Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Krisna Wibowo
"Penelitian ini membahas mengenai permasalahan yang terjadi didalam Prasasti Pupus. Prasasti Pupus merupakan prasasti koleksi Museum Nasional Indonesia dengan nomor Inventaris 24. Prasasti ini mengalami banyak korosi khususnya pada bagian pertanggalan sehingga menyebabkan keraguan mengenai keotentikan dan kredibilitas prasasti tersebut. Dari kritik teks yang dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa Prasasti Pupus dikeluarkan pada masa Dyah Balitung yaitu pada tahun 822 Saka. Isi dari Prasasti Pupus menyebutkan tentang penetapan wilayah desa Pupus sebagai sima karena merupakan tanah yang diwariskan dari tokoh Rahyangta Sanjaya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode epigrafis yang sama dengan metode sejarah dengan adanya kritik teks sebagai metode dalam arkeologi untuk menentukan keotentikan dan kredibilitas data. Data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Prasasti Pupus sebagai data primer dan data prasasti-prasasti yang sezaman khusus masa Kadiri dan Mataram Kuna sebagai data sekunder atau pembanding.

This research discusses the problems that occur in Pupus Inscription. Pupus Inscription is an inscription of collection of National Museum of Indonesia with Inventory number 24. This inscription experienced a lot of corrosion especially on the part of the date causing doubts about the authenticity and credibility of the inscription. From the textual criticism conducted in this study note that Pupus Inscription issued during the Dyah Balitung in 822 Saka. The contents of Pupus Inscriptions tell about the determination of Pupus village area as sima because it is a land inherited from figures Rahyangta Sanjaya. The method used in this study is the same epigraphic method with historical method with the existence of textual criticism as a method in archeology to determine the authenticity and credibility of the data. The data to be used in this research is Pupus Inscription as primary data and data of inscriptions of special contemporaries of Kadiri and Mataram Kuna period as secondary data or comparison.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terrylia Feisrami
"Prasasti Rongkab merupakan sebuah prasasti berangka tahun 823 Śaka dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung yang berkuasa pada tahun 820 hingga 832 Śaka. Prasasti Rongkab berisi mengenai peringatan akan diberikannya anugerah berupa pembebasan pajak akan kepemilikan kaṭik kepada para tetua Desa Rongkab oleh Sang Pamegat Umanggit yang bernama Pu Parwata. Kaṭik merupakan kasus yang unik di dalam Prasasti Rongkab karena biasanya hanya disebut dalam hal yang menyangkut pertanian, maka kajian ini akan membahas kaṭik dari sudut pandang berbeda. Selain itu, Prasasti Rongkab sendiri akan dikupas secara lebih mendalam, baik dari segi epigrafis maupun segi arkeologis.

Rongkab inscription dated back to 823 Śaka and it was written under the rule of Rakai Watukura Dyah Balitung who reigned from 820 until 832 Śaka. The Rongkab inscription commemorated the gift given by the Sang Pamegat Umanggit named Pu Parwata to the elders of Rongkab village so they could have one kaṭik free of tax. Kaṭik was a unique case in Rongkab inscription since it was only mentioned in farm-related things in other inscriptions, thus this study would talk about kaṭik using different point of view. In addition, the Rongkab inscription itself would be studied more deeply, both epigraphically and archaeologically."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phinkan Arrini
"Prasasti Leran merupakan prasasti yang dikeluarkan pada masa Majapahit akhir. Prasasti Leran berisi mengenai pengukuhan kembali daerah Batwan. Pengukuhan kembali suatu daerah sangatlah jarang ditemukan pada prasasti-prasasti Majapahit, terlebih lagi Prasasti Leran menjelaskan bahwa Sima Batwan diperuntukan untuk penyembahan Dewa Wisnu. Selain itu Prasasti Leran memiliki struktur penulisan yang tidak biasa dituliskan dan memuat unsur keagamaan yang kental mengenai turunnya Dewa Wisnu ke dunia untuk mengajari manusia tentang ilmu.

Leran Inscription is inscription that was written in the end of Majapahit era. Leran Inscription tell about recommemorated Sima Batwan. In fact, inscription that contains about recommemorated an area is so not common found in the Majapahit Inscriptions, moreover this inscription give information that Sima Batwan is for Wisnu temple. Leran Inscription rsquo structure is not common written in the Majapahit era and this inscription is dominant about religious matters that Wisnu is descended to the earth and teach human about knowledge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S69870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad Saputra
"Prasasti Tamban dari Banjar merupakan sebuah prasasti kayu ulin yang beraksara Jawi dan berbahasa Banjar. Tahapan penelitan yang digunakan adalah tahap heuristik, tahap kritik teks, tahap interprestasi, dan tahap historiografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui isi serta analisis isi dari prasasti Tamban, serta melihat kedudukan prasasti ini dalam sejarah Kerajaan Banjar. Hasil penelitian menunjukan bahwa prasasti Tamban ini berisi aturan regional yang berbentuk larangan yang ditulis oleh tetuha kampung atas dasar perintah Sultan Adam. Larangan-larangan tersebut diantaranya adalah memainkan meriam bambu, taruhan, serta mencuri bambu-bambu yang sudah ditebang. Kedudukan prasasti ini dalam sejarah Kerajaan Banjar adalah sebagai peraturan yang bersifat regional yang berlaku di daerah tertentu dan hanya dituliskan oleh tetuha kampung berdasarkan Undang-Undang Sultan Adam.
Tamban inscription from Banjar is an ironwood inscription with Jawi script and Banjar language. The research stages used are the heuristic stage, the stage of textual criticism, the stage of interpretation, and the stage of historiography. The purpose of this study was to determine the contents and analysis of the contents of the Tamban inscription, and see the position of this inscription in the history of the Banjar Kingdom. The results showed that the Tamban inscription contained regional rules in the form of a ban written by the village head on the orders of Sultan Adam. These prohibitions include playing bamboo cannon, betting, and stealing bamboo that has been cut down. The position of this inscription in the history of the Banjar Kingdom is as a regional regulation that applies in certain regions and is only written by the village head based on the Law of Sultan Adam."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sadiono Budi
"Prasasti Ayamteas I adalah prasasti pertama yang menyebutkan tentang ketentuan pembatasan usaha perdagangan dan usaha kerajinan di desa-desa Sima yang termasuk wilayah Ayam Teas. Daerah Sima menurut pengertiansebelumnya adalah sautu daerah dimana masyarakatnya dibebaskan dari kewajiban membayar pajak. Akan tetapi setelah adanya ketentuan pembatasan usaha perdagangan dan usaha kerajinan, maka di daerah sima masyarakatnya tidak lagi dibebaskan dari kewajiban membayar pajak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isa Akbarulhuda
"Prasasti Horṛn merupakan prasasti tembaga yang ditemukan di Kediri. Prasasti Horṛn sering dikaitkan dengan Perang Bubat yang terjadi di masa Majapahit. Prasasti ini hanya berisikan sambandha tanpa menyebutkan tahun ataupun nama raja, sehingga membuat beberapa peneliti memiliki pendapat masing-masing tentang Prasasti Horṛn. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian ulang terhadap prasasti Horṛn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kronologi relatif dari Prasasti Horṛn dan menyusun rangkaian sejarah menggunakan data-data teraktual. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian epigrafi yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prasasti Horṛn bukan berasal dari masa Majapahit, melainkan dari masa pemerintahan Mapañji Garasakan sekitar tahun 1050 Masehi yang ditulad pada masa Majapahit. Peristiwa yang dituliskan dalam prasasti Horṛn menunjukkan terjadinya serangan musuh Sunda ke Desa Horṛn dengan musuh Sunda yang dimaksud adalah Samarawijaya, Raja Pañjalu sekaligus anak Dharmawangsa Tguh, yang menjadi raja vasal di Jawa Barat. Penelitian ini juga mendukung pernyataan Boechari bahwa Prasasti Horṛn dibuat pada zaman yang sama dengan Mapañji Garasakan.

Horṛn inscription is a copper plate inscription found in Kediri. Horṛn inscription often associated with Perang Bubat in Majapahit era. Horṛn Inscription doesn’t mention chronology or the king’s name, it makes some researchers have some difference ideas about Horṛn inscription, therefore this study is important to re-examine this inscription. The purpose of this study is to know the relative chronology of Inscription of Horṛn and composing historical story with newer data and research. The method used in this study is epigraphy method which are heuristic, critics or analyzed, interpretation, and historiography. The Result of this study shows that the inscription of Horṛn was not from Majapahit era, but from Garasakan era around 1050 D.C and copied in Majapahit era. The event written in Horṛn inscription showed about invasion of the enemy from Sunda to Horṛn village. The enemy from Sunda refer to Samarawijaya, King of Pañjalu, son of Dharmawangsa Tguh. Another result of this study is support the statement from Boechari that Horṛn inscription was promulgated at the same time with Mapañji Garasakan’s era"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Indraswari
"Prasasti Rayung yang berada di Museum Nasional, Jakarta. Prasasti Rayung tidak memiliki unsur pertanggalan dan memiliki keunikan yang tidak dimiliki prasastiprasasti lainnya. Prasasti Rayung berisi mengenai penetapan desa Rayung sebagai sima karena masyarakat Rayung membuat bangunan suci untuk dewa di Paru. Ditinjau dari unsur paleografis dan isi pada prasasti Rayung ditemukan ketidakcocokan untuk menetapkan perkiraan masa pembuatan prasasti ini sehingga diperkirakan merupakan prasasti tinulad. Pada penelitian ini dilakukan pembuktian keaslian prasasti Rayung sebagai sumber data sejarah dan meletakan prasasti Rayung dalam kronologi sejarah kuno.

The focus of this study is Rayung inscription that is kept at National Museum, Jakarta. Rayung inscription does not contain dating element and has unique feature that other inscriptions do not possess. Rayung inscription contains the establishment of sīma in the village of Rayung because the citizen of Rayung built a holy temple for gods in Paru. From the paleography and the content of this inscription, it is found that there is incompatibility to estimate the period which this inscription was made thus leading to the conclusion that this inscription is tinulad. This study also functions as historical data sources and put this inscription on chronology of ancient history."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kembang Dini Rachmawati
"Prasasti Tandess merupakan salah satu data epigrafi dan juga sumber sejarah tertulis yang menyebutkan nama Kyai Tumenggung Puspanegara. Prasasti tersebut terletak di Komplek Makam Puspanegara, Gresik. Isi dari Prasasti Tandes penting untuk diketahui karena sedikit banyak mampu menggambarkan dinamika kekuasaan dan pemerintahan pusat dan daerah di Jawa di sekitar masa kekuasaan Kyai Tumenggung Puspanegara. Penelitian ini menganalisis Prasasti Tandes dengan kritis dan disertai catatan terkait penulisan dan isi prasasti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setidaknya terdapat beberapa hal yang dikemukakan dalam Prasasti Tandes, yaitu peran seseorang bernama Kyai Tumenggung Puspanegara, suatu daerah bernama Tandes, serta peristiwa Perang Suksesi Jawa II.

Tandes Inscription is one of a few epigraphical data and also written history source mentioning the name of Kyai Tumenggung Puspanegara. The inscription is located in Puspanegara Cemetery, Gresik. Its contents are important because it informs us some aspects of the dynamics of central and regional authority and government in Java during the reign of Kyai Tumenggung Puspanegara. The study shows some information written in Tandes Inscription, which are the role of Kyai Tumenggung Puspanegara, a place called Tandes, and also The Javanese Succession War II.;;"
2015
S58216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardianti
"Prasasti Batur terdiri dari tiga lempengan tembaga. Prasasti tidak berangka tahun tetapi berdasarkan isi prasasti diperkirakan berasal dari Ratu Tribhuwanottuṅgadewī Jayawişņuwarddhanī. Pada lempeng A Prasasti Batur menyebutkan nama-nama tokoh yang berkenaan dengan birokrasi di Majapahit yang terdiri dari Rakryān Mantri ri Pakirakirān, Dharmmādhyakşa dan para Dharmmopapatti. Pada lempeng B dan C berisi mengenai pembagian waktu-waktu pemujaan kepada Sang Hyang Kabuyutan di Kalyasěm dan Sang Hyang Kabuyutan di Kalihan yang harus dilakukan oleh maņḍala di Kaņḍawa, Talun, Wasana dan di Sāgara. Disebutkan juga mengenai penjagaan batur di Talun. Nama-nama maņḍala tersebut juga diceritakan dalam kitab Tantu Panggelaran dan Nagarakrtagama.

Batur Inscription consists of three copper plates. The inscription no mention of date. However, based on the inscription content, it is predicted originally from Tribhuwanottuṅgadewī Jayawişņuwarddhanī era. The plate A of Batur Inscription mentioned figure names related to bureaucracy in Majapahit which consists of Rakryãn Mantri ri Pakirakirãn, Dharmmãdhyakşa and the Dharmmopapattis. Plate B and C contain allocation of worship times to The Sang Hyang Kabuyutan in Kalyasěm and Sang Hyang Kabuyutan in Kalihan which had to be conducted by maņḍala in Kaņḍawa, Talun, Wasana and Sāgara. It is also mentioned about batur custody in Talun. The maņḍala names also being narrated in the book of Tantu Panggelaran and Nagarakrtagama."
2016
S62453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sinta A Isyah Debeturu
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan kajian epigrafi terhadap Prasasti Widodaren. Penelitian ini menggunakan metode yang biasanya juga digunakan dalam penelitian sejarah. Metode tersebut diringkas menjadi tiga tahap, yaitu pengumpulan data heuristik , pengolahan data kritik , dan interpretasi. Prasasti Widodaren merupakan prasasti yang unik karena dibuat oleh kalangan cendikiawan, bukan berisi titah raja atau orang yang berkuasa sebagaimana biasanya prasasti dituliskan. Prasasti ini menyebutkan satu dari caturbhasma??ala-empat ma??ala utama yang dalam N?garak???gama disebutkan sebagai milwang atau tambahan- yaitu Ma??ala Kasturi, yang oleh para ahli diidentifikasikan sebagai ma??ala yang mewakili arah barat dan kira-kira berlokasi di Turen, Kabupaten Malang. Sesuai dengan perkiraan para ahli epigrafi serta penyebutannya dalam beberapa naskah klasik, prasasti ini ditemukan di Kecamatan Dampit yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Jika betul kesesuaian tersebut, maka penelitian ini dapat menjadi titik terang pencarian caturbhasmandalaala yang selama ini belum ditemukan.

ABSTRACT
This research is an epigraphical study of Widodaren inscription. This research is using method that is usually used in history research. The history method was consist of four stage, but in this reseacrh has been compacted as needs of the research, which are heuristic, critics, and interpretation. Widodaren Inscription is a unique inscription that made by religious intellectual and not containing king rsquo s command or people that hold the power at that time, that usually what inscription were for. This inscription mentioned one of caturbhasmama ala four main ma ala that in N garak gama named ldquo milwang rdquo or addition Ma ala Kasturi, that by experts indentified represent west aim located in Turen, Kabupaten Malang. Appropriate with those statements from the epigrapher experts and the mentioned of it in many Indonesian classic manuscripts, this inscription was found in Kecamatan Dampit, that directly border with Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. If all the statements are true, it means this research can be the point of light of caturbhasmandala's trace that never been found in long time. "
2016
S66043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>