Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khoirun Nisa Aulia Sukmani
"Tesis ini mendiskusikan mengenai proses penciptaan karya fotografi dalam konteks lifeworld fotografer di dunia nyata dan dunia maya. Dalam kedua dunia tersebut tidak menutup kemungkinan kehidupan pribadi dan publik fotografer melebur menjadi satu sebagai dasar dalam proses penciptaan karya fotografi. Pendekatan sosial media ethnography digunakan untuk melihat aktivitas media sosial yang dilakukan secara online juga dipengaruhi oleh aktivitas secara offline. Instagram merupakan tempat bagi fotografer untuk beraktivitas secara online dan mempublikasikan karya yang telah diciptakan. Penelitian ini memerlukan waktu selama April 2018 sampai dengan September 2018. Sebagai fotografer yang merasa dirinya berada dalam kehidupan masyarakat, dan akan memperlihatkan karya yang diciptakannya mampu menunjukkan kebermaknaan diri dan karyanya. Analisis lifeworld memberikan 3 (tiga) rangkaian proses dalam penciptaan karya yaitu (1) proses pandangan; (2) proses interaksi; dan (3) proses imajinasi di mana dalam masing-masing proses memiliki hubungan satu dengan lainnya untuk memberikan an imaginative message terhadap karya fotografi yang telah diciptakan. Kemana arah karya fotografi akan dilabuhkan menjadi dasar penciptaan karya itu sendiri, menciptakan karya yang memiliki makna bagi penonton merupakan tanggung jawab besar yang harus dipenuhi oleh fotografer. Instagram sebagai tempat pameran maya, merupakan wadah bagi fotografer untuk dapat menunjukkan kebermaknaan diri dan karyanya, serta menempatkan karya fotografinya sebagai manfaat bagi orang lain yang menontonnya. Simpulannya adalah lifeworld fotografer dalam dunia maya dan dunia nyata merupakan bagian penting dalam proses penciptaan, serta kepekaan yang timbul dari pribadi lain juga penting dalam bagian proses penciptaan karya fotografi.

This Thesis discusses the process of creating photography in the context of lifeworld photographers in the real world and cyberspace. In both worlds it does not rule out the possibility that the photographers personal and public life will become one as the basis for the process of creating photography. The social media ethography approach used to view social media activities conducted online is also influenced by offline activities. Instagram is a place for photographers to move online and publish works that have been created. This research requires from April 2018 to September 2018. As a photographer who feels in the life of the community, and will show the work that created is able to show the meaning of self and works. Lifeworld analysis provides 3 (three) processes in the creation of works, namely (1) the process of view; (2) the interaction process; and (3) the process of imagination in which each process has a relationship with one another to provide an imaginative message to the photography work that has been created. Where the direction of the photography work will be anchored becomes the basis of the work itself, creating a work that has meaning for spectactor who is responsible for the photographer. Instagram as a virtual exhibition venue, is a place for photographers to be able to show the meaning of themselves and thei work, and place their photography works as benefits for others who watch them. The conclusion is that lifeworld photographers in cyberspace and the real world are an important part of the creation process, and the sensitivity arising from other personalities is also important in the part of the process of creating photography works."
2018
T52177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J.A.N Putri Siregar
"Sosial Instagram Produk Madmilk di GarisTemu
Hokkaido series adalah produk terbaru yang dikeluarkan oleh Madmilk
dengan dua varian baru yaitu varian rasa Ube dan HAM&Cheese. Berdasarkan hal
tersebut, penulis menyusun Tugas karya akhir ini dengan membahas mengenai
kegiatan pengelolaan media sosial dalam meningkatkan awareness untuk produk
Hokkaido series dengan menggunakan metode AISAS. Produk Madmilk
menggunakan media sosial Instagram sebagai platform dalam beriklan. Tujuan
utamanya yaitu meningkatkan brand Awareness mengenai varian terbaru dan
meningkatkan penjualan produk. Berdasarkan pengamatan selama 3 bulan
magang, online marketing campaign berpengaruh secara signifikan pada kelima
variabel AISAS dalam meningkatkan awareness di media sosial.

Sosial Instagram Produk Madmilk di GarisTemu
The Hokkaido series is the latest product released by Madmilk with two
new variants, namely the Ube and HAM&Cheese flavor variants. Based on this,
the authors compiled this final project by discussing social media management
activities in increasing awareness for Hokkaido series products using the AISAS
method. Madmilk products use social media Instagram as a platform for
advertising. The main goal is to increase brand awareness about the latest
variants and increase product sales. Based on observations for 3 months of
internship, online marketing campaigns have a significant effect on the five AISAS
variables in increasing awareness on social media.
"
Depok: Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Chiquita Carolyne
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan keputusan konsumen dan hal-hal yang turut berperan dalam melakukan pembelian produk fashion di sosial media Instagram menggunakan konsep pembuatan keputusan pembelian klasik dari Engel, Kollat, dan Blackwell yang telah diaplikasikan di beberapa jurnal pembelian online terdahulu dan dikembangkan oleh Darley, Blankson, dan Luethge pada tahun 2010 untuk model keputusan pembelian online. Dengan menggunakan metode induktif kualitatif dan melakukan wawancara mendalam pada pengguna yang pernah melakukan pembelian online di Instagram, ditemukan bahwa proses pembuatan keputusan konsumen yang diambil tidak membentuk model yang linier seperti yang dikemukakan sebelumnya, namun membentuk model yang lebih kompleks dan fleksibel antar tahap, dimana ketika berada di suatu tahap, informan dapat maju ke tahap berikutnya atau kembali ke tahap sebelumnya. Tahapan tersebut adalah Pemebelian vs Browsing, Multi-pencarian, Komparatif vs Konsisten, Beli dan Transfer, serta Tahap Penghindaran Toko, Pembelian Ulang, Testimonial Rekomendasi. Ditemukan pula hal-hal yang turut berperan dalam pembuatan proses pembelian tersebut adalah keadaan karakteristik indivdual, keadaan situasional ekonomi, karakteristik produk, atribut pelayanan toko, serta kelompok referensi.

The research aim to explore the process of consumer decision making and related things that have roles in fashion product purchases on Instagram social media using the classic decision making concept from Engel, Kollat, and Blackwell that have been applied on prior several online purchasing journal and also developed by Darley, Blankson, and Luethge in 2010 for online purchase decision making model. Using qualitative inductive method by doing in depth interview to users that also consumers of Instagram online purchasing, it is found that the consumer decision making process does not create a linear model as has been proposed earlier, but more complicated and flexible between stages which informant can move to the next stage or go back to the prior stage. The stages are Buying vs Browsing, Multi search, Comparative vs Consistent, Purchase and Transfer, and Store avoidance, repurchase, testimonials and recommendation. The study also found that individual characteristics, situational economic situation, product characteristics, store attributes services, and reference group take parts in shaping consumer purchase decision making process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditama Rizky Noviandry
"Penelitian ini membahas mengenai penjinakan hasrat yang terjadi di dalam ranah Instagram oleh pihak kapitalisme terhadap para pengguna Instagram. Penulis menggunakan pendekatan fenomenologis yang mana penulis melihat kebebasan yang terjadi di dalam menggunakan media sosial Instagram hanya sebuah kebebasan semu belaka. Para pengguna Instagram telah diarahkan dalam penyaluran hasratnya dalam menggunakan Instagram sehingga tidak adanya lagi kebebasan, karena dalam penyaluran hasratnya mereka sudah dikotak-kotakkan ke dalam kotak-kotak tertentu agar hasrat mereka dapat tersalurkan.

This research is focused to explain about desire taming that occurs in Instagram by capitalism to the Instagram user. Writer used phenomenology approach to examine where the the writer sees that the freedom that happened when using Instagram as social media just a sheer freedom. The user of Instagram have been directed in channeling his desire in using the Instagram so there is no more freedom, because in channeling his desire, the user have been directed to some boxes so that their desire can be channeled."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Hendra Maharani
"Munculnya beauty influencer di industri kecantikan, dapat mempengaruhi publik melalui iklan testimonial yang dibuatnya khususnya produk kosmetik. Namun dalam praktiknya, tidak semua beauty influencer melakukan iklan testimonial sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sehingga jika terjadi kerugian konsumen, influencer kecantikan dapat dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, tesis ini bermaksud untuk menganalisis mengenai tanggung jawab beauty influencer atas hasil iklan testimonial yang dibuat di Instagram dengan terlebih dahulu mengkategorikan influencer kecantikan sebagai bisnis periklanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa beauty influencer dapat dikatakan sebagai pelaku usaha periklanan jika memenuhi kategori sebagai berikut: tertentu. Hasil analisis mengenai konstruksi akuntabilitas menunjukkan bahwa influencer kecantikan dapat dimintai pertanggungjawaban iklan dibuat. Namun, tidak jelas sejauh mana tanggung jawabnya his yang harus dilakukan karena tidak ada pengaturan lebih lanjut. Berdasarkan hal-hal Oleh karena itu, perlu dibentuk undang-undang periklanan di Indonesia Indonesia yang secara khusus mengatur periklanan menurut definisinya bisnis periklanan yang diperluas
The emergence of beauty influencers in the beauty industry can influence the public through testimonial advertisements that they make, especially cosmetic products. However, in practice, not all beauty influencers do testimonial ads in accordance with applicable regulations. So that if there is a consumer loss, beauty influencers can be held accountable in accordance with applicable regulations. Therefore, this thesis intends to analyze the responsibility of beauty influencers for the results of testimonial advertisements made on Instagram by first categorizing beauty influencers as an advertising business. This study shows that a beauty influencer can be said to be an advertising business actor if it meets the following categories: certain. The results of the analysis on the construction of accountability shows that beauty influencers can be held accountable for advertising created. However, it is not clear to what extent his responsibility should be carried out as there is no further arrangement. Based on these matters, it is necessary to establish an advertising law in Indonesia Indonesia which specifically regulates advertising by definition an expanded advertising business"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qoini Yuliaswara
"Organisasi Informasi saat ini telah berkembang bersamaan dengan kemajuan teknologi. Galeri, salah satunya, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjalankan visi dan misinya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan dampak yang dirasakan oleh penyelenggara Galeri dalam menggunakan sosial media Instagram, serta mendeskripsikan perasaan nyata dari penyelenggara Galeri selama pameran berlangsung sebagai imbas penggunaan Instagram. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan dampak yang dirasakan oleh penyelenggara Galeri yaitu semakin ramainya pengunjung yang mendatangi pameran sebab tersampaikannya informasi pameran kepada masyarakat luas di akun Instagramnya. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis peneliti yang menemukan perkembangan akun Instagram dan pertumbuhan kedatangan pengunjung ke Galeri. Penelitian ini akan berguna bagi organisasi informasi apapun untuk mengetahui pentingnya penggunaan sosial media. Sebagaimana era telekomunikasi yang semakin maju memberikan akses kemudahan masyarakat untuk menemukan dan menyebarkan apapun yang diinginkan, sehingga Galeri juga mendapatkan manfaat yang besar dalam penggunaan salah satu media sosial, yaitu Instagram, dalam penyebaran informasinya. Penelitian dampak penggunaan sosial media adalah salah satu penelitian yang sering ditemukan. Akan tetapi, penelitian dampak penggunaan sosial media pada galeri ini dilakukan di galeri yang ada di Indonesia, dengan konsep unik yang memiliki basis bersama dengan galeri lainnya.

Information organizations today have developed along with technological advances. The gallery, for one, utilizes technological advances to carry out its vision and mission. The aim of this research is to identify the impact felt by Gallery organizers in using social media Instagram, as well as to describe the real feelings of Gallery organizers during the exhibition as a result of using Instagram. The type of research used is qualitative research with data collection techniques in the form of interviews and observations. The results of the research show that the impact felt by the gallery organizers is that more and more visitors come to the exhibition because exhibition information is conveyed to the wider public on their Instagram accounts. This can be seen from the results of research analysis which found the development of Instagram accounts and the growth in visitor arrivals to the Gallery. This research will be useful for any information organization to understand the importance of using social media. As the increasingly advanced era of telecommunications provides easy access for people to find and disseminate whatever they want, so the Gallery also gets great benefits from using one of the social media, namely Instagram, in disseminating information. Research on the impact of social media use is one of the studies that is often found. However, research on the impact of the use of social media in this gallery was carried out in galleries in Indonesia, with a unique concept that has a common basis with other galleries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Sugiarti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya keterlibatan netizen pada media sosial Instagram@bnn_cegahnarkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis isi konten, keterlibatan netizen dan merekomendasikan strategi dalam meningkatkan keterlibatan netizen pada media sosial instagram @bnn_cegahnarkoba.
Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori civic engagement, didukung dengan teori Ketahanan Nasional, teori kampanye sosial, teori komunikasi persuasif, teori media sosial,teori analisis isi dan teori fungsi komunikasi massa.
Metode penelitian menggunakan mixed methods (sekuensial eksplanatory), tahap pertama dilakukanpendekatan kuantitatif analisis isi kemudian tahap kedua dilakukan pendekatan kualitatif dengan wawancara. Objek penelitian ini adalah pada 64 konten pada instagram @bnn_cegahnarkoba (oktober-desember 2018). Instrumen analisis isi terdiri dari informasi, edukasi, persuasi rasional dan persuasi emosional. Teknik analisis data pada analisis isi kuantitatif berupa analisis deskriptif, analisis hubungan antar kategori dengan Pearson Correlations dananalisis bedaselanjutnya analisis data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Isi konten pada media sosial @bnn_cegahnarkoba adalah berupa konten informasi sebesar 84, 4% dan konten peruasi emosional sebesar 15, 6 %. Konten persuasi emosional berkorelasi positif pada keterlibatan aktif netizen sehingga strategi yang perlu dilakukan yaitu meningkatkan konten persuasi emosional agar keterlibatan netizen dapat meningkat.

This research is motivated by the problem of lack of involvement of netizens on social media Instagram @ bnn _cegahnarkoba. The purpose of this study was to analyze the content, the involvement of netizens and recommend strategies to increase the involvement of netizens on social media instagram @bnn_cegahnarkoba.
The main theory used in this research is the theory of civic engagement, supported by the national security theory, the theory of social campaigns, persuasive communication theory, theory of social media, content analysis theory and the theory of mass communication functions.
The research method using mixed methods (sequential explanatory), first stage of quantitative content analysis approach then the second stage qualitative approach with interviews. The object of this study is on the 64 content on instagram @bnn_cegahnarkoba (October-December 2018). The instrument consists of a content analysis of information, education, rational persuasion and emotional persuasion. Data analysis techniques in the form of quantitative content analysis of descriptive analysis, analysis of the relationships between categories with different analysis Pearson Correlations and subsequent analysis of qualitative data.
The results showed that Content @bnn_cegahnarkoba content on social media is a form of information content by 84, 4% and emotional peruasi content by 15, 6%. The content of emotional persuasion positive correlation between active involvement netizen that strategy needs to be done is to improve the content of emotional persuasion in order to increase the involvement of netizens."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Yusrina Azzahra
"Dengan perkembangan teknologi, media sosial muncul sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan kesadaran dan menyebarkan pengetahuan tentang berbagai masalah di ruang online. Karena media sosial dapat memfasilitasi komunikasi many-to-many, sebuah organisasi dapat menggunakannya untuk kampanye advokasi sosial mereka yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menyebarkan pengetahuan dalam berbagai subjek. I Am Okay adalah salah satu contoh kampanye advokasi sosial di media sosial yang mengadvokasi masalah kesehatan mental remaja. Guo dan Saxton mengemukakan bahwa media sosial membantu pekerjaan advokasi organisasi, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan media sosial I Am Okay berdasarkan model advokasi berbasis media sosial oleh Guo dan Saxton. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari konten dan aktivitas pada akun Instagram I Am Okay. Dari pengumpulan dan analisis data, ditemukan bahwa I Am Okay dapat mengkomunikasikan kerja advokasi mereka ke jaringan audiens dengan memanfaatkan fitur di Instagram.

With the expansion of technology, social media emerged as a powerful tool to raise awareness and spread knowledge about issues in online spaces. As social media can facilitate many-to-many communication, an organization can use it to raise awareness and spread knowledge in multiple subjects for its social advocacy campaign. I Am Okay is one example of a social advocacy campaign on social media advocating youth mental health issues. As Guo and Saxton argue that social media help organizations with their advocacy work, this research aims to analyze the utilization of social media of I Am Okay based on Guo and Saxton's social media-based advocacy model. The data for this research is collected from content and activities on I Am Okay Instagram account. From the data collection and analysis, it is found that I Am Okay can communicate with a network of audience about its advocacy work by utilizing the features on Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
M. Urfi Setiawan Fudaili
"Artikel ini membahas mengenai perilaku konsumtif di media sosial melalui kajian atas gaya busana seorang selebritas, dalam hal ini penyanyi Syahrini di media Instagram. Di era postmodern seperti saat ini, perilaku konsumeris yang dilakukan oleh masyarakat konsumen sudah jamak terjadi, yang pada akhirnya berujung pada fenomena gaya hidup konsumerisme. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep masyarakat konsumeris yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard. Syahrini, sebagai seorang selebritas, dengan memanfaatkan media sosial Instagram tidak lagi hanya mengonsumsi produk-produk mewah miliknya tersebut, melainkan mengonsumsi citra yang ditawarkan oleh produk-produk tersebut. Ia tidak lagi mengonsumsi objek hanya karena kegunaan atau fungsi dari suatu objek konsumsi, melainkan karena citra atau tanda dari objek tersebut.

This article discusses about consumer behavior in social media by analyzing a celebrity’s fashion, in this case Indonesian pop singer Syahrini in Instagram. In this post-modern era, consumer behavior conducted by the consumer society is happening, which ultimately led to the phenomenon of concumerism lifestyle. This research conducted by using the concept of consumer society by Jean Baudrillard. Syahrini, as a celebrity, by utilizing social media Instagram, not only consumes her luxury products, but also consumes the image that is offered by the products. She is no longer consuming an object simply because of the usability or functionality of consumption’s object, but because of its image or its sign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Paramitha Radhyani Putri
"Selama beberapa tahun terakhir, media sosial dan influencer telah menjadi tren pemberontakan dalam industri komunikasi. Di antara platform lain, Instagram telah mendapatkan popularitasnya sebagai saluran terbaik untuk merek yang bekerja dengan komunitas influencer untuk tujuan kampanye. Kampanye #NoFilterNoFuture oleh BRITA adalah salah satu dari sekian banyak contoh kampanye sukses luar biasa yang memanfaatkan influencer media sosial dan juga Instagram sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial, yaitu polusi plastik laut. Artikel ini akan memeriksa bagaimana influencer media sosial dapat digunakan sebagai strategi yang efektif untuk merek untuk mempromosikan masalah sosial.
Over the past few years, social media and influencers have been an uprising trend within the communications industry. Amongst other platforms, Instagram has gained its popularity as the best channel for brands that work with the influencers community for campaign purposes. The #NoFilterNoFuture campaign by BRITA is one of the many examples of an astoundingly successful campaign that utilizes social media influencers as well as Instagram as a platform to raise awareness about a social issue, that is, ocean plastic pollution. This article is going to examine how social media influencers could be use as an effective strategy for brands to promote a social issue. 

"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>