Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Pramitasari
"ABSTRAK
Simone de Beauvoir dalam bukunya yang berjudul Le Deuxieme Sexe, mengemukakan gagasan-gagasan mengenai feminisme eksistensialis. Gagasan-gagasan tersebut diantaranya adalah subjektivitas perempuan dan kebebasan perempuan. Tidak jarang gagasan-gagasan mengenai feminisme eksistensialis tersebut ditemukan dalam sebuah iklan, dengan menjadikan perempuan sebagai tokoh utama. Salah satunya adalah iklan produk kosmetik Yves Saint Laurent Beaute-Touhe Eclat. Subjektivitas dan kebebasan perempuan dalam iklan tersebut ditampilkan secara implisit pada berbagai aspek, antara lain pada aspek sinematografis, latar musik, dan slogan. Melalui aspek-aspek tersebut, dapat terlihat bahwa perempuan yang digambarkan dalam iklan tersebut adalah perempuan mandiri yang telah mendapatkan kebebasannya dan telah mampu memposisikan dirinya sebagai subjek.

ABSTRACT
In the book The Second Sex (Le Deuxieme Sexe), Simone de Beauvoir expressed her ideas of feminism that is influenced by existentialism. Two of her ideas are about womens subjectivity and womens freedom. Her ideas of feminism are often found in an advertisement and make women as the main character. One of the advertisements which has Simone de Beauoirs ideas of feminism, is an advertisement made by Yves Saint Laurent Beaute about their product that is called Touche Eclat. Womens subjectivity and freedom are shown implicitly in this advertisement on various aspects, such as cinematographic aspect, background music, and slogan. Through these aspects, it can be seen that the women portrayed in that advertisement is an independent woman who has gained her freedom and has been able to position herself as a subject and equal with man."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saviga Citra Dewantika
"Artikel ini membahas maskulinitas dalam iklan televisi parfum "L" Homme Libre? dari Yves Saint Laurent. Pada umumnya, iklan parfum laki-laki menunjukkan sosok laki-laki yang kuat, petualang, berotot besar, bertato, penakluk perempuan, dsb. Dengan menggunakan metode semiotik, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan citra maskulinitas yang ditunjukkan dalam iklan. Makna iklan dapat dilihat melalui tanda di dalam iklan, seperti warna, pakaian, gerak tubuh, ekspresi wajah, nama parfum, kemasan, latar tempat, latar musik, dan latar waktu. Dari tanda itu saya melihat konsep maskulinitas yang telah berubah. Laki-laki dapat menunjukkan sisi maskulin sekaligus feminin. Laki-laki juga mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan dirinya.

This article examined the masculinity on the television advertisement "L" Homme Libre? of Yves Saint Laurent. Generally, men?s perfume advertisement illustrates masculinity as a strong, adventurous, muscular, tattooed, conqueror, etc. By using a semiotic method, this article aims to look for an image of masculinity showed by signs presented on advertisement such as colours, clothes, gestures, faces, perfume name, packaging, background, music, and time. Based on those signs, we could find that the masculinity concept has changed. A men could indicate the masculine side and the feminine side. Furthermore, a men have the freedom to express himself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Venny Aryani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Rizky Sumanto
"Cinta romantis adalah prinsip yang diperkenalkan dalam modernitas, menggambarkan hubungan intim antara dua individu yang bebas. Dalam pengertian masyarakat umum, cinta romantis dimaknai sebagai hubungan heteroseksual dengan nilai-nilai heteronormatif dan heteroseksis. Cinta romantis menimbulkan masalah baru, yakni toxic relationship (hubungan “beracun”). Toxic relationship seringkali berujung pada kekerasan, baik berupa kekerasan mental, emosional, maupun fisik. Artikel ini berpendapat konsep cinta autentik Simone de Beauvoir dapat menjadi jalan keluar untuk terlepas dari jeratan toxic relationship dan membangun cinta romantis yang ideal. Cinta autentik dibangun atas dasar adanya keinginan saling mengakui kebebasan kedua belah pihak. Cinta autentik mengharuskan keduanya mempertahankan individualitas mereka, dan secara bersamaan mengakui adanya perbedaan satu sama lain. Sedangkan cinta tidak autentik didasarkan pada ketidaksetaraan antara kedua jenis kelamin, serta adanya ketundukan dan dominasi. Bentuk cinta semacam ini membuat pihak yang menjalaninya tidak dapat mengalami kebebasan, persahabatan, dan kebahagiaan. Berdasarkan konsep cinta autentik, manusia dapat saling mendukung dalam menemukan, menjangkau dan melampaui diri mereka sendiri, dan bersama-sama memperkaya makna hidupnya. Untuk mencapai tujuan, penulis menggunakan metode distingtif konseptual dan analitis deskriptif guna memperlihatkan adanya perbedaan antara konsep cinta romantis yang dipahami oleh masyarakat di Indonesia dengan konsep cinta autentik de Beauvoir. Kebaruan yang ditawarkan adalah kajian terhadap teori de Beauvoir secara filosofis dapat diterapkan untuk membongkar praktik toxic relationship dan pengkonsepsian ulang cinta romantis di Indonesia.

Romantic love is a principle introduced in modernity, describing an intimate relationship between two free individuals. In the sense of society, romantic love is interpreted as a heterosexual relationship with heteronormative and heterosexist values. Romantic love raises new problems, namely toxic relationships. Toxic relationships often lead to violence, in the form of mental, emotional or physical violence. This article argues that Simone de Beauvoir's authentic love concept can be an escape route from toxic relationships and building an ideal romantic love. Authentic love is built on the basis of a mutual desire to recognize the freedom of both parties. Authentic love requires both to maintain their individuality, while simultaneously recognizing differences from one another. 2 On the contrary, inauthentic love is based on inequality between the sexes, as well as submission and dominance. This form of love prevents those who live it from experiencing freedom, friendship and happiness. Based on the concept of authentic love, humans can support each other in discovering, reaching and surpassing themselves, and together enriching the meaning of their lives. To achieve this goal, the writer uses descriptive conceptual and analytical descriptive methods to show the difference between the concept of romantic love that is understood by people in Indonesia and de Beauvoir's concept of authentic love. The novelty offered is a study of the de Beauvoir theory that can be applied philosophically to dismantle the practice of toxic relationships and the re-conception of romantic love in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Ajeng Gumandar
"Skripsi ini menganalisis tokoh Yanti pada novel Gerhana karya A.A. Navis. Penulis melihat bagaimana tokoh Yanti bereksistensi pada cerita berdasarkan teori eksistensialisme menurut Simone de Beauvoir. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Penulis menganalisis cara Yanti bereksistensi berdasarkan kondisi eksistensi perempuan yang mendekati deskripsi tokoh Yanti, yaitu Perempuan Mandiri dan Perempuan Menikah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tokoh Yanti mampu mengeksistensikan dirinya sebagai seorang Perempuan Mandiri dan Perempuan yang Menikah, dengan cara-cara seperti yang telah dijabarkan oleh Simone de Beauvoir.

This undergraduate thesis analyzes Yanti, a character on Gerhana written by A.A. Navis. The purpose is to see how Yanti's existence develop on the story, based of Simone de Beauvoir's theory. This research used qualitative as method with descriptive analytic to analyze. Yanti's way to existence was analyzed based on de Beauvoir's theory on The Independent Woman and The Married Woman. The result of this thesis concluded that Yanti could make herself exist as an Independent Woman and Married Woman, just like how Simone de Beauvoir already explained.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifa Bila
"Artikel ini membahas eksistensialisme pada tokoh Marina Borisovna dalam novela Вессмертный/Abadi karya Olga Slavnikova. Novela inimengisahkan kehidupan anggota keluarga yang bertahan hidup di apartemen kumuh dengan mengandalkan gaji seorang pensiunan tentara. Marina merupakan satu-satunya anggota dalam keluarga itu yang memilih pilihan hidup berbeda dari anggota keluarga lainnya. Tujuan pembahasan artikel ini untuk menganalisis tokoh Marina Borisovna dalam mencapai eksistensi dirinya. Teori yang digunakan adalah teori eksistensialisme Simone de Beauvoir dengan metode penelitian berupa deskriptif analisis, serta pendekatan berupa studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tokoh Marina Borisovna memperoleh eksistensinya melalui kemandirian, intelektualitas, dan pekerjaan yang dimilikinya.

This article discusses the existentialism of Marina Borisovna in Olga Slavnikova's novella Вессмертный/Immortal. This novella narrates the life of a family member who survives in a slum apartment by relying on the salary of a retired soldier. Marina is the only member in the family who chooses a different life choice from the others. The aim is to analyze Marina Borisovna's character in achieving her own existence. The theory used are the existentialism theory of Simone de Beauvoir with descriptive analysis research as the method, and literature study approach. This article ultimately indicate that Marina Borisovna gains her existence through her independence, intellect, and work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1998
848.914 9 SIM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chevrier, Lionel
Ottawa: Le Cercle du Livre de Frnce, 1959
386.4 CHE v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Anastasya Putri Yasmeen
"Artikel ini bertujuan untuk memaparkan representasi produk prêt-à-porter  Yves Saint Laurent terhadap perkembangan kelas menengah pada masa les trente glorieuses (1945 – 1975). Analisis dalam artikel ini dilakukan dengan menggunakan teori diferensiasi milik Pierre Bourdieu untuk mengetahui faktor pembeda antar kelas sosial melalui pakaian. Konteks masa les trente glorieuses juga akan dikaitkan dengan permasalahan perkembangan kelas menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk prêt-à-porter Yves Saint Laurent menjadi alternatif bagi kelas menengah agar dapat berpenampilan seperti kaum borjuis dengan tujuan membuktikan adanya perubahan kelas sosial yang dialaminya dengan cara menggunakan merek pakaian yang sama, walaupun produk yang digunakan berbeda kelasnya.

The purpose of this article is to explain the Yves Saint Laurent’s prêt-à-porter products as the representation of the development of the middle class during the les trente glorieuses era (1945-1975). The theory of differentiation from Pierre Bourdieu is used to analyses the differentiating factors between social classes through its attire. The context of les trente glorieuses will also be linked to the issue of the development of the middle class in this article. The results show that Yves Saint Laurent's prêt-à-porter product seems to be an alternative for the middle class in order to look like the bourgeoisie by using the same clothing brand, even though the products has the different class.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Diana
"Hidup perempuan Jawa memang ironis. Mereka selalu ditanamkan oleh nilai-nilai yang membatasi kebebasannya. Dengan alasan untuk menjaga keharmonisan relasi antar sesama manusia, perempuan Jawa didoktrin untuk selalu patuh pada nilai-nilai tersebut. Sesungguhnya, nilai-nilai keharmonisan yang didewakan oleh adat Jawa merupakan diskriminasi yang dilakukan oleh kaum patriarki demi merebut subjektivitas perempuan sebagai manusia yang bebas. Kartini, sebagai manusia perempuan Jawa, mengalami langsung diskriminasi ini sehingga membuatnya selalu dijadikan objek oleh adat. Transendensi merupakan cara yang dapat membuat perempuan meraih kembali subjektivitas dan kebebasan tersebut. Namun Kartini tidak bisa melampaui imanensinya, sehingga membuatnya tetap berada pada posisi subordinat di dalam adat Jawa.

Javanese women’s live are ironic. They are always embedded with values that bounding her freedom. With motivation for keeping harmony in human relation, Javanese woman obediently doctrined for that values. Actually, harmony values that divined by Javanese tradition are discrimination doing by patriarchist to clutched women’s subjectivity as a free human. Kartini, as a Javanese woman, directly experience this discrimination, so make her always becoming object by Javanese tradition. Transcendence is the only way that can make women reach back her subjectivity and freedom. But, Kartini can not beyond her immanence, so make her always still at subordinate point in Javanese culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>