi secara bertahap. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien dilihat dengan penurunan tanda dan gejala isolasi sosial pada aspek kognitif, afektif, fisiologis dan sosial, namun belum tampak penurunan pada aspek perilaku. Faktor yang menyebabkan klien sulit membina hubungan dengan perawat yaitu faktor internal dimana klien memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan dan faktor eksternal dimana klien menganggap perawat sebagai stressor yang membahayakan. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Social isolation is among of the negative symptoms of schizophrenia. Social isolation is characterized by decline or loss inability to interact with others. Clinical practice learning in clinic providing nursing care directly to clients. This paper aimed to analyze the nursing care of social isolation on Mr. P with schizophrenia paranoid. The nursing care process is based on the standard of generalist nursing care witch provided for six days from May 7th throughout 12th 2018 on Mr. P aged 32 years male.
Main nursing problem was social isolation. Nursing intervention was emphasized on client's ability to establish mutual relationship and improve client's communication skills gradually. Nursing interventions affected client positively as manifested gy decreased signs and symptoms of social isolation on the cognitive, affective, physiological and social aspects, but there had not been a decline in behavioral aspects. Client's barriers in establishing relationship with nurses were internal factors in which clients had negative judgments about themselves, others and the environment and external factors where clients considered the nurse as a threatening stressor. Nursing care follow-up plans are expected to be maximized for individually, family, group and community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Ake Christianti
"Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang memiliki prevalensi cukup besar di dunia. Klien dengan skizofrenia kronik memiliki gejala negatif. Salah satu gejala negatif yang umum terjadi pada orang dengan skizofrenia adalah isolasi sosial. Isolasi sosial adalah ketidakmampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan pada masalah isolasi sosial kepada klien, keluarga, maupun kepada kelompok. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran kasus isolasi sosial dengan pendekatan proses keperawatan pada klien dengan skizofrenia hebefrenik. Implementasi pada klien dilakukan selama tujuh hari pada 7-14 Mei 2018. Intervensi berpusat pada membina hubungan saling percaya dan pemenuhan kebutuhan dasar perawatan diri. Implementasi pada keluarga terkait dengan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat klien di rumah. Pemecahan masalah yang diharapkan berupa adanya interaksi yang sering dan singkat dengan tehnik komunikasi terapeutik serta melibatkan sistem yang ada.
Schizophrenia is a mental health disorder that has high prevalence throughout the world. Clients with chronic schizophrenia tend to have negative symptoms. One of the negative symptoms that is happened a lot is social isolation. Social isolation is an individual rsquo;s inability to interact with others. Nurses need to give nursing care on the issue of social isolation to clients, family of clients, and to a group of patients. The aim of this paper is to give description of social isolation case with nursing process approach on hebephrenic schizophrenia client. Nursing care intervention was done during seven days on 7-14th May 2018. The interventions focused on building trust relationship and fulfilling basic self care needs. Intervention for the family focused on health education about the disorder and how to care for the client at home. The expected problem solving is to have frequent and brief interaction with the patient using therapeutic communication and involve the existing system."
2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Erviana
"Halusinasi merupakan pemasalahan yang paling sering muncul pada diagnosa keperawatan penderita gangguan jiwa. Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respons neurobiologis maladaptif. Halusinasi biasanya muncul pada pasien gangguan jiwa diakibatkan terjadinya perubahan orientasi realita, pasien merasakan stimulasi yang sebetulnya tidak ada. Pada program profesi ini penulis memiliki kesempatan untuk mengelola langsung, dengan memberikan asuhan keperawatan dan menganalisis hasil akhir yang akan didokumentasikan dalam bentuk karya ilmiah akhir ners. Asuhan keperawatan pada klien gangguan sensori persepsi: halusinasi penglihatan dan pendengaran yang merupakan gejala dari early psychosis, yang sebagian besar terjadi pada usia remaja akhir atau dewasa awal, bingung peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri dan menarik diri dari lingkungan sosial yang lambat laun membuat remaja menjadi asik dengan hayalan dan menyebabkan timbulnya halusinasi. Proses keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis selama 9 hari rawat, dimulai dari tanggal 2mei -10 mei 2018. Hasil yang didapatkan yaitu masalah keperawatan utama gangguan sensori persepsi: halusinasi. Implementasi yang berfokus pada usaha mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan juga terapi modalitas: psikoreligius. Intervensi keperawatan yang diberikan memberikan hasil yang baik kepada klien di tandai dengan tidak lagi mendengar suara-suara yang sering mengejek klien serta semakin berkurangnya intensitas hadirnya bayangan dajal yang dilihat.

Hallucinations are the most common problems in nursing diagnoses of mental disordes. Hallucinations are the distortions of false perceptions that occur in maladaptive neurobiological responses. Hallucinations usually appear in patients with mental disorders the result of the change in reality orientation, patients feel the stimulation that actually does not exist. In this profession program the author has the opportunity to manage directly, by providing nursing care and analyzing the final results that will be documented in the form of final scientific work ners. The care of nursing for a client a of sensory perception disorder: sight and hearing hallucinations that is a symptom of an early psychosis, the majority of this case which happened in the end of adolescenceor early adulthood, confuse is the role which have affect to the fragile personality disorder so that there is the disorder of self-concept and pulling themselves from a social environment that gradually get the teenager become too deep in fantasy and cause the emergence of hallucinations. The nursing process is performed based on generalist nursing care standard for 9 days of hospitalization, Started from the date of 2 and 10 of May 2018. Theobtained results are the main nursing problems which is perception sensory disorder: hallucinations. The Implementations that focus on controlling hallucinatory efforts by rebuking and also modalities of therapy: psychoreligious. The nursing order that is provided give good results to the clients on the mark by no longer hearing the voices that often mock clients and the diminishing intensity of dajjal's presence that be seen by the clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
David Abdullah
"Koping tidak efektif merupakan salah satu masalah psikososial yang dapat muncul di ruang rawat umum pada klien dengan stroke. Koping merupakan cara yang digunakan oleh individu untuk merespons segala stressor yang muncul. Penggunaan koping yang maladaptif dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi kondisi kesehatan individu. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan menganalisis intervensi masalah keperawatan psikososial koping individu tidak efektif pada klien dengan stroke di ruang rawat Gayatri Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. Hasil intervensi menunjukkan klien mampu memilih koping yang konstruktif baik berfokus pada masalah atau emosi, meliputi kontrol diri, mencari makna positif, dukungan sosial, dan modifikasi perilaku. Penulis merekomendasikan kepada rumah sakit agar membuat standar asuhan keperawatan yang berfokus pada masalah psikososial terutama koping tidak efektif.

Ineffective coping is one of the psychosocial problems that can arise in the outpatient room of the client with a stroke. Coping is a way used by individuals to respond to any stressors that arise. The use of maladaptif coping in the long term can affect the health conditions of individuals. This paper aims to analyze the intervention of psychosocial nursing problems of ineffective coping in client with stroke in the Gayatri room, Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Hospital. The results of the intervention showed the client was able to choose a good constructive coping focused on problems or emotions, including self-control, looking for positive meaning, social support, and behavior modification. The authors recommend to hospitals to make nursing care standards that focus on psychosocial issues especially ineffective coping."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiana Intan Rahayu Pertiwi
"ABSTRAK
Ansietas merupakan kecemasan yang tidak disertai objek yang jelas. Namun seseorang yang memiliki ansietas dapat terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah. Pasien yang memiliki tanda-tanda fisik mengarah ke ansietas jika diukur tekanan darahnya akan mengalami yang peningkatan tekanan darah. Penderita Hipertensi, merupakan penderita yang pada dasarnya memiliki tekanan darah diatas 140 untuk sistol dan diatas 90 untuk diastol. Seseorang yang tidak memiliki ansietas dapat meningkatkan tekanan darahnya, demikian pada penderita hipertensi, maka dampaknya akan bisa menjadi lebih buruk. Untuk itu, karya ilmiah akhir ners ini dilakukan bertujuan agar masalah psikososial Ansietas menjadi perhatian bagi implikasi keperawatan khususnya perawat agar dapat diterapi sehingga masalah fisik akan terbantu jika masalah psikososial juga diatas dengan baik. Penulisan ini melibatkan satu klien yang memiliki masalah ansietas pada kondisi fisiknya yaitu hipertensi. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan ansietas selama 6 hari pada klien dapat menurunkan skor ansietas dengan menggunakan Skor HARS (Hamilton Anxiety Ratng Scale) menjadi 15 poin pada akhir pertemuan dari 27 poin pada awal pertemuan. Asuhan keperawatan yang digunakan hingga skor dapat turun diantaranya melakukan tarik nafas dalam distraksi, hipnotis 5 jari spiritual dan terapi though stopping.

ABSTRACT
Anxiety is a general term for several disorders that cause nervousness, fear, apprehension
and worrying, which did not accompanied by clear measure. However, people with anxiety
could be diagnosed by their physical symptoms because they tend to have an increase in
blood pressure. Hypertension is defined as a systolic blood pressure (SBP) of 140 mm Hg or
more or a diastolic blood pressure (DBP) of 90 mm Hg or more. Hypertensive patient could
worsen their condition if they also have anxiety as their blood pressure could increase even
more. Therefore this scientific journal done to make the psychosocial problem of anxiety
become a concern for nurses as physical problems could be treated better when psychosocial
problems were also handled well. This paper involves one patient who have hypertension
with anxiety. The anxiety scores is measured by HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) score
and results showed that an anxiety nursing care for 6 days on patient could reduce anxiety
score from 27 points to 15 points. The nursing care used includes deep breathing
distraction, five spiritual fingers hypnosis and though stopping therapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiany Futihat Maulida
"Latar Belakang: Halusinasi merupakan gangguan persepsi seseorang terkait adanya stimulus pada panca indera tanpa ada rangsangan eksternal yang nyata sehingga menyebabkan seseorang merasakan adanya stimulus yang sebenarnya tidak ada.Kasus: Klien wanita berusia 36 tahun masuk rumah sakit dengan alasan melakukan perilaku kekerasan. Klien memiliki riwayat perceraian dua kali. Selama di rumah sakit klien mengalami halusinasi pendengaran yang terjadi di malam hari. Klien sering merasa terganggu dengan halusinasi yang dialaminya hingga dapat menyebabkan klien melakukan perilaku kekerasan. Karena halusinasi terjadi di malam hari dapat mengganggu kebutuhan dasar klien untuk beristirahat.Diskusi: Implementasi keperawatan berfokus pada penerapan teknik berdzikir untuk mendistraksi klien dari halusinasi yang dialami klien dan pemenuhan kebutuhan dasar. Penerapan intervensi dilakukan berdasarkan prinsip penatalaksanaan halusinasi dengan teknik distraksi menggunakan dzikir. Intervensi dengan berdzikir memberikan kemajuan terkait kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Rencana tindak lanjut yang dapat dimaksimalkan yaitu dengan cara melibatkan keluarga dalam perawatan klien sehari-hari di rumah.Kesimpulan: Kegiatan keagamaan dengan berdzikir dapat menurunkan gejala halusinasi pada klien. Klien perlu melakukan dzikir dengan kondisi fokus, memahami arti kata yang diucapkan, dan berserah diri kepada tuhan.

Background: Hallucinations are false someone perception associated with the stimulus in the five senses without any real external stimuli that cause a person to feel the existance of a stimulus that actually does not exist. Case Report: A 36-year-old female client is admitted to hospital for reasons of violent behavior. The client has a history of divorce twice. During at the hospital client experiences auditory hallucinations that occur at night. Clients often feel annoyed with the hallucinations they experience and cause clients to engage in violent behavior. Because the hallucinations occur at night can disrupt the basic needs of the client to rest.Discusion: The implementation of nursing focuses on applying dhikr techniques to distort clients from the hallucinations experienced by client and the fulfillment of basic needs. The application of intervention is based on the principle of management of hallucination with distraction technique using dhikr. Intervention with dhikr give progress related to the client rsquo;s ability to control hallucinations. A follow-up plan that can be maximized by involving the family in daily care.Conclusion: Religious activities with dhikr may decrease hallucination symptoms. Clients need to do dhikr with focus, understand the meaning of the spoken words, and surrendered to God."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Puspita Sari
"Ansietas adalah masalah psikososial yang dapat terjadi pada klien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang disebabkan dari proses patogenesis penyakit klien yang bermanifestasi menjadi tanda gejala klinis dimana hal tersebut dapat menyebabkan perburukan kondisi klien. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini akan bertujuan untuk menjabarkan hasil analisa asuhan keperawatan psikososial ansietas pada klien dengan PPOK di ruang Antasena RS dr. H Marzoeki Mahdi Bogor. Asuhan keperawatan yang diberikan sudah disesuaikan dengan matriks asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial; sementara pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Intervensi keperawatan untuk mengatasi ansietas pada klien dengan PPOK berhasil dilakukan dan menjadi lebih optimal dengan adanya keterlibatan keluarga sebagai sistem pendukung utama klien. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara masalah psikososial (ansietas) dan fisik (PPOK) pada klien sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi (secara psikis dan fisik) untuk mengatasi ansietas klien secara komprehensif.

Anxiety as psychosocial problems can occur in patients with chronic obstructive pulmonary chronic (COPD) as the result from diseases pathogenesis process which manifested as clinical signs and symptoms that can aggravate the patients medical condition. The purpose of this scientific work is to outlining the analysis result of psychosocial nursing care plans for anxiety in patient with COPD in Antasena Care Unit at dr. H Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. Nursing care for anxiety which was given to the patient already customized with psychosocial mental health nursing care matrix and this thesis using Hamilton Anxiety Rating Scales (HARS) to evaluate the work. Managing the anxiety of the patient with COPD successfully done and with the family engagement presence as patients main support system the intervention can be more optimal. These result suggest that integrated nursing care plans (mentally & physically) is required to solve anxiety problems in patient with COPD comprehensively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Junardi
"Gejala positif, negatif, dan disorganized adalah tiga kategori gejala skizofrenia (Shives, 2005). Salah satu gejala negatif skizofrenia adalah isolasi sosial. Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan dan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain (Keliat, 2006). Isolasi sosial merupakan salah satu respon maladaptif dalam rentang respon neurobiologi selain delusi, halusinasi, gangguan emosi dan gangguan perilaku (Stuart & Laraia, 2005). Isolasi sosial berkontribusi terhadap perilaku bunuh diri dengan insiden 10-15% pada klien skizofrenia dan 15% pada klien depresi.
Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan penerapan terapi latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga pada klien dan keluarga klien dengan isolasi sosial dengan pendekatan teori tres adaptasi Stuart di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Jumlah klien yang dikelola sebanyak 46 orang dengan masalah keperawatan isolasi sosial dan 20 orang keluarga klien isolasi sosial.
Hasil yang diperoleh yaitu klien mampu berinteraksi dengan orang lain. Tugas utama perawat dalam teori Stuart ini adalah membantu klien agar dapat mengeksplorasi perasaan mereka untuk dapat menetapkan intervensi apa yang akan diberikan dengan peran perawat sebagai , narasumber, pendidik, pemimpin, wali, dan penasehat dalam memberikan layanan keperawatan.
Berdasarkan hasil di atas direkomendasikan bahwa terapi Latihan Keterampilan Sosial dan Psikoedukasi keluarga pada klien dan keluarga klien dengan isolasi sosial dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa dan perlu disosialisasikan pada seluruh tatanan pelayanan kesehatan.

Positive, negative and disorganized symptoms are three categories of Schizophrenia symptoms (Shieves, 2005). One of the negative symptoms of Schizophrenia is Social Isolation. Social Isolation is a condition where an individual is experiencing a decline in social interaction or even completely unable to interact with others (Keliat, 2006). Social isolation is one of the maladaptive response in the range of neurobiology response in addition to delusions, hallucinations, emotional disorders and behavioral disorders (Stuart & Laraia, 2005). Social isolation contributes to suicidal behavior with the incidence within 10-15% for schizophrenia clients and 15% for depressed clients.
The objective of this scientific work is to illustrate the application of Social Skills Training therapy on socially isolated clients by using the Approach of Adaptation Stress Theory Stuart at Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. The numbers of clients were 46 individuals who were undergoing social isolation treatment.
The results obtained show that clients were able to interact with each other. The main task of a nurse in the application of Stuart Theory is to help the clients to explore their feelings in order to determine the types of interventions to be delivered, with the roles of the nurse as stranger, speaker, educator, leader, trustees and advisor in providing nursing care.
Based on the above results it is recommended that Social Skills Training therapy can be set as standard therapy of mental health care specialist and need to be socialize to the whole general health care units.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>