Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marina Deviana
"ABSTRAK
Film Shinjuku Incident (新宿事件Xīnsù Shìjiàn) adalah film yang disutradarai oleh Derek Yee (尔冬升Ěr Dōngshēng) dan diproduseri oleh Jackie Chan (成龍Chéng Lóng). Film ini merupakan gambaran kehidupan para imigran gelap yang berasal dari Cina daratan di Jepang. Di dalam film ini tokoh utama Tie Tou (铁头) diperankan oleh Jackie Chan, seorang imigran gelap dari Cina daratan yang kemudian berubah menjadi seorang yang berkuasa di wilayah Shinjuku melalui serangkaian tindak kekerasan yang dilakukannya. Jurnal ini berfokus pada analisis perubahan penokohan Tie Tou sebagai tokoh utama sebelum dan setelah berkuasa di wilayah Shinjuku. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan fokus pada analisis karakterisasi tokoh utama dalam film. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk memaparkan penokohan Tie Tou yang merepresentasikan keadaan mayoritas imigran gelap Cina di Jepang pada tahun 1990.

ABSTRACT
Shinjuku Incident (新宿事件Xīnsù Shìjiàn) is a film directed by Derek Yee (尔冬升Ěr Dōngshēng) and produced by Jackie Chan (成龍Chéng Lóng). This film is a representation of the illegal immigrants existence from mainland China in Japan. In this film the main character Tie Tou (铁头) played by Jackie Chan, an illegal immigrant from mainland China who later turned into a ruler in the Shinjuku region through the series of violence that he did. This study focuses on the analysis of the characterizations changes of Tie Tou as the main character before and after dominated in the Shinjuku region. The author uses qualitative research methods with focus on the analysis of the main character characterizations in the film. This journal aims to explain the characterizations of Tie Tou who represented the majority of Chinese illegal immigrants in Japan in 1990."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abya Zara Ayesha
"Film Kimssi Pyoryugi (2009) karya Lee Hae-jun menceritakan kisah antara dua tokoh korban modernisasi perkotaan yang ter-alienasi dari kehidupan sosial mereka masing-masing. Penelitian ini membahas mengenai unsur intrinsik penokohan dan perubahan makna alienasi oleh kedua tokoh utama dalam film Kimssi Pyoryugi karya sutradara Lee Hae-jun. Dalam menganalisis penokohan dan analisis perubahan makna, metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan sumber data primer, yaitu film Kimssi Pyoryugi. Hasil temuan menunjukkan bahwa Kim laki-laki mengalami perkembangan karakter menjadi berwatak terbuka dan bertekad kuat. Sementara Kim perempuan menjadi berwatak peduli dan pemberani. Kedua tokoh mengalami perubahan bentuk alienasi dari alienasi psikis menjadi alienasi fisik. Perubahan ini kemudian mengubah pemaknaan alienasi kedua tokoh Kim menjadi suatu alternatif pilihan dalam usaha memenuhi esensi, hakikat dan martabat mereka sebagai manusia.

Kimssi Pyoryugi (2009), a film directed by Lee Hae-jun tells the story of two characters as a victim of modernization who are alienized from their respective social lives. This study analyzes the intrinsic factor of characterization and the characters’ understanding of alienation. The research method used in this study is descriptive analyzation with the primary data of the film Kimssi Pyoryugi (2009) directed by Lee Hae-jun. The result of this research proofs that male Kim has developed a character that is independent and determined. Meanwhile, female Kim has developed a character that is caring and brave. The two Kim characters experienced a change of alienation from psychological alienation to physical alienation. This change affects their understanding on the concept of alienation. Alienation has become an alternative to fulfil their essence, nature, and dignity as human beings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muni Anindita Janardana
"Artikel ini membahas tentang estetika film bisu dalam sebuah film berjudul The Artist karya Michel Hazanavicius. Pada penelitian ini, penulis menganalisis unsur naratif dan sinematografis untuk melihat dan memaparkan estetika film bisu dalam film tersebut. Penulis akan menggunakan teori pengkajian film dari buku ‘The Art of Watching Film’ untuk menganalisis secara mendalam kedua unsur tersebut. Selain itu, peneliti akan menggunakan buku ‘Le Cinéma Muet’ karya Michel Marié untuk mengetahui lebih lanjut tentang karakteristik estetik film bisu. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah pemaparan mengenai estetika film bisu yang muncul dan ditampilkan baik secara naratif maupun sinematografis.

This article analyzes the aesthetic of silent film using the ‘The Artist’ directed by Michel Hazanavicius as a model. The writer analyzes the narrative and cinematography of the film to describe all the elements of silent film art theory. The writer uses film theory contained in the book entitled ‘The Art of Watching Film’ to review both elements. In addition, theory from Michel Marie’s book “Le Cinema Muet” will be used to analyze the characteristics of silent film aesthetics. Qualitative research methods will be used to analyze data from this French film released in a DVD by the Weinstein Company. The results of this research will describe all the elements of silent film aesthetics through its narrative and cinematography.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
W. Putri Mahardhikartini
"Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang melakukan ekstensifikasi atau perpanjangan produk dari film-film animasi yang disukai anak-anak. Perpanjangan produk itu mencakup berbagai jenis barang, mulai dari mainan untuk dikoleksi yang dipaketkan sebagai merchandise dari makanan kecil atau paket makanan dari restoran tertentu, pakaian, mainan, peralatan sekolah, peralatan makan, asesoris, kaset vcd, sampai kaset Play Statlon. Semua itu merupakan perpanjangan dari film-film animasi yang saat ini sedang disukai anak-anak seperti film Pokemon, Digimon, dan Digimon 2: Adventure.
Tugas karya akhir ini berusaha memberi gambaran bagaimana anak-anak dengan pemahaman mereka yang begitu terbatas tanpa disadari menjadi korban konsumtif dari para produsen yang melakukan perpanjangan produk tadi. Selain itu tugas karya akhir ini berusaha memberi gambaran tentang karakteristik anak seperti apa yang cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh budaya konsumtif, dan sebenarnya pengaruh apa yang lebih berperan dalam tindakan anak-anak yang mengkoleksi produk-produk tie-ins tersebut.
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian observasi karena dianggap dapat memberi gambaran terlengkap tentang masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas. Ada tiga orang subyek penelitian yang berusia 6-8 tahun, dua orang laki-laki dan satu orang perempuan, ketigatiganya datang dari keluarga menengah ke atas. Namun waktu, tenaga, dan peralatan dalam proses observasi yang amat terbatas membuat hasil observasi belum maksimal.
Hasil pengamatan terhadap subyek penelitian dikaitkan dengan beberapa pemikiran seperti televisi sebagai sarana hiburan dan sarana komersial, hegemoni televisi, dan juga budaya konsumen. Hal ini karena film animasi yang diputar di televisi mempunyai hubungan yang erat dengan produk-produk tie-ins yang dibicarakan. Selain itu perilaku konsumtif anak dalam membeli produk tie-ins dikaitkan dengan budaya konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa televisi (film animasi) merupakan sarana hegemoni produsen terhadap anak-anak dalam mengkonsumsi produk tie-ins. Anak-anak bahkan keluarganya tanpa disadari ikut mengukuhkan dominasi produsen dengan membeli barang-barang dari film yang menjadi kesukaan anak-anak. Dilihat dari tingkah laku kosumtif anak-anak, dapat dikatakan bahwa tayangan televisi bukanlah hal utama yang mendorong perilaku konsumtif anak terhadap produk tie-ins, melainkan orang tua dan keluarga, serta keadaan keuangan keluarga. Kontrol terbesar ada di tangan orang tua, dan ini yang diharapkan mampu mengendalikan perilaku konsumtif anak-anak terhadap produk-produk tie-ins.
Dalam keluarga yang disiplin, dan pengawasan dilakukan oleh orang tua sendiri atau kakak yang sudah dewasa, maka perilaku konsumtif anak-anak cenderung lebih sedikit atau lebih dapat dikendalikan. Sedangkan dalam keluarga yang disiplinnya agak sedikit longgar, Han pengawasan lebih banyak dilakukan pembantu rumah tangga, maka perilaku konsumtif anak-anak cenderung lebih sulit untuk dikendalikan karena yang mengawasi bukan orang tua sendiri.
Anakanak kadang sulit untuk mematuhi pembantu rumah tangga karena merasa pembantu rumah tangga tidak berhak untuk mengatur atau memarahi mereka. Sifat anak itu sendiri juga mempengaruhi perilakunya dalam mengkoleksi produk tie-hu. Anak-anak yang tidak mau kalah, selalu ingin menang dari temannya, atau cenderung suka pamer, biasanya akan lebih banyak mengkoleksi produk tie-ins atau produk lain yang sedang dikoleksi oleh teman-temannya. Koleksi itu dilakukan bukan hanya karena ia menyukai produk itu, tapi juga karena ia tidak mau kalah dengan teman-teman lainnya yang sudah mempunyai produk tersebut, anak yang terbuka dan mudah beradaptasi juga cenderung lebih mudah menerima pengaruh dari teman atau lingkungan sekitarnya.
Selain itu, pengamatan juga menunjukkan bahwa pilihan anak-anak terhadap produk tieins yang mereka beli bukan didasarkan atas kesetiaan mereka terhadap tokoh atau film tertentu, melainkan terhadap kesukaan mereka terhadap film apapun yang sedang ramai dibicarakan teman-teman sebaya mereka saat itu yang selalu berganti. Dengan demikian pembelian terhadap produk tie-ins juga akan terus berlangsung tanpa henti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S3746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safana Julia Maharani Putri
"Film Man In Love (2021) adalah film bergenre romansa Taiwan yang disutradari oleh Yin Chen-hao (殷振豪). Film ini mengisahkan A-Cheng, seorang penagih utang yang baik hati, bertemu dengan Hao Ting yang harus menanggung utang ayahnya. A-Cheng menawarkan pengurangan utang pada Hao Ting sebagai imbalan untuk berkencan dengannya. Meskipun awalnya digambarkan kasar dan menakutkan, A-Cheng sebenarnya adalah orang baik, dan pertemuannya dengan Hao Ting menjadi titik balik transformasi karakternya yang mendalam. Masalah penelitian ini berfokus pada bagaiman prinsip kebajikan Rén tercermin dalam karakter A-Cheng dan penggunaan Tona warna dalam film ini. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana prinsip kebajikan Rén tergambarkan dalam perilaku A-Cheng, meskipun terdapat stigma dan konflik dalam kehidupannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan intrinsik yang berfokus pada unsur penokohan dan warna sinematografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A-Cheng yang merupakan penagih utang yang kasar mempunyai kualitas-kualitas Rén, dibuktikan dengan cinta kasih yang diberikan kepada orang-orang disekitarnya. Prinsip kebajikan Rén yang terdapat dalam diri ACheng dapat mengubah persepsi orang-orang disekitarnya terhadap dirinya. Hal ini membuktikan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berbuat kebaikan
.Man In Love (2021) is a Taiwanese romantic film directed by Yin Chen-hao (殷振豪). The story revolves around a kind-hearted debt collector named A-Cheng, who meets Hao Ting, a woman burdened with her father's debt. To alleviate her burden, A-Cheng devises a unique repayment scheme: reducing the debt in exchange for dates with him. Initially, A-Cheng is portrayed as a rough and intimidating individual due to his physical appearance, but he is actually a good person. His encounter with Hao Ting becomes a pivotal moment, leading to a profound transformation in his character. This research problem focuses on how the Confucian principle of Rén (仁) is reflected in A-Cheng's character and the use of color tones in the film. The research also aims to reveal how the principle of Rén is depicted in A-Cheng's behavior despite the stigma and conflicts in his life. The method used in this study is qualitative, employing an intrinsic approach that focuses on characterization and cinematographic color elements. The results show that A-Cheng, a seemingly rough debt collector, possesses qualities of Rén, as evidenced by the love and care he shows to those around him. The principle of Rén within A-Cheng can alter the perception of people around him, proving that every individual has the potential to do good."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Khaifaz Drinanda
"Drama serial televisi memiliki penggemar tersendiri dan telah meluas di berbagai negara. Perkembangan drama serial televisi semakin lama semakin meningkat, dan kehadirannya memiliki daya-tarik sendiri.Salah satu drama serial televisi yang menarik adalah drama serial televisi untuk anak-anak yang ditayangkan juga di Indonesia berasal dari Malaysia. Drama televisi ini berhasil memperkenalkan tokoh-tokoh yang beragam suku, agama, dan budaya. Jika kita menonton drama serial televisi “Upin-Ipin” ini, akan terlihat kekentalan dialek bahasa setiap tokoh, yaitu dialek Melayu. Pada tahun 2009, drama serial televisi Malaysia ini memasukkan satu tokoh baru, yaitu seorang anak perempuan bernama Susanti dan berasal dari Indonesia. Dengan metode kualitatif analisis, penelitian ini menganalisis dialog-dialog dari delapan serial “Upin-Ipin” yang diakses melalui kanal Youtube, dan menemukan bahwa tokoh Susanti yang berasal dari Indonesia dalam adegan-adegan tertentu merepresentasikan budaya Indonesia. Beberapa teori mengenai representasi dari Barker, Hartley, Giles dan Middleton, dan Hall berserta teori penokohan menunujukkan bahwa Susanti memiliki kesesuaian dengan anak-anak Indonesia, meskipun ada juga yang tidak sesuai dalam karakter Susanti. Kata kunci: representasi, drama televisi, tokoh, dialog, Indonesia,

Drama television series has its own fans and has been widespread in various countries. The development of television drama series is increasing, and its presence has its own charm. One of the interesting television series dramas is a television series for children which is also broadcast in Indonesia from Malaysia. This television drama succeeded in introducing characters from various ethnic groups, religions, and cultures. If we watch the drama television series "Upin-Ipin", it will be seen the thickness of the language dialect of each character, namely the Malay dialect. In 2009, this Malaysian television drama series included a new character, namely a girl named Susanti who came from Indonesia. Using a qualitative analysis method, this study analyzes the dialogues of the eight “Upin-Ipin” series accessed through the Youtube channel, and finds that Susanti's character from Indonesia in certain scenes represents Indonesian culture. Several theories regarding the representation of Barker, Hartley, Giles and Middleton, and Hall along with the theory of characterizations show that Susanti is compatible with Indonesian children, although some are not appropriate in Susanti's character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Titus Kartika Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai gambaran imigran melalui tokoh Driss, ibunya, dan kedua adiknya dalam film Intouchables karya Olivier Nakache dan ric Toledano. Permasalahan ekonomi, pendidikan, pekerjaan, kemiskinan, menjadi korban stereotip dan rasisme yang dialami oleh Driss dan anggota keluarganya menggambarkan permasalahan yang dihadapi oleh imigran di Prancis pada umumnya. Tidak hanya aspek naratif saja, film ini juga akan dikaji melalui aspek sinematografis yang memiliki peranan yang penting dalam aspek pemaknaan.

ABSTRACT
This research discusses the picture of immigrants in France through the characters of Driss, his mother, and his siblings in Intouchables film, which is directed by Olivier Nakache and ric Toledano. The problems such as economic, education, employment, poverty, being victims of stereotypes and racism describe the problems which immigrants in general face. Not only the narrative aspect, this film will also be assessed through cinematographic aspect which has an important role in the aspect of meaning."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Herviani Putri
"Mother マザー adalah film drama Jepang berdasarkan kisah nyata yang disutradarai oleh Tatsushi Omori yang menceritakan seorang boshi-katei, Akiko, yang gemar berjudi dan memiliki seorang anak bernama Shuhei. Hubungan Akiko dan Shuhei sepanjang film tidak menunjukkan kasih sayang antara ibu dan anak, melainkan hubungan yang tampak adalah codependent. Akiko juga sering menyuruh Shuhei untuk melakukan hal yang menyimpang seperti mencuri dan membunuh demi mendapatkan uang. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan amae yang gagal oleh karakter Akiko dan Shuhei yang direpresentasikan dalam film Mother マザー. Penulis menggunakan teori amae milik Takeo Doi dan kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis yang berfokus pada berbagai adegan dan dialog. Film ini menggambarkan amae yang terwujud adalah amae yang gagal antara boshi-katei dan anaknya. Film ini juga menyoroti bagaimana amae yang terjadi memiliki kaitannya dengan on dan giri serta menjadi wacana pendukung pada realita di masyarakat Jepang kontemporer.

Mother マザー is a Japanese drama movie based on a true story directed by Tatsushi Omori that tells the story of a boshi-katei, Akiko, who likes to gamble and has a son named Shuhei. Akiko and Shuhei's relationship throughout the movie does not show the affection between mother and son, but rather a codependent relationship. Akiko also often tells Shuhei to do deviant things such as stealing and killing for money. Based on that, this study aims to describe the failed amae by the characters Akiko and Shuhei represented in the movie Mother マザー. The author uses Takeo Doi's amae theory and then analyzed using a descriptive analysis method that focuses on various scenes and dialogues. The film depicts amae that materializes as a failed amae between the boshi-katei and her son. The movie also highlights how amae that occurs has a connection with on and giri and becomes a supporting discourse on reality in contemporary Japanese society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Fajar Sasmita Aji
""Dunia Baru" mendekonststruksi paradigma dari para penjelajah Eropa yang datang ke Karibia, dan ini merupakan ideologi dari para poskolonialis Karibia. Omeros, sebuah epik karya Derek Walcott, dan The Enigma of Arrival, sebuah novel otobiografi karya VS Naipaul, mengangkatnya sebagai upaya membangun identitas dan kontestasi melawan hegemoni kolonial. Masing-masing menerapkan strategi dalam mengadaptasi pandangan-pandangan Eropa sebagai salah satu elemen fiksinya. Namun demikian, keduanya ternyata mengusung berbagai makna ambivalen demi makna-makna yang hendak dikemukakan dalam kaitannya dengan poskolonialitas Karibia. Bagaimana masing-masing mengetengahkan makna-makna dekonstruktif tersebut merupakan fokus dari disertasi ini. Juga, dipaparkan di sini analisis terhadap masing-masing perspektif dalam mengangkat ideologi tersebut.
Pendekatan yang digunakan ialah poskolonial, dan sebagai kajian sastra metodologi yang diterapkan ialah analisis tekstual. Pemahaman dan interpretasi secara kualitatif terhadap teks-teks merupakan hal yang utama dalam mengerjakan kajian di sini. Karena pada dasarnya sastra Karibia ada dalam ranah atau konteks poskolonial, beberapa teks penting lainnya dibahas demi keperluan pembahasan permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam korpus penelitian, Omeros dan The Enigma of Arrival. Dalam hal ini sumbangan pikiran dari Stuart Hall tentang identitas kultural menjadi landasan penting bagi pembahasan berbagai fenomena yang terjadi di Karibia, di samping juga teoriteori mendasar mengenai poskolonialisme itu sendiri.
Akhirnya, beberapa temuan sebagai hasil kajian penelitian disertasi ini. Pertama, strategi adaptasi terhadap pandangan Eropa oleh Omeros diterjemahkan ke dalam ide tentang Eden Baru, dan The Enigma of Arrival mengungkapkannya dalam Kebun Jack. Keduanya menjadi representasi cara baru dalam membangun identitas, yang menekankan masa depan karena masa lalu hanya menjadi mitos yang mengganggu dan sekadar memenuhi memori. Kedua, ada beberapa aspek yang dimiliki Eden Baru dan Kebun Jack, yakni perubahan, perbedaan, dan masa depan. Ketiga, bagi Omeros cara menghadapi masa depan ialah berani dan bijak mengadaptasi pandangan Eropa untuk disesuaikan dengan kondisi lokal. Bagi The Enigma of Arrival cara menghadapi masa depan ialah berdiri sejajar dengan dunia Eropa sehingga inferioritas warisan masa lalu tidak menghambat kemajuan.

"New World" is to deconstruct the paradigm owned by the European explorers of Caribbean. It is the ideology of Caribbean postcolonialists. Omeros, by Derek Walcott, and The Enigma of Arrival, by VS Naipaul, mounted it as an establishment of identity and contestation against the colonial hegemony. Each underwent a strategy, especially in adapting European views as one of its fictious elements. However, they provided ambivalent meanings in order to bring their own messages due to Caribbean post coloniality. How each of them deconstructed those views is the focus of this dissertation. It also analysed the perspective of each in uplifting the ideology.
The approach applied was postcolonial and as a literary study the methodology of this dissertation was textual analysis. Qualitatively understanding and interpreting the texts were the main conduct to undergo the study. Since the Caribbean literature belongs to the realm of postcolonial context, several important texts were worth discussing in order to analyze the problems found in the main corpus of study, Omeros and The Enigma of Arrival. Stuart Hall's notions on cultural identity was an important basis in providing any concepts dealing the Caribbean phenomena, besides also several significant theories about postcolonialism.
Finally, there are some findings in the dissertation. First, the strategy of adapting European views in Omeros provided a notion of New Eden and in The Enigma of Arrival a notion of "Jack’s Garden." Both represented a new way of establishing identity, in which the emphasis was mainly on the future life because the past stood as the myth which burdened with only memories. Secondly, some aspects of both New Eden and Jack’s Garden were change, difference, and future. Thirdly, for Omeros the way of facing the future was by adapting it into the local conducts, and not by imitating European views. Meanwhile, for The Enigma of Arrival the way of facing the future was to stand as high as Europe in order to abolish inferiority given by the past.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1934
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>