Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianti Keke
"Perguruan Tinggi memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara. Maraknya jasa pendidikan yang menawarkan begitu banyak program studi dengan keunggulan masing-masing membuat para konsumen harus lebih selektif dalam memilih perguruan tinggi lanjutan bagi mereka. Hal tersebut terlihat dengan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, akan tetapi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini masih kurang dikenal oleh konsumen. Tingginya permintaan akan tenaga kerja dibidang transportasi dan logistik, membuat peneliti ingin mengetahui sejauh mana konsumen mengenal program studi transportasi dan logistik, dan sejauh mana pengaruh komunikasi pemasaran terpadu yang telah dilakukan terhadap kesadartahuan konsumen akan brand ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimanakah pengaruh Komunikasi Pemasran Terpadu yang terdiri dari advertising, personal selling, sales promotion, public relations & publicity serta direct marketing, terhadap Brand Awareness konsumen pada Program Studi Manajemen Transportasi dan Logistik. Adapun objek penelitian ini adalah mahasiswa STMT Trisakti dan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapat dari kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku teks, internet dan jurnal.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling yaitu dengan teknik judgment sampling atau juga disebut purposive sampling selanjutnya dengan multi stage cluster sampling dengan populasi mahasiwa STMT Trisakti kurang lebih 3000 mahasiswa dan sampel total sebayak 169 orang adalah mahasiswa STMT Trisakti Semester 6 dengan asal SMA wilayah Jakarta Timur. Kemudian untuk mengukur besarnya pengaruh komunikasi pemasaran terpadu terhadap brand awareness perguruan tinggi, digunakan teknik analisis data regresi dengan menggunakan software SPSS versi 19.
Dari hasil analisis yang diuji didapat public relations berpengaruh positif dan paling mempengaruhi terhadap peningkatan Brand Awareness konsumen pada Program Studi Manajemen Transportasi dan Logistik. Sedangkan advertising, personal selling, sales promotion serta direct marketing juga berpengaruh positif terhadap Brand Awareness konsumen pada Program Studi Manajemen Transportasi dan Logistik tetapi tidak setinggi pengaruh public relations. Hal iniberarti peningkatan Brand Awareness konsumen pada Program Studi Manajemen Transportasi dan Logistik lebih dipengaruhi oleh public relations.

University has an important role in the progress of a country. The rise of educational services offering so many courses with their respective advantages make the consumers should be more selective in choosing College advanced to them. It looks with the increasing level of public awareness of education, but education that is appropriate to the needs of the moment still less known by consumers. The high demand for labor in the field of transport and logistics, making researchers want to find out the extent to which consumers know the course of transport and logistics, and the extent of the influence of integrated marketing communications that have been made against consumer brand awareness about this brand.
The aims of this study is to examine how the effect of Integrated Marketing Communication (IMC) which consisting of advertising, personal selling, sales promotion, public relations and publicity, and also direct marketing, can increase brand awareness of consumer on transportation and logistics management programs. The object of this research are students of STMT Trisakti and using quantitative research methods with eksplanatif research. The Data used in this research is the primary data obtained from questionnaires, while secondary data obtained from textbooks, journals and the internet.
Sampling technique used is the nonprobability sampling technique that judgment sampling or purposive sampling is also called next with multi stage cluster sampling with a population of STMT Trisakti students approximately 3000 students and a total sample about 169 people are students of Trisakti STMT Semester 6 with high school’s origin area, East Jakarta. Then to measure the magnitude of the effect of the integrated marketing communications to brand awareness to College, used techniques of data analysis regression using SPSS software version 19.
From the results of analysis which has been tested in the end, we obtained findings public relations, have most positive influence increasing brand aweareness of transportation and logistics management programs. While advertising, personal selling, sales promotion and direct marketing are also a positive influence on increasing brand awareness of transportation and logistics management programs but not as high as public relations. This means that the increasing of brand awareness on transportation and logistics management programs is more influenced by public relations.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annetha Ayu Amalia
"KALA Watch merupakan brand fesyen kategori jam tangan yang berasal dari Bandung, Indonesia. Berawal dari tugas kuliah, KALA Watch didirikan sejak tahun 2014 oleh sekelompok mahasiswa School of Business and Management SBM ITB. Keindahan Indonesia menjadi nilai yang mendasari brand KALA Watch. Keunikan KALA Watch terletak pada strap jam tangannya yang bersifat interchangeable serta dihiasi oleh unsur keindahan Indonesia. Mengajak masyarakat Indonesia, khususnya kalangan young adults, untuk menjadi bagian dari keindahan Indonesia serta mencintai produk lokal menjadi hal-hal yang ingin dicapai oleh KALA Watch.
Strengths
1. Produk KALA Watch dapat menyesuaikan kebutuhan konsumen dengan konsep interchangeable strap sehingga KALA Watch dapat menyesuaikan kebutuhan pelanggan untuk digunakan dalam suasana formal dan nonformal.
2. Kemasan produk KALA Watch dilengkapi dengan kotak penyimpanan serta alat pengganti strap jam tangan yang bersifat user-friendlysehingga pelanggan KALA Watch dapat menyimpan jam tangan dengan terorganisir dan dapat mengganti strap jam tangan secara mandiri tanpa harus pergi ke toko reparasi jam.
3. Keindahan alam, budaya, serta pariwisata di Indonesia menjadi ciri khas produk KALA Watch sehingga para pelanggan KALA Watch dapat merasakan sensasi menjadi bagian dari Indonesia dengan menggunakan KALA Watch.
4. KALA Watch mengajak masyarakat di Indonesia untuk menjadi advokat pelestarian keindahan Indonesia serta cinta produk lokal melalui produknya sehingga informasi seputar nilai-nilai tersebut lebih mudah untuk tersebar melalui word of mouth.
5. KALA Watch didukung oleh para pengrajin dan desainer lokal yang handal sehingga KALA Watch dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
6. KALA Watch ditopang oleh tim yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang bisnis karena berasal dari salah satu sekolah bisnis unggulan di Indonesia SBM ITB sehingga KALA Watch telah memiliki akar bisnis yang kuat.
Weaknesses
1. Pemanfaatan alat pemasaran KALA Watch, khususnya media sosial dan website, belum maksimal sehingga konten yang ditujukan untuk dipublikasikan belum tersampaikan secara optimal kepada khalayak sasaran.
2. Brand awareness KALA Watch masih tergolong rendah sehingga perusahaan mengalami hambatan dalam memasarkan produknya.
3. KALA Watch belum pernah mengadakan program atau kegiatan komunikasi pendukung bisnis sehingga pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja program pendukung bisnis tidak dapat dilaksanakan.
4. Keterbatasan anggaran yang dialokasikan KALA Watch untuk kegiatan pemasaran sehingga KALA Watch memiliki pilihan kegiatan pemasaran yang bersifat terbatas.
Opportunities
1. Media sosial di Indonesia sering digunakan untuk keperluan pemasaran serta transaksi bisnis sehingga media sosial berpeluang untuk membantu optimalisasi promosi bisnis.
2. Belum ada program produsen jam tangan lokal yang secara spesifik mengangkat masalah pelestarian keindahan nusantara dan cinta terhadap produk lokal sehingga program tersebut dapat menjadi pembeda suatu merek.
3. Khalayak sasaran lebih memilih informasi digital sehingga khalayak sasaran lebih mudah untuk dijangkau tanpa hambatan geografis.
4. Khalayak sasaran merupakan pengguna media sosial yang aktif sehingga upaya pendekatan terhadap khalayak sasaran dapat dilakukan dengan efisiensi waktu serta biaya.
5. Khalayak sasaran merupakan masyarakat yang trendi dan memiliki minat di bidang fesyen sehingga khalayak sasaran berpeluang untuk menjadi tertarik terhadap produk jam tangan.
6. Khalayak sasaran tertarik dengan merek produk lokal yang bernuansa keindahan Indonesia sehingga khalayak sasaran dapat memiliki kecenderungan untuk mengetahui tentang KALA Watch.
7. Khalayak sasaran melihat produk KALA Watch sebagai produk yang dapat mereka beli dan tidak mahal sehingga khalayak sasaran dapat menjangkau jam tangan KALA Watch tanpa mengorbankan kebutuhan pokok dalam kehidupan.
8. Masyarakat di Jakarta, sebagai khalayak sasaran perluasan pasar, memiliki daya beli KALA Watch yang tinggi sehingga berpeluang tinggi untuk menjadi khalayak sasaran yang tepat untuk dituju KALA Watch.
Threats
1. Terdapat beberapa kompetitor produsen jam tangan lokal yang mengangkat nuansa Indonesia dan memiliki brand awareness yang cukup tinggi sehingga KALA Watch tidak unggul dalam brand awarenessbisnisnya.
2. Kebanggaan khalayak sasaran dengan memakai produk impor sehingga menyebabkan KALA Watch terhambat dalam menarik para khalayak sasaran. Ketiadaan program komunikasi pendukung bisnis KALA Watch yang dapat dipantau dan dievaluasi untuk perkembangan bisnis menyebabkan kurangnya optimalisasi serta kehadiran KALA Watch di internet, penurutan pendapatan dari pemasaran offline saja, dan brand awareness perusahaan yang rendah. Program komunikasi yang ditujukan untuk membantu perusahaan dalam menjangkau khalayak sasaran secara tepat dibutuhkan oleh KALA Watch untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Dengan menyisipkan konsep storytelling pada seluruh unsur kegiatan, berikut ini adalah lima kegiatan yang menjadi bagian dari strategi program MPR Kado Indah.Peluncuran Kembali Media Sosial dan Website KALA Watch. Roadshow Perguruan Tinggi Swasta PTS di DKI Jakarta.Pameran di Car Free Day CFD fX Sudirman.Sayembara Video Pendek dan Cerita Foto di Media Sosial.Collaborative Eventdengan film screening, sesi jamming musik, serta pameran produk KALA Watch.

KALA Watch is a wristwatch brand originatedfrom Bandung, Indonesia. Started out initially as a college project, KALA Watch was founded by a group of School of Business and Management SBM ITB students. The beauty of Indonesia is the core value of KALA Watch as afashion brand. KALA Watch products distinctive feature is the interchangeable straps decorated with elements inspired by the beauty ofIndonesia. Encouraging Indonesian societies, especially the young adult ones, to take some parts in the beauty ofIndonesia and appreciate local products are some of the things that KALA Watch wants to achieve.
Strengths
The interchangeable straps concept allows KALA Watch products to fulfill customers needs for flexible fashion item so KALA Watch can be used in both formal and nonformal occasions.Each of KALA Watch products are equipped with user-friendly wristwatch strap changer tool in a classic box so KALA Watch`s customers will be able to change their KALA Watch Straps on their own and to keep their KALA Watch collection safely in the box. The uniqueness of KALA Watch lies in its wristwatch straps that are inspired by the beauty of Indonesian culture, natural sites, and tourism so KALA Watch`s customers will be able to feel the sensation of being a part of Indonesia by using KALA Watch rsquo;s products on their wrists.
Through
Its products, KALA Watch encourages Indonesian societies to advocate their awareness and love for the beauty of Indonesia and local products that informations regarding those values will be able to be spread easily through word of mouth. KALA Watch is supported by professional local craftsmen and designers so KALA Watch can guarantee its products excellent quality. KALA Watch is sustained by its team that is consisted of people who have experiences and knowledges from SBM ITB, which is one of the best business schools in Indonesia, so KALA Watch have a strong business core.
Weaknesses
The use of KALA Watch promotional tools, especially social media and website, is yet to be used appropriately that the intended contents to be published has yet to be sent properly to its target audience. KALA Watch has low brand awareness level that it has impacted its marketing operational. KALA Watch has never conducted communication events or programs that can empower its business before so its programs effectivity can`t be measured and observed. The limitation of budgeting that KALA Watch wishes to allocate its fund for conducting communication programs is really tight that KALA Watch don`t have much program options.
Opportunities
Social media is being used for business and marketing purposes in Indonesia so that it can help the optimization of KALA Watch`s business promotions. Programs that open up specifically drilling on spreading awareness about the beauty of nusantara and local products are yet to be conducted before so it can be KALA Watch`s uniqueness among other brands to conduct one.
The target audiences prefer digitalized information so they are easier to reach without worrying about geographical boundaries. The target audiences are active users of social media so KALA Watch can reduce both operational cost and time to approach them. The target audiences are trendy societies and have some interests in fashion so that they are more likely to be interested in wristwatch products. The target audiences are interested in local products that bring out the beauty of Indonesia like KALA Watch do so that it will be easier for KALA Watch to be known by them. The target audiences consider KALA Watch products are affordable and inexpensive so they can purchase KALA Watch without getting broke. Jakartans, as the target audience of the company`s market expansion, have high purchasing power in KALA Watch products so they have greater chances to be the right target audience for KALA Watch.
Threats
1. There are several other local wristwatch brands that covers Indonesian theme with high brand awareness so that KALA Watch is not included as a top flyer in this category.
2. The target audiences pride in wearing import products is really high that KALA Watch finds it difficult to reach and attract them. The absence of KALA Watch`s communication program with evaluation and monitoring that can empower its business has caused the lack of optimization and presence in the internet, the decreasing revenue sourced from offline marketing, and low brand awareness. KALA Watch can make some uses out from communication programs formulated to help the company in reaching the appropriate target audiences. Applying the storytelling concept to all of the events, here are the five events from the Kado Indah MPR Program. KALA Watch Social Media and Website Relaunching. Private Universities in DKI Jakarta Roadshows. Mini Showcase in Car Free Day CFD fX Sudirman. Short Video and Photo Story Competition in Social Media. Collaborative Event that is consisted of film screening, music jamming session, and KALA Watch products mini showcase."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhika Vebryto
"Autoforza merupakan sebuah portal digital fotografi otomotif berbahasa Inggris asal Indonesia yang dibentuk oleh Jason Benedikto Wijaya dan Ubaydah Syawal Tore pada 13 Mei 2015. Autoforza pada awalnya dibentuk sebagai penyedia jasa dokumentasi kegiatan-kegiatan otomotif kelas sport, premium, dan mewah. Saat ini, Autoforza turut menghadirkan artikel-artikel, video, dan liputan terkait gaya hidup otomotif kelas. Hanya saja, hingga kini Autoforza belum dapat memaksimalkan awareness khalayak sasaran dan masih tertinggal dibanding kompetitor-kompetitornya.
Pada tahun 2017, Autoforza menargetkan memaksimalisasi aset-aset digital yang dimilikinya agar dapat meningkatkan jumlah pengikut secara signifikan. Dengan begitu, Autoforza dapat menandingi kompetitor dikelasnya dan juga dapat membuka peluang-peluang baru dalam memonetisasi usaha. Hal tersebut sejalan dengan hasil temuan riset pendahuluan yang menyatakan bahwa tingkat awareness Autoforza masih belum sebaik pesaing-pesaingnya serta adanya peluang untuk memanfaatkan aset-aset digital yang ada untuk mencapai target yang diinginkan.
Untuk mencapai target tersebut, dibuatlah suatu perencanaan strategi komunikasi pemasaran terpadu berbentuk web series “The Petrolheads” pada akun Youtube yang kemudian didukung dengan konten-konten yang sejalan dengan web series pada tiap-tiap kanal digital yang dimiliki oleh Autoforza. Program yang berjalan selama semester pertama tahun 2017 tersebut diprediksi menghabiskan dana sebesar Rp.15.791.000,- dari sejak awal hingga akhir pelaksanaannya.

Autoforza is an English-based digital automotive photography portal from Indonesia, founded by Jason Benedikto Wijaya and Ubaydah Syawal Tore on May 13th, 2015. In the beginning, Autoforza was created to provide documentary services for sport, premium, and luxurious automotive events. Now, Autoforza also provide its audience with articles, videos, and coverages on high class automotive lifestyle. But until today, Autoforza has not been able to maximize its awareness to the target audience and also a bit behind of its competitors.
On the year 2017, Autoforza targeted to maximize the usage of its digital assets to improve the numbers of followers significantly. By that mean, Autoforza may exceeds its rivals and also open up possibilities of monetizing the business. These matters were also sustained by the fact from the preliminary research explained that Autoforza still had less awareness than its competitors and the fact that opportunities to utilize its digital assets to accomplish the target achievements are still wide open.
To accomplish the targets above, an integrated marketing communication strategy plan was made in the form of a web series called "The Petrolheads" on Autoforza's Youtube Account and be supported by various contents related to the web series through every channels owned by Autoforza. The whole program will be held on the first half of the year 2017 and predicted to cost around Rp.15.791.000,- from its beginning to the end.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hastri Dwi Kencana Putri Beno
"Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menawarkan ukuran saji yang lebih beragam (250 gr, 500 gr, 1 kg, bulk order). Dibandingkan dengan kompetitor langsung, Ayam Ulbid menawarkan varian rasa yang lebih beragam dan menjangkau berbagai selera (western, nusantara, dan oriental).
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menerima pesanan jumlah besar (bulk order) melalui sistem pre-order.
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, harga produk lebih murah dengan jumlah sajian yang lebih banyak. Weaknesses (Kelemahan)
Sumber daya manusia terbatas sehingga maksimum pesanan hanya 10 kilogram per hari (tidak termasuk pesanan pre-order) dan tidak memungkinkan untuk menerima pesanan dengan jumlah besar dalam waktu singkat
Belum memanfaatkan media digital dengan maksimal Masih mengandalkan word-of-mouth dari konsumen yang pernah membeli Belum terdaftar sebagai mitra/seller di berbagai platform pesan-antar makanan sehingga konsumen sulit menjangkau Ayam Ulbid jika dibandingkan dengan kompetitor yang sudah terdaftar di platform tersebut.

Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers wider variety of serving sizes Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers more variety of flavors that covers various taste (western, Indonesian, oriental) Ayam Ulbid receives bulk orders through pre-order system Ayam Ulbid’s product prices are cheaper Weaknesses
The number of human resources is limited. Unoptimized use of digital media as marketing channel Still rely on word-of-mouth from past costumers
Not yet registered as seller on e-hailing platformOpportunities There are many digital media features that can be used to promote products The increase of buying food daringhabit Changes in people’s lifesyles that prioritize cleanliness and hygiene Threats There are many competitors who provide similar producst and have more resources
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rand, Paul M.
"Foreword / by Margo Georgiadis, President , Americas, Google -- Introduction : living a recommendable life -- Preface -- Word of mouth recommendations : marketing's holy grail -- Stew Leonard's and the 30 minute recommendation -- Why Angie and her list are worth $650 million -- Fixing what advertising has broken -- A whole new model for a whole new world -- The power of positive recommendations -- Where, how and why we recommend -- Some recommendations are more valuable than others : the influencer ecosystem and the Oprah effect -- The roadmap to recommendations -- Know : understanding where and how your brand and your competitors are talked about and recommended -- Plan : developing a recommendable brand strategy, articulating your sharable story -- Identify : discover those people whose recommendations influence your brand's purchase decisions -- Activate : creating compelling content and experiences that engage the 90/10 rule -- Protect : identifying and neutralizing "hear me's", "reputation terrorists" and "competitive destroyers" -- Beyond marketing : operationalizing recommendations -- Customer service that gets you recommended -- Becoming the most recommended place to work (HR) -- Creating products and offerings your customers tell you they will buy (Product Innovation/R & D) -- Built by recommendations : tying it all together."
New York: McGraw-Hill , 2014
658.872 RAN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Syahmenan
"Penelitian ini didasari dari konsep Customer Based Brand Equity Model yang menggambarkan proses penerapan aktivitas-aktivitas Branding untuk dapat membentuk Brand Equity yang kuat sehingga perusahaan dapat mempunya kesempatan untuk memperluas merek salah satu produknya. Dalam penelitian ini kasusnya adalah LCD TV LG. Pcnclitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptifi I-Iasil penelitian menyarankan agar pemegang merek dalam melakukan aktifitas branding hams mampu menciptakan keunikan sehingga dapat lebih cepat masuk di dalam benak audiens. Branding yang tepat dimana timbul resonansi di dalam hati dan pikiran konsumen. Ketika kondisi itu terjadi maka akan timbul Brand Equity yang kuat. Dan dampaknya adalah Brand Equity menciptakan nilai bagi konsumen dan juga bagi perusahaan yang berguna untuk perusahaan dalam strategi perluasan merek. Produk setelah perluasan merek harus dikomunikasikan dengan tepat salah satunya dcngan word of mouth dan juga iklan yang menarik sehingga timbul persepsi baik, sikap positifl dan kepercayaan konsumen terhadap merek yang pada akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku dan konsumen melakukan pembelian.

The Customer-Based Brand Equity model elicits the brand resonance in the mind and heart of consumers as the ultimate target of branding. Once such conditions established, the brand equity of the products branded is at its highest position. Through brand experiential, the curious brand seekers finally got satisfied in terms of wants, needs, and perceptions. The satisfied cormumers were then motivated to buy the brand, creating the company brand loyalty powerfully. The branding efforts reached one of its final goals, motivating the consumers to buy the company brand, not just the product brand. The study tends to be descriptive and analyzing the concepts of integrated marketing communication, branding, brand equity, and brand extension Concept analysis is performed through interpretative reading and cross-referencing to other definitions. Store branding placed in the forefront of the strategic main gate of exhibition has successfully exposed the brand visually in the eye of consumers and directly absorbed in to the mind and heart of the consumers. The repeated product brand name shouted out loud has successfully created some brand resonance through the ears of consumers. The visual and the hearings of product brand name has successfully created some level of desire for the consumers to experience the brand themselves. Once the curious consumers satisfied through brand experience, they became eager to own the brand, either product-wide or company-wide brand. Sales promotion efforts through branding and integrated marketing communication have reached beyond the expected sales target."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33889
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Enoviana
"Analisis Situasi
1. Perkembangan financial technology di Indonesia yang kian meningkat khususnya pada subsektor Peer to Peer Lending (P2P Lending)
2. Pintek (PT Pinduit Teknologi Indonesia) hadir sebagai salah satu startup P2P Lending dengan fokus layanan pada penyediaan pinjaman dana pendidikan baik formal maupun nonformal di Indonesia
3. Masyarakat khususnya mahasiswa belum banyak mengetahui tentang Pintek sebagai penyedia layanan pinjaman dana pendidikan
4. Pintek memiliki komunitas Duta Edupreneur yang menyasar mahasiswa sebagai influencer bagi lingkungan sekitarnya terhadap layanan dari Pintek
5. Melalui hasil diskusi, diketahui bahwa Pintek membutuhkan program dalam rangka memaksimalkan potensi yang dimiliki komunitas Duta Edupreneur guna meningkatkan brand awareness perusahaan khususnya pada lingkup universitas
Tujuan
Meningkatkan interaksi dan partisipasi anggota dalam rangkaian kegiatan komunitas Duta Edupreneur serta meningkatkan brand awareness Pintek sebagai solusi investasi masa depan di kalangan mahasiswa khususnya pada anggota komunitas Duta Edupreneur
Khalayak Sasaran
Fokus pada anggota komunitas Duta Edupreneur sebagai khalayak sasaran utama, dan mahasiswa lain di sekitar lingkup anggota sebagai khalayak sasaran sekunder.
- Geografis: Anggota komunitas Duta Edupreneur (primer) serta mahasiswa lain (sekunder) yang berdomisili di Jabodetabek dan Bandung.
- Demografis: Laki-laki dan perempuan, 17-25 tahun, SES B-C, dengan pekerjaan sebagai mahasiswa.
- Psikografis: Memiliki minat pada pengembangan kompetensi diri melalui pendidikan formal maupun nonformal, memiliki keinginan untuk memberikan kebermanfaatan bagi sekitarnya.
- Behavioral: Senang berkumpul dalam komunitas, pengguna gawai aktif dan senang membagikan informasi kepada sekitarnya, digital savvy.
Pesan Kunci
Pintek memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi diri sebagai investasi masa depan Program "Ciptakan Kesempatan bersama Pintek" akan terbagi dalam rangkaian kegiatan berupa:
1. Pembuatan Web Page Khusus Duta Edupreneur
2. Optimalisasi Penggunaan Media Komunikasi (WhatsAppGroup dan Instagram)
3. Pengembangan Kompetensi Anggota
4. Special Event Komunitas
Jadwal
Januari - Juli 2020
Anggaran
Rp37.500.000,00
Evaluasi
Input: Evaluasi persiapan program
Output: Evaluasi atas hasil dari pelaksanaan program
Outcome: Evaluasi dampak yang diperoleh dari pelaksanaan program

Situation Analysis
1. Financial Technology especially Peer to Peer Lending (P2P Lending) has been increasing in Indonesia
2. Pintek (PT Pinduit Teknologi Indonesia) is one of P2P lending that provides loan over formal and nonformal education in Indonesia
3. There are still many target audience that has not know much about Pintek`s services
4. Pintek has Duta Edupreneur as their Brand Community which targets students to become influencers for their surroundings towards services from Pintek
5. Pintek needs a program to maximize the potential of the Duta Edupreneur community in order to increase company brand awareness, especially in the scope of universities
Goals
Increasing member interaction and participation within the Duta Edupreneur community program and increasing Pintek`s brand awareness as a future investment solution among students, especially members of the Duta Edupreneur community
Target Audience
Focus on Duta Edupreneur members as primary target audiences, and other students around Duta Edupreneur as secondary target audiences.
- Geographic: Duta Edupreneur members (primary) and other students (secondary) that lives in Jabodetabek and Bandung.
- Demographics: Student, male and female, 17-25 years old, SES B-C.
- Psychographic: Has an interest in developing self-competence through formal and non-formal education, has a desire to provide benefits to the surrounding.
- Behavioral: Happy to gather in communities, active gadget users and like to share information with the surrounding, digital savvy.
Key Message
Pintek provides an opportunity to develop self-competence as an investment in the future Program "Ciptakan Kesempatan bersama Pintek" will be divided into activities of:
1. Develop a Web Page for Duta Edupreneur
2. Optimizing the use of WhatsApp Group and Instagram
3. Member Competency Development
4. Community`s Special Event
Schedule
January - July 2020
Budget
Rp37.500.000,00
Evaluation
Input: Program preparation
Output: Conducting evaluation for the result of the execution
Outcome: Measuring the effects of the program
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chriselda Armani
"

Profil Perusahaan

LPS Kharisma adalah sebuah Lembaga kursus olah vokal yang berlokasi di wilayah Jakarta Timur, Indonesia. Di bawah naungan Ibu Hj. Fitriningsih, S.pd, LPS Kharisma telah berdiri sejak 1995 hingga saat ini. Pada awal mula beroperasi, LPS Kharisma menyediakan berbagai layanan kursus seni. Namun seiring berjalannya waktu, kini LPS Kharisma lebih mempersempit dirinya menjadi hanya Lembaga kursus olah vokal saja. LPS Kharisma hingga saat ini hanya berdiri di satu lokasi dan tidak mendirikan cabang lainnya di lokasi mana pun. Mengingat sistem kepemilikannya merupakan milik keluarga, maka kegiatan operasional LPS Kharisma secara keseluruhan dilakukan secara bersama-sama oleh anggota keluarga mereka. Walaupun begitu, LPS Kharisma memiliki tim pengajar beranggotakan lima orang yang cukup mumpuni di bidangnya, sejak tahun 1990-an, LPS Kharisma telah berhasil "mencetak" penyanyi yang berkualitas, seperti Rio Febrian, Giovanni, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, sejak tahun 2011, LPS Kharisma telah secara rutin melatih kontingen solo vokal DKI Jakarta tingkat SMA dalam kompetisi tahunan berskala nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yaitu FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional). Dari segi infrastruktur gedung, LPS Kharisma sendiri terlihat kurang merawat serta memperhatikan estetika gedung mereka. Akan tetapi, sejak terjadinya diskusi dengan pemilik LPS Kharisma per November 2018, LPS Kharisma telah melaksanakan sejumlah upaya dalam proses revitalisasi gedung mereka. Hal ini menyebabkan terjadinya ketersinambungan antara keberlangsungan program ini dengan keterlibatan LPS Kharisma dalam pelaksanaannya.

Analisis Situasi

Strength

  • Prestasi murid Jeserta alumni LPS Kharisma dari tahun ke tahun terus konsisten, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai USP (Unique Selling Point) LPS Kharisma yang dapat diolah ke dalam rangkaian brand strategy.
  • Lokasi yang strategis, karena berada di wilayah Jakarta. Hal ini dapat menjadi USP LPS Kharisma.

Weakness:

  • Tidak memiliki konsep branding yang terencana secara matang sejak awal, sehingga LPS Kharisma mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan komunikasi dengan target khalayak mereka, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Tidak adanya perencanaan komunikasi pemasaran setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sehingga exposure LPS Kharisma terhadap target khalayak rendah.
  • Selain tim pengajar, tidak terdapat struktur organisasi yang jelas pada LPS Kharisma, mengingat LPS Kharisma merupakan badan usaha milik kelurga, sehingga agar tetap bisa bersaing dengan kompetitor, LPS Kharisma memerlukan perencanaan komunikasi pemasaran yang praktis dan efektif agar bisa tetap dilaksanakan walaupun hanya dikerjakan oleh sumber daya manusia yang jumlahnya sangat terbatas.

Opportunity:

  • Pemilik LPS Kharisma memiliki koneksi orang-orang (networking) yang cukup luas, sehingga LPS Kharisma dapat mengoptimalkan output dan outcome program humas pemasaran ini dengan cara menyebarluaskan konten komunikasi kepada networking LPS Kharisma, serta dengan meminta bantuan mereka untuk menyeberluaskan kembali konten-konten tersebut kepada orang-orang yang mereka kenal melalui jaringan media sosial yang mereka miliki.

Threat:

  • Kompetitor-kompetitor yang telah lebih dulu memiliki perencanaan program pemasaran yang cukup baik. Purwacaraka Music Studios, Sanggar KBL, dan MSI School telah berhasil melakukan brand strategy yang sangat baik sehingga tingkat brand awareness kompetitor kompetitor tersebut lebih tinggi dibandingkan LPS Kharisma.

Pernyataan Masalah

LPS Karisma tidak memiliki brand strategy sebagai fondasi dasar dalam kegiatan komunikasi pemasaran

Usulan Program

  • Brand Narrative
  • Brand Look
  • Digital Interface
  • Video Company Profile

Tujuan Program

  • Memenuhi salah satu dari ketiga atribut brand reputation menurut Herbig dan Milewicz (1995), yakni keahlian pemasaran
  • Memenuhi efektifitas pesan
  • Meningkatkan brand awareness

Khalayak sasaran

Pelajar berusia 13-16 tahun yang berdomisili di Jabodetabek yang memiliki akun instagram, gemar beryanyi tetapi tidak memiliki pengalaman manggung, mempertimbangan harga dan kualitas, dan menyukai hal dan pengalaman baru

Pesan Kunci

Memperkenalkan kembali LPS Kharisma dengan wajah baru dan semangat baru

Anggaran

Rp1.150.000,00

Evaluasi

  • Monitoring tahap proses
  • Evaluasi tahap output
  • Evaluasi tahap outcome


Company Profile

LPS Kharisma is a vocal training institute located in the East Jakarta region, Indonesia. Under the auspices of Mrs. Hj. Fitriningsih, S.pd, LPS Kharisma has been established since 1995 until now. At the beginning of its operation, LPS Kharisma provides a variety of art course services. But over time, now LPS Kharisma narrows itself down to being the only vocal course Institute. LPS Kharisma until now only stands in one location and does not set up another branch in any location. Since the ownership system is owned by the family, the operational activities of LPS Kharisma as a whole are carried out jointly by their family members. Even so, LPS Kharisma has a teaching team of five people who are quite qualified in their fields. since the 1990s, LPS Kharisma has managed to "print" quality singers, such as Rio Febrian, Giovanni, and many more. Not only that, since 2011, LPS Kharisma has routinely trained the contingent of high school DKI Jakarta vocal solo in an annual national competition organized by the Ministry of Education and Culture, namely FLS2N (National Student Art Festival and Competition). In terms of building infrastructure, LPS Kharisma itself looks less caring and takes care of the aesthetics of their building. However, since the discussion with the owner of LPS Kharisma as of November 2018, LPS Kharisma has carried out a number of efforts in the process of revitalizing their building. This led to a continuation between the sustainability of this program and the involvement of LPS Kharisma in its implementation.

Situation Analysis

Strength:

  • “The achievements of students and alumni of LPS Kharisma from year to year continue to be consistent, so that this can be used as USP (Unique Selling Point) LPS Kharisma which can be processed into a series of brand strategies.
  • Strategic location, because it is in the Jakarta area. This can be the USP LPS Kharisma.

Weakness:

  • Do not have a well-planned branding concept from the start, so LPS Kharisma has difficulty in carrying out communication activities with their target audience, both in the short and long term.
  • There is no marketing communication planning in at least the last five years, so that the exposure of Charity LPS to the target audience is low.
  • In addition to the teaching team, there is no clear organizational structure at LPS Kharisma, considering that LPS Kharisma is a family-owned business entity, so in order to be able to compete with competitors, LPS Kharisma requires a practical and effective marketing communication plan so that it can be carried out even though very limited human resources.

Opportunity:

  • LPS Kharisma owners have extensive networking connections, so LPS Kharisma can optimize the output and outcome of this marketing public relations program by disseminating communication content to the LPS Kharisma network, and by asking for their help to redistribute the content to people they know through the social media networks they have.

Threat:

  • Competitors who already have a good marketing program planning. Purwacaraka Music Studios, Sanggar KBL, and MSI School have succeeded in doing a very good brand strategy so that the level of brand awareness of these competitors is higher than LPS Kharisma

Problem Statement

LPS Kharisma does not hace a brand strategy as a basic foundation in marketing communication activities

Program

  • Brand Narrative
  • Brand Look
  • Digital Interface
  • Video Company Profile

Goal

  • Meet one of the three attributes of brand reputation according to Herbig and Milewicz (1995), namely marketing expertice
  • Meet the success of the message
  • Increase brand awareness

Target Audience

Studemt, 13-16 years old, residing in Jabodetabek area, have an instagram social media account, love to sing but don't have much experience singin in public, consider price and quality, like the new things and experiences

Key Messages

Reintroducing LPS Kharisma with a new face and new spirit

Total Budget

Rp1.150.000,00

Evaluasi

  • Process stage
  • Output stage
  • Outcome stage
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukainah Shirin
"Dalam memastikan konsumen tertarik untuk membeli produk yang dipasarkan suatu entitas bisnis, tentunya perlu dilakukan strategi pemasaran yang optimal. Dengan melakukan strategi pemasaran, produk dapat meningkatkan visibilitas merk dan menyebarkan pemahaman mengenai nilai tambah yang dimiliki produk bersangkutan terhadap calon konsumen potensial. Konsumen kemudian akan lebih tertarik untuk membeli produk. Tulisan ini melakukan studi kasus terhadap strategi pemasaran brand kecantikan Jacquelle menggunakan kerangka teoritis AIDA, untuk memahami bagaimana strategi pemasaran yang digunakan berusaha membangun visibilitas merek dan menyebarkan informasi mengenai nilai tambah produk kecantikan Jacquelle. Berdasarkan tinjauan yang telah dilakukan, strategi pemasaran Jacquelle dapat distimulasi melalui rangkaian periklanan yang terintegrasi dan menyeluruh, tampak karena Jacquelle memenuhi strategi pemasaran yang menunjang dalam masing-masing tahap attention, interest, desire, dan action.

In ensuring that consumers are encouraged in buying products marketed by a business actor, an optimal marketing strategy needs to be implemented. By implementing a marketing strategy, product could significantly increase its brand awareness and spread broad understanding about its added value to potential consumers. Consumers will then be more interested and incentivized in buying the product. This paper conducts a case study on the marketing strategy of Jacquelle's beauty products using the theoretical framework of AIDA, to understand how the marketing strategy used seeks to build brand visibility and spread information about the added value of Jacquelle's beauty products. Based on the conducted research, Jacquelle's marketing strategy can be stimulated through a series of integrated and comprehensive advertising. Furthermore, Jacquelle’s marketing strategy is deemed successful to fulfill each stage in AIDA framework of attention, interest, desire, and action."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Satriya
"Perkembangan batik di Indonesia secara umum dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya pengusaha batik yang bermunculan. PT X adalah salah satu pelaku dalam industri batik, lewat merek "IT Private Collection".
Menyadari semakin ketatnya persaingan pasar maka perusahaan merasa perlu untuk mengembangkan jumlah basis konsumen agar dapat mengatasi persaingan pasar. Oleh karena itu perusahaan perlu membenahi diri agar dapat mengembangkan jumlah basis konsumen. Ketika perusahaan akan membenahi diri timbul beberapa permasalahan. Pertama, perusahaan ingin mencari gambaran profit konsumen saat ini untuk melihat peluang pasar. Kedua, mampukah brand identity diberdayakan untuk mengembangkan basis konsumen. Ketiga, jika brand identity terbukti mampu, maka elemen brand identity manakah yang akan dikembangkan oleh perusahaan.
Untuk menjawab permasalahan diatas maka penelitian akan dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama adalah dengan memahami profil konsumen saat ini, kedua adalah dengan menguji sejauh mana pengaruh brand identity dapat mendorong terjadinya brand purchase intention. Pada penelitian ini masing-masing elemen brand identity akan diuji secara individu dan bersamaan terhadap brand purchase intention.
Berdasarkan penelitian pada profil konsumen ditemukan hasil sebagai berikut, prosentase segmen wanita sebagai konsumen batik "IT Private Collection" adalah sama dengan segmen pria. Kemudian terdapat rentang usia yang cukup lebar yakni dari umur 26- 55 tahun dan tingkat pendidikan yakni dari diploma hingga S2. Dengan demikian tidak mengherankan jika status pekerjaan didominiasi oleh karyawan dan pengusaha.
Lebih lanjut, basil penelitian menunjukkan bahwa keempat element brand identity secara individu dan bersama-sama memiliki pengaruh terhadap pembentukan brand purchase intention. Dari keempat elemen brand identity, brand as organization memberikan pengaruh paling besar terhadap brand purchase intention.
Selanjutnya brand as product mampu memberikan pengaruh besar berikutnya terhadap brand purchase intention.
Dan hasil penelitian ditemukan bahwa adanya peluang pada segmen wanita dan usia muda serta customer live time value. Upaya perusahaan untuk mengembangkan jumlah basis konsumen melalui pengembangan brand identity dapat dilakukan dengan pengembangan brand as organization sebagai prioritas utama.
Untuk memanfaatkan hasil penelitian ini maka perusahaan perlu mengembangkan bauran pemasaran lebih terarah melalui elemen produk dan promosi. Pengembangan bauran pemasaran dibagi menjadi tiga tahap untuk tiga sasaran yang berbeda. Tahap pertama adalah tahap eksekusi dimana bauran pemasaran dilakukan untuk memanfaatkan temuan hasil profil konsumen. Tahap kedua adalah tahap persiapan dimana bauran pemasaran dilakukan oleh perusahaan untuk mempersiapkan aspek internal dengan prioritas utama menguatkan unsur brand as organization. Tahap ketiga adalah tahap merencanakan bauran pemasaran diperlukan untuk mengkomunikasikan personalitas merek "IT Private Collection".

Batik industry in Indonesia has a significant growth at the moment. Many of batik entrepreneur rise in this industry. PT "X" is one of them who produces batik with the brand "IT Private Collection".
PT "X" realize that market competition in the batik industry become more difficult therefore PT "X" should enlarge its customer based to overcome the competition. This needs PT "X" to prepare its resources. While PT "X" will do preparation, some problem are occurred. First, PT "X" would seek the business opportunity from the profile of existed customer. Second, would the brand identity be capable to enlarge its customer based and the last, if the brand identity would be capable to enlarge the customer based, which of element of brand identity need to be expanded.
The research will be conducted through 2 approaches in order to solve those problems. First, the research will discover the customer profile thus PT "X" can get the picture of its customer. Second, element of brand identity will be tested to brand purchase intention. The test objective is to find of which element produces the greatest influence to create brand purchase intention.
The result found that the percentage of female who use the batik "IT Private Collection" is the same as male. Furthermore, the age respondent is from 26-55 years old with the education background is from Diploma until Master (S2). This causes that occupation status is dominated by employee and entrepreneur.
Other result states that brand identity gives influence to create brand purchase intention. Brand as organization is one of four brand identity element which has the greatest influence to create brand purchase intention. The next brand identity element which gives influence significantly to create brand purchase intention is brand as product. In addition, brand as personality also gives influence to create it.
There are some business opportunities that can be exploited by PT "X". There are opportunities to obtain female and young age segment and utilize the customer live time value. Moreover expanding brand identity, with brand as organization become highly priority, can be applied to enlarge customer based.
Marketing mix positively need to be done to take advantage of the business opportunities. Marketing mix via product and promotion should get along with the business opportunities. Implementation of marketing mix is divided into 3 stages with 3 different targets. First stage is execution where marketing mix needs to be done immediately to optimize the result based on customer profile. Second stage is preparation where marketing mix needs to be done to prepare the company resource. The last stage is planning where marketing mix will be conducted to communicate the brand personality of "IT Private Collection"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>