Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Utami Rachmawati
"ABSTRAK
Penyakit tidak menular menjadi beban ganda bersama dengan penyakit menular di Indonesia. Diabetes sebagai penyakit kronik yang banyak dialami oleh lansia membawa berbagai akibat bila tidak ditangani dengan serius. Perubahan akibat regimen terapi jangka panjang yakni perubahan efikasi diri dan munculnya distres diabetes. Intervensi keperawatan dengan pendekatan psikoedukasi mengkombinasikan edukasi kesehatan dengan latihan keterampilan untuk mengatasi tidak hanya keluhan fisiologis, namun juga mental. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh penerapan Lansia Sehat Jiwa dan Jasmani lewat Psikoedukasi LANSIA SEJATI sebagai bentuk Evidence Based Nursing Practice pada lansia DM. Pelaksanaan intervensi LANSIA SEJATI dilakukan di komunitas dan di keluarga selama satu tahun. Hasil evaluasi intervensi LANSIA SEJATI menunjukkan terjadi peningkatan rerata efikasi diri dan penurunan rerata distres diabetes. Setelah dilakukan analisis lebih lanjut didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada efikasi diri dan distres diabetes sebelumdan sesudah intervensi p = 0.000 p = 0.001 . Intervensi LANSIA SEJATI efektif untuk meningkatkan efikasi diri dan distres diabetes pada lansia DM. Intervensi ini sebaiknya dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup lansia dengan masalah penyakit kronik.ABSTRACT
ABSTRACT Non-communicable diseases create a double-burden along with the communicable diseases in Indonesia. Diabetes as contributor health problem in elderly caused severals impact if not being treated seriously. A constant changing due to the strict and prolonged therapy regimes will lead to altered in self-efficacy and diabetes distress. An effective intervention through psychoeducation approach integrating health education and combined stress management training to address the changing in physiological but also psychological aspect. This paper aimed to provide an overview and influence of the application of health education and combined diabetes and stress management training LANSIA SEJATI as an evidence based nursing practice on elderly with diabetes. Implementation of LANSIA SEJATI 39;s intervention was conducted in the community especially in community and family settings for one year. The evaluation of LANSIA SEJATI intervention shows an increase in average self efficay and decrease of diabetes distress. Further analysis showed that there were significant differences in the self efficacy and diabetes distress of the elderly with diabetes before and after intervention p = 0.000 p = 0.001 . LANSIA SEJATI effectively increased self-efficacy and reduce diabetes distress. This intervention should be rigorously sustained for a better health status and quality of life of elderly dealing with chronic disease."
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani
"Lansia diabetesi membutuhkan bantuan keluarga dalam menjalani manajemen diabetes yang bersifat lama. Namun sejauh mana kemampuan keluarga dalam manajemen perawatan diabetes turut dipengaruhi oleh efikasi diri. Penelitian kuasi eksperimental (dengan kontrol grup) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga: edukasi, komunikasi, manajemen stres (EKOMS) terhadap efikasi diri keluarga, kontrol glikemik dan status fungsional lansia diabetesi. Sebanyak 70 pelaku rawat lansia diabetesi yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dan terbagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Pengukuran post-test dilakukan pada pekan ke-6 dan ke-12 dengan menggunakan instrumen Family-carer diabetes management self-efficacy scale (F-DMSES) yang diadaptasi dalam bahasa Indonesia untuk melihat efikasi diri keluarga, Functional independence measure (FIM) untuk melihat status fungsional, dan pemeriksaan darah tepi untuk pemeriksaan kadar gula darah puasa sebagai indikator kontrol glikemik. Hasil analisis didapatkan terdapat perbedaan rerata efikasi diri keluarga, kontrol glikemik dan status fungsional lansia diabetesi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada post test pertama (p value <0.001; 0.017; 0.005) dan post test kedua (p value <0.001; 0.002; 0.024). Analisis lebih lanjut menunjukkah bahwa 71.4% efikasi diri keluarga dipengaruhi oleh intervensi pemberdayaan keluarga: EKOM, 12.8% kontrol glikemik dipengaruhi pemberdayaan keluarga EKOMS dan durasi menyandang DM, serta 16% status fungsional lansia diabetesi dipengaruhi oleh usia dan penyakit penyerta. Intervensi pemberdayaan keluarga: EKOMS efektif meningkatkan efikasi diri keluarga, kontrol glikemik dan status fungsional lansia diabetesi. Direkomendasikan untuk mengintegrasikannya dalam standar pelayanan keperawatan keluarga.

Elderly diabetics need family assistance in undergoing long term diabetes management. However, the extent of family ability in diabetes care management is also influenced by selfefficacy. This quasi-experimental study (with group control) aims to determine the effect of family empowerment: education, communication, stress management (EKOMS) on family self-efficacy, glycemic control and functional status of elderly diabetics. A total of 70 diabetics were selected using multistage random sampling technique and divided into intervention and control groups. Post-test measurements were carried out in weeks 6 and 12 using the Family-carer diabetes management self-efficacy scale (F-DMSES) instrument adapted in Indonesian to measure family self-efficacy, Functional independence measure (FIM) to measure functional status, and peripheral blood examination to check fasting blood sugar levels as an indicator of glycemic control. The results of the analysis found that there were differences in the mean family self-efficacy, glycemic control and functional status of elderly diabetics between the intervention group and the control group in the first post test (p value <0.001; 0.017; 0.005) and the second post test (p value <0.001; 0.002; 0.024). Further analysis showed that 71.4% of family self-efficacy was affected by the family empowerment: EKOMS, 12.8% of glycemic control was influenced by EKOMS family empowerment and duration of DM, and 16% of functional status of elderly diabetics was influenced by family empowerment: EKOMS, age and comorbidities. Family empowerment intervention: EKOMS is effective in improving family self-efficacy, glycemic control and functional status of elderly diabetics. It is recommended to integrate it in family nursing service standards."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Salsabila Ramadhani
"Salah satu cara pengendalian glukosa darah yaitu melakukan kepatuhan latihan fisik teratur yang dapat tercipta dengan memiliki efikasi diri yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran efikasi diri kepatuhan latihan fisik penyandang diabetes melitus tipe 2 di DKI Jakarta. Desain penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 100 responden dan menggunakan kuesioner efikasi diri kepatuhan aktivitas fisik teratur dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden 28% memiliki efikasi diri kepatuhan latihan fisik teratur sangat tinggi. Hasil penelitian merekomendasikan pelayanan kesehatan dapat memperkuat efikasi diri dengan memberikan edukasi kepada penyandang diabetes terkait pentingnya memiliki efikasi diri dalam melakukan latihan fisik teratur.

One way to control blood glucose is to comply with regular physical exercise which can be created by having high self-efficacy. This study aims to identify the description of self-efficacy of physical exercise compliance with type 2 diabetes mellitus in DKI Jakarta. The research design is descriptive with a sample size of 100 respondents and uses a self-efficacy questionnaire for compliance with regular physical activity with univariate analysis. The results showed the majority of respondents 28% had a very high self-efficacy of regular physical exercise adherence. The results of the study recommend that health services can strengthen self-efficacy by providing education to people with diabetes regarding the importance of having self-efficacy in doing regular physical exercise. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmariani Irbar
"Latar Belakang: Gangguan tidur merupakan salah satu masalah umum yang banyak dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Permasalahan ini tidak terlepas dari dampak proses penyakit dan pola hidup yang tidak sehat. Gangguan tidur dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk dan berdampak pada diabetes melitus tipe 2, yaitu meningkatkan risiko komplikasi penyakit bahkan kematian. Diperlukan intervensi atau terapi untuk mengatasi gangguan tidur secara komprehensif dari berbagai disiplin ilmu. Praktik sleep hygiene yang buruk karena beberapa faktor termasuk kecemasan, stres, depresi, dll juga menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Teori self efficacy dapat diterapkan untuk meningkatkan rasa percaya diri pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami masalah psikososial seperti stres, kecemasan dan depresi. Bahan dan Metode: Penelitian ini dilakukan terhadap 46 pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan gangguan tidur yang dialokasikan pada kelompok intervensi (n=23) dan kelompok kontrol (n=23). Program edukasi sleep hygiene berbasis teori self efficacy diberikan selama dua minggu dan menilai kualitas tidur dan praktik sleep hygiene menggunakan kuesioner Pittsburg Scale Quality Index (PSQI) dan Sleep Hygiene Index (SHI) sebelum dan sesudah intervensi. Skor komponen dibandingkan antara kedua kelompok. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor kualitas tidur dan nilai Sleep Hygiene Index antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi (p = 0,026 dan p = 0,025). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi sleep hygiene berbasis teori self efficacy efektif terhadap peningkatan kualitas tidur dan praktik sleep hygiene yang baik.

Introduction: Sleep disorder is one of common problem that can be found on Diabetes Mellitus Type 2 patients. This problem is related by the impact of the diseases process and unhealthy lifestyle. Sleep disorder is associated with poor sleep quality and have an impact on type 2 diabetes mellitus, namely increasing the risk of disease complications and even death. Interventions or therapies are needed to treat sleep disorders comprehensively from various scientific disciplines. Poor sleep hygiene practices due to several factors including anxiety, stress, depression, etc. also cause poor sleep quality. Self-efficacy theory can be applied to increase the self-confidence of type 2 diabetes mellitus patients who experience psychosocial problems such as stress, anxiety and depression. Materials and methods: This study was conducted on 46 type 2 diabetes mellitus patients with sleep disorders who were allocated to the intervention group (n=23) and the control group (n=23). The sleep hygiene education program based on self-efficacy theory was given for two weeks and assessed sleep quality and sleep hygiene practices using Pittsburg Scale Quality Index (PSQI) and Sleep Hygiene Index (SHI) questionnaires before and after the intervention. Component scores were compared between the two groups. Results: There was a significant difference between the average sleep quality score and sleep hygiene index value between the intervention group and the control group after being given the intervention (p=0,026 and p=0,025). Conclusion: The results of this study indicate that sleep hygiene education based on self-efficacy theory is effective in improving sleep quality and good sleep hygiene practices."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Alda Manda Ananti
"ABSTRAK
Tatalaksana diabetes merupakan hal kompleks yang melibatkan serangkaian tindakan medis dan gaya hidup seperti diet secara teratur, olahraga, pengobatan, tes kadar gula, suntik insulin, atau pengobatan oral Glasgow Nutting, 2004 . Rangkaian tatalaksana yang menimbulkan respon psikologis seperti stres bahkan depresi perlu dilaksanakan untuk mencegah komplikasi sehingga dibutuhkan kepatuhan adherence yang baik. Menurut Gherman et al. 2011 , pasien yang lebih percaya diri dalam melakukan perawatan diri memiliki kepatuhan yang lebih baik, hal ini dapat direprsentasikan dalam self-efficacy. Selain self-efficacy, dukungan sosial juga dianggap sebagai faktor yang memengaruhi kepatuhan serta berdampak positif membantu individu menjalani pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dampak interaksi antara self-efficacy dan dukungan sosial terhadap kepatuhan pengobatan penderita diabetes melitus tipe 2. Peneliti menggunakan tiga alat ukur, yaitu The Diabetes Activity Questionnaire TDAQ , Diabetes Management Self-Efficacy Survey DMSES , dan Medical Outcome Study-Social Support Survey MOS-SS . Penelitian ini melibatkan 109 sampel. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, model yang terdiri dari self-efficacy dan dukungan sosial mempengaruhi kepatuhan secara signifikan p.

ABSTRACT
Management of diabetes is a complex matter that involves a series of medical and lifestyle measures such as regular diet, exercise, medication, glucose test, insulin injections or oral medication Glasgow Nutting, 2004 . Management sequences that generate psychological responses such as stress and even depression need to be implemented to prevent complications so that adherence is required. According to Gherman et al. 2011 , patients who are more confident in self care have better adherence, this can be represented in self efficacy. In addition to self efficacy, social support has also considered a factor that affects adherence and has a positive impact on helping individuals through treatment. The purpose of this study was to evaluate the impact of the interaction between self efficacy and social support for treatment adherence with diabetes mellitus type 2. Researchers using three measurements, such as The Diabetes Activity Questionnaire TDAQ , Diabetes Management Self Efficacy Survey DMSES , and the Medical Outcome Study Social Support Survey MOS SS . The study involved 109 samples. Based on the results of multiple regression analysis, the model consists of self efficacy and social support significantly affect adherence p"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Hastuti
"Prevalensi penyakit DM meningkat seiring bertambahnya usia lansia sebagai kelompok yang rentan. Sehingga perlu pemantauan dan pengendalian faktor risiko mencegah terjadinya komplikasi. Karya Ilmiah Akhir ini menggunakan integrasi teori manajemen keperawatan, community as partner, family centre nursing, dan health belief model. Pengkajian pada 30 lansia dengan total sampling. Bentuk intervensi yang digunakan yaitu pembentukan kelompok swabantu dan pendukung, promosi kesehatan, konseling, coaching dan terapi modalitas, dengan media dokumentasi BP2DM. Hasil pre-post intervensi CERDIKK selama 9 bulan menggunakan uji paired t-test dengan nilai p:0.000 memberikan makna ada pengaruh perilaku lansia dalam pengendalian DM, meningkat perilaku kelompok pendukung dan terjadi penurunan kadar gula darah lansia DM 73 mg/dl. Program CERDIKK dinyatakan efektif dalam pemantauan dan pengendalian DM lansia. Diharapkan program ini melibatkan kader dan perawat komunitas secara aktif.

The prevalence of DM increased as ones getting older and are categorized as a vulnerable group. There is a need to monitor and control the risk factors of DM to prevent complication. This scientific paper used the integration of theory management nursing, community as partners, family centered nursing and health belief model. A total sampling of 30 elderlies were involved for the assesment. The intervention used were the self help group and support group, health promotion, counseling, coaching and therapeutic modalities, using media documentation BP2DM. The result of pre-post intervention CERDIKK for 9 months using paired t-test with p:0.000 showed there was significant influence of the the elderly behavior in controlling DM. The increase of support group behavior and the decline in blood sugar levels 73 mg/dl were also evident. CERDIKK program is effective to use in the monitoring and controlling of DM elderlies. It is recommended to actively involve cadres and community nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dayan Hisni
"Latar belakang: Prevalensi komplikasi DM semakin meningkat termasuk di Indonesia. Untuk mencegah komplikasi DM diperlukan perubahan perilaku. Setiap pasien DM memiliki kebutuhan dan tujuan kesehatan yang bervariasi, maka person-centered approach perlu diberikan sebagai strategi yang menjanjikan untuk mengubah perilaku dalam mencegah komplikasi DM. Salah satu strateginya adalah dengan coaching. Melalui coaching, diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri dan penerimaan diri sebagai mediator dalam mengubah perilaku dalam mencegah komplikasi DM. Tujuan: dikembangkannya model coaching keperawatan berdasarkan analisis eksploratori tentang pengalaman perilaku pencegahan komplikasi dan efektivitasnya terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi dan metabolik markers pada pasien DM tipe 2. Metodologi: Penelitian ini menggunakan mixed-method dengan desain eksploratori sekuensial melalui tiga tahap. Purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel. Tahap pertama melibatkan lima belas pasien DM tipe 2 sebagai partisipan, tahap kedua melibatkan tiga orang sebagai pakar, dan tahap ketiga melibatkan 70 pasien DM tipe 2 sebagai responden. Hasil: Teridentifikasi empat tema yang menjadi dasar pengembangan model. Tersusun empat modul sebagai penjelasan model dan pedoman implementasi model coaching keperawatan. Hasil menunjukkan adanya efektivitas intervensi model coaching keperawatan terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi DM, dan tekanan darah sistol (p < 0,001), serta GDP (p = 0,014), namun tidak efektif terhadap HbA1c, kolesterol total, dan tekanan darah diastol (p > 0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa tidak ada efek variabel perancu terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi DM, GDP dan tekanan darah sistol (p > 0,05), namun ada efek usia terhadap perilaku pencegahan komplikasi DM (p = 0,011), dan ada efek jenis kelamin terhadap tekanan darah sistol (p = 0,018). Simpulan: Setelah mengontrol variabel perancu, intervensi model coaching keperawatan mampu meningkatkan skor rerata efikasi diri, memperbaiki penerimaan diri, meningkatkan perilaku pencegahan komplikasi DM, menurunkan skor rerata GDP, dan tekanan darah sistol. Saran: Intervensi model coaching keperawatan dapat diadopsi sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam mencegah komplikasi DM tipe 2.

Background: The prevalence of DM complications is increasing, including in Indonesia. To prevent DM complications, behavior change is needed. Each DM patient has varied health needs and goals, so a person-centered approach needs to be provided as a promising strategy to change behavior in preventing DM complications. One of the strategies is coaching. By implementing coaching, it is expected to increase self-efficacy and self-acceptance as mediators in changing behavior in preventing DM complications. Aim: to identify the effectiveness of nursing coaching model intervention on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors and the impact on metabolic markers in patients with type 2 DM. Methods: A mixed-method approach with exploratory sequential steps was conducted. Purposive sampling was used to approach the participants. The first step involved fifeteen participants with type 2 DM; the second step involved three experts, and the third step involved 70 participants with type 2 DM. Results: The results showed there were four themes as a basis for developing a model. There were four modules as part of the nurse coaching model. There was an effect of nursing coaching model intervention on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors, and systolic blood pressure (p < 0,001), as well as fasting blood glucose (p = 0,014); however, there was no effect of nursing coaching model intervention on HbA1c, total cholesterol, and diastolic blood pressure (p > 0,05). Furthermore, there was no effect of confounding variables on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors, fasting blood glucose, and systolic blood pressure (p > 0,05). Conclusion: After controlling confounding variables, a nursing coaching model intervention improves the mean score of self-efficacy self-acceptance, prevention DM complications behaviors, and decreasing the mean score of FBG and systolic. Suggestion: A nursing coaching model intervention can be adopted as one of the nursing interventions to prevent DM complications, especially at the Public Health Center."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ratnawati
"Lansia dengan diabetes mellitus (DM) merupakan kelompok rentan akibat berbagai faktor risiko sehingga perlu perhatian khusus meliputi pencegahan dan penanganannya. Karya ilmiah akhir ini menggambarkan program Lansia Sehat dengan Diabetes Mellitus (LANSET DM) sebagai strategi intervensi untuk pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas dalam pengendalian DM melalui penerapan teori manajemen, community as patner, family entered nursing, preceed-proceed model dan teori konsekuensi fungsional di Kelurahan Cisalak Pasar.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, penyebaran angket pada 106 responden dengan total sampling. Bentuk intervensi dilaksanakan melalui: terapi komplementer, terapi modalitas, terapi keluarga, coaching, guidance, konseling dan pendidikan kesehatan pada kelompok swabantu maupun kelompok pendukung selama 8 bulan.
Hasil kegiatan didapatkan 47,2% penurunan kadar gula darah. Kesimpulannya, program ini efektif dan aplikatif digunakan dalam pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan lansia dengan DM. Penulis merekomendasikan perlunya perawat komunitas mengembangkan program dan terlibat aktif dalam pencegahan primer, sekunder serta tersier pengendalian DM terutama di Kota Depok.

Elderly with diabetes mellitus (DM) are a vulnerable population due to multiple risks factors that need special attention in terms of prevention and treatment. This final scientific papers describing Lansia Sehat dengan Diabetes Mellitus (LANSET DM) program as an intervention strategy to give service and community nursing care to control DM through the application of management theory, community as a partner, family entered nursing, preceed - proceed model and the theory of functional consequences in Kelurahan Cisalak Pasar.
Data were collected by interview, observations, questionnaires to 106 respondents with a total sampling. Intervention strategies implemented through: complementary therapies, therapy modalities, family therapy, coaching, guidance, counseling and health education to self-help groups and support groups for 8 months.
The result show a significant changes in 47,2 % decreasing of blood sugar levels. The conclusion, LANSET DM is effective and applicable to be used in the management of service and nursing care for elderly with DM in terms of prevention, health promotion, and controlling Diabetes. I recommend that the need for community nurse to develop the program and actively involved in primary, secondary and tertiary prevention in controlling DM especially in Depok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safaruddin
"Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) dengan jumlah populasi tertinggi di Indonesia dan penyebab kematian tertinggi keenam di Indonesia. Dampak dari DM memberikan kerugian kesehatan dari tahun ke tahun, sehingga perlu penanganan yang serius maka dikembangkan inovasi Diet, Senam Kaki dan Relaksasi Benson (DEKADEE).
Tujuan: Memberi gambaran tentang pengaruh Intervensi Keperawatan DEKADEE terhadap pengendalian Kadar gula darah pada lansia diabetisi.
Metode: Studi kasus keluarga dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang melibatkan 10 keluarga sesuai praktik berbasis fakta dan inovasi dalam asuhan keperawatan komunitas pada 44 lansia. Inovasi DEKADEE terdiri 9 sesi selama 14 kali pertemuan. Data sebelum dan sesudah intervensi diukur menggunakan alat pemeriksaan gula darah, perilaku (pengetahuan sikap dan keterampilan), kemandirian, kadar gula darah.
Hasil: Adanya peningkatan perilaku pada keluarga meliputi rerata sebesar 3.95%, sikap rerata sebesar 2.53%, keterampilan rerata sebesar 3.66% dan tingkat kemandirian rerata 2 tingkat sebesar 80% dan 3 tingkat rerata sebesar 20% serta penurunan kadar gula darah 61.045 mg/dl. Hasil Uji T dengan nilai rerata signifikan 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat pengaruh Inovasi DEKADEE terhadap pengetahuan, sikap, keterampilan serta adanya pengaruh yang signifikan intervensi DEKADEE pada penurunan kadar gula darah sewaktu di Kelurahan Jatijajar Kota Depok.

Introduction: Diabetes Mellitus (DM) is one of the non-communicable diseases (PTM) with the highest population in Indonesia and the sixth highest cause of death in Indonesia. The impact of DM causes health losses from year to year, so it needs serious treatment, so the Benson Diet, Foot Exercise and Relaxation (DEKADEE) innovation was developed.
Objective: To provide an overview of the effect of DEKADEE Nursing Intervention on controlling blood sugar levels in elderly people with diabetes.
Methods: A family case study with a family nursing care approach involving 10 families according to fact-based practices and innovations in community nursing care for 44 elderly people. DEKADEE's innovation consists of 9 sessions of 14 meetings. Data before and after the intervention were measured using blood sugar checkers, behavior (knowledge, attitudes and skills), independence, and blood sugar levels.
Results: There was an increase in family behavior including an average of 3.95%, an average attitude of 2.53%, an average skill of 3.66% and an average level of independence of 2 levels of 80% and 3 levels of an average of 20% and a decrease in blood sugar levels of 61,045 mg/dl. T test results with a significant mean value of 0.000 (p <0.05).
Conclusion: There is an effect of DEKADEE's innovation on knowledge, attitudes, skills and a significant effect of DEKADEE's intervention on reducing blood sugar levels while in Jatijajar Village, Depok City.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yesi Ariani
"Efikasi diri diperlukan bagi pasien Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengelola penyakitnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara motivasi dan efikasi diri pasien DM tipe 2 di RSUP X, Medan. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik cross sectional dengan jumlah sampel 110 pasien DM tipe 2. Analisis data menggunakan Chi square, uji t independen, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden tidak ada yang berhubungan dengan efikasi diri, kecuali status sosial ekonomi (p= 0,046; α= 0,05). Ada hubungan antara dukungan keluarga, depresi, dan motivasi dengan efikasi diri (p= 0,01, 0,026, 0,031; α= 0,05). Individu yang memiliki motivasi yang baik berpeluang 3.736 kali menunjukkan efikasi diri yang baik dibandingkan dengan individu yang memiliki motivasi kurang baik setelah dikontrol depresi (CI 95% OR= 1.35; 10,32). Hasil ini merekomendasikan perawat untuk dapat meningkatkan motivasi dan efikasi diri pasien DM tipe 2 dengan memberikan pendidikan kesehatan terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan sosial, dan memberikan intervensi untuk mencegah munculnya depresi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>